• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN SYARIAH TENTANG SISTEM DUAL BANKING PADA BANK BPD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN SYARIAH TENTANG SISTEM DUAL BANKING PADA BANK BPD "

Copied!
104
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUN PUSTAKA

Tinjauan Teoritis

Berdasarkan pandangan di atas, dapat dipahami bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan yang bergerak di bidang perbankan yang menjalankan fungsi penghimpunan dana, penyaluran dana/pembiayaan, dan memberikan jasa keuangan kepada nasabah berdasarkan prinsip ekonomi Islam. Bank syariah mempunyai prinsip-prinsip dasar yang harus dihormati dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, hal ini disebabkan karena bank syariah dalam menjalankan kegiatan syariahnya harus dilakukan oleh beberapa unsur yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar hukum Islam. landasan yang kuat bagi pengelola perbankan syariah. Ayat di atas berisi teguran bagi orang-orang yang menjadi pelaku riba, oleh karena itu keberadaan perbankan syariah merupakan wujud kepedulian terhadap aliran prinsip-prinsip Islam dalam simpul-simpul kehidupan perekonomian. melarang praktek riba, maka sebaliknya perbankan syariah hadir dengan sistem jual beli dan sistem kerjasama.

Prinsip dasar perbankan syariah di atas merupakan prinsip yang mutlak dijalankan dalam sistem perbankan syariah saat ini. Lembaga perbankan syariah tidak berhak menggunakan sistem yang sama dengan perbankan konvensional, karena dalam perbankan syariah seluruh operasionalnya mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). ). . Berdasarkan pandangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem perbankan ganda merupakan suatu sistem operasional dalam perbankan yang memadukan dan memperluas sekaligus sistem perbankan konvensional dan perbankan syariah yang bercirikan sistem suku bunga dengan sistem bagi hasil dalam syariah. budaya.dunia. perbankan.

Meskipun terdapat kesamaan dalam kegiatannya, namun bank konvensional dan bank syariah mempunyai perbedaan yang signifikan antara keduanya secara prinsip. Perbedaannya terletak pada penentuan keuntungan, perbankan syariah menentukan keuntungan berdasarkan akad syariah sedangkan perbankan konvensional menentukan keuntungan berdasarkan tingkat suku bunga. dibebankan kepada nasabah Berdasarkan tabel di atas, perbedaan sistem yang diterapkan perbankan konvensional dan perbankan syariah terletak pada sistem operasional yang dijalankan keduanya untuk mencari keuntungan.

Tinjauan Konseptual

Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa sistem bagi hasil yang dikelola oleh Bank BPD SulsebarPinrang hampir sama dengan perbankan syariah pada umumnya, hanya saja skema bagi hasil dapat diterapkan. Berdasarkan hasil penelitian pada Bank BPD Sulselbar Pinrang ditemukan nisbah bagi hasil pada tabel berikut. Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa nisbah bagi hasil yang diterapkan Bank BPD Sulselbar Pinrang pada simpanan syariah hampir sama antara bagi hasil yang diberikan kepada nasabah dan bank.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa nisbah bagi hasil Bank BPD Sulselbar Pinrang mengacu pada hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana yang dilakukan oleh Bank BPD Sulselbar Pinrang. Bagi hasil di Bank BPD Sulsebar bersifat fleksibel, artinya menyesuaikan dengan tingkat keuntungan yang dicapai perbankan. Ketentuan bagi hasil pada Bank BPD Sulsebar Pinrang biasanya di akhir bulan kita melihat hasil bank tersebut.

Ketentuan bagi hasil yang diterapkan pada Divisi Syariah Bank BPD Sulselbar Pinrang didasarkan pada keuntungan akhir periode yang lalu, yang selanjutnya diberikan kepada nasabah tabungan atau penabung. Peningkatan bagi hasil yang diberikan kepada penabung sangat bergantung pada tingkat keuntungan yang dicapai bank syariah.

Gambar 2.2  Bagan Kerangka Pikir  Bank BPD SULSELBAR
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Bank BPD SULSELBAR

Bagan Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data yang digunakan
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Produk bagi hasil berdasarkan akad mudharabah dalam sistem perbankan syariah merupakan produk korporasi atau investasi. Cara kerja operasional Unit Syariah pada Bank BPD Sulselbar Pinrang menerapkan sistem bagi hasil atas dana nasabah yang dihimpun dalam bentuk tabungan, deposito, dan giro yang dilakukan dalam bentuk bagi hasil dengan nisbah bagi hasil berdasarkan pada ketentuan dalam masing-masing produk simpanan tersebut. Berdasarkan hasil survei, pembagian keuntungan yang diberikan kepada nasabah yang menabung atau menabung yaitu pada akhir bulan pun sejalan dengan hal tersebut, berikut hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Yasin Katara selaku Analis untuk pembiayaan counter layanan syariah Bank Sulselbar Pinrang.

Berdasarkan penjelasan di atas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketentuan bagi hasil pada Bank BPD Sulselbar didasarkan pada keuntungan yang diperoleh pada akhir periode yang kemudian dibagikan kepada para penyimpan. Salah satu bentuk yang ditawarkan adalah bagi hasil pada bank syariah dan suku bunga pada bank konvensional. Prinsip bunga ditentukan berdasarkan modal, sedangkan prinsip bagi hasil ditentukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh pengelola dana (bank).

Berdasarkan hasil penelitian di BPD Bank Sulselbar Pinrang, ditemukan upaya untuk menciptakan nuansa keuangan berdasarkan prinsip syariah dengan menciptakan Unit Usaha Syariah (UUS) yang dijalankan dengan konsep bagi hasil pada beberapa produk pembiayaan dan produk pembiayaan. . Maka dalam skema bagi hasil ini, perbankan syariah sangat dituntut untuk mengelola dananya dengan baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

P enerapan konvensional pada Bank BPD SULSELBAR Pinrang

Pengaturan keuntungan yang dicapai berasal dari selisih bunga yang ditetapkan bagi penabung dan peminjam.Dasar perbedaan sistem bunga dan sistem bagi hasil terletak pada kesepakatan awal dengan nasabah. Jika nasabah tabungan dalam hal ini menerima bagi hasil sebesar 50% dengan total tabungan misal. 100 Juta Rupiah, maka pada akhir bulan, perusahaan perbankan syariah tersebut apabila memperoleh keuntungan sebesar 20 Juta Rupiah maka akan memberikan kepada nasabah penabung sebesar 10 Juta Rupiah. Jika asas bagi hasil mempunyai hakikat kemitraan, maka asas bunga hanya menyangkut hubungan usaha antara penyimpan dan bank atau antara pemodal dan pengelola dana.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut tergambar bahwa ketentuan bunga simpanan utama pada Bank BPD Sulselbar masih lebih tinggi dibandingkan ketentuan bagi hasil yang diterapkan pada unit syariah. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor mendasar yang menentukan profitabilitas. Dalam hal ini nasabah mempunyai hak untuk memilih sistem apa saja yang diinginkannya, bisa saja nasabah memilih sistem konvensional atau sistem bagi hasil, itu sangat tergantung mana yang lebih menguntungkan bagi nasabah. Jika tingkat bunga di bank konvensional lebih tinggi dibandingkan tingkat bagi hasil yang ditawarkan bank syariah, maka tidak menutup kemungkinan nasabah yang semula nasabah bank syariah akan beralih ke nasabah bank konvensional. Sebaliknya jika tingkat bagi hasil yang ditawarkan bank syariah lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga bank konvensional, maka tidak menutup kemungkinan nasabah yang semula menjadi nasabah bank konvensional akan beralih menjadi nasabah bank syariah.

48 Rika Putri Nur Alinda, Pengaruh Suku Bunga Bank dan Nisbah Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah, Jurnal Ilmu dan Penelitian Akuntansi, Volume 5, Nomor 1, 2016, h. Pada dasarnya baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah yang saat ini menyalurkan kredit /pembiayaan kepada nasabah, syaratnya sama yaitu bunga atau bagi hasil harus dibayar mutlak.

Prinsip-prinsip perbankan syariah dalam dual banking system

Undang-undang perbankan memberikan batasan bagi lembaga perbankan yang menerapkan prinsip syariah dengan sistem berbasis konvensional, artinya perbankan syariah harus mematuhi penerapan prinsip syariah, serta pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional. Berdasarkan hasil wawancara, Bank BPD Sulselbar Pinrang menunjukkan bahwa konsep syariah yang diterapkannya menjamin adanya korelasi yang baik antara konsep syariah dengan implementasinya di lapangan.Barang tertentu, maka dalam hal ini adalah pihak perbankan syariah yang membiayai barang tersebut. pelanggan. Prinsip perbankan syariah berikutnya adalah bagi hasil dan kerugian. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perbankan syariah beroperasi dengan skema bagi hasil atau revenue sharing. Dalam operasional Bank BPD Sulselbar, skema simpanan seperti tabungan, deposito dan giro menggunakan akad mudharabah.

Berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa setiap pegawai Bank BPD Sulselbar menyalurkan zakatnya melalui Badan Amil Zakat Nasional setiap bulannya yang diambil dari pemotongan gaji. Pendalaman yang dilakukan antara bank syariah dengan Badan Amil Zakat merupakan langkah nyata. 66Abdul Haris Simal, Relevansi Fatwa Dalam Regulasi Perbankan Syariah Sebagai Landasan Operasional Perbankan Syariah, Jurnal Hukum Ekonomi Islam, volume 3 nomor 2, 2019, h. Prinsip-prinsip perbankan syariah dalam sistem dual banking di Bank BPD SULSELBAR Peringkat Pin sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang mengatur bahwa kegiatan usaha harus berdasarkan prinsip syariah, seperti menghindari riba, maysir, gharar, usaha halal, memanfaatkan keuntungan dan kerugian. skema, pembagian kerugian dan pengeluaran zakat.

Mengingat prinsip syariah yang diterapkan dengan baik, diharapkan Bank BPD Sulselbar menjadikan Unit Usaha Syariah (UUS) di Kabupaten Pinrang sebagai teladan bagi bank syariah lainnya dalam hal kepatuhan syariah. Pentingnya Fatwa Dalam Regulasi Perbankan Syariah Sebagai Landasan Operasional Perbankan Syariah, Jurnal Hukum Ekonomi Islam Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019.

PENUTUP

Saran

Agar Bank BPD Sulselbar memisahkan unit operasional antara unit konvensional dan unit usaha syariah, tujuannya agar nasabah tidak memberikan generalisasi ketika ada hal-hal yang bertentangan dengan keinginan nasabah dari salah satu unit tersebut. Bank BPD Sulselbar harus memisahkan keuangan antara entitas konvensional dan entitas syariah karena khawatir akan terjadi campur aduk keuangan, jadi hal yang sub hat. Mengingat hasil penelitian beberapa peneliti menunjukkan bahwa prospek dan kinerja keuangan perbankan syariah saat ini baik, maka diharapkan Unit Usaha Syariah (UUS) lebih berkembang dan menjaga kualitas layanannya kepada nasabah.

Daulay, Raihanah, Pengaruh kualitas pelayanan dan bagi hasil terhadap keputusan menabung nasabah pada Bank Mandiri Syariah Kota Medan, Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 2014. Faniansah, Nur dan Fakhruddin Mansyur, Audit Manajemen Sistem Bagi Hasil Bank Sulselbar Syariah Sistem Bagi Hasil Audit Top Management Pada Bank Sulselbar Islam Cabang Makassar, Jurnal Ar-Ribh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019. Meisa, Annastasya Putri dan Aldilla Iradianty. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional Jurnal Mitra Manajemen (JMM Online), Volume 4 Nomor 8 Tahun 2020.

Pengaruh Suku Bunga Bank Dan Nisbah Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah, Jurnal Ilmu dan Penelitian Akuntansi, Volume 5, Nomor 1, 2016. Muhammad Yasin Katara, Analis Keuangan pada Counter Layanan Syariah Bank Sulselbar Pinrang, Wawancara Penelitian di Bankkontoret Sulselbar Pinrang, 27 Januari 2022.

Gambar

Gambar 2.2  Bagan Kerangka Pikir  Bank BPD SULSELBAR

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa penerapan prinsip syariah dalam akad pembiayaan murabahah pada perbankan syariah belum sesuai dengan prinsip

Pembiayaan syariah dapat dipahami sebagai penyediaan barang, uang atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan kontrak transaksi syariah yang berupa transaksi

”Prinsip Syariah adalah aturan per- janjian berdasarkan hukum Islam an- tara bank dan pihak lain untuk peny- impanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya

17 syariah disini tentunya dijalankan oleh perbankan syariah terhadap segala kegiatan perbankan, jika seorang karyawannya tidak tahu mengenai prinsip dasar dan konsep operasional

Prinsip Bagi Hasil ini merupakan karakteristik utama dalam Perbankan Syariah, akan tetapi dalam kegiatan pembiayaan di Perbankan Syariah masih rendah di bandingkan dengan

di ketahui bahwa bank konvesional menggunakan sistem bunga yang besarnya telah ditentukan di awal perjanjian, sedangkan Bank SulSelBar Syariah dalam produk

pada realita bisa terefleksikan pada akuntansi zakat. Menurut Analis Pembiayaan, akuntansi syariah merupakan proses ekonomi yang berlandaskan pada prinsip- prinsip

Pembiayaan bagi hasil menggunakan prinsip syariah berupa mudharabah yang merupakan pembiayaan yang dananya diberikan 100% oleh pihak bank kepada nasabah sebagai