• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)91 IMPLIKASI HUKUM MENGABAIKAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "(1)91 IMPLIKASI HUKUM MENGABAIKAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, diharapkan penulis mampu memberikan sumbangan ilmu atau teori bagi kemajuan selanjutnya ajaran perkawinan, khususnya mengenai implikasi hukum dari pengabaian nafkah bagi istri berdasarkan Undang-Undang Perkawinan No. Sebagai bahan penelitian untuk penulisan artikel ilmiah, serta sebagai pengetahuan dan menambah informasi tentang akibat hukum penelantaran nafkah istri sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No.

Kajian Pustaka

“Perspektif Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Kasus Keluarga Pekerja Migran dan Perceraian di Desa Prajegan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo)”, skripsi ini disusun oleh ZainalFanani dari IAIN Ponorogo. 12Zainal Fanani, Implementasi Pemberian Tunjangan dan Pengasuhan Anak Dalam Perspektif Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Kasus TKI dan Keluarga Cerai di Desa Prajegan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo), ( Skripsi, Syariah) IAIN Ponorogo, 2014).

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian di lapangan dan mencatat beberapa data yang diperlukan untuk proses penelitian. Data yang diperoleh dalam observasi ini berkaitan dengan identitas subjek dalam penelitian ini.

Sistematika Pembahasan

Ponorogo serta pendapat informan kunci yaitu 6 (enam) keluarga terkait mengenai alasan suami melalaikan nafkah istri dan dampak penelantaran nafkah terhadap istri. Analisis mengenai sebab-sebab laki-laki lalai menghidupi istri serta akibat hukum dari lalai menafkahi istri sebagai upaya untuk mencari jawaban atas permasalahan atau pertanyaan yang terkandung dalam rumusan masalah.

Pernikahan

Dalam syariat Islam, lelaki dan wanita tidak selalu mempunyai hak dan kewajipan yang sama. Adalah wajar bahawa pemimpin mempunyai lebih banyak hak dan tanggungjawab daripada ahli rumah, dan lelaki pada umumnya dikurniakan badan yang lebih kuat, lebih fleksibel, dan menggunakan pemikiran mereka lebih daripada emosi mereka.

Hak dan Kewajiban Suami dan Isteri a) Pengertian Hak dan Kewajiban

Laki-laki mempunyai hak atas pelayanan yang baik dari istrinya setelah akad nikah yang sah, hal ini merupakan kewajiban perempuan dan hak laki-laki.

اوُتآَو َااَسّنلا

اًئيِنَه

اًئيِ َم

Maksudnya: “Dan menjadi kewajipan bapa memberi makan dan memberi pakaian kepada ibu mereka dengan cara yang ma’ruf.”38. Ini kerana wanita yang menjadi wanita untuk suaminya menggunakan seluruh masanya untuk kepentingan suaminya dan untuk kepentingan keluarganya. Makanan diberikan oleh suami kepada isteri dalam hubungan perkahwinan yang sah yang masih berterusan dan isteri tidak nusyuz (derhaka).

Rukun berarti menjadikan suasana pergaulan selalu indah dan selalu diwarnai dengan kegembiraan yang timbul dari hati agar keseimbangan rumah tangga tetap terjaga dan terkendali.39 Allah S.W.T. Bergaul yang baik berarti memperlakukan dan menghormatinya secara adil, memperhatikan kebutuhan istri, menjauhi sikap yang tidak menyenangkan hati istri dan tidak bersikap kasar terhadap istri.40 Hal ini telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai berikut: .

ال جَل و

Kewajiban Suami

Tempat Kediaman

  • Nafkah

Tempat tinggal juga berfungsi sebagai tempat menyimpan kekayaan, sebagai tempat menata dan menata peralatan rumah tangga. Dalam beberapa kasus, pasal-pasal KHI seperti pasal laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan perempuan sebagai ibu rumah tangga, mendapat kedudukan yang berimbang. Kewajiban suami sebagai pemberi petunjuk, terhadap istri dan rumah tangganya, tetap pada urusan-urusan penting rumah tangga yang diputuskan bersama oleh suami istri.

Suami wajib membekali isterinya dengan pendidikan agama dan memberikan kesempatan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi agama, tanah air, dan bangsa. Setelah menikah, suami wajib memberi isterinya sekurang-kurangnya kebutuhan pokok sehari-hari, seperti: sandang, pangan, dan papan.50.

الاس ل ََ ٱلفك٧(ل

الا س ولمع لا

احال اور)

Kewajiban pemeliharaan sesuai dengan Pasal 80 ayat 4, dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa suami menanggung, menurut penghasilannya: a. Kewajiban nafkah suami terhadap isterinya juga disebutkan dalam § 34 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa suami wajib melindungi isterinya dan menyediakan segala keperluan perkawinan menurut kesanggupannya.

