• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLIKASI TAKSIRAN DAN UANG PINJAMAN TERHADAP LABA BERSIH PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLIKASI TAKSIRAN DAN UANG PINJAMAN TERHADAP LABA BERSIH PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLIKASI TAKSIRAN DAN UANG PINJAMAN TERHADAP LABA BERSIH PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR

CABANG PA’BAENG-BAENG MAKASSAR

Rida1, Rahmawati Umar2, Abdul Sumarlin3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1rida.tallumahkota@gmail.com, 2rahmawatiumar67@gmail.com, 3semmabdulsumarlin@gmail.com

ABSTRACT

The Effect of Estimated Amount and Borrowed Money on Net Income of PT. Pegadaian (Persero) Pa’baeng-baeng Branch Makassar. Supervised by Rahmawati Umar and Abdul Sumarlin. This research aimed at finding out the influence of estimated amount and borrowed money simultaneously to net income at PT. Pegadaian (Persero) Pa’baeng-baeng Branch Makassar. This research is quantitative research.

The data collected is documentation. The data analysis technique was classical assumption test formula, multiple linear regression and statistics test. Based on the data analysis used, then simultaneously, the Estimated Amount and Borrowed Money have a significant effect on the increase in net income at PT.

Pegadaian (Persero) Pa’baeng-baeng Branch Makassar.

Keywords: Estimated amount, Borrowed money, Net income.

PENDAHULUAN

Dari fenomena beberapa tahun terahir dapat dilihat perkembangan Nilai taksiran dan pemberian uang pinjaman berfluktuasi dari tahun ke tahun. Disebabkan oleh beberapa kelompok usaha kecil lebih mengandalkan pinjaman dari perorangan atau rentenir dengan suku bunga yang relatif tinggi karena kemudahannya dalam mendapatkan pinjaman yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi, tetapi mereka tetap berkeinginan untuk mendapatkan pinjaman dari perum pegadaian namun terganjal oleh kendala ketiadaan agunan, bagi pengusaha menengah yang memerlukan dana relatif besar perum pegadaian bukan merupakan tempat yang tepat suku bunga perum pegadaian juga tidak layak dengan bidang usaha mereka.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyehatkan perekonomian nasional adalah dengan cara penyaluran dana dalam bentuk kredit. Kredit tersebut dapat diberikan kepada masyarakat atau wirausahawan yang memerlukan. Sistem penyaluran melalui lembaga keuangan baik lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non bank, maupun lembaga keuangan lainnya.

Lembaga keuangan merupakan lembaga yang menjadi perantara keuangan dan jasa ekonomi

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang termasuk dalam lembaga keuangan yaitu perum pegadaian, satu-satunya perusahaan gadai milik Negara (BUMN) dan posisinya sebagai lembaga keuangan non bank.

Pada saat terjadinya krisis ekonomi pembangunan pada tahun 1997, perbankan yang biasanya sangat berperan dalam kegiatan penyaluran kredit ternyata menghadapi permasalahan yang cukup berat, yaitu ancaman likuidasi. Pada saat itu perum pegadaian mendapat peluang untuk semakin berperan dalam pembiayaan, khususnya usaha kecil.

Perum Pegadaian adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam usaha menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai (KUH Perdata pasal 1150-1160, Pandhuise No.

81/1982 dan PP 10 tahun 1990) dengan sifat yang khas yaitu menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan bisnis. Dengan demikian menurut Triandaru dan (Budisantoso, 2017).

PT Pegadaian (persero) adalah salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai, dengan

(2)

jaminan barang bergerak. Pegadaian sebagai lembaga jasa keuangan (kredit) yang merupakan per unit dari urat nadi perekonomian. Hal ini tertuang dalam PP No.

10 tahun 1990, yang mengatur tentang perubahan bentuk perusahaan dari perusahaan Jawatan (PERJAN), menjadi perusahaan umum (PERUM) Pegadaian. Secara umum pengertian usaha gadai menurut Kasmir (2016) adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: (i) Apakah Jumlah taksiran dan uang pinjaman berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pa’Baeng-Baeng Makassar? (ii) Apakah Variabel Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pa’Baeng- Baeng Makassar?

Tujuan penelitian: (i) Untuk mengetahui pengaruh jumlah taksiran dan uang pinjaman terhadap laba bersih pada PT Pegadaian (persero) Kantor Cabang Pa’baeng-baeng Makassar. (ii) Untuk mengetahui pengaruh signifikan variabel jumlah taksiran dan uang pinjaman terhadap laba bersih pada PT Pegadaian (persero) Kantor Cabang Pa’baeng- baeng Makassar.

Manfaat penelitian ini adalah: (i) Teoritis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat digunakan sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya dapat berguna diwaktu yang akan datang. (ii) Praktis, Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dan pihak manajemen untuk membantu masalah kebijakan perusahaan dalam mengelolah keuangan perusahaan secara efektif dan efesien dimasa yang akan datang.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Anita (2016), Pengertian gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain

atas nama orang yang mempunyai utang.

Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan bukan bank yang memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan ciri yang khusus yaitu secara hukum gadai oleh Martono (2016).

Menurut Kasmir (2017) Gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang berputang atas suatu barang bergerak yang diserahkan oleh orang yang berutang sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat dijual (Lelang) oleh yang berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Ada beberapa tujuan dari PT Pegadaian (persero) yaitu: (i) Nasabah yang mengajukan permohonan harus dapat dipertanggung jawabkan (ii) Barang yang akan dijadikan Agunan tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan (iii) Barang jaminan tersebut mempunyai nilai/ harga secara umum (iv) Nasabah yang bersangkutan menyetujui dan mematuhi ketentuan.

Barang yang dapat digadaiakan di PT Pegadaian (Persero) biasanya barang yang khas milik rakyat akan tetapi menutup kemungkinan barang dari kaum konglamerat dapat pula diterima (Albert, 2017).

Pegadaian memiliki produk khusus yang jarang dimiliki oleh lembaga keuangan lainnya. Produk-produk tersebut antara lain:

kredit gadai, jasa taksiran, jasa titipan dan gold counter (Martono, 2016). (i) Kredit gadai yaitu Nasabah diberi fasilitas pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan prosedur yang mudah aman dan cepat. Hampir semua jenis barang bergerak dapat dijadikan agunan atau jaminan seperti perhiasan emas/berlian.

Kendaraan bermotor perabotan rumah tangga yang bernilain dan barang elektronik. (ii) Jasa taksiran merupakan fasilitas pelayanan untuk mengetahui kualitas barang perhiasan seperti:

Emas, perak, permata dan lain-lain. Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir yang sudah berpengalaman. Kepastian nilai memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti

(3)

bahwa barang tersebut benar benar mempunyai nilai investasi yang tinggi. (iii) Jasa Titipan merupakan fasilitas pelayanan penitipan barang berharga dan lain-lain agar lebih aman. Fasilitas ini diberikan kepada pemilik barang yang akan bepergian jauh dalam kurun waktu yang relatif lama, atau juga diberikan karena penyimpanan dirasakan kurang aman. Barang yang dapat dititipkan seperti perhiasan, emas, batu permata, kendaraan bermotor, juga surat-surat berharga seperti surat tanah, ijazah dan lain-lain dengan prosedur dan biaya murah. (iv) Gold Counter Jasa ini menyediakan fasilitas tempat penjualan emas eksklusif yang terjamin sekali kualiatas dan keasliannya. Gold Counter semacam toko dengan sebutan Galeri 24 untuk menjual perhiasan dari emas dengan kualitas sesuai kadar barang perhiasan. (v) Koin Emas ONH Pegadaian memperkenalkan cara menabung terutama untuk persiapan menunaikan ibadah haji. Masyarakat yang berminat dapat membeli koin emas berkadar 24 karat yang kelak pada saat dibutuhkan untuk menunaikan ibadah haji dapat dijual kembali.

Jumlah taksiran adalah nilai emas yang digunakan nasabah kepada bank atau pihak pegadaian yang besarnya tergantung dari kualitas berat dan kualia, karatase barang jaminan serta harga dasar emas. Dalam menentukan nilai taksiran tidak boleh rendah dari harga pasar. Barang yang akan ditaksir pada dasarnya meliputi semua barang bergerak yang bisa diandalkan seperti emas, berlian dan barang bergerak lainnya (Nur, 2019).

Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai pinjaman (barang-barang berharga) yang diberikan. Semakin besar nilainya semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya. Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman akan dikenakan sewa modal per bulan yang besarnya tergantung dari golongan.

Sedangkan besarnya sewa modal berubah sesuai dengan ketentuan pasar. Dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman, maka barang-barang jaminan perlu ditaksir terlebih dahulu. Untuk menaksir nilai jaminan yang dijaminkan pihak pegadaian memiliki ahli-ahli taksir, misalnya jika yang dijaminkan emas 50 gram, makasi ahli taksir akan menaksir berapa nilai riil emas tersebut, guna untuk menentukan besarnya dana yang akan diberikan kepada nasabah. Nilai taksiran

tersebut lebih rendah dari nilai pasar, hal ini dimaksudkan jika terjadi kemacetan terhadap pembayaran pinjaman, maka dengan mudah pihak pegadaian melelang jaminan yang diberikan nasabah di bawah harga pasar.

Disamping itu, pihak pegadaian juga mempunyai timbangan serta alat ukur tertentu, misalnya untuk mengukur karat emas dan gram emas. Tujuan akhir dari penilaian ini adalah untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman yang dapat diberikan gram emas.

Menaksir adalah menentukan nilai atau harga perkiraan tertentu yang akan dijadikan jaminan yang didasarkan pada harga jadi, pasar dan peraturan yang berlaku untuk masa tertentu.

Adapun ketentuan taksiran yaitu : (i) Tidak boleh sama atau diatas harga pasaran. (ii) Tidak boleh terlalu rendah dari harga pasar, kecuali ketentuan berlaku. Kredit merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana.

Penyaluran dana tersebut didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana (Ismail, 2018).

Kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah percaya. Kredit yang dimaksud bagi pemberi adalah ia percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian, sedangkan bagi penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. kredit atau pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman- pinjaman untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan, atau bagi hasil.

Pengertian kredit menurut Undang- undang Perbankan No.10 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 17 ayat 11, adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank maupun lembaga keuangan bukan bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau penghasilan hasil keuntungan oleh (Kasmir, 2019).

Fungsi- fungsi Kredit : (i) Kredit akan meningkatkan daya guna (equity) uang. Kredit dapat dijadikan modal usaha atau tambahan modal usaha yang bermanfaat.bagi kelancaran

(4)

produksi suatu usaha, baik yang diberikan secara langsung oleh pemilik modal maupun melalui pihak perbankan. (ii) Kredit mampu meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Sesuai fungsinya, jika kredit yang diberikan melalui rekening giro, maka akan meningkatkan peredaran uang giral, sebaliknya jika kredit yang diberikan secara tunai maka akan meningkatkan peredaran uang kartal, sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang. (iii) Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang diberikan oleh bank atau lembaga lain akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat. (iv) Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang. Kredit dapat digunakan sebagai tambahan modal usaha bagi suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan berproduksi atau mengolah suatu bahan baku dari bahan mentah menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut meningkat. (v) Kredit merupakan salah satu alat stabilitas ekonomi. Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. (vi) Kredit mampu meningkatkan semangat dalam berusaha. Kredit adalah salah satu insentif yang diharapkan mampu meningkatkan volume usaha. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan berguna bagi perusahaan untuk mengatasi kekurangan modal, sehingga volume usaha dapat ditingkatkan. (vii) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.

Bantuan kredit dapat dijadikan sarana bagi perusahaan untuk memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. (viii) Kredit merupakan alat untuk meningkatkan hubungan internasional. Bank-bank asing diluar negeri dapat memberikan kredit kepada sektor usaha di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung. Begitun pula dengan negara- negara maju, mereka dapat juga memberikan bantuan kredit kepada sektor dunia usaha di Indonesia. Dengan demikian, berarti terjalin hubungan ekonomi dan internasional antar negara.

