• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN GURU HONOR MENURUT UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Studi Penelitian Pada SMP Negeri 37 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN GURU HONOR MENURUT UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Studi Penelitian Pada SMP Negeri 37 Medan)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

ANALISIS YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN GURU HONOR MENURUT UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

GURU DAN DOSEN

(Studi Penelitian Pada SMP Negeri 37 Medan) ELVI CHARUNNISYA

. Guru Honor yaitu seseorang yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu pada instansi pemerintah atau yang penghasilannya menjadi beban APBN/APBD. Seorang guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa, sehingga tugas yang diembannya sangat berat yaitu membawa misi pembelajaran, pencerdasan dan pembaharuan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kedudukan guru honor menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, status hukum tenaga guru honor serta perlindungan hukum terhadap guru honorer di SMP Negeri 37 Medan

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis normatif dan yuridis empiris yakni penelitian yang dilakukan dengan cara mengacu pada norma-norma hukum yaitu meneliti terhadap bahan pustaka atau bahan sekunder serta melakukan penelitian langsung ke SMP Negeri 37 Kota Medan. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan serta menganalisa peraturan perundang-undangan. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kedudukan guru honorer tidak memiliki kedudukan yang sama dengan PNS. Hal ini di dasarkan pada Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 yang menjelaskan bahwa ASN yang diangkat oleh pejabat yang berwenang yaitu pejabat pembina kepegawaian sedangkan guru honorer hanya diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini kepala sekolah, guru honorer dalam praktiknya hak yang dimilikinya belum tentu terpenuhi seperti hak untuk memperoleh sertifikasi dan hak pensiun, status guru honorer adalah guru yang belum memperoleh status tetap baik di sekolah negeri maupun di sekolah swasta. Terkait pengangkatannya guru honorer dalam pengangkatannya tidak memiliki SK dan hanya berpegang pada perjanjian kerja yang dibuat antara guru honorer dengan kepala sekolah sedangkan untuk perlindungan hukum guru honor tidak mendapatkan perlindungan hal ini disebabkan guru honor tidak melakukan pekerjaan secara penuh sesuai dengan ketentuan UU Guru dan Dosen karena mereka hanya dikontrak sesuai dengan jam pelajaran/jam tatap muka yang dibutuhkan oleh sekolah.

Kata Kunci : Analisis Yuridis, Kedudukan Guru Honor, Guru dan Dosen.

(2)

vi ABSTRACK

JURIDICAL ANALYSIS OF THE POSITION OF HONORARY TEACHERS ACCORDING TO LAW NUMBER 14 OF 2005

CONCERNING TEACHER AND LECTURERS (Research Study at SMP Negeri 37 Medan)

ELVI CHARUNNISYA

Honorary Teacher, namely someone who is appointed by a staffing officer or other official in the government to carry out certain tasks in government agencies or whose income becomes the burden of the APBN/APBD. A teacher has a very strategic role in nation building, so the task he carries is very heavy, namely carrying out a mission of learning, educating and renewing. The formulation of the problem in this study is whatis the position of honorary teachers according to Law No.14 of 2005 concerning Teachers and Lecturers, the legal status of honorary teachers and legal protection for honorary teachers at SMP Negeri 37 Medan.

The research method used is normative juridical and empirical juridical research, namely research carried out by referring to legal norms, namely researching library materials or secondary materials and conducting research directly to SMP Negeri 37 Medan City. This research is descriptive analysis in nature, namely research that describes, examines, explains and analyzes laws and regulations. The analysis in this study was carried out qualitative

Based on the results of the study, the position of honorary teachers does not have the same position as civil servants. This is based on Law Number 5 of 2014 which explains that ASNs are appointed by authorized officials, namely staffing officials, while honorary teachers are only appointed by authorized officials, in this case the school principal, honorary teachers, in practice, their rights are uncertain. fulfilled such as the right to obtain certification and the right to retire, the status of honorary teachers is teachers who have not obtained permanent status either in public schools or in private schools. Regarding the appointment of honorary teachers in their appointments they did not have an SK and only adhered to the work agreement made between honorary teachers and the school principal while for legal protection honorary teachers did not get protection. they are only contracted according to the lesson hours/face-to-face hours required by the school.

Keywords : Juridical Analysis, Position of Honorary Teachers, Teachers and Lecturers.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil Penelitian di lapangan setelah seluruh data diperoleh dan dianalisis, maka menghasilkan temuan penelitian yaitu sesuai dengan tuntutan UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan persepsi guru terhadap UU RI No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ditinjau dari tingkat pendidikan; (2)

Namun harus disadari bahwa peningkatan kesejahteraan guru yang diamanatkan oleh Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bukan merupakan

(2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberikan subsidi tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) kepada guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang

karena itulah, seorang guru harus dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan, hal itu dirumuskan dalam Undang-undang no 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1, paling tidak

Dalam UU nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa, “Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem

Kebijakan profesi guru di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (selanjutnya disebut UUGD). Undang-undang ini

Sedangkan profesi menurut Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 2, menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat