Implementasi Sistem Informasi Geografis Dengan Metode Poligon Tertutup Untuk Menentukan Area Genangan Rob
Agus Ilyas1,*, Tria Titiani Chasanah2, Tri Agus Setiawan3, Tri Pudji Wahjuningsih2
1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK Widya Pratama, Jawa Tengah, Indonesia
2 Prodi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Widya Pratama, Jawa Tengah, Indonesia
3 Prodi Teknik Informatika , STMIK Widya Pratama, Jawa Tengah, Indonesia
Email: 1[email protected], 2[email protected],3[email protected], 4[email protected] Email Penulis Korespondensi : [email protected]
Submitted 11-09-2022; Accepted 08-12-2022; Published 30-12-2022 Abstrak
Kota Pekalongan terletak di pesisir Utara Pulau Jawa dan berada di dataran rendah sehingga rawan terjadi musibah rob. Rob terjadi sudah beberapa tahun yang lalu, semakin lama ternyata semakin sering dan semakin tinggi, hal ini terjadi karena adanya penurunan tanah yang cukup masif akibat pemanasan global sehingga naiknya permukaan air laut. Penurunan tanah yang terjadi di Pekalongan khususnya Pekalongan Utara tergolong tinggi pertahun sekitar 20-34 cm. Untuk mengatasi masalah Rob Pemerintah membangun tanggul raksasa di tepi pantai yang diharapkan dapat menghambat atau mengurangi rob. Adapun permasalahan yang ada adalah belum adanya sistem informasi geografis yang dapat menggambarkan area rob atau perpindahan area rob. Daerah yang semula terkena rob dengan adanya tanggul raksasa ini dapat dikurangi antara lain kelurahan Bandengan, Pasirsari, Pabean, Panjang Baru, Panjang Wetan, Pasir Kramat Kraton dan Slamaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum adanya peta secara digital yang menggambarkan daerah rob dan perubahan lokasi daerah rob di kota Pekalongan. Penelitian di ini dilakukan dengan metode Research and Development (R&D), metode pengembangan sistem menggunakan Waterfall. Untuk menggambarkan daerah rob menggunakan poligon dan untuk mengambarkan peta menggunakan google earth, untuk menentukan koordinat lokasi menggunakan Latitude dan Longitude sehingga terbentuk area rob. Dari hasil penggambaran diketahui penambahan area rob sekitar 764 Hektar. Pengumpulan data menggunakan Observasi, Wawancara dan Kuisioner. Tujuana dari penelitian ini adalah membuat aplikasi Sistem Informasi Geografis pemetaan daerah rob dan perubahannya berdasarkan kriteria tahun dengan multi layer berbasis Web di Kota Pekalongan. Hasil penggambaran poligon ini disimpan dalam file KML dan diharapkan dapat menjadi solusi untuk penataan wilayah terutama bagian pesisir dan bagi masyarakat diharapkan lebih siap dalam menghadapi bencana.
Kata Kunci: Layer; Rob; Pekalongan; Poligon; KML
Abstract
Pekalongan City is located on the north coast of Java Island and is in a lowland so it is prone to tidal disasters. Rob happened a few years ago, the longer it turns out that the more frequent and higher it is, this happens because of the massive land subsidence due to global warming so that sea levels rise. Land subsidence that occurs in Pekalongan, especially North Pekalongan, is classified as high per year around 10-34 cm. To solve the Rob problem The government built a giant embankment on the seashore that is expected to inhibit or reduce the rob. Areas that were originally affected by the tidal with the presence of this giant embankment can be reduced, including bandengan, Pasirsari, Customs, Panjang Baru, Panjang Wetan, Pasir Kramat Kraton and Slamaran villages. The problem in this study is that so far there has been no digital map that depicts the rob area and changes in the location of the rob area in the city of Pekalongan. This research was carried out using the Research and Development (R&D) method, a system development method using Waterfall. To describe the rob area using polygons and to depict the map using google earth, as for determining the coordinates of the location using Latitude and Longitude. Data collection using Observations, Interviews and Questionnaires. The purpose of this study is to make a Geographic Information System application mapping rob areas and their changes based on year criteria with Web-based multi-layer in Pekalongan City. The results of this polygon depiction are stored in a KML file and are expected to be a solution for structuring the area, especially the coastal part and for the community is expected to be better prepared to face disasters.
