• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PENERIMA HARTA KEKAYAAN YANG BERASAL DARI PENJUALAN NARKOTIKA DITINJAU DARI UU NO. 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Studi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 250 K/PID.SUS/2018)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PENERIMA HARTA KEKAYAAN YANG BERASAL DARI PENJUALAN NARKOTIKA DITINJAU DARI UU NO. 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Studi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 250 K/PID.SUS/2018)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

Tindak pidana yang dimaksud adalah tindak pidana yang diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Kajian Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 250 K/PID.SUS/2018)”. Untuk mengetahui dan menganalisis pertanggungjawaban pidana bagi pelanggar yang menerima harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana narkoba.

Sebagai informasi bagi aparat penegak hukum (jaksa, pengacara dan penasihat hukum serta hakim) untuk memahami pengaturan tindak pidana pencucian uang dan keterkaitannya dengan tindak pidana narkotika. Ketentuan mengenai alat bukti diatur dalam Pasal 77 dan 78 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang yaitu dengan memperhatikan ketentuan alat bukti balik. Berdasarkan ketentuan di atas, maka lebih mudah untuk membuktikan adanya tindak pidana pencucian uang yang dilakukan oleh pelaku.

Penggunaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang sangat mendesak untuk efektivitas pembuktian kejahatan narkoba.

Kerangka Konseptual

Artinya, aparat penegak hukum lebih mengandalkan keterangan pelaku atau orang lain yang mengetahuinya untuk membuktikan adanya tindak pidana narkotika, dan saksilah yang paling penting. Pelaku kejahatan narkotika yang memahami instrumen pasar keuangan, memahami operasional bank, dan mengenal berbagai produk investasi akan dengan mudah menutupi jejak keuntungan finansial yang diperoleh dari kejahatan narkoba. Topo Santoso menyatakan bahwa kerangka konseptual pada hakikatnya merupakan orientasi atau pedoman yang lebih konkrit dibandingkan kerangka teoritis, yang seringkali bersifat abstrak dan terkadang memerlukan definisi operasional.

Dalam penelitian hukum, kerangka konseptual dapat diambil dari peraturan hukum.58 Konsep harus ditentukan secara berurutan berdasarkan judul dan rumusan masalah. Harta menurut Pasal 1 Angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang adalah segala benda baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Pencucian uang menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang adalah perbuatan memposting, mentransfer, membayar, membelanjakan, menghibahkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lain. untuk harta benda yang diketahuinya atau patut diduganya.

Menurut Sutan Remy Sjahdeini, pencucian uang diartikan sebagai suatu jenis kegiatan yang merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi dengan uang haram, yaitu uang yang berasal dari kegiatan kriminal, dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal muasal uang tersebut. uang dari pemerintah. atau pihak berwenang yang diberi wewenang untuk menindak kejahatan dengan cara utama memasukkan uang tersebut ke dalam sistem keuangan sehingga uang tersebut kemudian dapat dikeluarkan dari sistem keuangan sebagai uang halal 60.

Asumsi

Narkotika adalah obat atau zat yang dapat menurunkan kesadaran (anestesi), mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri, serta dapat menimbulkan adiksi.61. Pertanggungjawaban pidana bagi penerima harta kekayaan yang berasal dari peredaran gelap narkoba didasarkan pada Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang menyatakan bahwa tindak pidana pencucian uang meliputi unsur-unsur sebagai berikut: pelakunya, perbuatan (transaksi keuangan atau keuangan) dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyembunyikan asal usul harta benda itu dari bentuknya yang tidak sah (ilegal), seolah-olah merupakan harta benda (yang sah) yang sah, merupakan akibat dari suatu tindak pidana. Pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan pidana kepada penerima harta kekayaan yang berasal dari pengedar narkoba adalah apabila mereka telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan menerima penempatan berupa transfer uang yang mereka dengan bersumber dari suatu tindak pidana narkoba sebagaimana dimaksud dalam pasal 137 undang-undang huruf b No.

