• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DISERTAI DENGAN KEKERASAN DI MINIMARKET INDOMARET (Studi Putusan Pengadilan Negeri Binjai Nomor 24/Pid.B/2021/PN Bnj)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DISERTAI DENGAN KEKERASAN DI MINIMARKET INDOMARET (Studi Putusan Pengadilan Negeri Binjai Nomor 24/Pid.B/2021/PN Bnj)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Namun harapan tersebut tidak selalu terpenuhi karena beragamnya sifat dan cara pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang manusia yang terkadang menghalalkan segala cara, termasuk melakukan pencurian. Misalnya tindak pidana pencurian yang lazim dilakukan dengan kekerasan yang dilakukan atau disertai dengan luka berat terhadap orang lain. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul skripsi: “Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perampokan Disertai Kekerasan di Minimarket Indomaret (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Binjai Nomor 24/Pid.B/2021/PN Bnj )".

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kerangka Teori dan Konseptual 1. Kerangka Teori

Kerangka Konseptual

Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, yang disertai dengan ancaman (sanksi) berupa hukuman tertentu, bagi siapa saja yang melanggar larangan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu peraturan perundang-undangan dan diancam dengan suatu tindak pidana, sepanjang diingat bahwa larangan itu ditujukan kepada suatu perbuatan (yaitu suatu keadaan atau peristiwa yang disebabkan oleh perbuatan seseorang). perilaku), sedangkan ancaman kejahatan ditujukan kepada orang yang menyebabkan kejadian itu. Pencurian merupakan tindak pidana yang diancam dengan pidana, yang dalam hal ini adalah “pengambilan” milik orang lain. 21.

Asumsi

Diwajibkan tindak pidana pencurian dengan kekerasan, yaitu pencurian yang didahului, disertai, dan diikuti dengan kekerasan yang ditujukan terhadap seseorang dengan tujuan untuk memudahkan pelaksanaan perbuatan tersebut. Pengaturan hukum tindak pidana pencurian dengan kekerasan di minimarket Indomaret diatur dalam ayat 1, 3, 4, dan 5 Pasal 363 KUHP. Tanggung jawab pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan adalah memenuhi seluruh unsur sesuai pasal yang diucapkan para terdakwa.

Keaslian Penelitian

Nama Mahasiswa Fakultas Hukum Program Magister (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Islam Riau Pekanbaru Tahun 2020 dengan Judul. Penuntutan terhadap pelaku tindak pidana pencurian dengan pemberatan di bidang hukum Polres Rokan Hilir. Bagaimana penindakan pada tingkat penyidikan terhadap pelaku tindak pidana pencurian dengan pemberatan di wilayah hukum Polres Rokan Hilir.

Apa saja kendala penegakan hukum pada tingkat penyidikan terhadap pelaku tindak pidana pencurian berat di wilayah hukum Polres Rokan Hilir? Nim, mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang tahun 2019, dengan judul “Peran Polisi Dalam Menanggulangi Kejahatan Pencurian Dengan Kekerasan (Studi Kasus di Polres Demak)”. Apa kendala polisi dalam menangani tindak pidana pencurian dengan kekerasan di Polres Demak?

Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2020 dengan judul “Tinjauan Kriminologi Pencurian Dengan Kekerasan Menggunakan Senjata Tajam (Studi Kasus Di Kota Makassar. Faktor Apa Yang Menyebabkan Pencurian Dengan Kekerasan Dengan Senjata Tajam Di Kota Makassar. Upaya Apa Yang Dilakukan Aparat Penegak Hukum Yang Berwenang Menanganinya?” dengan ini untuk mengatasi pencurian secara paksa dengan senjata tajam di Kota Makassar.

Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian

  • Metode Pendekatan
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Pendekatan Konseptual,27 dilakukan dengan mempelajari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin dalam ilmu hukum, yang akan menemukan gagasan-gagasan yang dapat menimbulkan pemahaman hukum, konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Pengumpulan data difokuskan pada pokok permasalahan yang dimaksud, sehingga dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dan ambiguitas dalam pembahasan. Untuk memperoleh hasil yang obyektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat diperhitungkan hasilnya, maka data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan suatu metode yaitu penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.

Data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.28 Untuk penelitian normatif, data yang diperlukan adalah data sekunder. Data sekunder ini mempunyai cakupan yang sangat luas, sehingga mencakup surat-surat pribadi, catatan harian, dan lain-lain. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana pencurian dengan paksa.

