Pada tahun 2016, sebagai responnya, diperkenalkan inovasi untuk mempercepat pendaftaran tanah melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Total (PTSL). Hal ini juga terlihat dari pada tahun yang sama telah dikeluarkan peraturan lain mengenai percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah sistem lengkap, yaitu Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Negara No. 35 Tahun 2016. Penerapan Sistem pendaftaran tanah secara lengkap diubah dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Negara No. 1 Tahun 2017 tentang Perubahan dan Penambahan Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Sistematika Lengkap.
Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme pelaksanaan pendaftaran tanah yang tidak mempunyai dasar hukum melalui pendaftaran tanah secara sistematik penuh. Untuk mengetahui dan menganalisis kendala-kendala dalam pendaftaran tanah secara sistematik secara lengkap yang tidak mempunyai dasar hukum serta cara penyelesaiannya. Untuk mengetahui lebih spesifik mengenai pelaksanaan pendaftaran tanah yang tidak mempunyai dasar hukum melalui pendaftaran tanah secara sistematik secara lengkap.
Dalam konsep negara hukum Indonesia, Pancasila ditempatkan sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.
Kerangka Konseptual
Indroharto berpendapat bahwa peraturan kebijakan menciptakan hubungan tidak langsung dengan masyarakat.43 Menurut Hamid Attamim, peraturan kebijakan pada umumnya bersifat mengikat karena masyarakat yang terkena dampak peraturan tersebut tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikutinya. Peraturan kebijakan intra-hukum dan anti-hukum, yang pembentukannya didasarkan pada kebebasan meninjau intra-hukum, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem hierarki peraturan perundang-undangan. Adapun peraturan kebijakan ekstra legal dan ilegal, yang pembentukannya didasarkan pada kebebasan mengkaji ekstra legal, tidak mempunyai kekuatan mengikat peraturan perundang-undangan.
Pendaftaran barang milik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan negara secara terus-menerus dan teratur, meliputi pengumpulan, pengelolaan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data hukum, berupa peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan tanah. rumah susun, termasuk penerbitan akta hak milik atas bidang-bidang tanah yang sudah ada hak milik dan hak milik atas satuan-satuan rumah serta sitaan-pembebanan tertentu.46. Landasan hak adalah hak penguasaan atas tanah yang memuat sejumlah kewenangan, kewajiban dan/atau larangan bagi pemegang hak untuk berbuat sesuatu terhadap tanah yang menjadi haknya. 47. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah program pendaftaran tanah yang pertama kali dilakukan secara serentak terhadap seluruh obyek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan.48.
47 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Hukum Pokok Agraria, Isi dan Penerapannya, Djangkat, Jakarta, 2017, 262. 48 Pasal 1 Angka 2 Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Penuh.
Keaslian Penelitian
Moh Isdiyana Kusuma speciale med specialets title: Kepastian Hukum Penguasaan Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kota Batu.
Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian
- Metode Pendekatan
- Alat Pengumpulan Data
- Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
- Analisis Data
Data sekunder tersebut diperoleh dengan mempelajari buku-buku, hasil penelitian dan dokumen-dokumen hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan pendaftaran kadaster yang tidak mempunyai dasar hukum melalui pendaftaran kadaster yang sistematik secara penuh. Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus, terus-menerus dan teratur oleh badan-badan pemerintah, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik. dan data hukum berupa peta dan daftar yang berkaitan dengan bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian akta kepemilikan atas bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan-satuan rumah susun, serta pembebanan hak-hak tertentu. mereka. Pendaftaran kadaster berbentuk peta dan daftar, dan salah satu lingkup kegiatan kadaster adalah pemeliharaan arsip fisik.
Pendaftaran tanah (pendaftaran awal) untuk pertama kalinya meliputi tiga bidang kegiatan, yaitu: bidang kadaster fisik atau teknis, bidang hukum dan penerbitan surat-surat pembuktian hak. Pendaftaran tanah secara sistematis adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan secara serentak untuk pertama kalinya dan meliputi seluruh objek pendaftaran tanah yang tidak terdaftar pada wilayah atau sebagian wilayah desa/kelurahan. Dalam hal suatu desa/kelurahan tidak ditetapkan sebagai wilayah pendaftaran tanah secara sistematik, maka pendaftarannya dilakukan melalui pendaftaran tanah secara sporadis.
Kegiatan pendaftaran tanah sesekali adalah kegiatan pendaftaran tanah yang pertama kali dilakukan pada satu atau lebih sarana pendaftaran tanah pada suatu wilayah atau sebagian desa/permukiman, baik secara sendiri-sendiri maupun secara massal. Pendaftaran tanah sesekali dilakukan atas permintaan pihak yang berkepentingan, yaitu penerima pendaftaran tanah atau wakilnya.61. Pendaftaran tanah secara sporadis berdasarkan peraturan pemerintah no. 24 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 11 Yang dimaksud dengan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali sehubungan dengan satu atau lebih sarana pendaftaran tanah pada suatu wilayah atau sebagian wilayah desa/kelurahan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, artinya keseluruhan.