Jadi makanan, pakaian, tempat tinggal, barang-barang rumah tangga, dll. sesuai dengan kondisi ditempat masing-masing dan sesuai dengan kebutuhan suami. Tergantung pada kondisi di tempat masing-masing dan sesuai dengan kemampuan suami, maka suami wajib menafkahi istri yang taat, antara lain berupa makanan, sandang, papan, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.51 Besarnya tunjangan sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan kebutuhan. keadaan suami. Tidak ada satu pun dalam Al-Qur'an atau Hadits yang menyebutkan secara eksplisit jumlah nafkah yang diberikan kepada istri.

Hanya dalam surah At-Thalaq ayat 6 dan 7 memberi gambaran umum iaitu nafkah diberikan kepada isteri mengikut yang patut iaitu. ia mencukupi untuk keperluan isteri dan mesti disesuaikan dengan pendapatan suami. Artinya, besaran nafkah tidak ditentukan berdasarkan ketentuan syariat, tetapi berdasarkan keadaan masing-masing suami isteri.

DeskripsiTentangFaktor-faktor Alasan Suami Mengabaikan Nafkah Terhadap Istri

Dalam kehidupan rumah tangga, laki-laki merupakan kepala keluarga yang wajib memberikan nafkah kepada keluarganya, terutama isterinya. Melihat betapa pentingnya makna hidup, dalam Al-Quran surat An-nisa' ayat 34 dijelaskan bahwa seorang suami hendaknya mempunyai jiwa dermawan dalam mencari nafkah. Namun ternyata sampai saat ini saya merasa suami saya enggan (paras-arasen) mencari uang dan jika diangkat masalah pendapatan, suami saya terkadang emosi.

Daripada hasil temu bual di atas, menunjukkan kurangnya kesedaran suami isteri terhadap kewajipan mereka Sepasang suami isteri yang mengabaikan tanggungjawab memberi nafkah kepada isteri sehingga meninggalkan keluarga yang ditinggalkan. Kesan pengabaian nafkah yang dilakukan oleh suami terhadap isteri Dalam menunaikan nafkah keluarga, suamilah yang paling banyak.

Dampak Pengabaian Nafkah Yang Dilakukan Suami Terhadap Isteri Dalam pemenuhan nafkah untuk keluarga, suami yang paling

Pernyataan di atas menunjukkan betapa rumit dan sulitnya kehidupan rumah tangga jika pendapatan keluarga tidak terpenuhi. Nafkah istri merupakan syarat wajib bagi seorang laki-laki karena perintah syariat terhadap isteri baik dalam hal makan, minum, sandang, dan papan sesuai dengan adat istiadat setempat sepanjang masih dalam lingkaran kaidah syariat. BAB II menjelaskan tentang kewajiban-kewajiban apa saja yang harus diberikan seorang laki-laki kepada isterinya setelah akad nikah dilangsungkan.

Salah satu kewajiban laki-laki adalah menafkahi isterinya, artinya laki-laki wajib memenuhi kebutuhan perempuan seperti papan, pangan, dan sandang yang layak. Seperti pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan tentang hak penghidupan seorang perempuan dan juga disebutkan kewajiban menaati suaminya yang bisa dikatakan melebihi kewajibannya terhadap orang tuanya sendiri.

لَ ول لعلهلَصل ََال رلانلل ا ل نعلهليرلد عسمل بل ََال بعل ع(ل

افل,

ل ل ل حَٱول,

لءاجول ل َ

اف)ل

ل لعل تم

Analisa Terhadap Dampak Akibat Pengabaian Nafkah Terhadap Istri Suami yang telah sengaja mengabaikan nafkah terhadap isterinya

Apabila suami enggan memberikan nafkah kepada isterinya, padahal ia dalam keadaan bebas dari segi ekonomi, maka dalam hal ini isteri berhak mengambil sebagian harta suaminya dengan cara yang baik untuk memenuhi kebutuhannya. sekalipun tanpa sepengetahuan suaminya, karena dalam keadaan seperti ini suami telah melalaikan kewajibannya, padahal itu adalah hak istri. Padahal, kelalaian seseorang dalam memberikan nafkah kepada tanggungan merupakan suatu tindak pidana apabila kelalaiannya itu menimbulkan kerugian bagi yang mempunyai tugas untuk menafkahi, yaitu isteri. Laki-laki yang tidak memberikan nafkah kepada istrinya bisa jadi karena enggan menafkah (tidak bertanggung jawab), atau bisa juga karena laki-laki tersebut tidak punya harta sama sekali atau miskin.

Mayoritas ulama sepakat bahwa jika suami tidak memberi nafkah kepada istrinya karena miskin, maka istri berhak mengajukan ke pengadilan. Sebab dalam hukum perkawinan dan hukum Islam sudah jelas bahwa laki-laki wajib memberikan nafkah kepada istrinya.

