• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG "

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara kembali dengan pemilik sawah, berdasarkan hasil wawancara diberikan penjelasan bahwa orang yang menggiling gabah sebelumnya tidak pernah meminta ijin kepada pemilik sawah. Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti memahami bahwa pemilik sawah pada dasarnya tidak keberatan jika seseorang menanam padi di sawahnya. Dalam hal ini beras yang jatuh di tanah dan tidak diambil oleh pemiliknya dianggap tidak berharga bagi pemilik sawah.

Pemilik sawah rela jika petani padi mengambil beras yang jatuh di tanah untuk dimanfaatkan oleh petani padi, meskipun petani padi tidak meminta izin terlebih dahulu. Pemilik sawah menyerah jika pemilik sawah tidak meminta ijin dengan alasan beras yang jatuh di tanah tidak akan diambil oleh pemilik sawah. Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menentukan bahwa pemilik sawah itu ikhlas meskipun petani tidak meminta izin terlebih dahulu.

Sedangkan dari segi keadilan, sawah yang sudah tidak digunakan lagi oleh pemilik sawah diperbolehkan oleh pemilik sawah untuk diambil alih oleh para penggarap sawah. Yang terpenting pemilik sawah sudah pasrah jika ada pemetik sawah untuk memungut gabah yang jatuh di lahannya. Pengsak di sawah milik masyarakat tidak meminta izin kepada pemilik sawah.

Sebaiknya petani padi benar-benar memungut padi yang telah dipanen dan padi yang jatuh yang belum diambil oleh pemilik sawah.

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka pertanyaan penelitian yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah praktik beras beras berdasarkan sebab-sebab kepemilikan menurut Ekonomi Islam di Desa 28 Purwosari Kecamatan Metro Utara? .Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui praktik penanaman padi berdasarkan sebab-sebab kepemilikan menurut Ekonomi Islam di Desa 28 Purwosari Kecamatan Metro Utara”.

Penelitian Relevan

Abdul Wahab, Kajian Hukum Islam Tradisi Ngasak (Studi Kasus Praktek Ngasak Daun Tembakau Kering di Desa Poncowarno Kecamatan 12. Kajian Hukum Islam Tradisi Ngasak (Studi Kasus Praktek Tradisi Ngasak Daun Tembakau Kering di Poncorejo) Desa, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal).

LANDASAN TEORI

Pengertian Harta dan Hak Milik

Oleh karena itu, menurut etimologi, sesuatu yang tidak dikuasai oleh manusia tidak dapat disebut harta karun, seperti burung di udara, ikan di air, pohon di hutan, dan mineral di tanah. Aset dapat dikendalikan dan dipelihara; sesuatu yang sebenarnya tidak disimpan atau dijaga tidak bisa dikatakan sebagai harta.

Kedudukan dan Fungsi Harta

Artinya: “Dan hendaklah orang-orang yang bertakwa kepada Allah meninggalkan anak-anak yang lemah yang mereka khawatirkan (kesejahteraan) mereka.

Jenis-jenis Kepemilikan

Islam. Demikian pula, Islam melarang pemilik properti menggunakan kepemilikannya untuk merusak bumi, atau melakukan sesuatu yang merugikan manusia. Sedangkan menurut Pasal 18 Kompilasi Hukum Islam, benda dapat diperoleh melalui: Pertukaran, warisan, hibah, penambahan alam, jual beli, luqatah, hibah dan cara-cara lain yang dibenarkan oleh syariat.

Harta individu adalah izin syariah (Allah SWT) bagi individu untuk menggunakan barang dan jasa. Ada jenis-jenis harta tertentu, yaitu: harta pribadi, harta bersama, dan harta kelompok. Yakni, manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi yang diamanatkan untuk memanfaatkan dan menggunakan segala sesuatu yang dititipkan oleh Yang Maha Kuasa pemilik segala sesuatu.

Sebab-Sebab Kepemilikan

Apabila tanah itu tidak diusahakan selama tiga tahun berturut-turut sejak tanah itu dibuka, atau sesudah dibuka dibiarkan terbengkalai selama tiga tahun berturut-turut, maka hak milik yang bersangkutan atas tanah itu hilang. Misalnya berburu ikan, mutiara, permata, bunga karang dan harta lainnya yang diperoleh dari berburu di laut, harta tersebut menjadi milik orang yang memburunya, seperti halnya berburu burung dan binatang lainnya. Jadi harta yang didapat dari berburu di darat, maka harta itu menjadi milik orang yang memburunya.

Simsar (calo/perantara) adalah sebutan bagi orang yang bekerja untuk orang lain dengan upah, baik untuk keperluan jual beli. Istilah ini juga cocok untuk orang yang menemukan (menunjukkan) orang lain. samsarah) termasuk dalam kategori pekerjaan yang dapat digunakan untuk memiliki harta, secara hukum menurut syara'. Termasuk dalam kategori sebab-sebab pemilikan harta adalah pewarisan, yaitu peralihan hak milik dari orang yang telah meninggal kepada ahli warisnya sehingga ahli waris menjadi pemilik yang sah atas harta yang diwariskan tersebut.

Ekonomi Islam

  • Pengertian Ekonomi Islam
  • Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam

Sedangkan pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminology) ada pengertian menurut Yusuf Qardhawi memberikan arti ekonomi Islam adalah “ekonomi yang berlandaskan ketuhanan. Nilai dasar ekonomi Islam adalah seperangkat nilai yang diyakini dengan segala keimanan, dimana menjadi landasan paradigma ekonomi Islam.Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai kebahagiaan, kemenangan dan sukses berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sistem ekonomi Islam memiliki sifat kapitalisme dan sosialisme yang baik, tetapi terlepas dari sifat buruknya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai dasar sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam.

METODE PENELITIAN

Sumber Data

Setelah sampai di sawah, para petani padi langsung mengambil padi yang jatuh di tanah dan memasukkannya ke dalam karung tanpa mengetahui siapa pemilik sawah dan tidak meminta izin kepada pemilik sawah. Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat memahami bahwa meskipun penanak nasi tidak meminta izin kepada pemilik sawah, namun pemilik sawah menyetujuinya. Selain wawancara dengan pemilik sawah, peneliti juga mewawancarai para pekerja sawah untuk mengetahui alasan mereka memilih sawah milik orang lain.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa para pekerja padi ketika hendak memasak tidak meminta izin terlebih dahulu, tetapi ketika akan memasak, pemilik sawah yaitu Bapak. Bambang dan Bpk. Wagito, tanya mereka. untuk izin. Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dengan Bapak. Bambang terkait alasan Sdr. tidak ada sawah, jadi Pak. Dalam praktek memungut padi yang jatuh di tanah dan tidak dipungut oleh pemilik sawah yang terjadi di masyarakat desa Purwosari Metro Utara, syarat kepemilikan penuh atas harta atau hak milik atas suatu barang adalah terpenuhi dalam Kondisi Ekonomi Islam.

Karena dengan adanya penggilingan padi saya diuntungkan karena beras yang jatuh atau berserakan di sawah bisa sangat berkurang, karena jika tidak ada penanak nasi maka beras yang jatuh selalu tumbuh dan menyulitkan pemilik sawah untuk bersihkan. Namun pemilik sawah sendiri tidak mempermasalahkan jika ada orang yang menggiling gabah di sawahnya, meskipun pemilik sawah tidak meminta izin terlebih dahulu, karena menurut pemilik sawah, keberadaan sawah membawa manfaat bagi sawahnya. pemilik.

Teknik Pengumpul Data

Teknik Analisa Data

Dengan adanya penggilingan gabah bagi para pemilik sawah, mereka diuntungkan karena beras yang jatuh atau berserakan di sawah bisa sangat berkurang, karena jika tidak ada penanak nasi yang jatuh selalu tumbuh dan membuat sulit bagi pemilik sawah untuk membersihkannya, dengan sedikit penanak nasi yang menguntungkan bagi pemilik sawah karena tidak banyak sisa beras di sawah. Terkait dengan hasil wawancara di atas peneliti dapat menjelaskan bahwa keberadaan rice ricer membawa manfaat bagi pemilik sawah karena pemilik sawah tidak pernah memungut beras yang jatuh di sawah, sehingga keberadaan sawah terasering sangat membantu. pemilik sawah untuk mengurangi padi yang berserakan di sawah agar padi yang berserakan tidak tumbuh terlalu liar di sawah. Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan Ibu Warsini yang juga seorang penggiling gabah.Dari hasil wawancara diketahui bahwa Ibu Warsini tidak pernah mendapat teguran dari pemilik sawah saat Ibu Warsini mengambil beras . yang ditaburkan dan ditutup dengan jerami yang tidak ada berasnya.Begitu juga dengan pernyataan sang ibu.

