• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Hizkia Immanuel Toban

(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti) (Email: hizkia_toban@yahoo.com)

Listyowati Sumanto (Dosen Fakultas Hukum Trisakti) (Email: listyowati@trisakti.ac.id)

ABSTRAK

Pendaftaran Tanah mempunyai tujuan menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap menggunakan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.Permasalahannya, bagaimanakah pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap di Kabupaten Banggai, hambatan apa sajakah yang dihadapi selama kegiatan berlangsung dan bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian hukum normatif, bersifat deskriptif, dianalisis secara kualitatif, kesimpulan digunakan logika deduktif. Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kendala-kendala yang dihadapi (1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah pertanahan. (2) Kurangnya minat masyarakat untuk mengikuti PTSL. (3) Aparat desa tidak proaktif membantu petugas PTSL. (4) Terjadi sengketa batas pada dua desa berimbas pada pengukuran desa “belum” lengkap. (5) Pemahaman masyarakat terkait biaya PTSL gratis, pada pengurusannya tidak demikian. Solusi yang ditempuh, (1) Penyuluhan terhadap masyarakat. (2) Koordinasi kepada Pemerintah Kabupaten Banggai untuk memerintahkan para Lurah/Kepala Desa membantu petugas PTSL. (3) Menunjuk batas aman dari sengketa dua batas desa. (4) Melibatkan aparat Kabupaten/Desa, Penegak Hukum untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait hambatan tersebut.

Kata kunci: Pendaftaran Tanah, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

(2)

2 A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanah sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat secara adil dan merata. 1 Manusia dan tanah merupakan satu kesatuan yang terikat yang tak bisa dipisahkan. 2 Tanah merupakan faktor ekonomi yang sangat penting dan memiliki nilai strategis dari segi sosial, politik atau kultur. 3 Permukaan bumi yang disebut tanah yang dapat diberikan dan dipunyai oleh orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan hukum. 4

Pasal 19 UUPA mengamanatkan pemerintah mengadakan pendaftaran tanah untuk seluruh wilayah Republik Indonesia 5 dan sertifikat hak atas tanah merupakan bukti yang kuat sepanjang data fisik dan data yuridis sesuai dengan data dalam surat ukur dan buku tanahnya. 6 Pasal 19 UUPA diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dan peraturan pelaksana lainnya. Menurut Maria S.W Sumardjono, terbitnya Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dilatarbelakangi oleh kesadaran akan semakin pentingnya peran tanah dalam pembangunan yang semakin memerlukan dukungan kepastian hukum di bidang pertanahan. Secara Normatif kepastian hukum itu memerlukan tersedianya perangkat peraturan perundang-undangan yang secara operasional mampu mendukung pelaksanaanya. Secara empiris keberadaan peraturan perundang- undangan itu perlu dilaksanakan secara konsiten dan konsekuen oleh sumber daya

1

Boedi Harsono, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional. (Jakarta: Universitas Trisakti, 2003), hal.4.

2

Erna Sri Wibawanti, Hak Atas Tanah dan Peralihannya. (Yogyakarta: Liberty, 2013), hal.1.

3

Urip Santoso, Hukum Agraria Komprehensif. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), hal.9

4

H.M Arba, Hukum Agraria Indonesia. (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hal.7

5

FX. Sumarja, Problematika Kepemilikan Tanah Bagi Orang Asing. (Bandar Lampung: Indepth Publishing, 2012), hal.9

6

Moh. Hatta, Bab-bab Tentang Perolehan dan Hapusnya Hak Atas Tanah, (Yogyakarta: Liberty,

2014) hal.38

(3)

3

pendukungnya. 7 Akan tetapi pentingnya pendaftaran tanah masih belum dimengerti oleh masyarakat. 8 Banyak tanah-tanah yang digunakan oleh masyarakat tanpa memiliki sertifikat atas tanah. Badan Pertanahan Nasional sebagai penyelenggara Pendaftaran Tanah dalam meningkatkan pelayanan di bidang pertanahan mengadakan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) secara massal dan serentak di berbagai wilayah Negara Indonesia, agar seluruh masyarakat golongan ekonomi menengah dan rendah dapat memiliki sertifikat hak milik atas tanah.

