• Tidak ada hasil yang ditemukan

indeks pembangunan manusia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "indeks pembangunan manusia"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang meyakini bahwa pembangunan manusia merupakan hal terpenting dalam proses kemajuan daerah. Untuk itu, BAPPEDA Aceh Tamiang merasa perlu adanya informasi dan statistik terkait pembangunan manusia di daerah ini. Semoga publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2016 ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan, terima kasih.

Sampai saat ini capaian pembangunan manusia Kabupaten Aceh Tamiang yang tercermin dari IPM masih di bawah rata-rata capaian provinsi Aceh pada umumnya. Sejak saat itu, IPM secara rutin diterbitkan setiap tahun dalam Laporan Pembangunan Manusia. Pilihan kebijakan ada dan, jika diterapkan, akan berkontribusi pada pencapaian pembangunan manusia untuk semua.

BAPPEDA-BPS Kabupaten Aceh Tamiang xi Sampai saat ini, tantangan pembangunan manusia di Aceh Tamiang masih memerlukan perhatian serius.

Gagasan Pembangunan

Kata Kunci Definisi Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia berarti memperluas pilihan masyarakat untuk hidup dalam kebebasan penuh dan bermartabat, serta memperluas kemampuan untuk memenuhi aspirasi. Pembangunan manusia berarti perubahan positif pada seluruh pribadi, dengan fokus pada masyarakat dan kesejahteraannya, dan pembangunan manusia adalah tujuan akhir dari semua jenis pembangunan. Pengukuran pembangunan manusia pertama kali diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990. UNDP memperkenalkan gagasan baru dalam pengukuran pembangunan manusia yang disebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sejak saat itu, IPM secara rutin dipublikasikan dalam Human Development Report (HDR) tahunan. IPM menjelaskan bagaimana hasil pembangunan berupa pendapatan, kesehatan, pendidikan, dll dapat diakses oleh warga.

Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur pencapaian pembangunan manusia berdasarkan sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator penting untuk melihat sisi lain dari pembangunan. Terlepas dari berbagai kritik yang muncul, konsep pembangunan manusia yang disampaikan UNDP tetap menarik perhatian media.

Meskipun tren popularitas pembangunan manusia menurun, pembangunan manusia cukup dapat diterima masyarakat internasional sebagai pertumbuhan ekonomi.

Gambar 1.1 Popularitas Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi di Dunia
Gambar 1.1 Popularitas Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi di Dunia

Inovasi Dalam Penghitungan

Setahun kemudian, UNDP menyempurnakan penghitungan IPM dengan menambahkan variabel rata-rata lama sekolah ke dalam dimensi pengetahuan. Terakhir, terdapat dua indikator dalam dimensi pengetahuan, yaitu tingkat melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Indikator melek huruf memiliki bobot dua pertiga, sedangkan indikator rata-rata lama bersekolah memiliki bobot sepertiga.

Kali ini, UNDP mengubah metode agregasi indeks pendidikan dari rata-rata geometris menjadi rata-rata aritmatika dan PNB per kapita tahun dasar. Dalam kasus yang lebih ekstrim, mean aritmetika dapat menutupi disparitas pembangunan manusia yang terjadi di suatu wilayah. Kelemahan rata-rata aritmatika merupakan salah satu alasan mendasar untuk memperbarui metode penghitungan IPM.

Indikator rata-rata lama sekolah dipertahankan karena menggambarkan stok yang terjadi di dunia pendidikan.

Tabel 2.1 Simulasi Rata-rata Aritmatik dan Rata-rata Geometrik  Kesehatan  Pendidikan  Standar Hidup
Tabel 2.1 Simulasi Rata-rata Aritmatik dan Rata-rata Geometrik Kesehatan Pendidikan Standar Hidup

Status Pembangunan

Hanya Myanmar yang masih masuk dalam kategori negara dengan pembangunan manusia "rendah". Misalnya Indonesia dan Laos, meskipun tingkat pembangunan manusianya hanya “sedang”, namun kemajuannya sangat baik. Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia mencapai 70,18 pada tahun 2016 dan melonjak ke level status “tinggi”.

Sebagian besar provinsi di Indonesia masih berstatus "sedang", dan sekitar sepertiganya berhasil mencapai status "tinggi" dalam pembangunan manusia tahun ini. Sampai saat ini belum ada provinsi yang masuk dalam kategori pembangunan manusia “sangat tinggi”. Empat provinsi berhasil mencapai status pembangunan manusia "tinggi", setelah 8 provinsi mencapainya.

