• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN GURU HONOR MENURUT UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Studi Penelitian Pada SMP Negeri 37 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN GURU HONOR MENURUT UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Studi Penelitian Pada SMP Negeri 37 Medan)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Guru honorer adalah seseorang yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian atau pejabat pemerintah lainnya untuk melaksanakan tugas tertentu pada suatu instansi pemerintah atau yang penghasilannya menjadi beban APBN/APBD. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis perlindungan hukum terhadap guru honorer di SMP Negeri 37 Medan.

Kerangka Konsep

Guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan prasekolah melalui pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.32 d. UU No. 14 Tahun 2005 merupakan undang-undang pengganti undang-undang sebelumnya yaitu undang-undang no. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.

Keaslian Penelitian

Bagaimana kedudukan PNS non PNS di Kabupaten Halmahera Timur setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Bagaimana perlindungan hukum bagi non PNS di lingkungan pemerintahan daerah Kabupaten Halmahera Timur?

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian
  • Metode Pendekatan
  • Lokasi Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Alat Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Analisis Data

Dilihat dari pokok permasalahan masing-masing penelitian di atas, terdapat berbagai permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, oleh karena itu kebenaran skripsi ini dapat diperhitungkan dan sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus didukung yaitu kejujuran. , rasional, obyektif dan terbuka. Hal ini merupakan implikasi etis dari proses pencarian kebenaran ilmiah agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbuka terhadap kritik yang membangun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mengkaji studi dokumen, dalam hal ini menganalisis norma-norma hukum.

Kemudian penelitian ini akan dikorelasikan dengan metode penelitian hukum empiris yaitu melihat pelaksanaan norma hukum terkait kedudukan guru honorer menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen SMP Negeri 37 Medan. Populasi untuk melakukan penelitian ini adalah guru honorer yang mengajar di SMP Negeri 37 Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Untuk memperoleh hasil yang baik dan obyektif secara ilmiah diperlukan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran hasilnya, sehingga data dalam penelitian ini diperoleh dengan bantuan alat pengumpul data yaitu.

Bahan hukum diperoleh dengan membaca, mencari data dan informasi, informasi yang relevan dengan konsep penelitian dan mengkaji literatur lain mulai dari buku literatur, makalah, hasil penelitian, jurnal, surat kabar dan hasil seminar dari kalangan hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan tersebut. 41 sebuah.

Sistematika Penulisan

Bab Keempat : Bab ini berisi temuan penelitian dan pembahasan yang dibahas sesuai dengan permasalahan ketiga yaitu apa itu perlindungan hukum terhadap dosen honorer di SMP Negeri 37 Medan. Bab Kelima: Bab ini berisi kesimpulan dari analisis dan pembahasan, serta memberikan beberapa saran.

  • Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Guru a. Kedudukan Guru
  • Syarat-syarat Menjadi Guru
  • Pengembangan Keilmuan dan Etos Kerja Guru a. Pengertian Keilmuan dan Etos Kerja
  • Organisasi Profesi Guru
  • Kode Etik Guru

Pengakuan kedudukan guru sebagai profesional mempunyai misi mewujudkan cita-cita dan tujuan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa atau masyarakat terhadap pekerjaan, jika pandangan dan sikap ini memandang kerja sebagai sesuatu yang luhur bagi eksistensi manusia maka etos kerja akan tinggi, sebaliknya jika . Karena etos kerja seorang guru bisa naik turun, maka diperlukan pelatihan khusus untuk meningkatkan kinerja seorang guru agar lebih berhasil dan mempunyai etos kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Untuk menjadi guru yang mempunyai etos kerja yang tinggi (guru yang unggul), tidak hanya harus mempunyai kemampuan yang tinggi (berdasarkan ilmu), tetapi juga kemauan yang tinggi. Dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan etos kerja yang tinggi, yaitu dengan mengetahui berbagai kebutuhan guru dan mengembangkan moral/etika/etos (spirit). 1) Teori kebutuhan. Dari berbagai teori kebutuhan tersebut, kita dapat menggambarkan perbedaan kebutuhan guru dalam pekerjaannya, sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan pengetahuan mengajar dan etos kerja guru.

Karena etos kerja guru dapat naik turun sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan suasana hati yang berbeda-beda, maka perlu dipastikan bahwa etos kerja guru selalu meningkat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan etos kerja agar guru memiliki etos kerja yang tinggi, yaitu harus dilakukan dengan bermula dari pemahaman konseptual tentang etos kerja, harus mampu menganalisis kebutuhan manusia dalam umumnya dan guru pada khususnya, serta memahami langkah-langkah manajerial dalam upaya mengidentifikasi alternatif strategi pengembangan etos kerja guru. Dan tujuan akhir dari pembinaan ini adalah agar guru mempunyai etos kerja yang tinggi dan agar guru unggul dalam tugasnya.

Guru Honor

Pengertian Guru Honor

Hebatnya setiap profesi mempunyai kode etik, sama seperti guru, seperti jabatan dokter, notaris, dan arsitek sebagai suatu bidang, guru juga mempunyai kode etik yaitu kode etik guru.66. Oleh karena itu, seorang guru honorer harus mempunyai cita-cita yang tinggi, berpendidikan luas, dan mempunyai kepribadian yang kuat, tangguh, serta kemanusiaan yang mendalam. Dasar hukum pengangkatan pegawai honorer menjadi CPNS dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Pegawai Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, juncto Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 tentang Pengangkatan pegawai honorer sebagai calon PNS diatur. pengangkatan pegawai honorer sebagaimana tertulis dalam pasal 6.

Pasal 6 mengatur lebih rinci tata cara pengangkatan pegawai honorer yang penghasilannya dibiayai dari APBN dan APBD sebagai calon pegawai negeri sipil, yang dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan negara sejak pembentukannya. tahun anggaran 2005 sampai dengan pembentukan tahun anggaran 2012. Pelaksanaan pengangkatan tenaga honorer setelah berlakunya Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, kedudukan tenaga honorer tetap menjadi tenaga honorer, sehingga tidak semua tenaga honorer dapat diangkat menjadi CPNS, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2012 tentang pengangkatan tenaga honorer menjadi calon pegawai negeri sipil. Sesuai dengan undang-undang no. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai honorer yang diangkat menjadi calon ASN harus menjalani penilaian yang obyektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan instansi pemerintah dan persyaratan lain yang diperlukan untuk jabatan tersebut.

Sedangkan tenaga honorer yang diangkat di bawah tahun 2005 mempunyai peluang untuk diangkat menjadi CPNS sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

Peran Guru Honor

Karena disadari atau tidak, banyak waktu dan perhatian guru yang tercurah dalam mengerjakan proses belajar mengajar serta berinteraksi dengan siswanya. Menemukan self-help merupakan keaktifan dan kreatifitas (kreasi) agar terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar siswa. Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi belajar mengajar karena menyangkut hakekat pekerjaan pendidikan yaitu mencapai kemandirian anak dalam kaitannya dengan kinerja dalam arti personalisasi.

Jika kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih pada persoalan eksistensi, dalam hal ini kemampuan membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dengan tujuan yang diinginkan, maka guru haruslah “Handayan”. Dalam hal ini tidak cukup hanya melihat dapat atau tidaknya mengerjakan soal-soal yang diujikan, namun masih terdapat pertimbangan-pertimbangan yang sangat unik dan kompleks, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai perilaku yang ada pada setiap butir soal.72. Kegiatan dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling mendasar, tujuan pendidikan bergantung padanya.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk dapat melihat segala sesuatu yang terjadi pada hal-hal yang terjadi pada diri siswa pada saat pembelajaran dan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan, guru juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas terjadi, Hal ini akan membantu proses perkembangan siswa.

Hak dan Kewajiban Guru Honor

Guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan mendapat jaminan kesejahteraan sosial; Guru berhak memperoleh dan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas profesionalnya; Guru mempunyai hak kebebasan untuk memberikan penilaian dan ikut serta dalam penetapan kelulusan siswa, penghargaan dan sanksi kepada siswa sesuai dengan peraturan pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;

Undang-undang tersebut menetapkan bahwa guru bergaji tidak mempunyai kedudukan hukum ketenagakerjaan yang sama dengan PPPK. Hal ini berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang menjelaskan bahwa PPPK adalah ASN yang diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini pejabat pembinaan staf, sedangkan guru honorer hanya diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini kepala sekolah, kepala sekolah, dan pejabat yang berwenang. Pegawai tetap PPPK, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan PNS, kecuali hak pensiun, sedangkan guru tidak tetap dalam praktiknya belum tentu terpenuhi haknya, seperti hak memperoleh sertifikat guru dan hak pensiun, dalam UU TIDAK. 5 Tahun 2014 tentang Pegawai Negeri Sipil Negara Tempat Tinggal Tetap PPPK jelas mengatur hal itu. PPPK adalah ASN, sedangkan guru honorer adalah guru yang belum memperoleh status tetap baik di sekolah negeri maupun swasta.

Mengenai pengangkatannya, PPPK mempunyai surat keputusan pengangkatan, sedangkan guru honorer dalam pengangkatannya tidak mempunyai surat keputusan dan hanya berpegang pada perjanjian kerja yang dibuat antara guru honorer dengan kepala sekolah.

Kedudukan Guru Honor Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Dalam mata pelajaran ini seorang guru harus memberikan pelayanan yang optimal dan terbaik dalam bidang pendidikan kepada masyarakat. Seorang guru mempunyai kewajiban khusus untuk memberikan pelayanan profesional kepada siswanya agar tujuan pembelajaran mudah tercapai. Guru yang dikatakan profesional adalah guru yang mempunyai keterampilan dan keahlian khusus dalam bidang pengajarannya.

Sebagai seorang guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar tentunya harus meningkatkan kemampuannya dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dalam pembelajaran dan mampu. Proses belajar mengajar tidak hanya dilaksanakan bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun juga berlaku bagi guru tidak tetap dan guru honorer. Meskipun seorang guru PNS telah diakui dan terikat oleh pemerintah, namun guru honorer belum terikat oleh pemerintah, namun untuk menjadi guru yang profesional harus melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. .

Guru tetap dan guru honorer dalam mengajar akan dinilai bagaimana merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melakukan evaluasi/penilaian.

Referensi

Dokumen terkait