Kabupaten Banggai terletak di Provinsi Sulawesi Tengah juga telah menyelenggarakan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Pada tahun 2017 ditetapkan target 4.000 Peta Bidang Tanah dan realisasi tercapai 100 % penerbitan 4.000 sertipikat, tahun 2018 ditetapkan target 7.500 Peta Bidang Tanah dan realisasi diterbitkan 6.000 sertifikat, tahun 2019 ditetapkan target 10.000 Peta Bidang Tanah dan saat ini belum diterbitkan sertifikat karena masih dalam proses. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dianggap perlu dilakukan penelitian tentang “Implementasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.”

2. Rumusan Malasah

1. Bagaimana pelaksanaan pendaftaran tanah melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai?

2. Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai untuk mengatasi hambatan dalam Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap?

7

Maria S.W Sumardjono, Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum Dalam Pendaftaran Tanah (Yogyakarta: Seminar Nasional, 1997), hal.1. Baca pula, Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan:

Seri Hukum Pertanahan I-Pemberian Hak Atas Tanah Negara Dan Seri Hukum Pertanahan II- Sertifikat dan Permasalahannya (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2002), hal.126. Baca pula, A.P Parlindungan, Bungai Rampai Hukum Agraria Serta Landreform Bagian II (Bandung: Mandar Maju,1994), hal. 103

8

Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Pendaftaran Hak Atas Tanah di Indonesia. (Surabaya: Arloka,

2002), hal.40.

(4)

4 B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian hukum normative, 9 berbasis pada analisis norma hukum dalam arti law as it is written in the books, 10 maka objek yang dianalisis adalah norma hukum yang secara konkrit diterapkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai. Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan implementasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan terdiri dari bahan hukum primer, 11 bahan hukum sekunder. Untuk mendukung analisis data sekunder tetap diperlukan data primer melalui wawancara kepada informan. 12 Pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Trisakti, data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara terhadap Muhamad Arifaldi, S.H, Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Hak di Kantor Petanahan Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif, mendalam, holistic, dan komprehensif. 13 Cara penarikan kesimpulan digunakan logika deduktif.

C. HASIL PENELITIAN

Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu

9

Ibid.hal. 96

10

Ronald Dworkin, Legal Research,(Daedalus: Spring,1973), hal.250.

11

Ibid, hal. 52

12

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. (Jakarta: UI Press, 2015), hal 12 dan 52.

13

Chai Podhista, “Theoretical, Terminological, and Philosophical Issue in Qualitative Research”,

dalam Attig, et. Al. A Field Manual on Selected Qualitative Research Methods (Thailand: Institute for

Population and Social Research, Mahidol University, 1991), hal.7

(5)

5

atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya. 14 Tujuan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap untuk percepatan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah masyarakat secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik pertanahan. 15 Dasar hukum program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap terdiri dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Instruksi Presiden Republik Indonesia No 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah di Seluruh Wilayah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

Kabupaten Banggai merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah, secara administratif wilayah Kabupaten Banggai terbagi atas 23 kecamatan, 291 desa serta 46 kelurahan. Pada Tahun 2017 mulai melaksanakan Program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. 16 Pada Tahun 2018 Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai menargetkan 7500 bidang tanah terdaftar dan realisasinya berhasil mencapai 100% bidang tanah. Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai No.

14

Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap, Pasal 1 angka 2

15

Ibid., Pasal 2 ayat (2)

16

Wawancara dengan Adolf Boy Prins Puahadi, Kepala Seksi Penataan Pertanahan Kantor

Pertanahan Kabupaten Banggai, (15 Juni 2019).

(6)

6

33/KEP.100.2./IV/2018 Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap dilaksanakan di 14 Desa.

Table 1

Daftar Desa Obyek PTSLTahun 2018

Sumber: Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai No 33/KEP.100.2./IV/2018

Pada tahun 2019 Program PTSL di Kabupaten Banggai dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap menargetkan 10.000 bidang tanah dan target sertipikat 9.700, namun sampai saat ini belum ada data realisasinya karena masih dalam proses. Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai Nomor: 13/KEP-100.2/I/2019 penetapan lokasi PTSL tahun 2019 dilaksanakan di 11 desa.