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang berkaitan erat dengan bahan hukum primer yang berupa putusan pengadilan, buku-buku yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Putusan pengadilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah putusan yang memperhatikan tujuan penelitian ini serta mempertimbangkan ciri-ciri dan ciri-ciri objek yang diselidiki serta hasilnya yang kemudian akan digeneralisasikan. Analisis data menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji adalah suatu proses menyusun kumpulan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan dasar uraian.30 Data sekunder yang diperoleh kemudian disistematisasikan, diolah dan diteliti serta dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. metode melalui pendekatan kualitatif.

Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, analisis data kualitatif adalah suatu upaya yang dilakukan dengan cara mengolah data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya ke dalam satuan-satuan yang dapat digunakan.

Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

KUHP mengenal beberapa rumusan pengertian tindak pidana atau konsep tindak pidana sebagai pengganti konsep Strafbaar Feit. Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang menurut ketentuan KUHP dan diancam dengan pidana bagi siapa saja yang melanggar larangan tersebut. Suatu perbuatan yang melawan hukum dan merugikan masyarakat belum tentu merupakan tindak pidana, sampai dapat dipastikan adanya larangan atau peraturan hukum pidana (Pasal 1 KUHP) yang mengancam pelakunya.

Suatu perbuatan termasuk tindak pidana atau tidak harus dilihat pada ketentuan hukum pidana yang berlaku (hukum pidana positif). Adapun tindak pidana pencurian diatur dalam BAB XXII Buku II Pasal 362 KUHP yang berbunyi “Barangsiapa mengambil sesuatu, baik seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk memilikinya secara melawan hukum, diancam dengan pencurian.” Pada rumusan Pasal 362 KUHP terlihat bahwa tindak pidana pencurian merupakan tindak pidana yang diancam pidana, yaitu perbuatan yang dalam hal ini “mengambil” barang orang lain.53 Namun tidak demikian halnya dengan pencurian. setiap pengambilan barang milik orang lain adalah pencurian, karena barang tersebut juga diambil oleh orang lain kemudian diserahkan kepada pemiliknya dan untuk membedakannya yang dilarang bukanlah pengambilan barang melainkan ditambah dengan unsur kesengajaan untuk memilikinya secara melawan hukum. .

Hal ini terlihat dari banyaknya terdakwa/terdakwa tindak pidana pencurian yang diajukan ke pengadilan. Adapun mengenai tindak pidana pencurian diatur dalam BAB XXII Buku II Pasal 362 KUHP yang menyatakan: “Barangsiapa mengambil sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk memilikinya secara melawan hukum, diancam dengan pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah.” Dari rumusan Pasal 362 KUHP terlihat bahwa tindak pidana pencurian merupakan tindak pidana yang diancam dengan pidana, yaitu perbuatan yang dalam hal ini “mengambil” barang milik orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, mengenai tindak pidana pencurian, titik tolaknya adalah perbuatan mengambil barang milik orang lain, sehingga dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan pencurian adalah perbuatan mengambil barang milik orang lain untuk dimiliki secara tidak sah. Pasal 362 KUHP mengatur tentang tindak pidana pencurian biasa, yaitu pengambilan suatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk menguasai barang itu dengan melawan hak orang tersebut. Tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau biasa dikenal dalam masyarakat dengan istilah perampokan atau perampokan.

Jenis Tindak Pidana Pencurian dan Unsur-Unsurnya

Ketentuan pasal ini mengatur tentang pencurian yang didahului, disertai, atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dengan maksud untuk persiapan, dan lain-lain, yang akses menuju tempat kejadian perkara atau untuk menuju barang yang akan diambil adalah dengan cara membongkar, melanggar atau memanjat atau dengan menggunakan kunci palsu, memesan pakaian dinas palsu atau palsu. Seseorang dapat dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana pencurian, orang tersebut harus terbukti memenuhi seluruh syarat. unsur tindak pidana pencurian terdapat pada rumusan pasal 362 KUHP. Pencurian yang memenuhi syarat ini mengacu pada pencurian yang dilakukan dengan cara tertentu atau dalam keadaan tertentu, sehingga lebih serius sehingga dapat dihukum dengan kejahatan yang lebih berat daripada pencurian biasa.

Oleh karena pencurian yang memenuhi syarat adalah pencurian yang dilakukan dengan cara tertentu dan dalam keadaan tertentu serta menimbulkan keadaan yang memberatkan, maka pembuktian unsur pidana pencurian berat harus diawali dengan pembuktian pencurian dalam bentuk dasarnya. 5: Pencurian untuk memasuki tempat terjadinya tindak pidana, atau untuk mendapatkan barang sitaan, dilakukan dengan cara merusak, merusak atau memanjat atau dengan menggunakan kunci palsu, perintah palsu, atau seragam palsu. 2) Bila pencurian yang dimaksud pada angka 3 disertai dengan salah satu dari angka 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.73. Pencurian jenis ini biasa disebut “pencurian dengan kekerasan” atau bahasa sehari-hari disebut “curas”.

Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian itu didahului, disertai, atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang yang bersangkutan dengan maksud untuk mempersiapkan atau memfasilitasi pencurian itu, atau jika tertangkap basah, untuk melarikan diri atau peserta lain atau untuk mempertahankan kendali atas barang curian. Pencurian kecil-kecilan adalah pencurian yang pada dasarnya mempunyai unsur-unsur pencurian, yang bahaya pidananya berkurang karena adanya penambahan unsur-unsur lain (yang meringankan). Pencurian dengan kekerasan adalah pencurian yang didahului, disertai, dan diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 365 KUHP.

Pencurian yang dilakukan oleh saudara atau kerabat korban, dalam hal ini anak-anak, disebut pencurian keluarga.

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerrasan

Yang dimaksud dengan delik yang dapat didakwakan adalah delik yang hanya dapat ditindak apabila ada pengaduan atau laporan dari orang yang menjadi korban suatu tindak pidana. Dalam tindak pidana pengaduan ini, korban tindak pidana dapat menarik kembali laporannya kepada pihak yang berwajib apabila telah tercapai kesepakatan di antara mereka. Perekonomian merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan seseorang, sehingga kondisi ekonomi pelaku tindak pidana pencurian inilah yang sering kali menjadi latar belakang seseorang melakukan tindak pidana pencurian.

Karena tekanan ekonomi yang berat, yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, untuk membeli pakaian atau makanan, atau sanak saudara yang sakit, seseorang bisa nekat dan melakukan tindak pidana pencurian. Kejahatan pencurian tersebar luas, karena jenis kejahatan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, perilaku masyarakat semakin kompleks sehingga bermunculan berbagai tindak pidana pencurian, termasuk tindak pidana pencurian dengan kekerasan.

Tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang disebabkan oleh rendahnya pendidikan dapat diatasi atau diminimalisir dengan cara menanamkan moral dan etika yang baik pada siswa di sekolah dan dengan memberikan informasi kepada masyarakat tentang hukum. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pencurian dengan kekerasan adalah keinginan untuk menguasai barang curian tersebut. Faktor lingkungan dalam kehidupan berkeluarga dapat mempengaruhi terjadinya tindak pidana pencurian pada malam hari, apabila keadaan perekonomian keluarga sangat rendah atau tidak mencukupi, dan juga apabila dalam kehidupan berkeluarga sering terjadi konflik atau pertengkaran.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, situasi dan kondisi pada saat dilakukannya tindak pidana pencurian merupakan salah satu faktor yang mendorong dilakukannya tindak pidana pencurian.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kasus – kasus yang diangkat dalam penelitian pencurian dengan kekerasan pasal 362 – 365. Modus operandi tindak pidana yang dilakukan antara lain : Pasal 362

Lamintang, bahwa tindak pidana pencurian dengan pemberatan ( gequalificeerde deifstal ) adalah pencurian yang mempunyai unsur-unsur dari perbuatan pencurian di dalam bentuknya

Perbandingan pengaturan penggunaan frekuensi radio tanpa izin dengan tindak pidana pencurian Pasal 362 KUHP (barang siapa yang mengambil sebahagian atau seluruhnya

"ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENCURIAN RINGAN DALAM KASUS PENCURIAN GETAH KARET OLEH.. KAKEK SAMIRIN", MAGISTRA Law Review,

Seperti telah diketahui, unsur pertama dari tindak pidana yang diatur dalam Pasal 362 KUHP itu adalah hij, yang lazim diterjemahkan orang kedalam bahasa

Pengertian Tindak Pidana Perdagangan Orang Rumusan perdagangan orang dalam KUHP tentang tindak pidana Perdagangan Orang, maka perdagangan orang dalam KUHP sudah merupakan

Dalam tindak pidana pencurian khusus dari pasal 365 ayat 1 KUHP yang telah disebutkan di atas, unsur istimewa yang sekarang ditambah pada pencurian biasa

Delik atau tindak pidana itu adalah perbuatan yang dilarang atau suatu perbuatan yang diancam dengan hukuman kepada barang siapa yang melakukannya, mulai dari ancaman yang