Yang dimaksud dengan pendaftaran tanah permulaan adalah pendaftaran tanah atas tanah yang belum bersertifikat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendaftaran tanah secara sistematis melalui program pemerintah yaitu Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL). Pelayanan yang diberikan dalam rangka pendaftaran kadaster harus terjangkau oleh mereka yang membutuhkan. Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, tujuan pendaftaran tanah juga meliputi:
Penyelenggaraan pendaftaran tanah juga dimaksudkan untuk menciptakan pusat informasi mengenai bidang-bidang tanah sehingga pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah dapat dengan mudah memperoleh data-data yang diperlukan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftarkan. Dengan adanya pendaftaran tanah, maka pemerintah dan masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai data fisik dan data hukum dari Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota jika akan melakukan upaya hukum terhadap bidang tanah dan satuan rumah susun yang telah didaftarkan, misalnya misalnya pengadaan tanah untuk keperluan pemerintah atau perusahaan swasta, jual beli, lelang, pembebanan hak tanggungan.
Alas Hak
Calon pembeli atau calon kreditur dapat dengan mudah memperoleh informasi yang jelas mengenai data fisik dan hukum atas tanah yang akan dijadikan subjek perbuatan hukum atas tanah tersebut.64. Sertifikat tanah merupakan bukti yang kuat mengenai data fisik dan hukum yang dikandungnya, sepanjang data tersebut sesuai dengan kebenaran yang terdapat dalam surat survei dan buku tanah yang bersangkutan. Menurut pasal 1 ayat (20) Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah disebutkan bahwa “Sertifikat adalah suatu dokumen yang mensertifikasi hak sebagaimana diatur dalam pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun, dan hak tanggungan yang masing-masing dicatatkan dalam buku tanah yang bersangkutan”.
Buku tanah adalah suatu surat yang memuat data-data hukum dan data fisik tanah yang di atasnya dinyatakan haknya, sedangkan sertifikat tanah adalah suatu surat bukti hak atas tanah yang dicatat dalam buku tanah yang memuat data fisik dan data hukum yang telah lama diakui kebenarannya. karena tidak ada yang membuktikan sebaliknya. Meskipun kepemilikan tanah diatur sedemikian rupa, namun masih terdapat permasalahan mengenai kepemilikan suatu bidang tanah, misalnya sebidang tanah yang sudah bertahun-tahun dikuasai oleh suatu subjek hukum dan disertai dengan sertifikat. Penyerahan sertifikat merupakan syarat mutlak dalam pembuatan akta pegawai negeri sipil dan pendaftaran buku tanah yang bersangkutan.
Sehubungan dengan itu, jika masih terdapat ketidakpastian mengenai hak atas tanah yang bersangkutan, ternyata datanya masih ada. Data fisik yang tidak lengkap adalah apabila data fisik pada bidang tanah yang bersangkutan merupakan hasil peta sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3).68. Sertifikat hak milik atas tanah diterbitkan secara sah atas nama orang atau badan hukum;
Dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertifikat, belum ada seorang pun yang mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan kepala kantor pertanahan kabupaten/kota setempat atau mengajukan gugatan mengenai penguasaan atau penerbitan sertifikat tersebut. 69 Kriteria yang harus dipenuhi agar dapat diterbitkan sertifikat Hak milik atas tanah dapat dijadikan sebagai alat bukti yang kuat atas suatu hak Selain dari apa yang telah dijelaskan di atas, proses penerbitan sertifikat harus melalui tata cara yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. dan peraturan. Dan ayat 5 berbunyi “Sertifikat hak atas tanah diserahkan kepada pemegang hak atau kuasanya, dan sertifikat wakaf diserahkan kepada nadzir”. Dalam hal terdapat kesalahan administratif dalam penerbitan sertifikat hak atas tanah, maka dilakukan pembetulan berdasarkan berita acara pembetulan kesalahan administratif tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, tujuan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum. hak masyarakat atas tanah berdasarkan prinsip sederhana, cepat, fleksibel, aman, adil, adil, terbuka dan akuntabel sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan perekonomian negara, serta mengurangi dan mencegah konflik dan konflik pertanahan. .71. Sesuai Petunjuk Teknis Nomor IV Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Anggaran Sistematika Lengkap Pendaftaran Tanah Tahun 2018, tujuan PTSL adalah mencakup seluruh bidang tanah tanpa kecuali, baik bidang tanah yang belum mempunyai hak atas tanah maupun bidang tanah milik pribadi. tanah yang mempunyai hak guna meningkatkan kualitas data. 70 Pasal 1, ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Secara Sistematis Lengkap.
71 Ayat (2) Pasal 2 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Secara Sistematis Lengkap. 72 Pasal 40 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Secara Sistematis Lengkap. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);
Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Secara Penuh Sistematis di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, diubah dengan Peraturan Direktur Badan Pertanahan Nasional No. 8 Tahun 2012, terkait Perubahan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Pimpinan Badan Pertanahan Nasional no. 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster berizin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1591) diubah dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perubahan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanahan Urusan Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional no. 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster berizin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1111);
73 Pasal 3 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematika Lengkap.. merupakan suatu kesatuan organisasi yang dibentuk oleh kepala kantor pertanahan untuk melaksanakan pendaftaran tanah secara sistematik secara lengkap.” 74. 74 Pasal 1 angka 16 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Pimpinan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Secara Sistematis Lengkap. 75 Pasal 12 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Secara Sistematis Lengkap.