Table 2

Daftar Desa Obyek PTSL Tahun 2019

No Kecamatan Desa Target

Bidang Target

Sertifikat Keterangan 1. Balantak Utara Pangkalasaeng 2000 2000 Pihak Ketiga 2. Simpang Raya Gonohop 1500 1500 Pihak Ketiga

3. Nuhon Pibombo 1500 1500 Pihak Ketiga

4. Luwuk Utara Salodik 600 600 ASN

No Kecamatan Desa/Kelurahan Target K1 K2,K3,K4

1 Pagimana Pagimana 230 210 20

2 Basabungan 615 487 128

3 Uwedaka 543 428 115

4 Dongkalan 1740 1377 363

5 Bualemo Salipi 550 308 242

6 Bualemo A 680 543 137

7 Bualemo B 500 457 36

8 Sampaka 415 370 45

9 Luwuk Utara Salodik 830 762 68

10 Lenyek 460 359 101

11 Bunta Huhak 292 239 53

12 Koili 260 222 38

13 Matabas 175 127 48

14 Toima 210 111 99

Total 7500 6000 1500

(7)

7

5. Luwuk Utara Lenyek 600 600 ASN

6. Luwuk Timur Bukit Mulya 800 800 ASN

7. Pagimana Bulu 900 800 ASN

8. Lobu Uhauhangon 900 800 ASN

9. Lobu Lambuli 900 800 ASN

10. Toili Barat Pasir Lamba 165 165 ASN

11. Toili Barat Rata 135 135 ASN

Total 10.000 9700

Sumber: Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai No 13/KEP-100.2/I/2019

Menurut ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan melalui tahap- tahapan sebagai berikut: (a) Perencanaan dan Persiapan, (b) Penetapan lokasi kegiatan PTSL, (c) Pembentukan dan Penetapan Panitia Ajudikasi PTSL, (d) Penyuluhan, (e) Pengumpulan data fisik dan data yuridis bidang tanah, (f) Pemeriksaan Tanah, (g) Pengumuman data fisik dan data yuridis bidang tanah serta pembuktian hak, (h) Penerbitan keputusan pemberian atau pengakuan, (i) Pembukuan dan penerbitan sertifikat hak atas tanah, (j) Penyerahan sertifikat hak atas tanah.

D. PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Kabupaten Banggai Tahapan pelaksanaan PTSL menurut Peraturan Menteri Agraria ATR/BPN No 12 tahun 2017 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap sebagai berikut:

a. Perencanaan dan Persiapan: berdasarkan Pasal 3 ayat (4) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai melakukan perencanaan dan persiapan dengan melakukan Penyuluhan terhadap desa/kelurahan yang akan dijadikan objek PTSL.

b. Penetapan Lokasi: berdasarkan Pasal 5, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten

Banggai menetapkan lokasi PTSL terdiri dari beberapa desa/kelurahan,

diupayakan agar desa/kelurahan obyek PTSL letaknya berdekatan. Pada tahun

(8)

8

2018, berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai No:

33/KEP.100.2./IV/2018 tentang Penetapan Lokasi dilaksanakan di 4 Kecamatan dan 14 Desa, sedangkan tahun 2019 meliputi 11 desa.

c. Pembentukan dan Penetapan Panitia Ajudikasi PTSL: berdasarkan Pasal 8 dan 9, Panitia Ajudikasi PTSL dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai terdiri dari Ketua Panitia, Wakil Ketua, Sekretaris, Kepala Desa/Kelurahan atau seorang Pamong Desa/Kelurahan yang ditunjuk dan anggota dari unsur Kantor Pertanahan. Selain itu dibentuk Satuan Tugas Fisik, Satuan Tugas Yuridis

d. Penyuluhan: berdasarkan Pasal 10, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Panitia Ajudikasi, Satuan Tugas Yuridis dan Satuan Tugas Fisik memberikan penyuluhan/sosialisasi kepada peserta program PTSL baik peserta yang belum maupun telah memiliki sertifikat di wilayah Kabupaten Banggai mengenai (a) manfaat bagi masyarakat, pemerintah dan negara atas hasil pelaksanaan program PTSL; (b) tahapan dan mekanisme kegiatan PTSL; (c) penetapan dan pemasangan tanda batas masing-masing bidang tanah; (d) dokumen yuridis yang perlu disiapkan; (e) jadwal pengukuran bidang tanah dan pengumpulan data yuridis oleh Satuan Tugas Fisik dan Satuan Tugas Yuridis; (f) hasil akhir kegiatan program PTSL; (g) pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau sumber lain yang sah melalui kegiatan PTSL; (h) kemungkinan biaya dan/atau pajak yang akan ditanggung oleh peserta kegiatan PTSL.

