• Tidak ada hasil yang ditemukan

internalisasi nilai-nilai pendidikan agama islam pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "internalisasi nilai-nilai pendidikan agama islam pada"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Maslah

Batasan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga berbeda agama.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

Penulis ingin mengkaji bagaimana internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dari keluarga yang berbeda keyakinan. Proses internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak pada keluarga berbeda agama di Dusun IV Alas Bangun Desa Bukit Harapan Bengkulu Utara. Faktor-faktor yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dari keluarga berbeda agama di Dusun IV Alas Bangun Desa Bukit Harapan Bengkulu Utara.

Dengan demikian dari keterangan wawancara bis dapat disimpulkan adanya penanaman nilai-nilai agama Islam dalam keluarga Pak Satiyo. Faktor penghambat dalam penanaman nilai-nilai agama Islam 1) Anak sering bermain handphone dan menonton televisi. Internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada tiga keluarga yang berbeda keyakinan yaitu keluarga Pak Bobi, Pak Satiyo dan Pak Firman terus dilakukan.

Proses internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dilakukan setiap kali anaknya libur sekolah dan malam hari. Temuan penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam penelitian tambahan mengenai internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga yang berbeda agama. Tentang nilai pendidikan agama Islam yang diajarkan orang tua kepada anaknya.

Tentang nilai pendidikan Islam, apa sahaja yang ibu bapa ajarkan kepada anak-anak mereka.”

Tabel  2.1  Kerangka Berfikir
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir

LANDASAN TEORI

Pengertian Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam

Anak dalam Keluarga Berbeda Agama

29Abdul Hamid, Metode Internalisasi Nilai Moral dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP NEGERI 17 KOTA PALU,………., hal.30Fitri Nuria Rivah, Konsep Pendidikan Agama Islam Bagi Anak di Keluarga Muslim, Skripsi SI dari Fakultas Pendidikan Tarbiyah dan Guru, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, hal. Dari ciri-ciri di atas terlihat bahwa keluarga berusaha untuk selalu hadir mempersiapkan keturunannya dengan mengenalkan sikap dan nilai-nilai yang dapat diterima masyarakat dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Pada hakikatnya keluarga adalah suatu hubungan turun-temurun atau saling melengkapi (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan terhadap keturunannya yang merupakan suatu kesatuan yang istimewa.35 Dengan demikian, perkawinan, ikatan kekerabatan, dan pengangkatan anak ada dalam keluarga yang berbeda agama. . Afny Hanindya menjelaskan, keluarga yang berbeda keyakinan (interfaith family) adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh suatu hubungan (perkawinan, adopsi atau kelahiran), yang saling berbagi dan sanak saudaranya mempunyai keyakinan atau menganut agama yang berbeda. Robinson seperti dikutip Khairiddin, “menjelaskan bahwa keluarga yang berbeda agama mempunyai paling sedikit dua keyakinan dalam keluarga, misalnya dalam keluarga tersebut bapaknya beragama Islam sedangkan ibu beragama Kristen”.

Selain perbedaan agama yang diamati dalam keluarga, yang membedakan keluarga ini dengan keluarga pada umumnya adalah adanya ikatan perkawinan antara beda agama (agama) yang disebut juga dengan perkawinan beda agama, perkawinan campur, perkawinan campuran iman, atau perkawinan beda agama. 37 Keluarga Beda Keyakinan adalah keluarga yang dibangun berdasarkan perkawinan beda agama antara suami dan istri. Berdasarkan beberapa penjelasan dapat disimpulkan bahwa keluarga beda agama adalah keluarga yang berasal dari pasangan yang berbeda agama, artinya perkawinan dilakukan antara dua orang yang berbeda agama dan masing-masing memegang teguh agama atau kepercayaannya.

Faktor Yang Mempengaruhi

Dimana perkawinan beda agama merupakan suatu ikatan perkawinan yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang menganut agama dan kepercayaan yang berbeda satu sama lain. Maksudnya adalah perkawinan pasangan yang berbeda agama dan masing-masing tetap mempertahankan agama yang dianutnya. Jadi, faktor tersebut merupakan faktor keturunan atau faktor bawaan.38 Faktor ini meliputi faktor fisik, materi, dan psikis-spiritual.

Begitu pula untuk menjadi individu yang baik, maka mereka yang terhubung dengan jiwa spiritual harus mendapat pendidikan dan bimbingan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yaitu pengalaman, lingkungan, pendidikan, dan lain-lain. Dalam keluarga ini, anak akan memperoleh nilai-nilai keagamaan untuk menghadapi pengaruh luar dalam berbagai bentuk dan pola.

Oleh karena itu, anak akan tumbuh dengan baik dan mempunyai kepribadian yang matang bila diasuh dan dibesarkan dalam keluarga yang sehat dan bahagia.