Di Pulau Sumatera, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau yang sebelumnya berhasil mencapai status pembangunan manusia “tinggi”. Di Pulau Jawa, DKI Jakarta, Banten, dan DI Yogyakarta berhasil mencapai status pembangunan manusia “tinggi” dan tahun ini menyalip Jawa Barat. Di Nusa Tenggara dan Bali, hanya Bali yang mencapai status pembangunan manusia “tinggi”, sedangkan dua provinsi di Nusa Tenggara masih berstatus “moderat”.

Di Pulau Kalimantan, hanya Kalimantan Timur yang mencapai status pembangunan manusia “tinggi”, sedangkan provinsi lainnya masih berstatus “sedang”. Capaian pembangunan manusia di Provinsi Aceh telah mencapai tingkat yang lebih tinggi yaitu sebesar 70,00 dan termasuk dalam kategori “tinggi”. Di tingkat kabupaten/kota, variasi capaian pembangunan manusia bahkan lebih beragam dibandingkan di tingkat provinsi.

Skor pembangunan manusia tertinggi berada di Kota Yogyakarta (Provinsi DI Yogyakarta) dengan IPM tahun 2016 sebesar 85,32. Berbeda dengan hasil kondisi pembangunan manusia di tingkat provinsi, beberapa kabupaten/kota menunjukkan hasil yang luar biasa.

Gambar 3.1 Indek Pembangunan Manusia Negara-negara ASEAN, 2015
Gambar 3.1 Indek Pembangunan Manusia Negara-negara ASEAN, 2015

Kemajuan Pembangunan

Tren Pembangunan Manusia Terkini: Melalui Lensa Indeks Pembangunan Manusia Pembangunan manusia telah memberikan wawasan baru ke dalam perspektif pembangunan yang lebih luas. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kemajuan pembangunan manusia tercepat di dunia dan telah masuk dalam “World Top Movers in HDI Improvement”. Di kabupaten/kota, setidaknya sebelas kabupaten/kota menunjukkan perkembangan yang sama atau lebih cepat dari Indonesia.

Kabupaten Aceh Tamiang hanya mampu mencatat 0,69 persen per tahun, sedikit lebih rendah dari rata-rata Provinsi Aceh (0,71 persen). Daerah dengan capaian pembangunan manusia yang rendah berpotensi tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan daerah dengan capaian tinggi. Selain pembangunan manusia yang terus berkembang, perkembangan pembangunan manusia juga dapat dilihat dari perkembangan keadaan pembangunan manusia.

Enam kelurahan/kota telah berhasil meningkatkan status pembangunan manusianya ke tingkat yang lebih tinggi dalam enam tahun terakhir. Sedangkan enam kabupaten lainnya berhasil menaikkan status pembangunan manusianya dari “sedang” menjadi “tinggi”, yaitu Aceh Tengah, Aceh Besar, Bireuen, Bener Meriah, Pidie Jaya dan Kota Sabang. Satu-satunya daerah di Provinsi Aceh yang berstatus “sangat tinggi” dengan IPM sama dengan atau di atas 80 adalah Banda Aceh.

Proksi umur panjang dan sehat yang digunakan dalam perkembangan manusia merupakan indikator angka harapan hidup saat lahir (e0). Sampai dengan tahun 2016, rata-rata lama sekolah penduduk berusia 25 tahun ke atas di Provinsi Aceh mencapai 8,86 tahun atau setara dengan Kelas IX. Capaian dan perkembangan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah di tingkat kabupaten/kota lebih bervariasi.

Sedangkan harapan lama sekolah bervariasi dari 11,54 tahun (Kabupaten Aceh Timur) sampai 15,92 tahun (Kota Banda Aceh). Seperti indikator lainnya, belanja per kapita kabupaten/kota terus meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar 4.1 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, 1980-2016
Gambar 4.1 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, 1980-2016

Pembangunan Manusia

Demikian pula dengan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas yang meningkat dari tahun ke tahun. Kemajuan fasilitas yang dimiliki oleh daerah terkait dengan berbagai sarana dan prasarana pendidikan akan mendorong ekspektasi lama sekolah penduduk menjadi lebih tinggi. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan rata-rata jumlah tahun sekolah yang lebih tinggi bagi penduduk.

Dibandingkan dengan kondisi di Provinsi Aceh pada umumnya, perkiraan lama bersekolah di Aceh Tamiang relatif sedikit lebih rendah. Pencapaian ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata lama sekolah di Indonesia (7,95 tahun), namun lebih rendah dari provinsi Aceh (8,86 tahun). Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh, rata-rata lama bersekolah di Kabupaten Aceh Tamiang berada pada posisi 8 terbawah.

Secara umum perkembangan pendidikan di Kabupaten Aceh Tamiang cukup baik, hal ini terlihat dari peningkatan ekspektasi jumlah tahun sekolah selama periode 2010-2016. Kenaikan jumlah tahun sekolah yang diperkirakan mencapai 1,73 persen per tahun pada periode tersebut merupakan fakta yang tidak bisa dipungkiri. Peningkatan rata-rata lama sekolah periode 2010-2016 di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 1,27 persen per tahun.

Oleh karena itu, harapan jangka panjang sekolah di masa depan perlu dipertahankan dan ditingkatkan, karena peningkatan rata-rata lama sekolah tidak dapat ditingkatkan dalam jangka pendek. Dimensi berikutnya adalah dimensi pendidikan yang terdiri dari 2 indikator yaitu lama sekolah yang diharapkan dan rata-rata lama sekolah. Kesenjangan tahun sekolah yang diharapkan yang muncul pada tahun 2010, kesenjangan antara harapan sekolah tertinggi dan terendah masing-masing adalah 4,38 poin dan 4,38 tahun.

Namun, jarak antara tahun sekolah harapan tertinggi dan terendah dalam 5 tahun mendatang adalah 4,78 tahun. Setelah 5 tahun pada periode 2010-2015, gap harapan lama sekolah malah semakin melebar, di tahun keenam semakin menyempit. Menariknya, peningkatan harapan lama sekolah dan melebarnya kesenjangan harapan lama sekolah tidak menghasilkan rata-rata jumlah tahun pendidikan.

Pada tahun 2010 selisih rata-rata lama sekolah terendah dan tertinggi sekitar 6,31 tahun, kemudian pada tahun 2016 menjadi 5,69 tahun.

Gambar 5.1   Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh,  dan Indonesia, 2010¬2016
Gambar 5.1 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, dan Indonesia, 2010¬2016

Daftar Pustaka

CATATAN

Pendekatan pembangunan manusia memasukkan aspek produksi dan distribusi komoditas, serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan manusia. Oleh karena itu pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan bidang sosial, tetapi merupakan pendekatan menyeluruh dari semua bidang. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan kombinasi indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.

Daya beli masyarakat terhadap berbagai kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata jumlah pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan merupakan capaian pembangunan untuk kehidupan yang layak. Harapan hidup saat lahir (LLL) adalah rata-rata jumlah tahun yang dapat dijalani seseorang dalam seumur hidupnya. Dalam hal ini, indikator yang digunakan adalah rata-rata tahun sekolah (average years of schooling) dan ekspektasi tahun sekolah (expected years of schooling).

Dalam proses pembentukan IPM, rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah diberi bobot yang sama, kemudian kombinasi kedua indikator tersebut dijadikan sebagai indeks pendidikan sebagai salah satu komponen pembentuk IPM. Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang dihabiskan dalam pendidikan formal oleh penduduk yang berusia 25 tahun ke atas. Penghitungan rata-rata lama sekolah menggunakan dua batasan yang digunakan sesuai kesepakatan UNDP, yaitu rata-rata lama sekolah memiliki batasan maksimal 15 tahun dan batasan minimal 0 tahun.

Lama pendidikan yang diharapkan didefinisikan sebagai lama pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan akan dijalani oleh anak pada usia tertentu di masa yang akan datang. Mirip dengan rata-rata lama pendidikan, perkiraan lama pendidikan juga menggunakan batasan yang digunakan dalam perjanjian UNDP. Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok.

Pengelompokan ini bertujuan untuk mengatur daerah menjadi kelompok yang setara dalam hal pembangunan manusia. Indikator pertumbuhan IPM ini dapat digunakan sebagai kinerja pembangunan manusia suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Tabel L1. Komoditi Kebutuhan Pokok sebagai Dasar Penghitungan Daya Beli (PPP)
Tabel L1. Komoditi Kebutuhan Pokok sebagai Dasar Penghitungan Daya Beli (PPP)

Gambar

Gambar 1.2   Popularitas Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.1 Popularitas Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi di Dunia
Tabel 2.1 Simulasi Rata-rata Aritmatik dan Rata-rata Geometrik  Kesehatan  Pendidikan  Standar Hidup
Gambar 3.1 Indek Pembangunan Manusia Negara-negara ASEAN, 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan struktural diagram jalur di atas menyatakan bahwa setiap penambahan angka harapan hidup sebesar 1 tahun maka akan menaikkan indeks pembangunan manusia sebesar 34.1%