e. Pengumpulan Data Fisik dan Pengumpulan Data Yuridis: berdasarkan Pasal 11,

12, dan 13, kegiatan pengumpulan, pengolahan, pemeliharaan data fisik dan

yuridis menggunakan daftar isian, blanko, peta maupun daftar lainnya serta isian

atau entry yang ada dalam aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP) di

Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai. Peserta PTSL Kabupaten Banggai harus

melengkapi 2 data yaitu data fisik dan data yuridis. Pengumpulan Data Fisik

dilakukan oleh Satuan Petugas Fisik melalui kegiatan pengukuran dan pemetaan

(9)

9

bidang tanah dengan menggunakan teknologi survei dan pemetaan seperti Drone, Global Positioning System (GPS), Continuously Operating Reference Station (CORS), Total Station, Distometer dan lainnya, serta memanfaatkan peta citra/peta foto dengan resolusi tinggi sebagai dasar pembuatan peta pendaftaran.

Pengumpulan Data Yuridis dilakukan oleh Satuan Petugas Yuridis melalui kegiatan pengumpulan dan pemeriksaan riwayat kepemilikan tanah dengan cara mengisi formulir isian inventarisasi dan identifikasi peserta PTSL. Hasil pengumpulan Data Yuridis dibuat dalam bentuk Rekapitulasi Data Isian Inventarisasi dan Identifikasi PTSL.

f. Pemeriksaan Tanah: berdasarkan Pasal 16, Panitia Ajudikasi melakukan pemeriksaan tanah untuk memastikan keterangan yang tertuang di dalam data fisik (yaitu Peta Bidang Tanah, hasil pengukuran bidang tanah) dan data yuridis (surat dan berkas yang diperlukan) sesuai dengan keadaan di lapangan.

g. Pembuktian Hak: berdasarkan Pasal 17, apabila obyek PTSL merupakan Tanah Negara maka dibuktikan dengan: (a) surat yang menunjukkan bukti penguasaan fisik dan surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah; (b) surat perjanjian sewa atau perjanjian lainnya; (c) surat keterangan tanah yang bersangkutan tidak termasuk dalam kawasan hutan. Apabila obyek PTSL merupakan Tanah bekas Milik Adat maka kepemilikannya dibuktikan dengan asli Girik, Pipil, Petuk, Verponding Indonesia atau akta lainnya.

h. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis: berdasarkan Pasal 21, untuk

memenuhi asas publisitas dalam pembuktian pemilikan tanah, dilaksanakan

pengumuman data fisik dan data yuridis di Kantor Pertanahan, Kantor Kepala

Desa/Kelurahan setempat dan apabila ada di Kantor Pembantu (basecamp)

Panitia Ajudikasi PTSL, selama 14 (empat belas) hari kalender yang

disampaikan melalui media tertulis maupun media elektronik, dengan tujuan

memberi kesempatan kepada pihak lain/pemilik tanah yang sebenarnya

mengajukan keberatan kepada Ketua Panitia Ajudikasi PTSL. Apabila terdapat

gugatan atas pengumuman maka: (a) Ketua Panitia Ajudikasi PTSL

(10)

10

melaksanakan pembukuan hak dengan memberikan catatan tentang adanya atau sedang dilaksanakannya proses peradilan atas gugatan; (b) Kepala Kantor Pertanahan menunda penerbitan Sertifikat hak atas tanah yang digugat, sampai adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

i. Penerbitan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah: berdasarkan Pasal 24, sebelum penerbitan Keputusan Pemberian Hak, peserta PTSL wajib melampirkan bukti pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) atau Pajak Penghasilan (PPh) pada saat pendaftaran hak. Apabila peserta PTSL tidak atau belum mampu membayar BPHTB maka harus membuat surat penyataan BPHTB Terhutang. Apabila jual beli tanah tidak mempunyai bukti pembayaran PPh dari pihak penjual, maka harus membuat surat keterangan PPh Terhutang. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai menyampaikan daftar BPHTB Terhutang dan/atau PPh Terhutang kepada Bupati Banggai.

j. Pembukuan dan Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah: berdasarkan Pasal 25, terhadap tanah yang sudah dibuatkan Berita Acara Penyelesaian Proses Pendaftaran Tanahnya, dibukukan dalam daftar umum Pendaftaran Tanah dan daftar lainnya, yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL.