Keywords: Layer; Rob; Pekalongan; Polygon; KML
1. PENDAHULUAN
Kota Pekalongan [1] adalah sebuah kota yang terletak di pantai utara Jawa dan masuk dalam provinsi Jawa tengah yang terkenal sebagai kota Batik. Kota pekalongan memili batas wilayah yaitu sebelah Utara berbatasan dengan laut Jawa, sebelah Barat dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Batang. Sebagai kota yang terletak di Pesisir Kota Pekalongan menghadapi permasalahan yaitu Banjir Rob sehingga mempengaruhi dalam rencana pengelolaan tata ruang Wilayah. Sebagaian Kota Pekalongan yaitu enam kelurahan dari data DEM (Digital Elevation Model) sekitar 0,5 (Setengah) Meter dari Permukaan laut dan penurunan tanah yang terjadi cukup masif (dimasukkan sumber data/referensi)
Salah satu cara untuk menangggulangan rob di Kota Pekalongan yaitu dibangun sebuah tanggul raksasa pada tahun 2019 [2] di tepi pantai. Tanggul ini berhasil mengurangi rob yang ada di sebagaian wilayah kota pekalongaan, namun kejadian Rob berpindah kesebelah timur yaitu di kelurahan degayu, Krapyak, Klego dan sebagian aliran sungai kali Loji, Bremi, Kalibanger. Dengan adanya perubahan dan penambahan area rob maka diperlukan pemetaan perubahan yang ada namun pada sata ini belum ada sistem informasi geografis yang dapat menggambarkan area rob atau perpindahan area rob. Dampak yang nyata karena terjadi hampir sepanjang tahun dari tahun 2020 dan 2021 .
Beberapa penelitian yang dilakukan tentang mitigasi resiko tertinggi, dan daerah dengan tingkat resiko paling rendah terhadap ancaman bencana rob [2], pemetaan genangan banjir rob dengan pemodelan geospasial [3],
Copyright © 2022 Agus Ilyas, Page 1742 Permasalahan banjir rob terjadi pada 3 (tiga) kecamatan di Kota Pekalongan meliputi kecamatan pekalongan Barat, Utara dan Timur [4] di Kota pekalongan. Sistem Informasi Geografis (SIG) [5] merupakan sebuah sistem yang saling berangkaian antara Perangkat keras, perangkat lunak, Personal dan data spasial dan Non Spasial untuk diolah dan dimanipulasi untuk memberikan informasi pemetaan yang sesuai dengan berbasis web. Pemetaan yang ada saat ini masih bersifat manual (dikertas) dan Statis.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan maka penelitian yang dilakukan sebagai bentuk solusi terhadap perlunya pemetaan daerah rob dan berdampat rob dengan menggunakan metode polygon tertutup berbasis system informasi geografis. Dalam pembangun aplikasi diperlukan data spasial. Data spasial[6] [7] adalah penggambaran nyata suatu wilayah yang ada di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Data non spasial adalah data yang dimiliki oleh objek dalam bentuk tabel .
Metode poligon (poly=banyak; gonos=sudut) tertutup merupakan metode pengukuran luas [8] dimana titik atau garis awal dan titik atau gaaris akhir pengukuran akan bertemu dalam satu titik yang sama, jadi akan membentuk segi banyak yang tertutup. Poligon tertutup biasanya digunakan untuk pengukuran luas pemukiman, luas lahan, luas kepemilikan rumah.
Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)[9] (sumber referensi). Dalam memperoleh data daerah rob menggunakan data yang berasal dari BPBD kota Pekalongan, observasi langsung pada wilayah byang terkena rob di Kota Pekalongan. Untuk menggambarkan daerah rob menggunakan metode Poligon tertutup dan multi layer[10], adapun data yang digunakan adalah data dari tahun 2019 sampai dengan 2021, dari metode yang digunakan dapat di ketahui luas lokasi robnya dan perubahan yang terjadi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dihasilkan Sistem Informasi Geografis pemetaan daerah rob dan perubahannya berdasarkan kriteria tahun dengan multi layer[10] [11] berbasis Web di Kota Pekalongan. Hasil penggambaran poligon ini disimpan dalam file KML[12] [13] (Keyhold Markup Language) dan diharapkan dapat menjadi solusi untuk penataan wilayah terutama bagian pesisir dan bagi masyarakat diharapkan lebih siap dalam menghadapi bencana.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) [14]. Menurut Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Jenis pengembangan yang dibuat ini adalah pengembangan yang tidak dimaksudkan untuk menguji teori akan tetapi merupakan pengembangan yang berorientasi untuk menghasilkan atau mengembangkan dan memvalidasi sebuah produk. Adapun metode penelitian yng dilakukan seperti pada gambar 1:
Gambar 1. Metode Penelitian Research And Development (R&D)
a. Untuk menggambarkan area rob setelah adanya tanggul, dilakukan dengan pengembangan pemetaan area rob, awalnya dilakukan identifikasi kebutuhan system, dilakukan survey, wawancara dan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Android Coordinator yang basis GPS (Global Positioning System) data diambil pertitik, contoh data yang ada pada tabel 1 jumlah titiknya ada 50.
b. Pengembangan software berbasis web di lakukan yang pertama adalah planning / perencanaan Untuk menentukan penjadwalan kegiatan dan sumber daya yang diperlukan kemudian membuat pemodelan dengan menggunakan UML (Unifield Modeling Language ) setelah itu dilakukan pembuatan program atau koding, Aplikasi dibuat dengan menggunakan Framework CodeIgniter 3 untuk databasenya menggunakan Mysql selain itu untuk menyambungkan ke Maps /Peta menggunakan Google API ( Aplication Programming Interface)
c. Pengujian dan Uploade. Setelah program setelah dilakukan pengujian baik untuk fungsi maupun ketepatan program.
Setelah itu program di Uploade ke domain dan hosting. Url http://www.gis-core.com/web/wilayah 2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Observasi [15], dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di daerah rob.
b. Interview, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui proses tanya jawab (wawancara) dengan orang yang mengalami rob terutama yang terjadi pada tahun 2019, 2020 dan 2021 di Kota Pekalongan.
c. Sampling [16], yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengambilan data tentang Banjir.
2.2 Tahapan Penelitian
Tahapan dalam penelitian antara lain:
a. Survey dan Pengumpulan Data.
Pengumpulan data banjir dilakukan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan. Data spasial tersebut memiliki posisi koordinat Universal Transverse Mercator (UTM) , karena posisi koordinat yang diperlukan adalah koordinat Latitude- Longitude [17]. Koordinat letak lokasi rob yang ada di Kota Pekalongan diperoleh dengan mendatangi lokasi dengan menggunakan perangkat GPS [18] (Global Positioning System).
Koordinat yang telah didapatkan lalu dikonversi kedalam bentuk koordinat Derajat- Desimal menggunakan The Worldwide Coordinate Converter (TWCC) yang merupakan aplikasi online interaktif untuk melakukan konversi koordinat dan menggunakan Google Maps[19] sebagai background map.