Keaslian Penelitian

8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Kajian Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 250 K/PID.SUS/2018)” tidak pernah memiliki pendekatan dan rumusan masalah yang sama. Meskipun terdapat beberapa topik penelitian mengenai tindak pidana pencucian uang dalam kasus tindak pidana narkoba, namun jelas berbeda. Berdasarkan hasil penelusuran dan penyidikan awal yang dilakukan pada literatur, ditemukan beberapa penelitian mengenai tindak pidana pencucian uang dalam kasus tindak pidana narkoba. namun rumusan masalahnya berbeda yaitu Skripsi yang berjudul “Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Predikat Tindak Pidana Narkoba pada Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

Bagaimana bentuk tindak pidana pencucian uang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Bagaimana analisis hukum tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana asal narkoba dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan No. Bagaimana pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama dan banding terhadap tindak pidana dan pelanggaran pencucian uang?

Tesis berjudul: “Penerapan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Merupakan Hasil Tindak Pidana Narkoba (Penyidikan Putusan Nomor 311/Pid.Sus/2018/PN.Mdn)”, ditulis oleh Rara Pitaloka Sirait, NIM dalam 2019 Bagaimana Hakim mempertimbangkan putusan tindak pidana pencucian uang yang merupakan hasil tindak pidana narkoba berdasarkan putusan no. Bagaimana penerapan hukum pidana substantif terhadap tindak pidana pencucian uang akibat peredaran narkoba?

Metode Penelitian

  • Sifat Penelitian
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Penelitian deskriptif analisis terkait dengan penelitian ini mendeskripsikan modus operandi yang digunakan terdakwa untuk melakukan tindak pidana pencucian uang. Pencucian uang telah menjadi fenomena global dan tantangan bagi dunia internasional. Istilah pencucian uang berasal dari Laundromats, nama sebuah perusahaan laundry otomatis di Amerika Serikat.

Perbuatan menyembunyikan hasil tindak pidana atau dana yang diperoleh dari tindak pidana dimaksudkan untuk mengaburkan asal usul harta kekayaan.” 80 Tindak pidana pencucian uang tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya tindak pidana lain (kejahatan asal). Kejahatan asal dan pencucian uang kejahatan akan selalu berjalan beriringan, saling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tujuan dari proses pencucian uang adalah untuk melegitimasi dana yang berasal dari tindak pidana atau yang berhubungan dengan kegiatan yang teduh.81.

Pencucian uang pasif, yaitu dikenakan terhadap setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pemindahtanganan, pembayaran, penerimaan hibah, sumbangan, penitipan, penukaran uang yang berasal dari tindak pidana tersebut dengan tujuan yang sama untuk menyembunyikan asal-usulnya. Tujuan seseorang atau organisasi kriminal melakukan pencucian uang adalah agar asal usul uang tersebut tidak dapat diketahui atau dilacak oleh penegak hukum. Memang benar terjadinya globalisasi telah mengakibatkan para pelaku pencucian uang dapat menggunakan sistem keuangan dan perbankan internasional untuk menjalankan aktivitasnya;

Seringkali pemerintah yang bersangkutan tidak serius dalam memberantas praktik pencucian uang yang dilakukan oleh sistem perbankan negaranya; Dengan kata lain, negara tersebut tidak memiliki undang-undang pencucian uang yang menjadikan tindakan pencucian uang sebagai tindak pidana.88. Tujuan seseorang atau organisasi kriminal melakukan pencucian uang adalah agar asal usul uang tersebut tidak dapat diketahui atau dilacak oleh penegak hukum.

Pengaturan Tindak Pidana Pencucian Uang

Sedangkan tindak pidana pencucian uang berdasarkan hasil tindak pidana asal merupakan tindak pidana yang mendasarinya.89. 89 Barda Nawawi Arief, Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Lainnya yang Terkait, Alumni, Bandung, 2014, hal.76. Tindak pidana pencucian uang merupakan kejahatan transnasional, modusnya sering dilakukan lintas batas negara, dan berdampak negatif terhadap sistem keuangan dan perekonomian global secara keseluruhan.

Selain itu, tindak pidana pencucian uang juga berpotensi merugikan sektor keuangan akibat banyaknya uang yang terlibat dalam kegiatan tersebut. UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, mengatur berbagai hal. Perubahan undang-undang yang mengatur tentang tindak pidana pencucian uang ini tentunya juga disebabkan oleh adanya perkembangan yang dipandang perlu bagi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang itu sendiri.

Saat ini undang-undang yang berlaku yang mengatur tentang tindak pidana pencucian uang adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010. Analisis atau penyidikan terhadap laporan dan informasi transaksi keuangan yang menunjukkan adanya tindak pidana pencucian uang dan/atau tindak pidana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Hal ini perlu dilakukan penyidikan karena tindak pidana pencucian uang merupakan kejahatan yang terorganisir dan sistematis.

Saat ini kejahatan pencucian uang semakin meluas, dilakukan dengan menggunakan teknologi yang canggih dan media yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Melalui ketentuan ini diharapkan pembuktian terjadinya tindak pidana pencucian uang menjadi lebih mudah sehingga lebih mudah untuk mencegah dan memberantasnya. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pembuat undang-undang dan pemerintah Indonesia tidak main-main dalam memberantas tindak pidana pencucian uang.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan PPATK dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. Modus Operandi dan Bentuk-Bentuk Kejahatan Pencucian Uang Terdapat praktik kejahatan pencucian uang.

Modus Operandi dan Bentuk Tindak Pidana Pencucian Uang Praktek perbuatan tindak pidana pencucian uang terdapat

101 Joni Emirzon, “Bentuk Praktik dan Modus Tindak Pidana Pencucian Uang”, diunduh dari https://jurnal.kpk.go.id/, 3 Maret 2022, hal.104Fathur Rachman, “Tinjauan Kembali Modus Operasional Modus Pencucian Uang Kejahatan", Jurnal Lembaga Hukum, Vol 11 No. 1: 2019, hal. Institut Teknologi terkenal dengan fasilitas pencucian uangnya seperti bank sewaan, perusahaan perwalian, dan serikat kredit.

Penempatan adalah upaya menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu kegiatan kriminal ke dalam sistem keuangan. Penempatan Yang dimaksud dengan pelaku tindak pidana pencucian uang menempatkan dana haramnya pada rekening perusahaan fiktif seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perhiasan batu mulia atau mengkonversikan dana tersebut ke dalam instrumen moneter seperti cek perjalanan, wesel dan lain-lain yang dapat dinegosiasikan. . instrumen kemudian menagih hutang dan menyimpannya di rekening bank. akun) tanpa sepengetahuannya. Dengan cara ini, uang tersebut akan ditempatkan di bank dan kemudian uang tersebut akan masuk ke sistem keuangan negara yang bersangkutan.

Misalnya penyelundupan adalah perpindahan uang tunai dari suatu negara ke negara lain, dimana uang yang diperoleh melalui tindak pidana digabungkan dengan uang yang diperoleh secara sah. 108Wiyono, Perdebatan Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Sinar Grafa, Jakarta, 2014, halaman 23. Uang tersebut kemudian langsung disetorkan ke rekening bank atau digunakan untuk membeli lebih banyak instrumen moneter seperti cek, uang pesanan, dll., lalu kumpulkan uangnya dan setorkan ke rekening di lokasi lain.

Setelah uang tunai ditempatkan di bank, uang tersebut masuk ke sistem keuangan negara yang bersangkutan. Uang tersebut tidak hanya masuk ke dalam sistem keuangan negara yang bersangkutan, namun juga sudah masuk ke dalam sistem keuangan global atau internasional. 111Amin Widjaja Tunggal, Pengertian Seluk Beluk Pencucian Uang Untuk Pencegahan dan Pemberantasan, Harvarindo, Jakarta, 2015, hal.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa penjabaran pengertian uang, yaitu Sutan Remy Syahdeini (2004 : 97), pengertian pencucian uang adalah rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang

dalam hukum acara pada hukum pidana umum, karena Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan tindak pidana khusus yang dalam penanganannya membutuhkan keahlian

Menurut Sutan Remy Sjahdeini, mendefinisikan pencucian uang atau money laundering sebagai “Rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang

Menurut Sutan Remi Syahrani, money laundering adalah serangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang haram,

Hendaknya dalam peran yang dimiliki oleh Polrestabes Medan dalam pemberantasan tindak pidana narkotika yang berhubungan dengan tindak pidana pencucian uang juga dicantumkan

Hendaknya dalam peran yang dimiliki oleh Polrestabes Medan dalam pemberantasan tindak pidana narkotika yang berhubungan dengan tindak pidana pencucian uang juga dicantumkan

Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan tindak pidana khusus yang dalam penanganannya membutuhkan keahlian yang khusus serta oleh penegak hukum yang khusus

Sjahdeini memberikan pengertian yaitu rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang haram, yaitu uang yang berasal