• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)i UJI INVIVO SEDIAAN PATCH MINYAK CENGKEH UNTUK PENYAKIT PERIODONTAL Tim Pengusul apt

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)i UJI INVIVO SEDIAAN PATCH MINYAK CENGKEH UNTUK PENYAKIT PERIODONTAL Tim Pengusul apt"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Pengujian aktivitas antiinflamasi patch mukosa minyak cengkeh dilakukan pada tikus yang diinduksi karagenan dan pengukuran dilakukan setiap dua jam selama enam jam setelah injeksi gingiva menggunakan jangka sorong. Hasil patch mukoadhesif minyak cengkeh memiliki aktivitas antiinflamasi dalam pengobatan penyakit periodontal pada tikus yang diinduksi karaginan.

PENDAHULUAN

Untuk membentuk tambalan mukoadhesif, diperlukan polimer yang dapat membuat zat aktif bertahan lama. Polimer yang digunakan dalam sediaan mukoadhesif adalah polimer yang larut dalam air atau tidak larut yang dapat membengkak dan berikatan dengan zat pengikat silang. HPMC merupakan polimer semi sintetik, dimana HPMC merupakan polimer bioadhesif yang baik pada kisaran 1,5-3% (Rowe et all, 2003).

Berdasarkan uraian tersebut, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan apakah patch mukoadhesif minyak cengkeh dapat meningkatkan aktivitas antiinflamasi terhadap penyakit periodontal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi patch mukoadhesif berbasis polimer HPMC minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap penyakit periodontal. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan potensi minyak cengkeh sebagai pengobatan dan untuk mengetahui pengaruh patch mukoadhesif minyak cengkeh dalam meningkatkan aktivitas antiinflamasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa eugenol memiliki aktivitas farmakologis sebagai analgesik, antiinflamasi, antimikroba, antivirus, antijamur, antiseptik, antispasmodik, antiemetik, stimulan, anestesi lokal, sehingga senyawa ini banyak digunakan dalam industri farmasi (Pramod et al. 2010). Begitu pula dengan salah satu turunan senyawa eugenol yaitu isoeugenol yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat antiseptik dan analgesik (Sharma et al. 2006). Jaringan periodontal merupakan bagian dari struktur gigi bagian atas, jaringan lunak dan keras gigi (terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal) dan tulang alveolar yang berperan sebagai penyangga gigi (Houwink et al. 1993).

Proses inflamasi pada gingivitis awalnya terjadi pada daerah sulkus gingiva dan bagian yang terletak di bawah gingiva (Houwink et al. 1993). Kerusakan jaringan dan adanya bakteri yang dapat membentuk plak gigi merupakan penyebab timbulnya bau yang sangat tidak sedap (terkadang disertai pembentukan nanah) (Houwink et al. 1993). Tambalan juga dapat menjamin dosis yang lebih akurat dibandingkan sediaan gel atau salep (Shravan et al. 2012).

Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam proses pembuatan patch mukoadhesif, antara lain metode solvent casting, hot melt extrusion dan metode direct milling (Shravan et al. 2012). Dalam industri farmasi dan makanan, digunakan sebagai basis gel, zat pensuspensi dan eksipien dalam pembuatan sediaan tablet (Rowe et al. 2003).

METODE PENELITIAN

  • Alur Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Analisa Data
  • Fish Bond

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah HPMC (Shin-Etsu), Tween80 (PT.Brataco), Span80 (Fadjar Kimia), Methyl Paraben (Subur Jaya Kimia), BHT (Subur Jaya Kimia), Propylene Glycol (CV.Rizki), Ethyl Cellulose (Subur Jaya Kimia), Chloroform (Fragrant Chemistry), Carrageenan lambda, Ketamine (Ivanes), Aquadest (Fragrant Chemistry), lem Cyanoacrylate, Goat wave mukosa. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih Wistar, berumur 8–12 minggu dengan berat badan 200–250 g. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap karena menggunakan media yang seragam atau homogen dan percobaan dengan 5 kelompok perlakuan, sehingga penentuan jumlah mencit tiap kelompok (n = 5) dihitung berdasarkan rumus Federer (Sastrosupadi 2000).

0,18 g BHT dilarutkan dengan 9 g minyak cengkeh, kemudian ditambahkan 0,70 g span, dipanaskan, diaduk hingga homogen, sehingga terbentuk m3. Tempatkan polimer HPMC dalam wadah yang telah memiliki substrat dan simpan pada suhu kamar hingga mengering. e. Ini dibuat dengan mencampur 250 mL larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dengan 112 mL NaOH 0,2 M, dan kemudian membuat volume dengan air bebas karbon dioksida hingga volume 1000 mL. 3) Evaluasi koreksi.

