Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, dengan melihat kondisi kerja yang ada dan melakukan wawancara mendalam kepada berbagai pegawai mengenai kinerja pegawai, fenomena permasalahan yang terdapat bukti kinerja rendah menunjukkan masih terjadi keterlambatan kinerja pegawai. menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan terus berlanjut. Tidak efektifnya kinerja pegawai disebabkan oleh ketidakmampuan pegawai dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tidak sesuai dengan tujuan perusahaan, serta kualitas kinerja pegawai yang masih buruk dan kurang baik. Gusti Ngurah Gangga Pravasta (2017) menyimpulkan bahwa sikap kerja dan pengembangan karir secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Surya Handoko (2021) menyimpulkan bahwa pengembangan karir dan sikap kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa sebagai organisasi yang mengikutsertakan karyawan, perusahaan ini juga tidak terlepas dari permasalahan sikap kerja dan kinerja karyawan. Kondisi lingkungan kerja dapat direspon secara positif maupun negatif oleh karyawan sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan, seperti atasan yang memihak karyawan lain, peraturan lembur tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian Meily Margaretha (2019) yang menyimpulkan bahwa sikap kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan di PT.
Begitu pula dengan penelitian Resky Safitri (2019) yang menyimpulkan bahwa sikap kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai di Yayasan Melati Anak Bangsa Martapura. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh I Putu Purnama Putra (2019) bahwa pengembangan karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Take Japanese Restaurant Legian Kuta Badung Bali, Yordy Wisnu Kusuma (2019) berdasarkan hasil penelitian diketahui secara parsial Pengembangan karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Karyawan CV. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa kepada karyawannya terlihat dari kurangnya dukungan terhadap kerja keras karyawan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk penelitian dengan judul : “Pengaruh Sikap Kerja Dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Kinerja pegawai yang masih belum efektif disebabkan oleh pegawai yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tidak memenuhi target perusahaan. Kinerja pegawai inilah yang mempengaruhi seberapa besar kontribusinya terhadap organisasi, yang antara lain meliputi kuantitas keluaran, kualitas keluaran, jangka waktu keluaran, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. Komparatif yaitu membandingkan hasil kinerja karyawan dengan karyawan lain yang setingkat dengan yang bersangkutan, misalnya sesama sales, berapa omzet penjualannya selama satu bulan.
Sikap Kerja
Sikap kerja dapat dijadikan sebagai indikator lancar atau tidaknya suatu pekerjaan, permasalahan antar pegawai atau atasan dapat berakibat pada sikap kerja yang terabaikan. Hasbuan menjelaskan bahwa sikap kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya, yang mencerminkan pengalaman menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapannya terhadap pengalaman di masa depan. Dapat disimpulkan bahwa sikap kerja adalah pikiran dan perasaan puas atau tidak puas, suka atau tidak suka terhadap pekerjaan seseorang dengan kecenderungan bereaksi positif atau negatif untuk mencapai apa yang diinginkan dalam pekerjaannya.
Peluang kemajuan, keamanan karir dan usia dapat dijadikan motivasi sikap kerja. Semakin tinggi tingkat kenyamanan seseorang dalam bekerja maka akan semakin tinggi sikap positif kerja yang dihasilkan. C. Berbagai sikap kerja. Pola pikir kerja yang efektif adalah pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai rencana yang telah ditentukan.
Pola pikir kerja yang efektif adalah perbandingan terbaik antara input dan output, antara usaha dan hasil usaha, atau antara pengeluaran dan pendapatan. Sikap kerja kinerja adalah memiliki sikap atau perilaku kerja yang merupakan salah satu modal dasar untuk mencapai keberhasilan dalam berwirausaha. Dalam hal ini, berprestasi berarti seorang wirausaha mempunyai sikap yang selalu berambisi dan ingin maju dalam segala bidang.
Sikap yang mempunyai arah berarti sikap tersebut mendukung atau tidak mendukung dirinya dalam menerima pekerjaan. Sikap yang mempunyai intensitas artinya sikap yang mempunyai kedalaman atau kekuatan dalam menerima sesuatu yang belum pasti. Sikap yang konsisten, yaitu kesamaan antara pernyataan sikap yang diungkapkan dengan tanggapan terhadap objek sikap itu.
Sikap yang mempunyai spontanitas berarti sejauh mana individu bersedia mengungkapkan sikapnya secara spontan.
Pengembangan Karir
Menurut Handoko, pengembangan karir merupakan upaya pribadi pegawai untuk mencapai suatu rencana karir. Menurut Hasibuan, pengembangan karir adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatannya. Nitisemito (2015:66) menyatakan bahwa pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi sepanjang jalur karir yang ditentukan dalam organisasi terkait.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam pengembangan karir pegawai ada berbagai pihak yang terlibat, yaitu pegawai itu sendiri, departemen yang membina pegawai, dan atasan pegawai. Karir merupakan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk membentuk seseorang dalam merencanakan karirnya dengan menyelaraskan keterampilan, keinginan dan tujuannya dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Pengembangan karir sendiri mempunyai arah dan pilihan yang akan memberikan kesempatan kepada setiap pegawai untuk pengembangan karir, jika arah tersebut mencerminkan tujuan dan kemampuannya.
Merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan karir seorang pegawai dan menentukan ada tidaknya peluang pengembangan internal. Ini merupakan pelatihan yang dapat diperoleh sepanjang karirnya dan dapat membantu karirnya di masa depan serta meningkatkan kemampuan karyawan. Prestasi kerja merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan dan mengembangkan karir seorang pegawai.
Karyawan hendaknya diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilannya, misalnya melalui pelatihan, kursus, dan pendidikan lanjutan. Dengan mengembangkan karir melalui pendidikan dan pelatihan, keterampilan dan kemampuan intelektual karyawan akan lebih ditingkatkan, yang dapat berkontribusi pada organisasi. Meningkatkan pasokan pekerja terampil Jumlah pekerja dengan keterampilan lebih tinggi dari sebelumnya akan meningkat, sehingga memudahkan manajemen untuk menempatkan mereka pada pekerjaan yang lebih sesuai.
Dengan mengembangkan pegawai promosi, perencanaan karir membantu menyediakan talenta pegawai promosi untuk mengisi kekosongan yang disebabkan oleh masa pensiun. Perencanaan karir mendorong potensi pegawai untuk lebih selektif dalam menggunakan kemampuannya karena mempunyai tujuan karir yang lebih spesifik. Peralihan pekerjaan seorang individu dalam suatu organisasi yang memegang jabatan pekerjaan yang sama sebelum mengalami pergantian pekerjaan.
Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian menunjukkan bahwa sikap profesional dalam bekerja memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Walaupun penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sikap kerja dan pengembangan karir berpengaruh terhadap kinerja karyawan, namun penelitian ini tetap menarik untuk dilakukan. Untuk itu penelitian ini dilakukan tidak hanya untuk memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya, namun juga untuk memberikan hasil analisis data yang lebih terkini dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Kerangka Konseptual
Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja
Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kinerja
Pengaruh sikap terhadap pekerjaan dan pengembangan karir terhadap kinerja Sikap terhadap pekerjaan dan pengembangan karir merupakan salah satu faktornya.
Pengaruh Sikap Kerja dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Sikap kerja dan pengembangan karir merupakan salah satu faktor yang
Hipotesis
