• Tidak ada hasil yang ditemukan

intenrnalisasi nilai-nilai pendidikan agama islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "intenrnalisasi nilai-nilai pendidikan agama islam"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sedangkan realisasi penanaman nilai-nilai Pendidikan Agama Islam diwujudkan melalui kegiatan keagamaan. Dari penjelasan diatas peneliti ingin mengetahui lebih dalam dan tepat tentang Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam pada Narapidana untuk membentuk Kesadaran Beragama di IEVP Jember Kelas II A.

Fokus Penelitian

Maksudnya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila melakukan kezaliman atau menganiaya diri sendiri6, ingatlah Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapakah yang dapat mengampuni dosa-dosa mereka selain daripada Allah.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengayaan wawasan keilmuan mengenai internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada narapidana untuk membentuk kesadaran beragama di Lapas IIA Jember. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh narapidana dalam menjalankan kehidupannya di lembaga pemasyarakatan mengenai nilai-nilai pendidikan agama Islam berupa ibadah kepada Allah, keimanan, akhlak dan sosial, serta ketika mereka berada di lembaga pemasyarakatan. dilepaskan. lembaga pemasyarakatan.

Definisi Istilah

Ini digunakan dalam kegiatan rutin narapidana di Lapas Kelas IIA Jember seperti pengajian umum, istighos dan lain-lain. Topik pembahasan internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam untuk membentuk kesadaran beragama narapidana di Lapas Kelas II A Jember Tahun 2017/2018 yang dimaksud peneliti adalah dengan menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam. pada narapidana yang dilaksanakan di Lapas Kelas II A Jember agar lebih terbentuk kesadaran beragama.

Sistematika Pembahasan

Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Untuk Mewujudkan Kesadaran Beragama Narapidana di Lapas Kelas II A Jember Tahun 2017/2018. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Untuk Mewujudkan Kesadaran Beragama Narapidana di Lapas Kelas II A Jember Tahun 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

17. Febriani Faridah, Implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada narapidana anak di lembaga masyarakat Surakarta Tahun 2017, (disertasi, Surakarta: IAIN Surakarta, 2017). “Sistem Pendidikan Agama Islam Bagi Narapidana di Madrasah Diniyah Kelas B Lembaga Pemasyarakatan Kedungpane Semarang” Bedanya dengan penelitian terdahulu, penelitian ini fokus pada internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada narapidana untuk membentuk kesadaran beragama di Lapas Kelas IIA Jember dengan fokus masalah : (1) bagaimana internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam untuk membentuk kesadaran beragama narapidana di lembaga pemasyarakatan.

Kajian Teori

Bagaimana Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Untuk Membentuk Kesadaran Beragama Narapidana di Lapas Kelas II A Jember Tahun 2017/2018. Bagaimana kesadaran beragama warga binaan dalam penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam di Lapas Kelas II A Jember.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang realitas melalui proses berpikir induktif.47. Dengan demikian, laporan penelitian akan memuat kutipan data untuk memberikan gambaran mengenai penyajian laporan.48 Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif karena penelitian yang dilakukan berupaya untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan agama Islam bagi narapidana untuk membentuk kesadaran beragama. di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A. Jember.

Lokasi Penelitian

Subyek Penelitian

Informan tersebut merupakan informan kunci atau sumber data primer, sedangkan informan pendukung atau sumber data sekunder adalah dokumen berupa foto, berita atau arsip yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

Narapidana di Lapas Jember berjumlah sekitar 800 orang dan diambil empat orang sebagai informan yaitu Yaya Kurniawan, Sujud Wibisono, Zainal Abidin dan Edi Purwanto. Wawancara bebas adalah wawancara dimana pewawancara dapat menanyakan apa saja, namun sekaligus mengingat informasi apa yang akan dikumpulkannya. Wawancara terpimpin gratis ini merupakan gabungan antara wawancara bebas dan terbimbing. Dengan cara ini peneliti berharap dapat mendeskripsikan secara mendalam apa yang ditelitinya.

Oleh karena itu kreativitas pewawancara sangat diperlukan untuk mengetahui internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam di kalangan narapidana di IEVP Kelas II A Jember. Dalam kegiatan wawancara informatif adalah tokoh agama narapidana, ketua IEVP Jember kelas II A, para narapidana..data yang dikumpulkan dari wawancara tersebut. Dokumentasi adalah suatu metode yang merupakan kumpulan metode pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh data yang lengkap berdasarkan pendapat.

Dokumentasi yang dikutip dalam penelitian ini adalah peneliti mengambil data atau dokumen tentang internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada warga binaan untuk membentuk kesadaran beragama di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember.

Analisis Data

Keabsahan Data

Sedangkan alasan peneliti menggunakan triangulasi teknis adalah agar data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi di Lapas Kelas II A Jember lebih akurat karena dibandingkan satu sama lain, sehingga nantinya data tersebut dapat dipertanggungjawabkan. . .

Tahapan-tahapan Penelitian

Bentuk Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Untuk Membentuk Kesadaran Beragama Narapidana di Lapas Kelas II A Jember Tahun 2017/2018. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam di Lapas Kelas II A Jember sangat banyak dan bentuknya tidak jauh berbeda dengan kegiatan keagamaan yang dilakukan di luar (di masyarakat). Metode internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang dilakukan di Lapas Kelas II A Jember sangat beragam karena disesuaikan dengan setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

Karena selalu terjadi ketidakhadiran dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di Lapas Kelas A Jember II.” 104. Faktor Pendukung dan Penghambat Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Bagi Pembentukan Kesadaran Beragama Narapidana Di Lapas Jember II Angkatan 2017/2018 yaitu tentang “internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada narapidana untuk pembentukan kesadaran beragama di Lapas Kelas II A Jember”.

Apa harapan Anda terhadap penerapan nilai-nilai pendidikan agama Islam di Lapas Kelas IIA Jember? Apakah pemberian bimbingan nilai-nilai pendidikan agama Islam dapat membentuk kesadaran beragama pada narapidana Lapas Kelas IIA Jember? Bagaimana bentuk nilai-nilai pendidikan agama Islam yang diberikan kepada narapidana (laki-laki) untuk membentuk kesadaran beragama di Lapas Kelas IIA Jember.

Kapan nilai-nilai pendidikan agama Islam yang diberikan kepada narapidana (laki-laki) akan diterapkan untuk membentuk kesadaran beragama di Lapas Kelas IIA Jember. Apa harapan (ustad/penyuluh) dengan memberikan nilai-nilai pendidikan agama Islam kepada narapidana di Lapas Kelas IIA Jember?

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Gambaran Obyek Penelitian

Penyajian Data dan Analisis

Mengenai bentuk kegiatan pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di Lapas Kelas II A Jember banyak sekali, yang masing-masing bidangnya menjadi tanggung jawab petugas dan dikelola sendiri oleh petugas Lapas. Namun Lapas ini juga melakukan kegiatan serupa dengan yang dilakukan di lembaga eksternal dan kegiatan tahfidzul Al-Quran yang diikuti oleh beberapa narapidana yang berminat. Selama kurang lebih 7 bulan saya menjadi kepala rutan di Lapas kelas II A Jember. Kegiatan Qahfidzul Qur'an merupakan kegiatan yang sangat baik, namun tidak separuh dari jumlah narapidana disini yang berminat.

Sesuai dengan hasil observasi peneliti, kegiatan tahfidzul Qur’an di Lapas Kelas II A Jember diikuti oleh sejumlah kecil narapidana dan pelaksanaannya dilaksanakan di ruang perpustakaan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak bentuk nilai-nilai pendidikan agama Islam yang diterapkan di Lapas Kelas II A Jember, antara lain istighosah, pengajian umum, shalat dhuha, semaan Al-Quran. 'an, dan Tahfidzul Qur'an. sebuah. Berdasarkan observasi, metode internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam untuk membentuk kesadaran beragama yang dilakukan di Lapas Kelas II A Jember bergantung pada tenaga pengajar yang ada karena tenaga pengajar setiap kegiatan berbeda-beda.

Berdasarkan observasi dari beberapa kegiatan pendidikan agama Islam yang dilakukan peneliti, maka metode internalisasi kegiatan pendidikan agama Islam di Lapas Kelas II A Jember dilaksanakan sesuai dengan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan, selain itu juga sesuai dengan paduan suara guru atau sekolah yang akan mengajar. Mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan Tahfidzul Qur'an di Lapas Kelas II A Jember, saya selaku kepala rutan mengikuti keinginan ustad yang bertugas karena ustad disini lebih mengetahui jenis-jenis narapidana yang mengikuti Tahfidzul Qur'an an, maka saya akan dalam rangka melaksanakan kegiatan tersebut beliau segera menyerahkan langsung kepada ustad yang bertanggung jawab.” 99. Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan keagamaan berupa Al-Qur’an di Jember Kelas II Pemasyarakatan dilaksanakan pada hari senin sampai kamis, kegiatan ini dilakukan oleh narapidana yang membaca Al-Qur'an secara bergantian dan yang lain mendengarkan, jika salah ditegur dan diperbaiki. 111.

Pembahasan Temuan

Bentuk internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam untuk menciptakan kesadaran beragama pada narapidana di Lapas kelas II A Jember Tahun 2017/2018 yaitu: pembacaan Al-Qur'an, Sholat Dhuha, hadrah (musik santri), tahfidz al-Qur'an dan pelaut al-Quran. Bagaimana dengan kesadaran beragama mereka setelah mendapatkan nilai-nilai pendidikan agama Islam berupa aqidah? Bagaimana dengan kesadaran beragama mereka setelah mendapatkan nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam bentuk syariah?

Bagaimana dengan kesadaran beragama mereka setelah mendapatkan nilai-nilai pendidikan agama Islam berupa akhlak? Bagaimana dengan kesadaran beragama mereka setelah mendapatkan nilai-nilai pendidikan agama Islam ditinjau dari hubungannya dengan masyarakat? Fasilitas atau sarana apa saja yang disediakan untuk menciptakan kesadaran beragama terhadap nilai-nilai pendidikan agama Islam di Lapas Kelas IIA Jember.

Bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan agama Islam yang diberikan kepada warga binaan (laki-laki) untuk menciptakan kesadaran beragama di Lapas Kelas IIA Jember.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Faktor pendukung dan penghambat internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam untuk membentuk kesadaran beragama narapidana di Lapas Kelas II A Jember tahun a) faktor pendukung, sarana dan prasarana yang memadai, antusiasme narapidana dalam mengikuti kegiatan, antusiasme para staf pengajar. b) faktor penghambat, kurangnya tenaga pengajar, kesulitan di lembaga pemasyarakatan untuk mendapatkan narapidana baru untuk mengikuti kegiatan keagamaan.

Saran

Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam” untuk Membentuk Kesadaran Beragama Narapidana di Lapas Kelas II A Jember benar-benar karya asli saya, kecuali kutipan yang disebutkan, jika ada. kesalahan apa pun di dalamnya, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Metode/strategi apa yang digunakan dalam implementasi pengembangan nilai-nilai pendidikan agama Islam di Lapas Kelas IIA Jember. Kasus apa yang membuat mereka (napi laki-laki) masuk Lapas IIA Jember.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor yang mendukung pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran di Majelis Asy-Syifa Gilingan adalah usaha yang serius dari pengurus, pengajar (Ustad/ah, relawan,

Sistem ini akan lebih baik lagi jika dikembangkan menggunakan web service untuk mengambil data siswa dari Kementrian Pendidikan Nasional, sehingga ada sinkronisasi

Seperti melakukan ibadah-ibadah atas kemauan dari Narapidana sendiri, interaksi yang baik antar sesama makhluk sosial, baik antara Narapidana dengan Narapidana maupun

Peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang apa saja kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di TPQ At-Taqwa Singosari Malang, strategi yang diterapkan oleh

hendaknya dilakukan secara selektif dengan memperhatikan latar belakang pendidikan, pergaulan sosial, sertacara pandang calon pendidik. Lembaga dapat merekrut pendidik- pendidik

Pembinaan keagamaan narapidana di Lapas Klas I Kedungpane Semarang berdasarkan agama yangb dianut oleh warga binaan pemasyarakatan yaiti pembinaan beragama Islam

Dalam pelaksanaanya, pembinaan keagamaan yang di lakukan di Lapas Kelas IIA Pamekasan sebagai bentuk pemenuhan hak bagi narapidana perempuan terkait pengetahuan dan pengamalan dalam

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ada seorang santri yang diberi teguran oleh ustad dan pengurus pondok karena ketahuan menggunakan Hp selama kegiatan berlangsung.90