Penyelesaian proses Pendaftaran Tanah terdiri atas 4 (empat) kategori/kluster:

Kluster 1 untuk bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan Sertipikat; Kluster 2 untuk bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan Sertipikat namun terdapat perkara di Pengadilan; Kluster 3 untuk bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya tidak dapat dibukukan dan diterbitkan Sertipikat Hak atas Tanah;

Kluster 4 untuk bidang tanah yang obyek dan subyeknya sudah terdaftar dan

sudah bersertipikat. Tahap Pembukuan hak berdasarkan Pasal 31, Ketua Panitia

Ajudikasi PTSL menyerahkan hasil pelaksanaan PTSL kepada Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Banggai dalam bentuk Berita Acara Serah-Terima Berkas

dan Warkah yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL Kabupaten

Banggai dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai. Pada tahun 2018

(11)

11

Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai berhasil menerbitkan sertifikat sebanyak 6.000 sertifikat karena termasuk dalam kategori 1. Pada tahun 2019 sertifikat belum diterbitkan karena masih dalam proses pelaksanaan. Kluster 2 dan Kluster 3 dilakukan pengurusan secara mandiri penerbitan sertifikatnya melalui kegiatan rutin di Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai setelah pelaksanaan PTSL selesai. Untuk Kluster 4 tidak diterbitkan sertifikat karena obyek dan subjek hak bidang tanah tersebut sudah terdaftar dan bersertifikat maka dilakukan pengintegrasian peta bidang tanah ke dalam peta PTSL.

k. Penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah: Penyerahan sertifikat Hak Milik dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai untuk dibagikan kepada pemegang hak atas tanah di desa obyek PTSL. Jika sertifikat tersebut tidak sempat diambil oleh pemohon maka dapat diwakili oleh keluarganya.

Adapun hasil Pelaksanaan Kegiatan PTSL Tahun 2018 terkait target dan realisasinya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 3

Pelaksanaan Kegiatan PTSL Tahun 2018

No Kecamatan Desa/

Kelurahan Target Penyu-

luhan Pulda-

dis* Pengukuran Pemeriksaan

Tanah Penerbitan Sertifikat Target Reali-

sasi K1 K2, K3,K4

1. Pagimana Pagimana 450 450 400 450 450 400 50 400

2. Basabungan 700 700 550 700 700 550 150 550

3. Uwedaka 600 600 550 600 600 550 50 550

4. Dongkalan 1000 1000 550 1000 1000 550 450 550

5. Bualemo Salipi 1000 1000 800 1000 1000 800 200 800

6. Bualemo A 1000 1000 800 1000 1000 800 200 800

7. Bualemo B 700 700 600 700 700 600 100 600

8. Sampaka 1050 1050 833 1050 1050 833 217 833

9. Luwuk

Utara Salodik 550 550 498 550 550 498 52 498

10. Lenyek 450 450 419 450 450 419 31 419

Jumlah 7500 7500 6000 7500 7500 6000 1500 6000

Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

* Puldadis: Pengumpulan Data Yuridis

2. Kendala yang dihadapi oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai

(12)

12

Kendala yang menghambat pelaksanaan Program PTSL di Kabupaten Banggai, terungkap dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan Hak Tanah Masyarakat, Muhamad Arifaldi, S.H, dan Adolf Severlianus Puahadi S. SiT, MM selaku Kepala Seksi Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai:

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah pertanahan. Pada umumnya masyarakat tidak memahami manfaat Program PTSL, disebabkan karena mayoritas masyarakat di Kabupaten Banggai merupakan masyarakat ekonomi ke bawah yang cenderung memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga masyarakat masih ragu dan tidak peduli walaupun sudah dilakukan penyuluhan baik secara langsung dan tidak langsung melalui media cetak atau elektronik.

b. Kurangnya minat masyarakat untuk mengikuti Program PTSL untuk mensertifikatkan tanahnya, karena masyarakat tidak memahami fungsi pendaftaran tanah dan tidak mengetahui jika alat bukti hak atas tanah yaitu sertifikat.

c. Pada beberapa desa, aparat desa tidak proaktif membantu petugas PTSL di lapangan.

d. Terjadi sengketa batas pada 2 desa, berimbas pada pengukuran desa “belum”

lengkap.

e. Pemahaman masyarakat terkait biaya PTSL adalah semuanya gratis, padahal pada pengurusannya tidak demikian. Dimana yang dimaksud biaya gratis pada program PTSL adalah biaya proses pensertipikatan, sedangkan biaya dokumen- dokumen tanah tidak gratis (surat-surat tanah, materai dan administrasi desa).

3. Upaya Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai Mengatasi Hambatan dalam Pelaksanaan PTSL

Terdapat beberapa upaya untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan PTSL di Kabupaten Banggai, antara lain:

(13)

13

a. Penyuluhan terhadap masyarakat dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai dengan tujuan memberi wawasan pengetahuan mengenai PTSL sehingga timbul pemahaman dan kesadaran masyarakat pada pentingnya pendaftaran tanah untuk menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah yang dikuasai dan juga mencegah timbulnya sengketa pertanahan.

b. Melakukan pendataan subyek hak dan dibuatkan surat undangan. Pada saat Tim Satuan Tugas Fisik dan Satuan Tugas Yuridis akan melakukan pengumpulan data fisik dan data yuridis, Kepala Desa obyek PTSL mendata kembali biodata dan alamat domisili seluruh subyek hak untuk dibuatkan surat undangan agar dapat hadir pada hari dan tanggal penyuluhan yang telah ditetapkan oleh Panitia Ajudikasi.

c. Minat masyarakat kurang karena masyarakat beranggapan bahwa jika tanah yang bersertifikat akan berimbas pada naiknya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan setoran pajak tanah mereka akan meningkat (makin mahal), maka dilakukan penyuluhan secara aktif untuk menjelaskan bahwa yang naik adalah nilai jual, dan tidak ada hubungan antara sertifikat dengan naiknya nilai Pajak Bumi Bangunan (PBB).

d. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai untuk memerintahkan para Lurah/Kepala Desa membantu para petugas di lapangan karena PTSL adalah salah satu proyek nasional.

e. Melibatkan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai, Aparat Desa, dan Penegak Hukum untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait masalah tersebut.

E. PENUTUP 1. Kesimpulan

a. Pelaksanaan PTSL di Kabupaten Banggai pada dasarnya dilaksanakan sesuai

dengan Peraturan Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional No 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap, dengan tujuan untuk percepatan pemberian kepastian

hukum dan perlindungan hukum secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman,

(14)

14

adil, merata, terbuka serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta mengurangi dan mencegah sengketa pertanahan. Pelaksanaan kegiatan PTSL terdiri dari: (a) Perencanaan dan Persiapan, (b) Penetapan lokasi kegiatan PTSL, (c) Pembentukan dan Penetapan Panitia Ajudikasi PTSL, (d) Penyuluhan, (e) Pengumpulan data fisik dan data yuridis bidang tanah, (f) Pemeriksaan Tanah, (g) Pengumuman data fisik dan data yuridis bidang tanah serta pembuktian hak, (h) Penerbitan keputusan pemberian atau pengakuan, (i) Pembukuan dan penerbitan sertifikat hak atas tanah, (j) Penyerahan sertifikat hak atas tanah.

b. Kendala yang dihadapi Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai dalam pelaksanaan PTSL karena: (1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah pertanahan; (2) Kurangnya minat masyarakat untuk mengikuti PTSL untuk mensertifikatkan tanahnya; (3) Pada beberapa desa, aparat tidak proaktif membantu petugas di lapangan; (4) Terjadi sengketa batas pada 2 desa, berimbas pada pengukuran desa “belum” lengkap; (5) Pemahaman masyarakat yang keliru terkait biaya PTSL yang gratis padahal pada pengurusannya tidak demikian.

c. Upaya penyelesaian terhadap kendala dalam pelaksanaan PTSL di Kabupaten Banggai: (1) Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat; (2) Melakukan pendataan subyek hak dan dibuatkan surat undangan; (3) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat bahwa tanah yang bersertifikat tidak berimbas pada naiknya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB); (4) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Banggai untuk memerintahkan para Lurah/Kepala Desa agar membantu para petugas PTSL; (5) Melibatkan Pemerintah Kabupaten Banggai, Aparat Desa, dan Penegak Hukum untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait masalah tersebut.