b. Pengolahan Data
Data spasial yang telah dikonversi ke database MySQL[20] memerlukan mapfile. Mapfile merupakan konfigurasi dari layer-layer yang ingin ditampilkan sehingga peta terlihat pada browser [21]. Isi dari file ini terdiri dari komponen tampilan peta seperti definisi layer, definisi proyeksi peta, pengaturan legenda, dan skala. Untuk membuat mapfile perlu ditentukan dahulu tabel distribusi frekuensinya, yaitu penyusunan data dalam kelas-kelas interval. Kelas interval adalah jangkauan atau jarak antara kelas yang satu dengan kelas yang lain secara berurutan. Tujuannya adalah untuk membuat uraian dari data yang telah diperoleh dan menampilkan dalam bentuk yang baik, yakni bentuk stastistik sederhana sehingga masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan gambaran tentang situasi Banjir dan permasalahan yang dihadapi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Spasial Area Rob di kota Pekalongan
Untuk membuat aplikasi website sig-area rob dilakukan dengan langkah:
a.
DatabaseUntuk menampung semua data dalam website sig-area rob disimpan pada database sig-area rob.sql terdiri dari 13 tabel.
b.
Sebagai dasar pembuatan aplikasi sig-arearob yaitu dengan mengadakan survei ke lokasi yang dituju kemudian dengan menggunakan aplikasi android Coordinator, untuk mengambil posisi latitude dan longitude dengan tangkapan layar sehingga tingkat kesalahan kecil. Titik titik lokasi diambil kemudian diolah datanya. Data diolah dan dituliskan dengan menggunakan excel kemudian diimport kedalam google earth hasilnya masih berupa titik- titik lokasi. Untuk menampilkan dalam bentuk area rob dengan menggunakan polygon titik-titik itu dihubungkan satu dengan lainya sehingga terbentuk polygon tertutup. Dengan menggunakan propertis area dapat di atur misalnya warna garis, warna isi dan opacity sehingga tampilan area bisa lebih menarik.c.
Area yang sudah dibuat dengan google earth agar dapat tampil dan terbaca di google maps harus disimpan ke dalam bentuk file KML (Keyhold Markup Language). Kemudian file ini di harus upload ke dalam cloude.Gambar 2. Tanggul Rob Kota Pekalongan
Copyright © 2022 Agus Ilyas, Page 1744
d.
PengujianBertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang buat sesuai dengan desain dan semua fungsi dapat berjalan dengan baik, Pengujian di lakukan dengan menggunakan alpha dan beta test [22]
3.2 Perancangan Model
Tahapan perancangan pemodelan pada sistem informasi geografis menggunakan Unified Modeling Language (UML) [23][24] sebagai berikut:
a. Use Case Diagram
Use Case Diagram menjelaskan apa yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem. Sekumpulan use case menggambarkan sebuah sistem dalam syarat-syarat pada apa yang dilakukan user pada sistem. Komponen utama Use Case Modelling ini adalah Aktor dan Use Case itu sendiri.
Gambar 3. Use Case Dagram b. Activity Diagram
Activity Diagram adalah diagram menggambarkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan oleh system [15].
Gambar 4. Activity Diagram 3.3 Pengmpulan Data Area Rob dan Penerapan Metode Poligon tertutup
Dari hasil Observasi yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi android coordinator yang digunakan untuk mengambil titik ordinat latitude dan longitude, tangkapan layar pada aplikasi coordinator.