Demikian pula hasil wawancara dengan Ibu Tugiyem, sedangkan Ibu Tugiyem menggarap sawah orang lain, dia tidak pernah mendapat teguran dari pemilik sawah atau dari orang yang sedang sibuk memanen padi, tapi disini mrs. Tugiyem sedang memasak ketika pemanen selesai memanen padi, kemudian Bu Tugiyem mengambil beras yang ditabur di lahan yang tidak diambil lagi 78 Bapak Wagino juga menyampaikan hak yang sama bahwa tidak pernah mendapat teguran dari pemilik sawah selama memasak. Sesuai dengan apa yang Bapak Bambang diberi tahu bahwa selama sawahnya dimiliki orang lain, ia tidak pernah mendapat teguran dari pemilik sawah, padahal pemiliknya sedang berada di sawah saat ia mengolah sawah. pemilik sawah, meskipun tidak meminta izin terlebih dahulu untuk menggarap sawahnya, sehingga seolah-olah pemilik sawah memutuskan untuk mengambil padi yang jatuh berserakan dan padi yang tertimbun jerami. Selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan Ibu Tugiyem Dari hasil wawancara dengan Ibu Tugiyem didapatkan penjelasan bahwa Ibu Tugiyem mengetahui bahwa hukum mengambil barang milik orang lain tidak boleh, namun dalam hal ini barang yang diambil adalah tidak dipakai oleh pemilik sawah, yaitu ketika padi diambil dari ladang. Ada seorang pemilik sawah yang tidak menegur pemilik sawah bahkan sempat berbincang-bincang demikian menurut ibu. Tugiyem diperbolehkan bagi pemilik sawah untuk menanak nasi yang jatuh.

Ditinjau dari segi keseimbangan dalam sistem ekonomi Islam, padi yang telah dipanen yang jatuh di tanah dan berserakan yang tidak lagi digunakan oleh pemilik sawah, dapat diambil dan dimanfaatkan oleh petani padi, secara tidak langsung beras. sudah tidak mungkin lagi digunakan oleh pemilik sawah dihibahkan kepada penggarap agar bisa dimanfaatkan. Karena sawahnya tidak memiliki tanah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, maka untuk memberikan rasa keadilan, pemilik membiarkan sawahnya digunakan oleh pemilik sawah.

HASIL PENELITIAN

Sejarah Singkat Terbentuknya Kelurahan Purwosari

Visi Misi Desa Purwosari Kecamatan Metro Utara

Kepada Desa / Lurah yang pernah menjabat di

Jumlah Penduduk Kelurahan Purwosari Kecamatan

Praktik Ngasak Gabah di Desa Purwosari Kecamatan

Analisis Praktik Ngasak Gabah Menurut Ekonomi Islam

PENUTUP

Saran

Agus Arijanto, Business Ethics for Business People, Jakarta: Raja Grafindo, 2011 Ali Hasan, Sharia Business Management, Yogyakarta: Learning Library, 2009. A Mannan, Islamic Economics: Theory and Practice, oversat af M. Nantangin med titlen, Economics Islam : Teori og praksis, Yogyakarta:. Muhammad, Islamic Economic Research Methodology, Jakarta: Rajawali Press Paradigm, Methodology and Application of Islamic Economics, Yogyakarta:.

Malamih Al-Mujtama' Al-Muslim Alladzi Nansyuduhu, terjemahan Setiawan Budi Utomo dengan judul, Anatomi Umat Islam, Jakarta: Perpustakaan Al-Kautsar, 1999. Apakah orang yang menggiling gabah di sawah Anda meminta izin terlebih dahulu. Apakah Anda memahami hukum mengambil barang milik orang lain tanpa terlebih dahulu meminta izin pemiliknya?

Referensi

Dokumen terkait

Liver amebiasis rupture spread to pleural and pericardial cavity is a rare case and frequently under reported.. Prescribing appropriate drugs is able to reduce mortality

Untuk saat ini, bahasa Sunda masih menjadi bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat Kampung Rawagede, namun jika seorang ibu tidak lagi mengajarkan bahasa daerah pada seorang anak,