Kajian Pustaka

Muhammad Naimi menemukan bahwa pada umumnya orang tua Muslim dalam keluarga beda agama kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan agama anaknya. Namun kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan agama dalam keluarga muncul karena adanya kegiatan yang dikelola oleh bapak dan ibu di kawasan Keban Jat melalui penyuluhan dan bimbingan agama yang orientasinya adalah meningkatkan ketakwaan dan ilmu agama, serta mempersiapkan keluarga yang mampu. sudah matang dalam perkiraan. tumbuh kembang anak dan membantu solusi ke arah peningkatan penghayatan agama dalam keluarga. Skripsi ini berjudul “Pendidikan agama Islam pada keluarga berbeda agama”, penelitian ini berfokus pada lima keluarga berbeda agama di Dusun Ngandong-Tritis dimana proses pendidikan agama Islam pada keluarga masih dibatasi oleh faktor ekonomi keluarga, proses pendidikan agama Islam dilaksanakan pada malam hari dan tidak berlangsung setiap malam.

Azazi, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2008 melakukan penelitian dengan judul “Hak Memilih Agama Bagi Anak Pasangan Beda Agama Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”. Perbedaan tesis tersebut terletak pada hak untuk memilih agama atau kepercayaan yang merupakan hak asasi manusia, dan tidak dijelaskan secara pasti pola pengasuhan anak di dalamnya. Persamaannya terletak pada anak dalam satu keluarga yang pasangannya berbeda agama atau kepercayaan.

Retno Wulandari dari Institut Agama Islam Negeri Metro pada tahun 2019 telah melakukan penelitian dengan judul “Pola Pola Asuh Pada Keluarga Beda Agama Dalam Perspektif Hukum Islam”. Hak anak untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan perlindungan, memberikan petunjuk ibadah dalam keluarga diserahkan kepada seorang ibu, karena seorang ibu berperan aktif dalam menanamkan ajaran iman dan ibadah kepada anak.

Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Sumber Data
  • Fokus Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Uji Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Jadi dapat disimpulkan bahwa TPA juga dapat menjadi faktor pendukung penanaman nilai-nilai agama Islam. Mengenai hasil wawancara dan observasi yang diperoleh peneliti mengenai internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak pada keluarga berbeda agama di Dusun IV Alas Bangun Desa Bukit Harapan/D4 Bengkulu Utara.

Tabel 4.1  Jumlah Penduduk
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

58Wawancara pribadi dengan Ibu Erna, 'Tentang nilai pendidikan agama Islam yang diajarkan orang tua kepada anaknya', Wawancara (tatap muka), 18 April 2021. 59Wawancara pribadi dengan Ibu Rubiyem, 'Tentang nilai pendidikan agama Islam yang orang tua mendidik anaknya”, Wawancara (secara langsung), 19 April 2021. 60Wawancara pribadi dengan Ibu Nila Wati, “Tentang Nilai Pendidikan Agama Islam yang Diajaran Orang Tua kepada Anaknya”, Wawancara (secara langsung), 20 April, 2021.

Metode Internalisasi Nilai Moral Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 17 Kota Palu.”.

Pembahasan Hasil Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Bagi para ibu yang menganut agama Islam, sebaiknya pemahaman nilai-nilai agama Islam lebih kuat terhadap anaknya. Memahami konsep abstrak ajaran agama Islam pada anak melalui pendekatan sinektik dan tanda analogis dalam Al-Qur'an, Majalah MADANIA. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Murni Desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma, Jurnal Manhaj Penelitian dan Aksi Masyarakat.

Internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam melalui Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) untuk pembentukan kepribadian muslim siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara. Internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam kegiatan ekstrakurikuler spiritual Islam untuk pembentukan karakter siswa di SMA Negeri 1 Air Putih Kabupaten Batu Bara. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Desa Bukit Harapan (D4) dan Dusun IV Alas Bangun menjadi bagian dari Desa Bukit Harapan Bengkulu Utara (D4) a.

Foto Bersama Sekretaris Desa Bukit Harapan
Foto Bersama Sekretaris Desa Bukit Harapan

Gambar

Tabel  2.1  Kerangka Berfikir
Tabel 4.1  Jumlah Penduduk
Foto Bersama Sekretaris Desa Bukit Harapan
Foto Bersama Keluarga setelah selesai melakukan wawancara dan Observasi  Wawancara dan observasi keluarga bapak Satiyo
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menurut saya sudah sangat baik, ini terlihat dari keseharian peserta didik baik itu dalam pembelajaran, dalam lingkungan sekolah, maupun di luar lingkungan sekolah. Mereka dapat

-Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doa; -Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta

penting untuk diteliti, karena dengan adanya lingkungan belajar yang efektif akan mewujudkan terciptanya kosentrasi belajar peserta didik, maka dari itu peneliti

Dalam proses tersebut tergambar bahwa langkah awal yang harus dilakukan oleh pendidik adalah bagaimana menarik perhatian peserta didik dengan memberikan gambaran

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran PAI di kelas V. Dan peserta didik yang berada di kelas V.Objek dalam

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

Sebelum menuju pada potensi spiritual pada peserta didik maka peneliti akan menjelaskan bagaimana keteladanan pendidik agar bisa menjadi contoh yang baik bagi peserta

Jadi lingkungan sekolah berkonstribusi dalam meningkatkan kreativitas belajar peserta didik, tetapi masih banyak faktor-faktor lain yang dapat digali dari peserta didik untuk