Uang Pinjaman adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk penyaluran pinjaman menggunakan sistem pelayanan cepat, besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai pinjaman barang berharga yang diberikan. Semakin besar nilainya maka

semakin besar pula pinjaman yang dapat di peroleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya.

Pinjaman menurut Wikipedia.org adalah suatu jenis hutang yang dapat melibatkan semua jenis benda berwujud. Uang Pinjaman adalah menerima sejumlah uang dari sipemberi hutang yang akan dibayar kembali dengan kreteria tertentu (angsuran/tunai) kepada sipemberi hutang. Jasa ini biasanya diberikan dengan biaya tertentu yang disebut bunga terhadap hutang. Pihak peminjam dapat juga memperoleh batasan-batasan yang diberikan dalam bentuk syarat pinjaman. Uang Pinjaman adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh suatu lembaga kemasyarakatan penyaluran pinjaman, kospin jasa menggunakan sistem pelayanan cepat aman dan menghindari adanya birokrasi yang berbelit untuk memperoleh pinjaman, para anggota nasabah tidak perlu menunggu terlalu lama waktu satu hari sepanjang telah memenuhi persyaratan.

Semakin banyak dana yang disalurkan kepada nasabah maka semakin banya perolehan laba yang diterima pegadaian, semakin banyak dana yang dikeluarkan menunjukkan kinerja keuangan Pegadaian semakin baik, kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat. Melihat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pinjam meminjam uang sudah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat saat ini.

Uang pinjaman menghasilkan uang bunga.

Dari uang bunga inilah terbentuk dana atau profit yang dipergunakan untuk membiayai semua kegiatan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang memerlukan jasa perum Pegadaian oleh (Rodoni, 2015).

Laba Bersih merupakan salah satu ukuran kesuksesan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya dan dengan laba inilah perusahaan dapat terus tumbuh dan berkembang.

Salah satu tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah mendapatkan laba yang semaksimal mungkin dan laba tersebut dapat dilihat dari laporan laba rugi perusahaan.

Laba merupakan salah satu faktor penentu dalam proses pengembalian keputusan oleh para pengguna laporan keuangan. Hal ini mendorong manajemen bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan dapat menghasilkan laba yang maksimal dengan

(5)

tetap menjaga kestabilan aktivitas operasi sekaligus meningkatkan kinerja manajemen, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan bagi para investor maupun kreditor pengguna laporan keuangan.

Unsur-unsur laba bersih : (i) Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahaan atau penurunan kewajiban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi yang berasal dari aktivitas operasi dalam hal ini penjualan barang yang merupakan unit usaha pokok perusahaan. (ii) Beban adalah aliran keluar atau penggunaan aktiva atau kenaikan kewajiban dalam suatu periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas operasi. (iii) Biaya adalah kas atau nilai equivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan dimasa kini dan masa yang akan datang untuk organisasi.

(iv) Untung-rugi adalah kenaikan ekuitas atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi insidental yang terjadi pada perusahaan dan semua transaksi yang memperngaruhi perusahaan dalam suatu periode. (v) Penghasilan adalah hasil akhir perhitungan dari pendapatan dan keuntungan dikurangi beban dan kerugian dalam periode tersebut.

Jenis-jenis laba bersih : (i) Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan. (ii) Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi suatu perusahaan. (iii) Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain dikurangi beban lain. (iv) Laba per lembar saham biasa laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa untuk suatu periode dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar.

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya maka hipotesis yang diajukan adalah:

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H1 : Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman berpengaruh terhadap Laba Bersih pada PT Pegadaian (Persero) kantor Cabang Pa’baeng- baeng Makassar

H2 : Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman berpengaruh signifikan Terhadap Laba Bersih pada PT Pegadaian (Persero) kantor Cabang Pa’baeng-baeng Makassar.

Berdasarkan uraian tersebut tentang Jumlah taksiran dan uang pinjaman :

Gambar 1. Model Penelitian

Sumber: Anita (2016).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah: (i) Penelitian yang bersifat kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016), metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triagulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kuantitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (ii) Maka tempat penelitian dilaksanakan pada kantor PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pa’baeng-baeng Makassar, Jl. Sultan Alauddin No.98A, Makassar, sulawesi Selatan. waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih 2 bulan.

(iii) data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (iv) Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi.

Menururt Syamsinar (2015), dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumen atau laporan tertulis lain yang berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Pa’baeng- baeng Makassar. (v) Variabel dalam penelitian ini yaitu: Laba Bersih (Y), Jumlah Taksiran (X1) dan Uang Pinjaman (X2). (vi) teknik Analisis Data yaitu menggunakan : Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda dan Uji Statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah

Taksiran

Uang Pinjaman

Laba Bersih

(6)

Uji Asumsi klasik dengan menggunakan : Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda dan Uji Statistik.

Tabel 1. Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan Uji Autokorelasi menghasilkan nilai Durbin- Watson sebesar 1,012. Nilai tersebut tidak kurang dari -2 dan tidak lebih dari 2 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan hasil Uji Miltikolinearitas menghasilkan nilai VIF untuk kedua variabel bebas sebesar 1,344. Nilai VIF tersebut kurang dari 10 sertanilai Tolerance sebesar 0,744 >

0,1. Berdasarkan hasil tersebut maka seluruh variabel bebas dalam penelitian ini yang terdiri dari Taksiran dan Pinjaman.

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan IBM SPSS 25 dengan hasil outputnya memperlihatkan pola dimana titik-titk tidak menyebar dan membentuk suatu pola tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terjadi persoalan heteroskedastisitas.

Gambar 3. Hasil Uji Normalitas

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan Uji Normalitas ini memperlihatkan penyebaran (titik) disekitar garis regresi (diagonal) dan penyebaran titik- titik data searah mengiikuti diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi Normalitas.

Tabel 3. Hasil Estimasi Regresi Model Summaryb

Mo del R

R Squar

e

Adjusted R Square

Std.

Error of the Estimate

Durbin- Watson 1 ,580a ,337 ,297 1436927,

447

1,012

a. Predictors: (Constant), UANG_PINJAMAN(X2), JUMLAH_TAKSIRAN(X1)

b. Dependent Variable: LABA_BERSIH(Y)

Model Collinearity Statistics Toleranc

e

VIF Constant

Jumlah_Taksiran(X 1)

Uang_Pinjaman(X2 )

,744 ,744

1,344 1,344

(7)

Sumber : Data Diolah (2021)

Berdasarkan Interaksi persamaan regresi tersebut adalah nilai konstanta sebesar 171798,772 menyatakan bawha jika tidak ada variabel taksiran dan pinjaman yang mempengaruhi, maka laba tetap menghasilkan nilai sebesar 171798,772.

Tabel 4. Hasil Uji t

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasrkan pengujian hipotesis Uji t tentang Jumlah taksiran menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,741 dengan taraf signifikan

0,001. Taraf signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung (3,741) > dari nilai t tabel (2,000). Uji t tentang Uang Pinjaman menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,075 dengan taraf signifikan 0,649, taraf signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (0,075) < nilai t tabel (2,000).

Tabel 5. Hasil Uji F

Berdasarkan pengujian hipotesis Uji F pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman terhadap laba bersih menunjukkan nilai F hitung sebesar 8,376 dengan taraf signifikan 0,001. Taraf signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai F hitung (8,376) > nilai F tabel (4,01) yang berarti bahwa H1 ditolak H2 diterima atau dengan kata lain variabel taksiran dan pinjaman secara simultan signifikan berpengaruh terhadapa laba bersih

Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih pada PT.Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pa’baeng-Beng Makassar.

Adapun hasil penelitian berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Statistik dengan menggunakan SPSS 25 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan Uji Autokorelasi menghasilkan nilai Durbin- Coefficientsa

Model

Unstandardi zed Coefficients

Stand ardiz ed Coeff icient s

t Sig

.

Collinea rity Statistic

s

B Std.

Error Beta

Tol era nce

VI F 1 (Constant) 1717

98,7 72

1855 592,7 22

,09 3

,92 7 JUMLAH

_TAKSIR AN(X1)

,588 ,157 ,615 3,7 41

,00 1

,74 4

1,3 44 UANG_P

INJAMA N(X2)

-,078 ,169 -,075 - ,45 9

,64 9

,74 4

1,3 44 a. Dependent Variable: LABA_BERSIH(Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardi zed Coefficients

Stand ardize d Coeff icient s

t Sig

.

Collinear ity Statistic

s

B Std.

Error Beta

Tol era nce

VI F 1 (Constant) 1717

98,7 72

1855 592,7 22

,09 3

,92 7 JUMLAH

_TAKSIR AN(X1)

,588 ,157 ,615 3,7 41

,00 1

,74 4

1,3 44 UANG_PI

NJAMAN (X2)

-,078 ,169 -,075 - ,45 9

,64 9

,74 4

1,3 44 a. Dependent Variable: LABA_BERSIH(Y)

ANOVAa

Model

Sum of Squar

es df

Mean Squar

e F Sig.

1 Regr essio n

34589 72626 8100, 445

2 17294 86313 4050, 223

8,3 76

,001b

Resid ual

68137 09609 8318, 520

33 20647 60487 827,8 34 Total 10272

68223 66418 ,970

35

a. Dependent Variable: LABA_BERSIH(Y) b. Predictors: (Constant),

UANG_PINJAMAN(X2), JUMLAH_TAKSIRAN(X1)

Sumber: data primer diolah (2021).

(8)

Watson sebesar 1,012. Nilai tersebut tidak kurang dari -2 dan tidak lebih dari 2 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil Uji Miltikolinearitas menghasilkan nilai VIF untuk kedua variabel bebas sebesar 1,344. Nilai VIF tersebut kurang dari 10 sertanilai Tolerance sebesar 0,744 >

0,1. Berdasarkan hasil tersebut maka seluruh variabel bebas dalam penelitian ini yang terdiri dari Taksiran dan Pinjaman terbebas dari Asumsi Klasik Multikolinearita. Artinya kedua variabel bebas tersebut tidak terjadi hubungan ganda.

Berdasarkan Uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan IBM SPSS 25 dengan hasil outputnya memperlihatkan pola dimana titik-titk tidak menyebar dan membentuk suatu pola tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terjadi persoalan heteroskedastisitas.

Berdasarkan Uji Normalitas ini memperlihatkan penyebaran (titik) disekitar garis regresi (diagonal) dan penyebaran titik- titik data searah mengiikuti diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi Normalitas.

Berdasarkan Interaksi persamaan regresi tersebut adalah nilai konstanta sebesar 171798,772 menyatakan bawha jika tidak ada variabel taksiran dan pinjaman yang mempengaruhi, maka laba tetap menghasilkan nilai sebesar 171798,772 atau dengan kata lain. Jika variabel taksiran dan pinjaman tidak mempengaruhi atau sama dengan 0. Nilai koefisiensi regresi X1 sebesar 0,588 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 tingkat nilai taksiran akan meningkatkan laba sebesar 0,588 dengan anggapan variabel lain tidak mempengaruhi (X1) nilai koefisien regresi X2 sebesar -0,078 menyatakan bahwa setiap kenaikan atau penambahan 1 pinjaman akan mengurangi laba sebesar 0,078 dengan anggapan variabel lain tidak mempengaruhix (X2).

Berdasarkan pengujian hipotesis Uji F pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman terhadap laba bersih menunjukkan nilai F hitung sebesar 8,376 dengan taraf signifikan 0,001. Taraf signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai F hitung (8,376) > nilai F tabel (4,01) yang berarti bahwa H1 ditolak H2 diterima atau dengan kata lain variabel

taksiran dan pinjaman secara simultan signifikan berpengaruh terhadapa laba bersih.

Berdasrkan pengujian hipotesis Uji t tentang Jumlah taksiran menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,741 dengan taraf signifikan 0,001. Taraf signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung (3,741) > dari nilai t tabel (2,000) yang berarti bahwa hipotesis H2 diterima dan H1 ditolak atau dengan kata lain variabel taksiran berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Uji t tentang Uang Pinjaman menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,075 dengan taraf signifikan 0,649, taraf signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (0,075) <

nilai t tabel (2,000) yang berarti bahwa H1 diterima dan H3 ditolak, atau dengan kata lain variabel pinjaman tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian sebelumnya oleh (Darwina)

“Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman terhadap Laba Bersih pada Perum Pegadaian Syariah Kota Lhokseumawe”

dimana hasil penelitian ketika variabel jumlah taksiran mengalami peningkatan maka akan diperoleh laba hanyasebesar 2% dan variabel uang pinjaman mengalami peningkatan maka akan diperoleh laba bersih sebesar 16,3 % maka dapat disimpulkan bahwa jumlah taksiran dan uang pinjaman mempengaruhi laba bersih pada Perum Pegadaian Syariah Kota Lhokseumawe.