2. Saran

a. Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai perlu melakukan penyuluhan kepada

masyarakat tentang hasil dari PTSL berupa gambaran mengenai kondisi sebelum

(15)

15

dan sesudah dilaksanakan PTSL, sehingga minat masyarakat dapat bertambah mengikuti program PTSL.

b. Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai perlu mempersiapkan secara matang agar dapat mencegah maupun mengurangi kendala-kendala yang akan terjadi.

c. Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai perlu menginformasikan program PTSL kepada masyarakat dengan bahasa daerah yang mudah dimengerti agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap informasi yang disampaikan oleh Panitia Ajudikasi.

d. Masyarakat hendaknya turut serta dalam program PTSL agar tanah yang dikuasai dan digunakan mempunyai alat bukti hak atas tanah yang kuat berupa sertifikat

DAFTAR PUSTAKA

A.P Parlindungan, Bungai Rampai Hukum Agraria Serta Landreform Bagian II Bandung : Mandar Maju,1994.

Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan: Seri Hukum Pertanahan I-Pemberian Hak Atas Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan II-Sertifikat dan Permasalahannya, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2002.

Attig, et.al. A Field Manual on Selected Qualitative Research Methods. Thailand:

Institute for Population and Social Research, Mahidol University, 1991.

Boedi Harsono, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional. Jakarta: Universitas Trisakti, 2003.

Chai Podhista, “Theoretical, Terminological, and Philosophical Issue in Qualitative Research”, Thailand: Institute for Population and Social Research, Mahidol University, 1991.

Erna Sri Wibawanti, Hak Atas Tanah dan Peralihannya. Yogyakarta: Liberty, 2013.

FX. Sumarja, Problematika Kepemilikan Tanah Bagi Orang Asing. Bandar Lampung:

Indepth Publishing, 2012.

H.M Arba, Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2015.

Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Pendaftaran Hak Atas Tanah di Indonesia.

Surabaya: Arloka, 2002.

Maria S.W Sumardjono, Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum Dalam Pendaftaran Tanah, Yogyakarta: Seminar Nasional, 1997.

Moh. Hatta, Bab-bab Tentang Perolehan dan Hapusnya Hak Atas Tanah, Yogyakarta:

Liberty, 2014.

(16)

16

Ronald Dworkin, Legal Research, Daedalus: Spring,1973.

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 2015.

Urip Santoso, Hukum Agraria Komprehensif. Jakarta: Prenadamedia Group, 2012

Referensi

Dokumen terkait

Betapa pengukuran kinerja sangat penting dalam pengelolaan Perguruan Tinggi atau dunia pendidikan.Pembenahan sistem informasi dan administrasi khususnya untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos yang dihasilkan dari campuran TKKS dan LCPKS dengan menggunakan beberapa aktivator telah matang dengan warna cokelat

Pada hasil uji yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa daya hambat yang dihasilkan oleh ekstrak kental dari bakteri Gram negatif lebih rendah daripada Gram

Orang tua yang menerapkan bahasa nasional (bahasa Indonesia) pada anak dalam tumbuh kembang sehari-hari di lingkungan bahasa ibu, mereka beranggapan dengan tindakan itu anak

Misalkan , , adalah harga pada saat dari zero coupon bond yang jatuh tempo

Pada kondisi eksisting periode jam lengang, nilai waktu tempuh dari lengan Timur Simpang 1 menuju ke lengan Timur Simpang 2 (arah Timur–Barat Jalan Yogya-Solo)

Operating system software merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengkonfigurasikan komputer agar dapat menerima berbagai perintah dasar yang diberikan

3.3 Peran gugus fungsi dalam proses inhibisi korosi Hasil pengukuran polarisasi terhadap media mengandung 3-AMP 0,10 mM menunjukkan bahwa peningkatan temperatur menggeser