1
IMPLEMENTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH
Hizkia Immanuel Toban
(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: hizkia_toban@yahoo.com)
Listyowati Sumanto (Dosen Fakultas Hukum Trisakti) (Email: listyowati@trisakti.ac.id)
ABSTRAK
Pendaftaran Tanah mempunyai tujuan menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap menggunakan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.Permasalahannya, bagaimanakah pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap di Kabupaten Banggai, hambatan apa sajakah yang dihadapi selama kegiatan berlangsung dan bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian hukum normatif, bersifat deskriptif, dianalisis secara kualitatif, kesimpulan digunakan logika deduktif. Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kendala-kendala yang dihadapi (1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah pertanahan. (2) Kurangnya minat masyarakat untuk mengikuti PTSL. (3) Aparat desa tidak proaktif membantu petugas PTSL. (4) Terjadi sengketa batas pada dua desa berimbas pada pengukuran desa “belum” lengkap. (5) Pemahaman masyarakat terkait biaya PTSL gratis, pada pengurusannya tidak demikian. Solusi yang ditempuh, (1) Penyuluhan terhadap masyarakat. (2) Koordinasi kepada Pemerintah Kabupaten Banggai untuk memerintahkan para Lurah/Kepala Desa membantu petugas PTSL. (3) Menunjuk batas aman dari sengketa dua batas desa. (4) Melibatkan aparat Kabupaten/Desa, Penegak Hukum untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait hambatan tersebut.
Kata kunci: Pendaftaran Tanah, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
2 A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanah sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat secara adil dan merata. 1 Manusia dan tanah merupakan satu kesatuan yang terikat yang tak bisa dipisahkan. 2 Tanah merupakan faktor ekonomi yang sangat penting dan memiliki nilai strategis dari segi sosial, politik atau kultur. 3 Permukaan bumi yang disebut tanah yang dapat diberikan dan dipunyai oleh orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan hukum. 4
Pasal 19 UUPA mengamanatkan pemerintah mengadakan pendaftaran tanah untuk seluruh wilayah Republik Indonesia 5 dan sertifikat hak atas tanah merupakan bukti yang kuat sepanjang data fisik dan data yuridis sesuai dengan data dalam surat ukur dan buku tanahnya. 6 Pasal 19 UUPA diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dan peraturan pelaksana lainnya. Menurut Maria S.W Sumardjono, terbitnya Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dilatarbelakangi oleh kesadaran akan semakin pentingnya peran tanah dalam pembangunan yang semakin memerlukan dukungan kepastian hukum di bidang pertanahan. Secara Normatif kepastian hukum itu memerlukan tersedianya perangkat peraturan perundang-undangan yang secara operasional mampu mendukung pelaksanaanya. Secara empiris keberadaan peraturan perundang- undangan itu perlu dilaksanakan secara konsiten dan konsekuen oleh sumber daya
1
Boedi Harsono, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional. (Jakarta: Universitas Trisakti, 2003), hal.4.
2
Erna Sri Wibawanti, Hak Atas Tanah dan Peralihannya. (Yogyakarta: Liberty, 2013), hal.1.
3
Urip Santoso, Hukum Agraria Komprehensif. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), hal.9
4
H.M Arba, Hukum Agraria Indonesia. (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hal.7
5
FX. Sumarja, Problematika Kepemilikan Tanah Bagi Orang Asing. (Bandar Lampung: Indepth Publishing, 2012), hal.9
6
Moh. Hatta, Bab-bab Tentang Perolehan dan Hapusnya Hak Atas Tanah, (Yogyakarta: Liberty,
2014) hal.38
3
pendukungnya. 7 Akan tetapi pentingnya pendaftaran tanah masih belum dimengerti oleh masyarakat. 8 Banyak tanah-tanah yang digunakan oleh masyarakat tanpa memiliki sertifikat atas tanah. Badan Pertanahan Nasional sebagai penyelenggara Pendaftaran Tanah dalam meningkatkan pelayanan di bidang pertanahan mengadakan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) secara massal dan serentak di berbagai wilayah Negara Indonesia, agar seluruh masyarakat golongan ekonomi menengah dan rendah dapat memiliki sertifikat hak milik atas tanah.
Kabupaten Banggai terletak di Provinsi Sulawesi Tengah juga telah menyelenggarakan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Pada tahun 2017 ditetapkan target 4.000 Peta Bidang Tanah dan realisasi tercapai 100 % penerbitan 4.000 sertipikat, tahun 2018 ditetapkan target 7.500 Peta Bidang Tanah dan realisasi diterbitkan 6.000 sertifikat, tahun 2019 ditetapkan target 10.000 Peta Bidang Tanah dan saat ini belum diterbitkan sertifikat karena masih dalam proses. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dianggap perlu dilakukan penelitian tentang “Implementasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.”
2. Rumusan Malasah
1. Bagaimana pelaksanaan pendaftaran tanah melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai?
2. Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai untuk mengatasi hambatan dalam Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap?
7
Maria S.W Sumardjono, Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum Dalam Pendaftaran Tanah (Yogyakarta: Seminar Nasional, 1997), hal.1. Baca pula, Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan:
Seri Hukum Pertanahan I-Pemberian Hak Atas Tanah Negara Dan Seri Hukum Pertanahan II- Sertifikat dan Permasalahannya (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2002), hal.126. Baca pula, A.P Parlindungan, Bungai Rampai Hukum Agraria Serta Landreform Bagian II (Bandung: Mandar Maju,1994), hal. 103
8
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Pendaftaran Hak Atas Tanah di Indonesia. (Surabaya: Arloka,
2002), hal.40.
4 B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian hukum normative, 9 berbasis pada analisis norma hukum dalam arti law as it is written in the books, 10 maka objek yang dianalisis adalah norma hukum yang secara konkrit diterapkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai. Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan implementasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan terdiri dari bahan hukum primer, 11 bahan hukum sekunder. Untuk mendukung analisis data sekunder tetap diperlukan data primer melalui wawancara kepada informan. 12 Pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Trisakti, data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara terhadap Muhamad Arifaldi, S.H, Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Hak di Kantor Petanahan Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif, mendalam, holistic, dan komprehensif. 13 Cara penarikan kesimpulan digunakan logika deduktif.
C. HASIL PENELITIAN
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu
9
Ibid.hal. 96
10
Ronald Dworkin, Legal Research,(Daedalus: Spring,1973), hal.250.
11
Ibid, hal. 52
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. (Jakarta: UI Press, 2015), hal 12 dan 52.
13
Chai Podhista, “Theoretical, Terminological, and Philosophical Issue in Qualitative Research”,
dalam Attig, et. Al. A Field Manual on Selected Qualitative Research Methods (Thailand: Institute for
Population and Social Research, Mahidol University, 1991), hal.7
5
atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya. 14 Tujuan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap untuk percepatan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik pertanahan. 15 Dasar hukum program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap terdiri dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Instruksi Presiden Republik Indonesia No 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah di Seluruh Wilayah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
Kabupaten Banggai merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah, secara administratif wilayah Kabupaten Banggai terbagi atas 23 kecamatan, 291 desa serta 46 kelurahan. Pada Tahun 2017 mulai melaksanakan Program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. 16 Pada Tahun 2018 Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai menargetkan 7500 bidang tanah terdaftar dan realisasinya berhasil mencapai 100% bidang tanah. Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai No.
14
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap, Pasal 1 angka 2
15
Ibid., Pasal 2 ayat (2)
16