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan diatas dan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : (i) Variabel bebas yang terdiri dari jumlah taksiran dan uang pinjaman berpengaruh signifikan terhadap peningkatan laba bersih pada PT. Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pa’baeng-baeng Makassar. (ii) Variabel Jumlah Taksiran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan laba bersih pada PT. Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pa’baeng-baeng Makassar. (iii) Variabel Uang pinjaman berpengaruh namun tidak signifikan terhadap peningkatan laba bersih pada PT.

Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pa’baeng- baeng Makassar.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti memberi beberapa saran sebagai berikut: 1) Praktis :

(9)

Baiknya melakukan ekpansi produk seperti penerimaan jaminan berubah peralatan rumah tangga, kendaraan dan jaminan lainnya agar dapat memenuhi segala elemen kebutuhan masyarakat yang sangat membutuhkan modal bagi perputaran roda perekonomian. 2) Teoritis : Mengigat variabel bebasa yang digunakan hanya Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman diharap peneliti selanjutnya menambah variabel bebas lainnya untu mengetahui apa saja yang menjadi Faktor Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman terhadap Laba Bersih.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja Presindo

Arfan, I. (2016). Analisis Laporan Keuangan.

Medan : Madenatera.

Ahmad, R. (2015). Asuransi dan Pegadaian Syariah. Jakarta: Wacana Media.

Anita. (2016). Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Tamalate Makassar. Makassar:

Universitas Negeri Makassar.

Darwina, D.L. (2011). Pengaruh Jumlah Taksiran Dan uang Pinjaman Terhadap Laba Baersih Pada Perum Pegadaian Syari’ah Kota Lhokseumawe. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.9.No.2.

Ismail, MBA., AK. (2018). Manajemen Perbankan. Jl.Tambra raya : Prenadamedia group.

Kasmir. (2017). Dasar- dasar Perbankan PT.

Raja Grafindo. Jakarta: Persda.

Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan.PT RajaGrafindo. Cetakan Ke Duabelas Perasad: Raya Leuwinanggung.

Kasmir .(2016). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Latumaerissa., & Julius, R. (2017). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.

Mamduh, H. (2017). manajemen keungan.

Yogyakarta: BPFE.

Martono. (2016). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Cetakan Keempat.

Yogyakarta: Ekonosia

Nursiono, A.J. (2017). Pengantar statistik Dasar. Bogor : In Media.

Pandia, dkk. (2017). Lembaga Keuangan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Pandia, & Frianto. (2016). Lembaga Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tarantang, J. (2019). Regulasi dan Implementasi Pegadaian Syariah.

Yogyakarta: K-Media.

Ulum, M.B. (2019). Analisis Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat inflasi, dan profit Pegadaian Syariah Terhadap Jumlah Pembiayaan Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Kota Palembang. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini. Vol.10. No.1.

Wellyam, A. (2017). Analisis Pengaruh Harga Pasar Terhadap Penilaian Aktiva Atas Barang Jaminan Emas Pada PT Pregadaian (Persero) cabang Pa’baeng-baeng Makassar. Makassar:

STIE YPUP Makssar

Wati, F. (2017). Pengaruh Nilai Taksiran Emas terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk Gadai Di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sebagai berikut: Pertama dalam tabel Uji F yang dilakukan bahwa nilai F = 21,442>2,641 dan signifikan adalah 0,000 dari nilai taraf signifikan tersebut berarti sig

Hal ini dibuktikan dengan hasil Uji F yakni dengan nilai F- hitung lebih besar dari F-Tabel dan nilai signifikan lebih rendah dari nilai nilai signifikansi yang telah di tentukan, maka