Analisa Implikasi Hukum Suami Mengabaikan Nafkah Isteri Menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan Fiqh

Hal ini berdasarkan Pasal 34 ayat 3 yang berbunyi: “Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing, maka dapat mengajukan perkara ke pengadilan.” Seorang istri yang tidak dinafkahi oleh suaminya dapat menuntut tunjangan tanpa harus mengajukan cerai. Sebenarnya isteri yang ditelantarkan nafkah oleh suaminya dapat saja mengajukan tuntutan nafkah terhadap suaminya di pengadilan.Perbuatan yang diajukan ke pengadilan itu tentu saja akan menghasilkan apa yang disebut dengan putusan atau ketetapan hakim mengenai klaim tersebut.

Apabila menyangkut kelalaian suami terhadap nafkah istri, maka isteri dapat mengajukan perkara kelalaian nafkah ke pengadilan yang pada akhirnya akan berakibat pada putusan hakim. Bagi wanita yang tidak mendapat nafkah dari suaminya dapat menuntut nafkah, tanpa harus mengajukan gugatan cerai.

Hutang nafkah psikologis hendaknya dibayar dengan cara memperbaiki hubungan secara baik (mu'asyarah bil ma'ruf) dan memperbaiki sikap terhadap istri agar istri siap memaafkan kesalahan suami dan memberikan pelayanan dengan penuh keikhlasan dan keikhlasan. .

Maka tidak dibenarkan jika lelaki yang bebas kewangan itu tidak memberikan nafkah yang mencukupi untuk anak dan isterinya. Melihat kepada kes yang berlaku di kampung Demangan, penulis berpendapat sebenarnya ada cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Perkara pertama yang perlu dilakukan oleh seorang lelaki ialah menghormati isterinya dan memujinya, memberi nasihat kepadanya, memberitahunya dan mengingatkannya untuk berbuat baik, tidak mengulangi kesilapan yang sama untuk kali kedua, mengendalikan perhubungan itu sebaik mungkin dan cuba menggembirakan. memberikan segala keperluannya, sudah tentu dalam batas yang dibenarkan agama dan mengikut kemampuan suaminya.

Sokonglah wanita itu mengikut kemampuan dan kemampuan, sentiasa bersabar dan jangan mudah marah apabila wanita itu berkata atau melakukan sesuatu yang menyakitkan hati. Dalam Fiqh, sebagaimana telah dijelaskan bahawa jika suami dengan sengaja mengabaikan nafkah isterinya, maka boleh menebusnya.Ini merujuk kepada hadis riwayat Abu Huraira r.a yang meriwayatkan:

ل ا ل نعلهليرل لِال عل

Menurut hukum perkawinan dan fiqh, jika suami tidak mau bercerai sedangkan suami dengan sengaja melalaikan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, maka implikasinya adalah menerima tuntutan nafkah suami tanpa perceraian.

لهل رل الهلَص

لَ ول لع,ل

لا َ بلق ل ا مالَعل ن لامل ملاُ للج لاف(

بلاولى راِال اور)

Saran

Mengenai penelitian mengenai implikasi hukum dari pengabaian nafkah terhadap istri menurut Undang-undang Perkawinan no. 1 Tahun 1974, diperlukan pasal tambahan dan ketegasan mengenai masalah kurangnya tanggung jawab suami dan kegagalan dalam menafkahi istri. Akhlis, Nurul. Dukungan Terhadap Istri (Kajian Pemikiran Ibnu Hazm dalam Kitab Al-Muhalla), Skripsi Fakultas Syariah, IAIN Ponorogo, 2008.

Hukum Perdata Islam di Indonesia (kajian kritis pemikiran terhadap perkembangan hukum Islam dari fiqh, UU No. 1/1974 hingga KHI). Tunjangan terhadap anak dan kerabat pasca perceraian menurut Abu Zahra dan implikasinya terhadap penerapan syariat Islam di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

“Jika dalam perjanjian kawin oleh kedua calon suami isteri hanyalah diperjanjikan bahwa dalam persatuan perkawinan mereka akan berlaku persatuan untung dan rugi, maka berartilah

Sesuatu yang jelas ketika kita melihat kepada kitab-kitab fikih yang kita baca tentang hubungan antara suami-isteri dala mhal hak dan kewajiban, maka yang paling cepat

mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul, “Kewajiban Nafkah Iddah Suami Kepada Isteri Yang Telah Dicerai (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Agama Kupang)”

Penandatangan dimaksud adalah kedua mempelai, kedua saksi, wali nikah atau yang mewakilinya bagi pasangan suami-isteri yang beragama Islam dan pegawai pencatatan perkawinan

Kewajiban utama dari seseorang suami adalah memenuhi kebutuhan para isterinya sesuai dengan keperluannya sehari-hari dengan cara yang ma’ruf, jika suami mempunyai isteri

Adapun kewajiban dari suami adalah memberi nafkah kepada istri, tetapi penomena yang terrjadi pada zaman sekarang adalah sudah terbalik istri yang mencari nafkah keluarga dan

Sesuatu yang jelas ketika kita melihat kepada kitab-kitab fikih yang kita baca tentang hubungan antara suami-isteri dala mhal hak dan kewajiban, maka yang paling cepat

Hasil Pembahasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Kasus Istri Petani yang Bekerja Membantu Mencari Nafkah Keluarga di Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten