• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU dan PROMOSI KESEHATAN:

Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior

Vol. 04, No. 1, Juni 2022 | e-ISSN: 2615‐6911 | p-ISSN: 2723-5815 http://journal.fkm.ui.ac.id/ppk

Vol. 02, No. 1, Juni 2020 | e-ISSN: 2615‐6911 | http://journal.fkm.ui.ac.id/ppk

P

P K

PERILAKU & PROMOSI KESEHATAN Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior

Vol. 04, No. 1, Juni 2022 | e-ISSN: 2615‐6911 | p-ISSN: 2723-5815 | http://journal.fkm.ui.ac.id/ppk

(2)

PERILAKU dan PROMOSI KESEHATAN:

Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior

Vol. 04, No. 1, Juni 2022 | e-ISSN: 2615‐6911 | p-ISSN: 2723-5815 http://journal.fkm.ui.ac.id/ppk

Editorial: Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit Infeksi Baru Artikel Penulisan:

Hubungan Kekeliruan Informasi Tentang Coronavirus Diseases 2019 terhadap Perilaku Penduduk di Kelurahan Titi Kuning (hal.1-7)

Motivasi Sembuh Pada Anak Jalanan Korban Penyalahgunaan NAPZA (Studi Kualitatif di Yayasan Balarenik) (hal.8-20)

Aplikasi Health Belief Model Terhadap Perilaku Preventif COVID-19 pada Kelompok Lansia (hal. 21-27)

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pencegahan COVID-19 pada Penderita Hipertensi (hal. 28-38)

Perbandingan Kadar Hemoglobin Santriwati Sesudah Konsumsi Tablet Tambah Darah Ditambah Edukasi Video Singkat Dengan Hanya Konsumsi Tablet Tambah Darah (hal.

39-46)

Pengaruh Promosi Kesehatan dengan Media Video dan Booklet terhadap Pengetahuan Siswa mengenai Perilaku Sedentari di MAN 1 Medan (hal. 47-58)

Efektivitas Permainan Roda Putar terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa Mengenai COVID-19 di SD Cahaya Pengharapan Abadi Deli Serdang (hal. 59-66)

Diterbitkan oleh:

Perkumpulan Pendidik dan Promotor Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) bekerjasama dengan

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

(3)

PERILAKU dan PROMOSI KESEHATAN:

Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior

Vol. 04, No. 1, Juni 2022 | e-ISSN: 2615‐6911 | p-ISSN: 2723-5815 http://journal.fkm.ui.ac.id/ppk

Ketua Editor Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIH

Manager Editor

Aisyah Putri Mayangsari, SKM, MPH.Adv Dewan Editor

Dr. dra. Rita Damayanti, MSPH (Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia) Dien Anshari, S.Sos., M.Si., Ph.D., (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia) dr. Zulazmi Mamdy, MPH (Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia) Dr. Sarah Handayani, SKM., M.Kes., (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Prof.

Dr. Hamka)

Kartika Anggun Dimarsetio, SKM, MKM, (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia) dr. Iwan Ariawan, MSPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)

Web Programmer

Eddy Afriansyah, S.Komp, M.Komp Nico Kurnia Pratama, ST

Sekretariat:

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Gedung D Lantai 1, Kampus Baru UI Depok, 16424

Telepon: 021 7863475, 021 7863502 E‐mail: [email protected]

(4)

Pedoman Penulisan Jurnal Perilaku dan Promosi Kesehatan:

Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior

1. Perilaku & Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior menerbitkan artikel di bidang perilaku kesehatan dan promosi kesehatan masyarakat.

2. Artikel yang dikirimkan harus merupakan artikel penelitian yang tidak dipublikasikan sebelumnya atau saat ini sedang dipertimbangkan untuk diterbitkan di tempat lain dan bebas plagiarisme. Setiap artikel yang diajukan akan diperiksa oleh aplikasi untuk mendeteksi plagiarisme.

3. Manuskrip harus diketik menggunakan perangkat lunak pengolah kata (Microsoft Word atau Open Office).

4. Huruf yang digunakan di seluruh kertas adalah Times New Roman.

5. Ukuran kertas adalah A4 (yaitu 210 x 297 mm).

6. Dibuat dalam format satu kolom dengan semua margin 3 cm, spasi ganda dan maksimum 5.000 kata (tidak termasuk tabel dan daftar referensi).

7. Naskah harus diunggah melalui situs web http://journal.fkm.ui.ac.id/ppk.

8. Sertakan Surat Pernyataan Etika dalam file dokumen terpisah dan unggah pada file tambahan dalam Format PDF. (format surat ada di situs web http://journal.fkm.ui.ac.id/ppk)

9. Komponen Artikel:

Judul ditulis baik dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia maksimal 20 kata.

Identitas seluruh penulis ditulis dengan judul, yang mencakup nama lengkap tanpa gelar dan afiliasi. Untuk penulis korespondensi dikasih bintang dan lengkapi dengan nomor telepon dan e-mail.

Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia maksimal 200 kata. Abstrak harus satu paragraf meliputi latar belakang, tujuan, metode, hasil dan diskusi serta maksimal 5 (lima) kata kunci yang dipisahkan dengan koma.

Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tinjauan literatur yang singkat dan relevan, penjelasan tentang penelitian lain yang serupa, celah penelitian (research gap) serta tujuan studi.

Tidak ada bab khusus untuk tinjauan literatur.

Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik / instrumen pengumpulan data dan prosedur analisis data.

Hasil adalah temuan penelitian yang bersifat jelas dan ringkas.

Diskusi harus benar dan argumentatif membandingkan hasil studi dengan teori dan temuan sebelumnya yang relevan.

Tabel harus diberi spasi tunggal dan diberi nomor secara berurutan sesuai dengan penyajian dalam teks. Tabel dan / atau diagram harus tidak lebih dari 6 (enam) buah. Tabel dan diagram harus berupa file asli yang dapat diedit. (Jangan menggunakan gambar untuk tabel dan diagram).

Kesimpulan dan saran harus ringkas menjawab masalah studi dan tidak melampaui temuan penelitian.

Saran harus mengacu pada tujuan dan kesimpulan dalam bentuk narasi, logis dan efektif.

10. Referensi harus disiapkan menggunakan gaya Vancouver.

Nomor referensi harus diberi nomor secara berurutan sesuai dengan keseluruhan teks dan referensi jurnal saat ini lebih diutamakan.

Tuliskan nama belakang penulis dan inisial nama depan maksimal 6 (enam) penulis, sisanya harus diikuti oleh "et al".

(5)

Huruf kecil pertama harus dikapitalisasi dan sisanya harus ditulis dalam huruf kecil, kecuali nama orang, tempat dan waktu. Nama Latin harus ditulis dengan huruf miring. Judul tidak boleh digarisbawahi dan ditulis dengan huruf tebal.

Contoh referensi:

a. Jurnal Artikel Penulis Individu:

Zainuddin AA. Kebijakan pengelolaan kualitas udara terkait transportasi di Provinsi DKI Jakarta. Kesmas: National Public Health Journal. 2010; 4 (6): 281-8.

b. Artikel Jurnal Penulis Organisasi:

Diabetes Prevention Program Research Group. Hypertension, insulin, and proinsulin in participants with impaired glucose tolerance. Hypertension. 2002; 40 (5): 679-86.

c. Artikel Jurnal di Internet:

Abood S. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role. The American Journal of Nursing [serial on the Internet ]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6):[about 3 p.].

Available from:

http://www.nursingworld.org/AJN/2002/ju ne/ Wawatch.htm.

d. Buku Tulisan Individu:

Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical microbiology. 4th ed. St.Louis: Mosby; 2002

e. Buku Tulisan yang Diterbitkan Organisasi:

Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Department of Clinical Nursing.

Compendium of nursing research and practice development, 1999-2000.

Adelaide (Australia):Adelaide University;

2001.

f. Artikel Jurnal di Internet:

Abood S. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role. The American Journal of Nursing [serial on the Internet ]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6):[about 3 p.].

Available from:

http://www.nursingworld.org/AJN/2002/ju ne/ Wawatch.htm.

g. Buku

- Tulisan Individu:

Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical microbiology. 4th ed. St.Louis: Mosby; 2002.

- Bab dalam Buku:

Meltzer PS, Kallioniemi A, Trent JM.

Chromosome alterations in human solid tumors. In:Vogelstein B, Kinzler KW, editors. The genetic basis of human cancer. New York: McGraw Hill; 2002.

p. 93-113.

h. Peraturan/perundangan-undangan:

Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. Of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993, Ch.37: office consolidation.

Toronto: Queen's Printer for Ontario;

1994.

i. CD·ROM: Anderson SC, Poulsen KB.

Anderson's electronic atlas of hematology [CD-ROM]. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.

j. Buku Tulisan yang Diterbitkan Organisasi:

Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Department of Clinical Nursing.

Compendium of nursing research and practice development, 1999-2000.

Adelaide (Australia): Adelaide University;

2001.

k. Ensiklopedia di Internet:

A.D.A.M. medical encyclopedia [Internet].

Atlanta: A.D.A.M., Inc.; c2005 [cited 2007 Mar 26]. Available from: http://www.

nlm.nih.gov /medlineplus/

encyclopedia.html.

l. Buku di Internet:

Foley KM, Gelband H, editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the Internet]. Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Iul 9].

Availablefrom:

http://www.nap.edu/books/0309074029/ht ml. Lippincott Williams & Wilkins; 2002.

m. Website:

Canadian Cancer Society [homepage on the Internet]. Toronto: The Society; 2006 [updated 2006 May 12; cited 2006 Oct 17].

Available from: http://www.cancer.ca/.

(6)

Editorial: Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit Infeksi Baru

oleh Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIH

Kasus dan kematian karena COVID-19 sudah menurun secara global. Namun, sebagian negara masih menghadapi pandemi. Kasus di Indonesia kini mulai menanjak ketika banyak orang mulai abai dengan protokol kesehatan. Kita semua berharap pandemi ini akan segera berakhir.

Emerging infectious diseases merupakan penyakit yang muncul dan mempengaruhi populasi untuk pertama kali atau pernah ada sebelumya tetapi menyebar dengan cepat, baik secara jumlah orang yang terinfeksi atau area geografis baru. Di abad ini, kita sudah mengalami berbagai emerging infectious diseases mulai dari Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) hingga flu burung A (H7N9)1 dan terakhir adalah COVID-19. Bukan tidak mungkin akan muncul penyakit-penyakit infeksi baru di masa mendatang.

Kesiapsiagaan terhadap wabah penyakit infeksi merupakan hal yang sangat penting di masa kini dan mendatang. Dukungan sistem kesehatan masyarakat sangat diperlukan untuk menempa kesiapsiagaan tersebut. Kita harus lebih peduli terhadap upaya-upaya yang dapat merusak ekosistem dan habitat alami. Kemampuan masyarakat untuk melakukan penilaian risiko perlu ditingkatkan.2

Daftar Referensi:

1. World Health Organization Regional Office for South-East Asia. A brief guide to emerging infectious diseases and zoonoses. New Delhi (IND): WHO Regional Office for South-East Asia, 2014.

2. Wellcome. From equality to global poverty: how Covid-19 is affecting societies and economies [Internet]. London (UK): GAVI, The Vaccine Alliance Secretariat; 2020 [updated 2020 September 30; cited 2022 June 30]. Available from:

https://www.gavi.org/vaccineswork/equality-global-poverty-how-covid-19-affecting- societies-and-economies

(7)

1

Hubungan Kekeliruan Informasi Tentang Coronavirus Diseases 2019 terhadap Perilaku Penduduk di Kelurahan Titi Kuning

The Relationship of Misinformation About Coronavirus Diseases 2019 to the Behavior of Residents in Titi Kuning Village

Daniella Aprilia1, Ranti Permatasari1

1Departemen Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Kam- pus USU Medan 20155, Indonesia

*Korespondensi penulis:

[email protected] ABSTRAK

Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19, penyebaran informasi yang keliru (infodemik) di tengah masyarakat juga ikut meningkat. Usaha penanganan COVID-19 akan semakin sulit untuk dilakukan dengan adanya infodemik tersebut.

Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekeliruan informasi tentang COVID- 19 yang beredar terhadap perilaku penduduk Kelurahan Titi Kuning dalam menghadapinya.

Metode. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional.

Populasi dan sampel penelitian ini berasal dari penduduk Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling sebanyak 100 sampel. Penelitian ini menggunakan data primer dengan mengumpulkan penduduk di satu tempat kemudian membagikan kuesioner langsung dan meminta subjek penelitian untuk mengisinya.

Hasil. Sumber informasi COVID-19 bagi responden yang terbanyak berasal dari sosial media (26,5%) dan internet (25,8%). Jumlah kekeliruan informasi COVID-19 tergolong sedang (59%). Perilaku penduduk di Kelurahan Titi Kuning terkait COVID-19 tergolong baik (72%).

Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kekeliruan informasi (infodemik) tentang COVID-19 terhadap perilaku terkait COVID-19 pada penduduk di Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

Kata Kunci: Coronavirus Disease 2019, infodemik, perilaku, penduduk

ABSTRACT

Background: Along with the increasing cases of COVID-19, the spread of misinformation (infodemic) in the community has also increased. With this infodemic, efforts to deal with COVID-19 will be increasingly difficult.

Objective: This study aimed to determine the relationship between misinformation about COVID-19 circulating and the behavior of the residents of Titi Kuning Village in dealing with it.

Method: The method used in this study is an analytical study with a cross-sectional design. The population and sample of this study came from residents of Titi Kuning Village, Medan Johor District, Medan City, North Sumatra Province. Sampling collection used a consecutive sampling method with 100 samples. This study used primary data by collecting residents in one place, distributing direct questionnaires, and asking research subjects to fill them out.

Results: The most sources of information on COVID-19 for respondents came from social media (26.5%) and the internet (25.8%). The number of misinformation on COVID-19 is moderate (59%). The behavior of residents in Titi Kuning Village regarding COVID-19 was classified as decent (72%).

Conclusion: There is no significant relationship between misinformation (infodemic) about COVID-19 and behavior related to COVID-19 among residents in Titi Kuning Village, Medan Johor District, Medan City.

Keywords: Coronavirus Disease 2019, infodemic, behavior, resident

Diterima (Recieved) : 29 Desember 2022 Direvisi (Revised) : 29 Juni 2022 Diterima untuk diterbitkan (Accepted) : 30 Juni 2022

(8)

2 LATAR BELAKANG

COVID-19 pertama kali terdengar setelah dilaporkannya kasus yang menyerang penduduk di Wuhan, Hubei, China pada tang- gal 31 Desember 2019.1 Jumlah kasus COVID-19 semakin meningkat dari hari ke hari yang tersebar hampir ke setiap negara. Se- jak tanggal 11 Maret 2020, WHO menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi global.1

Kekeliruan informasi, atau istilahnya ada- lah infodemik, merupakan banyaknya infor- masi yang muncul baik informasi yang benar ataupun salah sehingga masyarakat sulit menentukan sumber informasi yang benar dan terpercaya.2 Seiring dengan meningkatnya ka- sus COVID-19, penyebaran infodemik di ten- gah masyarakat juga ikut meningkat. Penyeba- ran infodemik ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan tenaga kesehatan. Usaha penanganan COVID-19 yang belum selesai di- perberat lagi oleh usaha meluruskan informasi keliru yang tersebar.

Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informat- ika3 pada bulan April 2020, hoaks atau infor- masi keliru tentang COVID-19 sudah men- jangkau 566 kasus. Beberapa contohnya sep- erti konsumsi bawang putih mentah atau air panas dapat mencegah COVID-19, cairan pemutih yang digunakan sebagai disinfektan, ataupun penggunaan masker saat berolahraga sebagai tindakan pencegahan.4,5 Penyebaran informasi didukung oleh teknologi internet dan media sosial yang semakin berkembang sejak pandemi ini. Kebanyakan orang langsung me- mercayai dan menyebarluaskan suatu berita tanpa mencari tahu apakah berita tersebut benar atau tidak. Penyebaran informasi yang awalnya dari orang ke orang akan berlanjut terus sampai tersebar di seluruh tempat.6

Pemerintah terus berusaha untuk mencari tahu dan mengambil tindakan terhadap sumber informasi yang keliru demi keselamatan ma- syarakat. Pencegahan penyebaran informasi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan tenaga kesehatan, tetapi juga masyarakat.

Masyarakat dianjurkan untuk lebih kritis da- lam mencari dan membaca suatu informasi se- hingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak diketahui kebenarannya.7

Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kekeliruan infor- masi (infodemik) tentang COVID-19 terhadap perilaku penduduk Kelurahan Titi Kuning terkait informasi tersebut. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penduduk di Kelurahan Titi Kuning, sumber informasi yang didapatkan, infodemik yang didapatkan, dan perilaku pen-duduk terhadap informasi tersebut.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan desain cross sec- tional. Populasi pada penelitian ini adalah penduduk Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sampelnya adalah penduduk kelurahan Titi Kuning yang telah memenuhi kriteria penelitian. Pengumpulan data diperoleh meng- gunakan cara membagikan kuesioner kepada penduduk Kelurahan Titi Kuning yang me- menuhi kriteria penelitian. Responden akan mengisi kuesioner penelitian yang diberikan dan jawabannya akan dikumpulkan. Karakte- ristik sampel penelitian yang diteliti berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Kriteria inklusi penelitian ini, yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di Kelu- rahan Titi Kuning, laki-laki atau perempuan berusia lebih dari 18 tahun, dan responden bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eks- klusi penelitian ini, yaitu kuesioner tidak diisi secara lengkap dan penduduk yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Variabel pada penelitian, yaitu informasi keliru / infodemik dan peri- laku. Data yang terkumpul akan ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi. Kemudian, data tersebut akan ditabulasi dan dianalisis secara bivariat dengan uji korelasi Spearman.

HASIL

Penelitian ini merupakan penelitian per- tama yang dilakukan untuk mencari hubungan kekeliruan informasi tentang COVID-19 ter- hadap perilaku penduduk di Kelurahan Titi Kuning. Jumlah sampel penelitian ini adalah 100 orang yang telah memenuhi kriteria penelitian.

(9)

3 Tabel 1 memperlihatkan distribusi frek-

uensi karakteristik responden. Untuk karakter- istik responden berdasarkan usia, kelompok terbanyak adalah kelompok usia 17-25 tahun sebanyak 65 orang (65%). Jenis kelamin re- sponden yang terbanyak adalah perempuan yang berjumlah 54 orang (54%). Responden yang bekerja sebagai pegawai swasta merupa- kan yang terbanyak, yaitu sebanyak 43 orang (43%). Kelompok pendidikan terakhir yang terbanyak adalah lulusan SMA/SMU/SMK yang berjumlah 72 orang (72%).

Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi sumber informasi. Mayoritas penduduk men- dapatkan sumber informasi dari sosial media dan internet, yaitu sebanyak 77 orang (26,5%) dan 75 orang (25,8%).

Tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi pertanyaan tentang informasi COVID-19 yang keliru di masyarakat. Hasil terbanyak berada pada pertanyaan nomor 5, yaitu sebanyak 80 orang responden (80%) mengetahui bahwa obat LHQW (Lianhua Qingwen, obat tradi- sional dari Cina) dapat mencegah dan men- gobati COVID-19. Tabel 4 menunjukkan dis- tribusi frekuensi infodemik COVID-19. Hasil penelitian yang terbanyak berasal dari ke- lompok infodemik sedang, yaitu sebanyak 59

orang (59%) mendapatkan informasi keliru yang berjumlah sedang.

Tabel 5 menunjukkan distribusi frekuensi pertanyaan terkait perilaku responden dalam menyikapi informasi yang keliru. Mayoritas pasien mengonsumsi suplemen atau vitamin setiap hari (43%) dan mengonsumsi air panas (26%) sebagai tindakan preventif terhadap COVID-19. Tabel 6 menunjukkan distribusi frekuensi perilaku responden. Hasil terbanyak adalah responden yang berperilaku baik, yaitu sebanyak 72 orang (72%).

Tabel 7 menunjukkan korelasi antara info- demik dan perilaku responden. Hasil yang terbanyak adalah responden yang mendapat infodemik berjumlah sedang dan berperilaku baik. Berdasarkan tabel 7 di atas, didapatkan nilai koefisiensi korelasi sebesar -0,071. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hub- ungan yang terbalik antara infodemik dan per- ilaku, yaitu semakin tinggi skor infodemik, maka skor perilaku akan semakin rendah. Nilai ini bermakna semakin banyak infodemik yang diterima oleh seseorang, maka perilaku orang tersebut akan semakin buruk. Besar nilai sig- nifikansi atau p value adalah 0,486 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara infodemik dan perilaku.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia

17 – 25 tahun 65 65

26 – 35 tahun 7 7

36 – 45 tahun 7 7

46 – 55 tahun 15 15

56 – 65 tahun 6 6

Jenis Kelamin

Laki-laki 46 46

Perempuan 54 54

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 12 12

Pedagang 3 3

Pegawai Swasta 43 43

Wiraswasta 17 17

Mahasiswa 20 20

Guru 5 5

Pendidikan Terakhir

SMP 7 7

SMA/SMU/SMK 72 72

Diploma 1 1

Sarjana 20 20

Total 100 100

(10)

4

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)

Koran 23 7,8

TV 47 16,2

Radio 10 3,4

Internet 75 25,8

Sosial Media 77 26,5

Masyarakat 42 14,4

Petugas Kesehatan 17 5,8

Total 291 100

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pertanyaan Tentang Kekeliruan Informasi COVID-19

Pertanyaan Pernah Tidak Pernah

Total (%) Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar bahwa:

lampu UV dapat digunakan sebagai disinfektan?

52 52 48 48 100

konsumsi bawang putih mentah dapat mencegah COVID-19?

69 69 31 31 100

saat berolahraga boleh memakai masker?

42 42 58 58 100

cairan pemutih sebagai disinfektan? 23 23 77 77 100

obat LHQW dapat mencegah dan mengobati COVID-19?

80 80 20 20 100

suplemen dan vitamin dapat men- gobati COVID-19?

75 75 25 25 100

penggunaan masker yang terlalu lama tidak baik untuk kesehatan?

70 70 30 30 100

COVID-19 dapat ditularkan melalui jejak sepatu?

14 14 86 86 100

virus COVID-19 dapat menempel di rambut?

55 55 45 45 100

minum air panas dapat mencegah COVID-19?

57 57 43 43 100

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Infodemik COVID-19

Infodemik Skor Frekuensi Persentase (%)

Banyak 8-10 17 17

Sedang 5-7 59 59

Sedikit 0-4 24 24

Total 100 100

(11)

5

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pertanyaan Tentang Perilaku Responden

Pertanyaan Selalu Sering Kadang Jarang Tidak

Pernah

n* %* n* %* n* %* n* %* n* %*

Seberapa sering Bapak/Ibu:

menggunakan lampu UV sebagai disin- fektan?

3 3 2 2 5 5 10 10 80 80

mengonsumsi bawang putih mentah? 2 2 9 9 21 21 17 17 51 51

menggunakan masker ketika berolahraga? 0 0 7 7 13 13 18 18 55 55

menggunakan cairan pemutih sebagai dis- infektan?

4 4 6 6 11 11 5 5 74 74

membeli obat LHQW? 0 0 8 8 25 25 21 21 38 38

mengonsumsi suplemen atau vitamin? 43 43 22 22 25 25 6 6 4 4

mengganti masker setiap pulang beper- gian?

0 0 19 19 8 8 2 2 3 3

membersihkan sepatu setiap pulang beper- gian?

0 0 5 5 21 21 21 21 21 21

keramas setelah pulang bepergian? 0 0 23 23 14 14 5 5 5 5

minum air panas dalam seminggu? 26 26 18 28 32 32 9 9 15 15

*n adalah frekuensi dan % adalah persentase

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Perilaku Responden

Perilaku Skor Frekuensi Persentase (%)

Baik 38-50 72 72

Cukup 26-37 28 28

Kurang <26 0 0

Total 100 100

Tabel 7. Korelasi antara Infodemik dan Perilaku Responden Variabel Total Koefisien Korelasi p value Infodemik

100 -0,071 0,486

Perilaku

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 5, didapatkan besar nilai signifikansi atau p value adalah 0,486 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara infodemik dan perilaku. Nilai koefisiensi ko- relasi yang didapatkan sebesar -0,071. Nilai ini berarti terdapat hubungan yang terbalik antara infodemik dan perilaku, yaitu semakin tinggi skor infodemik, maka skor perilaku akan se- makin rendah. Koefisien korelasi yang bernilai negatif menandakan semakin banyak infor- masi keliru yang didapatkan oleh responden, maka perilakunya akan semakin buruk. Hal ini disebabkan oleh informasi yang didapatkan seseorang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Semakin banyak informasi benar yang didapatkan seseorang, maka semakin

baik juga perilakunya dan sebaliknya.9 Na- mun, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian serupa yang dilakukan oleh Muji- burrahman et al.10, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan per- ilaku masyarakat dalam mencegah COVID-19.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penelitian sebelumnya meneliti pengetahuan umum seputar COVID-19 dan hubungannya dengan perilaku pencegahan COVID-19. Se- makin tinggi pengetahuan tentang masa inku- basi dan cara penularan virus tersebut, maka masyarakat akan semakin memahami bagai- mana cara mencegah dirinya tertular COVID- 19.11

Hasil penelitian pada tabel 5 juga menun- jukkan bahwa penduduk yang mendapat info-

(12)

6 demik berjumlah sedang kebanyakan berper-

ilaku baik. Penduduk yang mendapat info- demik berjumlah banyak dan sedikit juga mayoritas berperilaku baik, namun jumlahnya tidak sebanyak pada infodemik yang ber- jumlah sedang. Hal ini mungkin terjadi karena penduduk telah cukup dewasa untuk mem- bedakan mana informasi yang benar atau ke- liru sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh informasi tersebut. Ketika mereka mendapat informasi yang tidak jelas sumber atau kebenarannya, mereka berusaha mencari tahu lebih lanjut tentang informasi tersebut se- hingga mereka tidak langsung mengikuti apa yang terdapat di dalam informasi tersebut.12 KESIMPULAN

Mayoritas responden di Kelurahan Titi Kuning berusia 17 sampai 25 tahun, berjenis kelamin perempuan, bekerja sebagai pegawai swasta, dan merupakan lulusan SMA sedera- jat. Sumber informasi COVID-19 bagi re- sponden yang terbanyak berasal dari sosial me- dia dan internet. Jumlah kekeliruan informasi COVID-19 tergolong sedang. Perilaku pendu- duk di Kelurahan Titi Kuning terkait COVID- 19 tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat hubungan yang ber- makna antara kekeliruan informasi (info- demik) tentang COVID-19 terhadap perilaku terkait COVID-19 pada penduduk di Kelura- han Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.

SARAN

Peneliti berharap agar Dinas Kesehatan Kota Medan dapat menyampaikan informasi tentang COVID-19 secara lebih merata dan massif lagi agar informasi tersampaikan ke se- luruh penduduk di Kota Medan, khususnya Kelurahan Titi Kuning. Penyuluhan tentang COVID-19 baik cara penularannya maupun pencegahannya juga dapat dilakukan agar penduduk menjadi lebih paham terkait penya- kit ini. Pemerintah juga diharapkan dapat mengumumkan sumber informasi mana yang bisa dipercaya oleh penduduk sehingga pendu- duk tidak kebingungan ataupun bimbang terkait informasi yang didapatkan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya, cakupan wilayah

penelitian dapat lebih diperluas menjadi wila- yah kecamatan, kota, ataupun provinsi se- hingga hasil penelitian menjadi lebih akurat dan mewakili populasi secara keseluruhan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan dan Kelurahan Titi Kuning yang telah mengizinkan penelitian ini dilaksanakan, penduduk Kelurahan Titi Kuning yang telah bersedia untuk ber- partisipasi dalam penelitian, dan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah mendukung peneliti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR REFERENSI

1. World Health Organization. 2020, Coronavirus disease (COVID-19), accesed 9 May 2021. Available at : https://www.who.int/docs/default-

source/coronaviruse/situation-

reports/20200121-sitrep-1-2019-ncov.pdf 2. World Health Organization. 2020, Corona- virus disease (COVID-19) advice for the public: Mythbusters, accessed 1 April

2021, Available at:

https://www.who.int/emergencies/dis- eases/novel-coronavirus-2019/advice- for- public/myth-busters

3. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2020, Ancaman Infodemik Dapat Memperburuk Pandemi COVID-19, accesed 5 April 2021,

Available from:

https://covid19.go.id/p/berita/ancaman- infodemik-dapat-memperburuk-pandemi- covid-19

4. Driver, S., Reynolds, M., Brown, K., Vingren, J.L., Hill, D.W., Bennett, M. et al.

2021, ‘Effects of wearing a cloth face mask on performance, physiological and percep- tual responses during a graded treadmill running exercise test’, British Journal of Sports Medicine, pp. 1-7.

5. Hemila, H. and de Man, A.M.E. 2021,

‘Vitamin C and COVID-19’, Frontiers in Medicine, 7(559811), pp. 1-3.

(13)

7 6. Laato S, Islam AN, Islam MN, Whelan E.

What drives unverified information shar- ing and cyberchondria during the COVID- 19 pandemic?. European Journal of Infor- mation Systems. 2020 May 3;29(3):288- 305.

7. Marwah N, Lia N, Maesurah S. Urgensi Filtering Dalam Menanggulangi Penyebaran Berita Hoaks. Al-Din: Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan. 2020 Dec 31;6(2).

8. Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis, Salemba Medika, Jakarta.

9. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta;

2007.

10. Mujiburrahman M, Riyadi ME, Ningsih MU. Hubungan Pengetahuan dengan Per- ilaku Pencegahan Covid-19 di Masyarakat.

Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal). 2020 Dec 14;2(2):130- 40.

11. Media Y, Afriyani. Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Masyarakat Sumatera Barat terhadap COVID-19. Inovasi Jurnal Politik dan Kebijakan. 2020 Oct;

17(2):129-139.

12. Maragakis, L.L. 2020, Coronavirus, Social and Physical Distancing and Self- Quaran- tine, accessed 9 Mei 2021, Available at:

https://www.hopkinsmedi-

cine.org/health/conditions-and- dis- eases/coronavirus/coronavirus-social-dis- tancing-and-self-quarantine

(14)

8

Motivasi Sembuh Pada Anak Jalanan Korban Penyalahgunaan NAPZA (Studi Kualitatif di Yayasan Balarenik)

Motivation to Recover for Street Children Victims of Drug Abuse (Qualitative Study in Yayasan Balarenik)

Ghariza A. Samara1, Caroline Endah Wuryaningsih1

1Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia

*Korespondensi penulis:

[email protected] ABSTRAK

Latar Belakang. Anak jalanan sangat rentan menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Yayasan Balarenik menjadi salah satu Lembaga Rehabilitasi Sosial khusus untuk anak-anak jalanan. Penyalahguna NAPZA yang sedang menjalani rehabilitasi tetap memiliki peluang untuk kambuh (relapse). Perilaku relapse pada penyalaguna NAPZA tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah motivasi diri untuk dapat sembuh.

Tujuan. Mengetahui motivasi sembuh pada anak jalanan korban penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Balarenik.

Metode. Penelitian ini merupakan studi kualitatif. Pengambilan data dilakukan dari bulan Oktober-November 2021 dengan wawancara mendalam kepada 6 orang anak jalanan, 2 orang perwakilan orangtua, 1 orang perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ketua Yayasan Balarenik, Konselor serta Pekerja Sosial di Yayasan Balarenik.

Hasil. Lingkungan pertemanan mempengaruhi anak jalanan untuk mengenal, menggunakan, dan mendapatkan NAPZA. Kemauan dalam diri yang kuat menjadi faktor instrinsik anak jalanan untuk dapat sembuh dari penyalahgunaan NAPZA. Faktor ekstrinsik motivasi untuk sembuh anak jalanan adalah adanya pengaruh dari teman yang sudah berhenti menggunakan NAPZA, peran dari konselor, pekerja sosial, serta pemberian reward dari Yayasan. Anak jalanan juga mendapatkan pengaruh dari abang-abangan tongkrongan untuk mengikuti rehabilitasi dan berhenti menyalahgunakan NAPZA.

Kesimpulan. Motivasi untuk sembuh anak jalanan dari penyalahgunaan NAPZA didapat dari dorongan dalam diri, pengaruh lingkungan dan pihak signifikan lainnya.

Kata Kunci:; Anak Jalanan, Motivasi, NAPZA, Rehabilitasi

ABSTRACT

Background. Street children are one of the vulnerable groups to become victims of drug abuse. Yayasan Balarenik is one of the Social Rehabilitation Institutions, especially for street children. Drug abusers who are undergoing rehabilitation still have the opportunity to relapse. Relapse behavior in drug abusers can be influenced by various factors, including self-motivation to recover

Objective. Determine the motivation of street children to recover from drug abuse at Yayasan Balarenik.

Method. This research is a qualitative study. Data collection was collected from October-November 2021 with in-depth interviews with 6 street children, 2 representatives of parents, 1 representative of the Dinkes Provinsi DKI Jakarta, the head of Yayasan Balarenik, and Counselors also Social Workers at Yayasan Balarenik.

Results. Friendship environment influenced street children to recognize, use, and obtain drugs. Strong self- will becomes an intrinsic factor for informants to recover from drug abuse. Extrinsic motivational factors came from friends who have stopped using drugs, counselors and social workers' exemplary role and rewards from the Foundation. Brotherhood in the community also became a significant influence.

Conclusion. Street children's motivation to recover from drug abuse are from internal encouragement, environmental influences and significant others.

Keywords: Street Children, Motivation, Drugs, Rehabilitation

Diterima (Recieved) : 8 Maret 2022 Direvisi (Revised) : 16 Juni 2022 Diterima untuk diterbitkan (Accepted) : 24 Juni 2022

(15)

9 LATAR BELAKANG

Penyalahgunaan NAPZA termasuk salah satu masalah kesehatan masyarakat. Pada satu sisi, narkoba dapat menjadi zat yang ber- manfaat dalam pengobatan. Namun, jika digunakan dalam dosis yang berlebih maka dapat menyebabkan kecanduan.1 Narkoba saat ini dapat dikonsumsi dari kelompok umur anak, remaja, hingga dewasa. Selain itu, narkoba juga dapat masuk ke seluruh lapisan masyarakat baik dari kelas sosial ekonomi tinggi hingga kelas sosial ekonomi rendah sep- erti anak jalanan. Menurut Integrasi Layanan Rehabilitasi Sosial - Kementerian Sosial RI2, anak jalanan merupakan anak yang waktu da- lam hidup mereka habiskan di jalanan, dalam artian berkeliaran dan/atau mencari nafkah di jalanan maupun di tempat-tempat umum. Pada tahun 2016 tercatat sebanyak 18 ribu lebih anak jalanan yang ada di Indonesia, dimana 70% dari mereka merupakan korban dari pen- yalahgunaan NAPZA.3

Bagaimanapun, setiap korban penyalah- gunaan NAPZA berhak untuk sembuh dan membangun hidupnya kembali.4 Menurut Anang Iskandar4, penyalahguna merupakan

“orang sakit” akibat dari perilaku kecanduan narkotika sehingga dapat disembuhkan.

Pemerintah melakukan upaya penanganan berupa rehabilitasi. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa korban penyalahgunaan narkotika diwajibkan untuk mengikuti rehabil- itasi medis dan sosial. Akan tetapi, penya- lahguna NAPZA yang sedang mengikuti reha- bilitasi masih memiliki peluang untuk kambuh dan menggunakan NAPZA kembali (relapse).5 Perilaku relapse pada penyalaguna NAPZA tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah motivasi. Motivasi menjadi faktor penting dalam pembentukan perilaku relapse. Dalam hal ini, motivasi dapat membantu individu untuk mengendalikan dan menahan dirinya sehingga tidak kembali menggunakan NAPZA.6

Motivasi untuk sembuh dari penyalah- gunaan NAPZA dapat ditinjau melalui be- berapa teori motivasi yang ada, seperti Hier- arki Kebutuhan Maslow, Teori Kebutuhan

McClelland, Teori Motivasi Vromm, dan ter- masuk juga diantaranya Teori Dua Faktor oleh Frederick Herzberg. Dalam penelitian ini menggunakan Teori Dua Faktor oleh Frederick Herzberg. Teori ini dapat menjelaskan apa yang menjadi motivasi anak jalanan untuk sembuh dari penyalahgunaan NAPZA ditinjau dari faktor intrinsik dan ekstrinsik.

Yayasan Balarenik menjadi pelopor la- yanan rehabilitasi khusus anak-anak jalanan di Indonesia. Hingga saat ini, Yayasan Balarenik menjadi satu-satunya lembaga rehabilitasi khusus anak jalanan di wilayah DKI Jakarta.

Pada tahun 2021, Yayasan Balarenik mela- kukan penjangkauan dan asesmen terhadap 30 anak jalanan yang berjenis kelamin laki-laki.

Anak jalanan tersebut diberikan rawat jalan se- hingga mereka dapat sembuh dari penya- lahgunaan NAPZA. Berdasarkan hasil diskusi awal, diketahui bahwa anak-anak terlihat se- mangat mengikuti rehabilitasi dan memiliki kemauan untuk sembuh dari penyalahgunaan NAPZA. Bahkan, sebelum dimulainya pro- gram rehabilitasi, anak jalanan yang akan men- jadi binaan Yayasan Balarenik seringkali an- tusias dan terus bertanya kepada pihak Yayasan Balarenik kapan program rehabilitasi mereka dimulai. Dalam hal ini, konselor melihat anak binaan tersebut mengikuti reha- bilitasi memang kemauan diri sendiri.

Adanya faktor intrinsik yaitu kemauan diri sendiri atau mungkin adanya faktor instrinsik juga ekstrinsik lainnya yang belum diketahui sehingga anak jalanan memiliki motivasi un- tuk sembuh dari penggunaan NAPZA dan mau menjalani rehabilitasi. Dengan mengetahui motivasi dalam diri mereka, dapat menjadi upaya pencegahan sehingga anak jalanan tidak mengalami perilaku relapse. Penelitian ini ber- tujuan untuk mendalami motivasi untuk sem- buh pada anak jalanan korban penyalahguna NAPZA saat menjalani rehabilitasi sosial di Yayasan Balarenik.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan dengan desain studi kasus.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober- November 2021 di wilayah kerja Institusi Pe- nerima Wajib Lapor (IPWL) Yayasan Bala-

(16)

10 renik, yang beralamat lengkap di Kampung Pi-

sangan gang H. Salam No. 67, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, DKI Ja- karta.

Informan pada penelitian ini terdiri dari informan kunci, informan utama, dan informan pendukung. Informan utama sebanyak 6 anak jalanan korban penyalahgunaan NAPZA yang sedang menjalani rehabilitasi sosial di Yayasan Balarenik. Pemilihan informan utama dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu dengan menentukan kriteria pada in- forman yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah informed consent, pedoman wawancara dan alat perekam suara. Informed consent diberikan kepada setiap informan sebelum proses wawancara dilakukan. Pada saat proses wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan berdasarkan pe- doman wawancara yang telah disusun. Selain itu, peneliti juga merekam keberlangsungan wawancara menggunakan alat perekam suara.

Saat pengumpulan data informan utama, peneliti sebelumnya melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan informan. Pendekatan dilakukan dengan ikut serta ketika informan sedang berkumpul dengan konselor dan peker- ja sosial. Setelah melakukan pendekatan, peneliti meminta bantuan konselor dan pekerja sosial untuk mengabari informan terkait waktu kegiatan wawancara.

Uji validitas data melalui triangulasi sum- ber, yaitu dengan mencari data sumber yang beragam dan masih terkait satu sama lainnya.

Wawancara juga dilakukan kepada informan kunci (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Ketua Yayasan Balarenik), serta informan pendukung (perwakilan orangtua dari anak binaan, serta Pekerja Sosial dan Konselor yang bekerja di Yayasan Balarenik).

Variabel yang diteliti terdiri dari faktor intrinsik (kemauan diri sendiri) dan faktor ekstrinsik (pengaruh teman sebaya, peran pihak Yayasan rehabilitasi, dukungan orang tua, serta reward dan punishment). Analisis data yang dilakukan adalah dengan analisis isi (content analysis). Analisis isi ditujukan untuk

mengidentifikasi hal-hal yang tampak dan jelas (manifest)

HASIL

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Yayasan Balarenik merupakan Commu- nity Based Organization (CBO) yang didirikan pada tanggal 18 Desember 2000. Latar belakang didirikannya yayasan ini adalah ka- rena para pendiri ingin berpartisipasi dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak ja- lanan. Dalam mengurus permasalahan anak jalanan seperti pendidikan, akses kesehatan, dan akte kelahiran, Yayasan Balarenik me- miliki keterbatasan setiap kali melihat anak tersebut mabuk dan menggunakan narkoba.

Yayasan Balarenik pada saat itu belum memi- liki kemampuan dalam penanganan masalah terkait penggunaan narkoba pada anak jalanan.

Pada tanggal 8 November 2016, Yayasan Balarenik ditetapkan langsung oleh Kemen- terian Sosial sebagai Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) bagi korban penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA). Saat ini, Yayasan Balarenik masih menjadi satu-satunya Lembaga rehabili- tasi NAPZA khusus untuk anak-anak jalanan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Yayasan Balarenik membuka 2 jenis layanan rehabili- tasi, yaitu rehabilitasi rawat inap di Bogor dan rawat jalan di Jakarta.

Gambaran Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ini terbagi men- jadi informan kunci, informan utama, dan in- forman pendukung. Secara keseluruhan didapatkan sebanyak 12 informan yang terdiri dari 2 orang informan kunci, 6 orang informan utama, dan 4 orang informan pendukung.

Informan kunci pada penelitian ini meru- pakan seorang Ketua dari Yayasan Balarenik dan seorang perwakilan dari Dinas Kese-hatan Provinsi DKI Jakarta.

Informan utama pada penelitian ini adalah anak jalanan yang sedang menjalani rehabili- tasi sosial di Yayasan Balarenik sebanyak 6 anak.

(17)

11

Tabel 1.1 Karakteristik Informan Kunci Informan Usia

(tahun)

Jenis

Kelamin Pendidikan Jabatan Lama Menduduki

Jabatan

A 51 Laki-laki S2 Ketua Yayasan Balarenik 21 tahun

IK 44 Perempuan S2 Administrator kesehatan muda, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

1 tahun 5 bulan

Tabel 1.2 Karakteristik Informan Utama

Informan Usia (tahun) Jenis Kelamin Pekerjaan/

Kegiatan sehari-hari Pendidikan Zat yang Digunakan

R 15 Laki-laki Menongkrong, Dagang

Tissue

SD (putus sekolah) Sabu & Sinte

J 16 Laki-laki Menongkrong SMA Tramadol

N 17 Laki-laki Menongkrong SMA Sabu & Ganja

RA 17 Laki-laki Menongkrong SMK Ganja

MK 14 Laki-laki Menongkrong, Kuli SMP Tembakau gorila

AR 18 Laki-laki Menongkrong, menarik

odong-odong

SMP (putus sekolah)

Sinte & alkohol

Tabel 1.3 Karakteristik Informan Pendukung Informan Usia

(tahun)

Jenis

Kelamin Pendidikan Pekerjaan Hubungan dengan Anak

Lama Bekerja

M 48 Perempuan SD Ibu Rumah Tangga Ibu Kandung (J) -

I 44 Perempuan SD Pedagang Tissue Ibu Kandung (R) -

NGH 27 Laki-laki D-IV Pekerja Sosial - 2 tahun

SA 23 Perempuan SMA Konselor - 3 tahun

Informan pendukung pada penelitian ini merupakan 2 orang perwakilan orang tua dari anak binaan, 1 orang konselor, dan 1 orang pekerja sosial di Yayasan Balarenik. Perwaki- lan orang tua yang dipilih dalam penelitian ini adalah 1 orang tua yang mengetahui anaknya menggunakan NAPZA dan 1 orang tua yang tidak mengetahui anaknya menggunakan NAPZA.

Gambaran Kegiatan Sehari-hari Anak Jal- anan

Sebagian besar informan mengatakan bahwa kegiatan sehari-harinya adalah menongkrong. Informan biasanya menong- krong masih di daerah tempat tinggal mereka, yaitu daerah Penggilingan, Buaran, dan Klender di bilangan Jakarta Timur. Pada saat menongkrong, yang dilakukan oleh informan adalah merokok, bermain game bersama atau sekedar mengobrol dengan teman-teman di tongkrongan tersebut. Informan umumnya mu- lai menongkrong pada sore hari karena pada saat tersebut sudah memasuki waktu pulang sekolah. Kegiatan menongkrong hampir dila- kukan setiap hari oleh sebagian besar infor- man. Seringnya, informan menongkrong pada malam minggu. Pada sebagian kecil informan,

selain menongkrong mereka terkadang bekerja di jalanan. Pekerjaan yang dilakukan informan berbeda-beda, yaitu bekerja menjual tissue di jembatan layang, menarik odong-odong, dan bekerja sebagai kuli.

Perilaku Penyalahgunaan NAPZA Anak Jalanan

Awal Mula Mengenal dan Menggunakan NAPZA

Sebagian besar informan mengatakan bahwa awal mengetahui jenis NAPZA dari lingkungan pertemanan atau tongkrongan mereka. Lebih lanjut lagi seorang informan menjelaskan bahwa dalam suatu tongkrongan tidak jarang membahas narkoba dan jenis- jenisnya tersebut. Adapun sebagian kecil mengatakan bahwa mengetahui jenis narkoba tersebut karena pernah mencoba sendiri dan juga dari searching di Youtube. Semua in- forman bertempat tinggal di wilayah Jakarta Timur. Menurut konselor, wilayah Jakarta Ti- mur termasuk diantara zona merah dan zona kuning kawasan rawan narkoba.

Terkait awal mula penggunaan NAPZA, sebagian besar informan mengatakan bahwa pertama kali menggunakan narkoba sejak ta- hun 2019, sebagian lainnya sejak tahun 2017

(18)

12 dan tahun 2020. Adapun sebagian kecil

mengatakan lupa kapan waktu tepatnya per- tama kali menggunakan narkoba. Pada saat awal mencoba, sebagian besar informan menyatakan ingin menggunakan lagi, se- dangkan sebagian kecil mengaku ingin ber- henti tetapi akhirnya tetap menggunakan lagi.

Penyebab informan akhirnya menggunakan narkoba lagi adalah karena adanya rasa ketagi- han dan tawaran dari teman.

Jenis Zat yang Digunakan

Selama menggunakan NAPZA, sebagian besar informan mengatakan tidak ada peru- bahan zat yang digunakan sejak awal mencoba yaitu tramadol, ganja, tembakau gorilla/sinte, dan alkohol. Terdapat 1 informan yang meng- ganti jenis zat dari sinte ke sabu, dan 1 in- forman lainnya mengganti dari sabu ke ganja.

Dosis penggunaan narkoba informan tergan- tung pada jenis zat yang mereka gunakan. Do- sis tramadol yaitu 6 hingga 8 butir untuk sekali pakai. Tembakau gorilla/sinte umumnya 2 hingga 4 batang sekali pakai dan sharing dengan teman tongkrongan. Sama halnya dengan sabu yang digunakan bergantian dengan teman dalam dosis banyak. Dosis ganja yang digunakan antara 1 informan dengan in- forman lainnya berbeda, dimana 1 informan mencapai 4 hisapan dalam sekali pakai se- dangkan 1 informan lainnya hanya menghisap sedikit dan mengaku jarang menggunakan.

Cara Mendapatkan NAPZA

Semua informan mengatakan bahwa mereka mendapatkan narkoba tersebut melalui teman tongkrongan. Sebagian besar informan mengatakan bahwa teman tongkrongan yang akan membeli ke orang lain. Sebagian kecil in- forman mengatakan bahwa terkadang mereka membeli langsung yang juga melalui te- mannya sendiri. Menurut salah satu informan, harga narkoba berbeda-beda tergantung dari jenis apa yang ingin digunakan dan dari berapa banyak anak yang menggunakan narkoba ter- sebut. Semakin banyak yang menggunakan maka akan semakin kecil uang yang harus dikeluarkan oleh mereka. Rentang nominal uang yang dikeluarkan oleh informan untuk membeli narkoba yaitu Rp 5.000 – 50.000.

Pengetahuan Mengenai Dampak NAPZA Pada Kesehatan

Sebagian besar informan mengetahui dampak negatif dari penggunaan narkoba kepada kesehatan diri mereka, sedangkan se- bagian kecil tidak mengetahui dampak negatif pada kesehatan. Dampak penggunaan narkoba yang diketahui informan secara umum yaitu dapat merusak tubuh, menjadi kurus, merasa mudah lelah, sulit tidur, sering sakit jika ber- lari, dan cenderung menjadi pelupa. Sebagian besar informan mengetahui dampak tersebut karena merasakan sendiri, dan sebagian lainnya karena hasil searching di google.

Faktor Intrinsik Motivasi: Kemauan Diri Sendiri

Informan memiliki berbagai macam alasan tersendiri untuk mengikuti kegiatan re- habilitasi. Sebagian besarnya beralasan ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik dengan berhenti menggunakan narkoba.

“… emang dari diri sendiri pengen juga.

Kalo terpaksa waktu itu sih saya bakal kabur aja mending diem-diem kan” (Informan N)

“sebenernya sih kagak atas keinginan sendiri. Cuma kan ada temen saya terus saya ngikut juga” (Informan R)

Spesifik pada adanya dorongan dari dalam diri, terdapat informan yang menegaskan bahwa dirinya ikut kegiatan rehabilitasi me- mang atas keinginannya sendiri, Sebaliknya, terdapat satu informan mengatakan bahwa sebenarnya dirinya mengikuti kegiatan reha- bilitasi tidak atas keinginan dirinya sendiri, melainkan adanya dorongan dari teman.

Menurut konselor, selain atas kemauan diri sendiri anak binaan juga terdorong untuk mengikuti rehabilitasi karena melihat teman sebayanya yang sebelumnya pernah mengikuti rehabilitasi sosial dan saat ini sudah ada peru- bahan.

“ada sih kalo misalnya terus make. Kalo misal di rumah gitu kepikiran orang tua susah- susah nyari duit buat anaknya malah kayak gini” (Informan MK)

Semua informan mengatakan bahwa adanya rasa bersalah mereka kepada orang tua ketika sebelumnya masih menggunakan nar-

(19)

13 koba. Sebagian besar dari informan merasa

dengan mereka menggunakan narkoba hanya semakin menyulitkan kondisi orang tua. Be- berapa informan menambahkan bahwa adanya perasaan takut mengecewakan orang tua dan perasaan bersalah karena membohongi orang tua akibat uang jajan yang diberikan malah digunakan untuk membeli narkoba. Adanya perasaan bersalah tersebut, sebagian besar in- forman mengatakan semakin mendorong mereka untuk dapat sembuh dari penggunaan narkoba. Adapun sebagian lainnya menga- takan tidak yakin.

Setiap informan memiliki harapan-hara- pan yang berbeda untuk mereka capai. Secara umum, harapan yang disebutkan oleh informan adalah ingin membahagiakan orang tua, ber- henti menggunakan narkoba, menjadi lebih baik, mendapatkan pekerjaan yang layak dan ingin menjadi pemain bola.

Faktor Ekstrinsik Motivasi: Pengaruh Te- man Sebaya

Sebagian besar informan mengatakan bahwa teman yang sama-sama menjalani reha- bilitasi saling memberikan semangat untuk mereka sama-sama bisa berhenti menggu- nakan narkoba. Namun, sebagian kecil menya- takan teman yang sama-sama menjalani reha- bilitasi cenderung cuek dan tidak memberikan semangat. Menurut salah satu informan, du- kungan yang diberikan bukan dalam konteks memberi semangat secara langsung, melain- kan lewat bercandaan. Lebih lanjut lagi, seorang informan mengatakan bahwa du- kungan dan semangat dari teman yang sama- sama menjalani rehabilitasi tidak terlalu men- dorong dia untuk bisa sembuh dari penggunaan narkoba.

Semua informan memilih untuk menjauhi pertemanan atau tongkrongan sebelum mereka rehabilitasi. Hal tersebut dikarenakan ling- kungan pertemanan sebelumnya masih banyak yang menggunakan narkoba, sehingga mereka takut untuk diajak atau ditawarkan menggu- nakan narkoba kembali. Seorang informan menceritakan lebih lanjut bahwa dia menjauhi tongkrongan lama dan menemukan tong- krongan baru yang menurutnya lebih baik. Da- lam tongkrongan barunya tersebut, informan

merasa lebih diberikan dukungan dan seman- gat sehingga memotivasi informan untuk dapat sembuh sepenuhnya dari penggunaan narkoba.

“temen lain tapi ada yang menggunakan juga tapi dia udah berhenti gitu jadi ngasih tau saya. Kayak cerita pengalaman dia sebelum saya. Itu yang ngasih tau orang yang lebih tua dari saya kayak abang lah” (Informan J)

“kalo mereka malah ngingetin […]temen kayak ngingetin kasian sama orang tua gitu”

(Informan RA)

“bantu ngingetin juga kayak misalnya

‘iya Wan gua tau lu bisa ngejauhin narkoba kayak gua, pasti bisa kok. Gak mungkin gak bisa.’” (Informan AR)

Informan cenderung lebih mendapatkan semangat dan dukungan dari teman yang sebe- lumnya pengguna narkoba dan sekarang sudah berhenti menggunakan narkoba. Informan mengatakan bahwa teman yang sudah berhenti narkoba sering menceritakan pengalamannya terkait bagaimana caranya hingga dia berhasil sembuh dan juga apa saja keuntungannya ke- tika dia menjauhi narkoba. Informan merasa dengan diberikan banyak informasi dan sering diingatkan semakin mendorong mereka untuk bisa benar-benar berhenti dari penggunaan narkoba dan mengikuti kegiatan rehabilitasi.

Pihak lain yang turut berpengaruh dalam kemauan anak untuk berhenti narkoba adalah peran “abang-abangan” dalam tongkrongan anak jalanan. Hal ini didasarkan dari penuturan beberapa informan yang menyatakan bahwa abang-abangan di tongkrongan memberikan pengaruh dalam perilaku mereka.

Faktor Ekstrinsik Motivasi: Peran Pihak Yayasan Rehabilitasi

Secara umum fasilitas dari Yayasan yang disebutkan oleh informan adalah kantor Yayasan, lapangan futsal, dan rumah Umi.

Kantor Yayasan Balarenik berada tidak jauh dari wilayah tempat tinggal informan. Semua informan mengatakan fasilitas dari Yayasan Balarenik bermanfaat dan dapat menunjang proses rehabilitasi mereka.

Informan menganggap pekerja sosial yang sama-sama seorang laki-laki sebagai seorang

(20)

14 abang yang membantu jika sedang ada masa-

lah. Sedangkan informan menanggap konselor yang seorang perempuan sebagai pembina dan guru karena mendidik, memberikan arahan, dan banyak mengingatkan informan.

“iya ngasih (semangat), buat udahan make narkobanya, udahan jangan pake-pake lagi” (Informan R)

“kagak pernah, kagak pernah ngasih (se- mangat)” (Informan AR)

Sebagian besar informan mengatakan pernah mendapatkan semangat dan dukungan dari konselor dan/atau pekerja sosial, se- dangkan sebagian lainnya mengatakan tidak pernah mendapatkan dukungan tersebut.

Dengan bentuk dukungan yang diberikan, se- bagian besar informan menyatakan bahwa hal tersebut semakin mendorong mereka untuk bisa berhenti menggunakan narkoba, se- dangkan sebagian sisanya cenderung tidak me- rasa semakin ada dorongan untuk berhenti menggunakan narkoba.

Faktor Ekstrinsik Motivasi: Dukungan Orangtua

Sebagian informan menyatakan orang tua tidak mengetahui bahwa mereka pernah meng- gunakan narkoba, sedangkan sebagian lainnya menyatakan orang tua mengetahui. Sebagian besar alasan informan tidak memberitahukan orang tua bahwa mereka pernah menggunakan narkoba adalah karena adanya perasaan takut mengecewakan, takut diomeli, dan takut mem- buat orang tua kepikiran.

Semua informan menyatakan bahwa orang tua mereka mengetahui jika mereka mengikuti kegiatan di Yayasan Balarenik.

Akan tetapi, tidak semua orang tua informan mengetahui bahwa kegiatan di Yayasan Bala- renik merupakan rehabilitasi sosial. Sebagian besar informan mengatakan bahwa kegiatan yang diketahui orang tua mereka hanya kegiatan futsal, kumpul, dan diskusi. Adapun sebagian lainnya mengatakan orang tua mereka mengetahui jika kegiatan di Yayasan Balarenik adalah rehabilitasi untuk berhenti narkoba.

“karena bilangnya ikut turnamen jadi didukung aja sama mereka” (Informan N)

“… ngingetin terus mamah tuh. Kayak udah gitu jangan macem-macem lagi. Udah jadi anak baik aja. Terus suka bilang ‘kamu gak kasian apa sama Mama udah kayak gini’”

(Informan MK)

“enggak, gak pernah (ngasih dukungan)”

(Informan AR)

Sebagian besar informan mengatakan bah- wa mereka mendapatkan dukungan dari orang tua selama mereka menjalani rehabilitasi di Yayasan Balarenik. Namun, sebagian lainnya menyatakan tidak pernah mendapatkan du- kungan. Akan tetapi dari sebagian besar in- forman tersebut, sebagian diantaranya menya- takan bahwa dukungan yang diberikan hanya untuk kegiatan latihan atau turnamen futsal bukan dukungan untuk mereka sembuh dari penggunaan narkoba.

Faktor Ekstrinsik Motivasi: Reward dan Punishment

Sebagian informan mengetahui bahwa Yayasan Balarenik menerapkan aturan hadiah dan hukuman, sedangkan sebagian informan lainnya tidak tahu. Sebagian besar informan mengatakan bahwa konselor dan pekerja sosial pernah memberikan hadiah dalam bentuk ma- kanan snack dan minuman. Sebagian kecil in- forman menyebutkan bentuk lain yang diberi- kan yaitu uang, barang seperti jam, dan sem- bako. Semua informan tidak merasa pernah diberikan hukuman. Peneliti kemudian men- coba mengganti istilah hukuman menjadi “te- guran”. Diketahui bahwa sebagian besar in- forman tidak yakin pernah mendapatkan te- guran, sedangkan sebagian lainnya menga- takan pernah mendapatkan teguran dari pekerja sosial.

“biasa aja sih kak kayaknya” (Informan R)

“iya sih, kayak jadi nyoba buat ngede- ketin. Kayak asik gitu. Jadi betah aja selama rehab” (Informan MK)

Sebagian besar informan mengatakan dengan adanya hadiah yang diberikan semakin mendorong mereka untuk mengikuti kegiatan rehabilitasi, sedangkan sebagian lainnya me- nyatakan biasa saja dan tidak memberikan pengaruh apapun.

Gambar

Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi  sumber  informasi.  Mayoritas  penduduk   men-dapatkan  sumber  informasi  dari  sosial  media  dan internet, yaitu sebanyak 77 orang (26,5%)  dan 75 orang (25,8%)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pertanyaan Tentang Kekeliruan Informasi COVID-19
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi  Sumber Informasi  Frekuensi   Persentase (%)
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pertanyaan Tentang Perilaku Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang covid-19 dengan minat pemeriksaan gigi di fasilitas Kesehatan pada siswa kelas IV dan V

Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, maka dapat disim- pulkan bahwa Produk model pembelajaran bola basket dengan lapangan H sudah dapat

Berdasarkan hasil analisis menunjuk- kan bahwa pola pembinaan Sekolah Sepakbola Krengseng Sejati di Kecamatan Gringsing Kabu- paten Batang berkategori sangat baik sebanyak 4

Dari hasil penelitian, terdapat proses manajemen yang dilakukan di tempat ini yang mana melaksanakan proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

Lambungan bola (toss) pada saat melakukan servis twist bola dilambungkan dibelakang kepala dan dilambung- kan pada tempat yang sama dengan ketinggian yamg sama pula. Yang

Inside there may be a belief in supernatural powers such as in religion, but it has an emphasis on personal experience.10 According to Nico Syukur in Tamami, 2013, there are differences

Saran penelitian ini adalah : 1 bagi guru penjasorkes di Sekolah Dasar SD dapat menggunakan produk permainan ini di sekolah, sebagai alternatif dalam menyampaikan materi pembelajaran

Berdasarkan hasil uji analisis, didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara jumlah CD4 awal dengan perubahan kadar CD4 pada ODHA dengan koinfeksi TB di RSUD