Selain dengan observasi pengambilan data juga dilakukan dengan interview kepada orang yang terkena rob di kota Pekalongan. Hasil dari observasi dan interview diperoleh data yang sudah olah dengan Ms Excel dan disimpan dalam bentuk CSV seperti pada tabel 1:
Tabel 1. Data Latitude dan Longitude Area Rob
Titik Koordinat X Koordinat Y Titik Koordinat X Koordinat Y
1 109.655385 -6.859775 26 109.665868 -6.8760024
2 109.6554 -6.8607329 27 109.666933 -6.8763787
3 109.655025 -6.8610222 28 109.668452 -6.8768895
4 109.654875 -6.8617617 29 109.669262 -6.877093
5 109.654745 -6.862819 30 109.67027 -6.875486
6 109.654484 -6.8635832 31 109.671152 -6.8739161
7 109.654478 -6.8646965 32 109.671362 -6.8732079
8 109.654617 -6.8656784 33 109.671999 -6.8727088
9 109.654774 -6.8663399 34 109.672622 -6.8711173
10 109.654554 -6.8670717 35 109.673235 -6.869867
11 109.65441 -6.8677229 36 109.673461 -6.8690843
12 109.654946 -6.8685173 37 109.673642 -6.8669999
13 109.654728 -6.8691934 38 109.674095 -6.8656049
14 109.65502 -6.8691184 39 109.674404 -6.8641833
15 109.654429 -6.8696805 40 109.675009 -6.8636668
16 109.65431 -6.870125 41 109.675353 -6.8624564
17 109.654567 -6.8706413 42 109.675618 -6.8619272
18 109.655332 -6.8716992 43 109.67306 -6.8609004
19 109.655493 -6.8724934 44 109.67047 -6.8598605
20 109.655852 -6.8730298 45 109.668713 -6.8591869
21 109.65728 -6.8732433 46 109.668164 -6.8589334
22 109.659445 -6.8739158 47 109.663733 -6.8593549
23 109.660905 -6.8744427 48 109.659639 -6.8597347
24 109.663039 -6.8751399 49 109.656217 -6.8598604
25 109.663793 -6.8752439 50 109.655385 -6.859775
Data ini kemudian di import ke Google Earth Untuk membentuk titik pada objek Sebagian bantuan untuk membuat objek segi banyak atau polygon. Penggambarkan area rob ini menggunakan metode Poligon tertutup.
Perhatikan gambar 4 Tanggul raksasa. Gambar ini tampil apa adanya, Jika sudah ditambahi titik setelah di Import data dengan perintah Import >> Pilih Nama File >> Pilih Koma >> Klik Next >> Pilih Latitude dan Longitude dan pilih Finish akan menghasilkan Layout Sebagai berikut
Gambar 6. Area Rob Sudah Ditandai Dengan Titik Koordinat
Perhatikan Gambar 6 Titik-titik dilambangkan dengan Label dari 1 sampai dengan 50, Penggambaran ini dilakukan dengan metode Poligon tertutup karena Titik awal dan akhir ketemu dalam satu titik yang sama.Untuk membuat Poligon Pilih Tools Add Poligon pada google Earth kemudian hubungkan satu titik dengan titik lainnya, Misalnya dari titik 1 ke titik 2 kemudian ke titik 3 dan seterusnya hingga ke titik terakhir sehingga membentuk sebuah objek Poligon tertutup layoutnya sebagai berikut
Copyright © 2022 Agus Ilyas, Page 1746 Gambar 7. Area Rob Sudah Digambar Dengan Poligon Tertutup
Perhatikan untuk membedakan dengan gambar diberikan warna baik garis maupun isi. Area atau lokasi yang sudah digambar seperti pada gambar 5 kemudian disimpan kedalam file bertype KML (Keyhold Markup Language).
Pilih Objek Pada bagian Places kemudian klik kanan pilih Save place As tuliskan nama dan Pilih type file yaitu KML.
Kemudian File ini diuploade ke cloude. File KML ini dapat langsung dipanggil untuk disatukan kedalam Maps, sehngga tampilan maps dapat menggambarkan lokasi-lokasi area rob.
Gambar 8. Menggambarkan Area Rob Dari Tahun 2019 S/D 2021 Dalam Bentuk Website
Dari gambaran area rob dapat diketahui bahwa pembangunan tanggul di tepi pantai sebelah barat Bagian utara menyebabkan Area Rob berpindah ke sebelah Timur bagian Utara. Daerah Persawahan hilang berubah menjadi genangan Rob untuk jangka waktu lama (air susah untuk surut) .
Gambar 9. Masukan dan Tampilan Kritik dan Saran
Bagian Back-End /Administrator
Gambar 10. Halaman Administrator Gambar 11. Halaman Tambah Lokasi
Gambar 12. Halaman Tambah Berita Gambar 13. Halaman Berita
Area Rob di Kota Pekalongan seiring berjalannya waktu dan tanggul selesai ternyata ada perubahan area rob. Tanggul yang di bangun ada disebelah Barat bagian Utara yang biasanya terkena rob sekarang sudah sangat berkurang kelurahannya meliputi Pabean, Bandengan, Pasir Kramat Kraton, Padukuhan Kraton, Panjang Baru. Namun untuk lokasi sebelah timur bagian utara yang belum ada tanggul sekarang terkena area Rob Area pesawahan dan pemukiman berubah menjadi area rob wilayah meliputi Degayu, Clumprit, Kelurahan Degayu dengan ketinggian, Bugisan dan Panjang Wetan
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan mampu menghasilkan aplikasi Sistem Informasi Geografis pemetaan daerah rob dan perubahannya dengan metode poligon tertutup berdasarkan kriteria tahun dengan multi layer berbasis Web di Kota Pekalongan sehingga diharapkan dapat menjadi solusi untuk penataan wilayah terutama bagian pesisir dan bagi masyarakat diharapkan lebih siap dalam menghadapi bencana. Tindak lanjut penelitian yang dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan fitur untuk mengukur ketinggian daratan kota Pekalongan dengan permukaan laut sehingga potensi area rob dapat diprediksi untuk masa mendatang
REFERENCES
[1] B. P. S. K. Pekalongan, “Kota Pekalongan dalam Angka 2019,” 2019.
[2] Z. I. Adlina, A. B. Sardjono, and S. R. Sari, “ADAPTASI PERMUKIMAN TERDAMPAK BENCANA ROB (Studi Kasus:
Kelurahan Bandengan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan),” J. Arsit. ARCADE, vol. 3, no. 1, p. 21, 2019, doi:
10.31848/arcade.v3i1.201.
[3] S. A. Iskandar, M. Helmi, S. Widada, and B. Rochaddi, “Analisis Geospasial Area Genangan Banjir Rob dan Dampaknya pada Penggunaan Lahan Tahun 2020 - 2025 di Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah,” Indones. J. Oceanogr., vol. 2, no. 3, pp. 1-- 12, 2020.
[4] S. Miftakhudin, “Strategi Penanganan Banjir Rob Kota Pekalongan,” J. Litbang Kota Pekalongan, vol. 20, pp. 29–38, 2021, [Online]. Available: https://jurnal.pekalongankota.go.id/index.php/litbang/article/view/142
[5] A. Ardiansyah and K. Kardono, “Sistem Informasi Geografis (Sig) Pemetaan Jaringan Pipa Dan Titik Properti Pelanggan Di Pt Aetra Air Tangerang,” J. Ilm. FIFO, vol. 9, no. 1, p. 81, 2017, doi: 10.22441/fifo.v9i1.1445.
[6] I. Setiawan, “Peran Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Spasial,” J. Pendidik. Geogr., pp. 733–744, 2014, doi: 10.1163/008555509X12472022364000.
Copyright © 2022 Agus Ilyas, Page 1748 [7] I. T. Titin Umi Rahayu, Ahmad Syamsu Rijal S1, “Spatial Natural Tourism Potential Development of Bongo,” vol. 3, pp. 1–9,
2020.
[8] R. Basaria, A. Setiawan, and E. Sediyono, “Penentuan luas wilayah kabupaten dan kota di provinsi sulawesi tengah menggunakan metode poligon dengan bantuan google earth Determination of regional areas of regency and city in central sulawesi province using polygon method by google earth,” RDE Dasar-Dasar Pengukuran Topogr., vol. 3, no. 1, p. 9, 2018.
[9] I. Prasetyo, “Teknik Analisis Data Dalam Research and Development,” Tek. Anal. Data Dalam Res. Dev., vol. 6, p. 11, 2014.
[10] E. W. L. Cheng, H. Li, and L. Yu, “A GIS approach to shopping mall location selection,” Build. Environ., vol. 42, no. 2, pp.
884–892, 2007, doi: 10.1016/j.buildenv.2005.10.010.
[11] A. M. Torkashvand, A. Irani, and J. Sorur, “The preparation of landslide map by Landslide Numerical Risk Factor (LNRF) model and Geographic Information System (GIS),” Egypt. J. Remote Sens. Sp. Sci., vol. 17, no. 2, pp. 159–170, 2014, doi:
10.1016/j.ejrs.2014.08.001.
[12] M. Zichar, “Geovisualization based upon KML,” vol. 3, no. 1, pp. 19–26, 2012.
[13] S. Arifin, “Penyajian Dan Visualisasi Citra Ortho Satelit Landsat Produk Indonesia ’ S National Carbon Accounting System ( Incas ) Dalam Google Earth,” vol. 2013, no. Sentika, 2013.
[14] Skempton and Hutchnson, “International Society for Soil Mechanics and Geotechnical Engineering (ISSMGE),” pp. 536–537, 1970, doi: 10.1007/978-3-319-73568-9_174.
[15] M. Yanto, “Sistem Informasi Geografis Lokasi Perkebunan Disepanjang Garis Pantai Pesisir Selatan Berbasis Android,” J. Ilm.
Media Sisfo, vol. 13, no. 1, p. 28, 2019, doi: 10.33998/mediasisfo.2019.13.1.586.
[16] A. S. Drestanto, A. Indarjo, and M. Helmi, “Pemetaan Area Genangan Banjir Pasang Di Kawasan Lahan Budidaya Air Payau Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah,” Diponegoro J. Mar. Res., vol. 3, no. 4, pp. 439–446, 2014, doi:
10.14710/jmr.v3i4.8365.
[17] Kholil, “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (Sig) Dalam Aplikasi Pelaporan Dan Pelacakan Kejahatan Berbasis Android the,” J. Teknol. Inf. Dan Komun., vol. 6, no. 1, pp. 51–58, 2017.
[18] H. Rida Hilyati, Arief Laila Nugraha, “Jurnal Geodesi Undip Januari 2019,” vol. 3, no. 1, pp. 315–331, 2019.
[19] B. Sutrisno and S. Renggiang, “Pemanfaatan Google Maps Dalam Pembuatan Peta Khusus Untuk Meningkatkan Ecoliteracy Peserta Didik,” vol. 3, no. 2, pp. 379–394, 2019.
[20] M. Destiningrum and Q. J. Adrian, “Sistem Informasi Penjadwalan Dokter Berbassis Web Dengan Menggunakan Framework Codeigniter (Studi Kasus: Rumah Sakit Yukum Medical Centre),” J. Teknoinfo, vol. 11, no. 2, p. 30, 2017, doi:
10.33365/jti.v11i2.24.
[21] F. Masykur, “Implementasi Sistem Informasi Geografis Menggunakan Google Maps Api Dalam Pemetaan Asal Mahasiswa,” J.
SIMETRIS, vol. 5, no. 2, pp. 181–186, 2014.
[22] F. Mahdia and F. Noviyanto, “Pemanfaatan Google Maps API untuk Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Bantuan Logistik Pasca Bencana Alam Berbasis Mobile Web (Studi Kasus : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta ),” J. Sarj. Tek. Inform., vol. 1, no. 1, pp. 162–171, 2013.
[23] S. Ain, E. Hayat, F. Toufik, and M. Bahaj, “UML / OCL based design and the transition towards temporal object relational database with bitemporal data,” J. King Saud Univ. - Comput. Inf. Sci., vol. 32, no. 4, pp. 398–407, 2020, doi:
10.1016/j.jksuci.2019.08.012.
[24] M. M. Mkhinini, O. Labbani-Narsis, and C. Nicolle, “Combining UML and ontology: An exploratory survey,” Comput. Sci.
Rev., vol. 35, p. 100223, 2020, doi: 10.1016/j.cosrev.2019.100223.