INDIKATOR Perilaku Konsumtif
Individu yang berperilaku konsumtif akan cenderung membeli barang berdasarkan keinginan dari pada kebutuhan
Menurut James F. Engel (dalam Mangkunegara, 2005:3) mengemukakan bahwa perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Menurut Lina dan Rasyid dalam Hidayah (2015:3) terdapat tiga aspek seseorang atau kelompok dikatakan konsumtif yaitu:
1. Pembelian (Implusif Buying) 2. Pemborosan (Wasteful Buying)
3. Mencari kesenangan (Non Rational Buying)
Terdapat 8 indikator perilaku konsumtif menurut Sumartono antara lain:
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
2. Membeli produk karena kemasannya menarik.
3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
4. Membeli produk atas kepentingan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya).
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.
7. Munculnya pemikiran bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).
Kategori perilaku konsumtif yang akan diteliti 1. Tidak mempertimbangkan fungsi/kegunaan 2. Mengonsumsi barang/jasa secara berlebihan 3. Mendahulukan keinginan daripada kebutuhan 4. Tidak ada skala prioritas
Cashless Society
Indikator Cashless Society 1. Manfaat
2. Kemudahan 3. Keamanan
Kategori Cashless Society yang akan diteliti
1. Mahasiwa Pendidikan Akuntansi yang menggunakan e-wallet,
2. Mahasiswa Pendidikan Akuntansi yang melakukan pembelian menggunakan e-wallet minimal 2x dalam satu bulan,
3. Minimal jumlah pengeluaran Rp 50.000 per bulan.
Alat Analisis
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey dengan angket.
Adapun Populasi penelitian ini yaitu Mahasiswa dari Prodi Pendidikan Akuntansi, Universitas Pendidikan Indonesia. Pengumpulan data melalui kuesioner menggunakan format pengukuran skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2019) adalah alat yang digunakan untuk pengukuran suatu pendapat, sikap dan persepsi dari seorang atau beberapa orang tentang suatu permasalahan sosial.