Patch diambil secara acak, patch ditempatkan dalam wadah berisi 0,5 ml air suling (pH 6) selama 120 menit pada suhu kamar dan diukur pH permukaan patch dengan indikator pH. Perkembangan patch diukur dengan menempatkan patch masing-masing formula berukuran 1 x 2 cm2 dalam gelas kimia berisi 20 ml larutan dapar fosfat pH 6,8. Sebelum patch diletakkan pada mukosa, lapisan mukosa terlebih dahulu dibasahi dengan 50 µl buffer fosfat pH 6,8 dan patch diletakkan dengan sedikit tekanan pada permukaan mukosa.

Dosis ketamin yang digunakan pada manusia secara intramuskuler adalah 10 mg/kg bb (Lacy et al. 2009). Karagenan ditimbang sebanyak 6 mg, kemudian dilarutkan dalam 0,3 ml larutan NaCl fisiologis (0,9%) dan diaduk untuk mendapatkan konsentrasi suspensi karaginan 2%, persentase ini dihasilkan dari hasil orientasi. 6) Perawatan hewan laboratorium. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan yang sehat dan tidak cacat tubuh dengan berat 200-250 gram.

Tikus diadaptasikan selama 14 hari dengan pemberian makanan dan minuman standar pada kandang yang sama ad libitum. Sebelum dilakukan uji aktivitas antiinflamasi, hewan uji ditimbang satu per satu, tikus diberi suntikan anestesi ketamin dengan dosis 0,12 ml. Kelompok kontrol negatif pertama diinduksi dengan karaginan tanpa pemberian patch, kelompok kedua setelah karaginan induk mendapatkan patch minyak cengkeh HPMC 1%, kelompok ketiga mendapatkan patch minyak cengkeh HPMC 1,5% setelah induksi dengan karaginan, kelompok keempat mendapatkan patch minyak cengkeh HPMC 2% setelah induksi karaginan.

Tabel 1. Formula Sediaan Patch Mukoadhesif
Tabel 1. Formula Sediaan Patch Mukoadhesif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keseragaman berat dan ketebalan patch meningkat dengan meningkatnya konsentrasi polimer HPMC karena HPMC memiliki kemampuan mengikat menyerap air sehingga dapat meningkatkan ketebalan dan berat patch. Hasil pengukuran pH permukaan patch juga sesuai dengan pH normal saliva manusia yaitu 5,6-7 (Kaul et al. 2011). Derajat pembengkakan diukur dengan mengamati pertambahan berat potongan yang disimpan dalam dapar fosfat pH 6,8 selama 30 menit.

Perendaman chip di lingkungan menyebabkan penyerapan molekul air sehingga semakin lama waktu perendaman, semakin tinggi tingkat pembengkakan chip. Jika dilihat dari tingkat perkembangan masing-masing formula pada Tabel 6, F3 memiliki tingkat perkembangan tertinggi. Waktu tinggal patch meningkat dengan meningkatnya konsentrasi polimer dalam sediaan, hal ini dikarenakan HPMC memiliki gugus pembentuk ikatan hidrogen yang akan menimbulkan gaya tarik menarik antara patch dan mukus (Carvalho et al. 2010).

Hasil evaluasi elongasi edible patch mukoadhesif dengan minyak cengkih dengan konsentrasi plasticizer 15% dan konsentrasi polimer HPMC 1%, 1,5% dan 2% ditunjukkan pada Tabel 7. Rerata diameter edema terbesar diamati pada kelompok kontrol positif pada 2 jam, dan terkecil pada 6 jam. Selain itu, rata-rata diameter edema kelompok kontrol uji dengan konsentrasi HPMC 1%, 1,5% dan 2% menunjukkan bahwa sediaan mucoadhesive patch memiliki aktivitas antiinflamasi.

Data diameter udema setiap tikus pada masing-masing kelompok dianalisis secara statistik menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, analisis varians satu arah (One Way ANOVA), dan uji Tukey. Berdasarkan kedua hasil pengujian yaitu uji normalitas dan uji homogenitas yang menyatakan bahwa data nilai persen hambatan yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis varian satu arah (One Way ANOVA). Berdasarkan hasil analisis varians satu arah (One Way ANOVA) pada nilai akhir persen inhibisi terlihat adanya perbedaan yang signifikan yang dapat dilihat pada nilai signifikansi 0,000 < α (0,05).

Hasil uji normalitas, homogenitas dan analisis varian satu arah (One Way Anova) dapat dilihat pada Lampiran 14. Setelah diperoleh hasil analisis varian satu arah (One Way ANOVA), selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan pada masing-masing kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa patch mukoadhesif minyak cengkeh memiliki aktivitas antiinflamasi dalam pengobatan penyakit periodontal.

Tabel 3. Optimasi Suhu  Optimasi Suhu  Konsentrasi
Tabel 3. Optimasi Suhu Optimasi Suhu Konsentrasi

KESIMPULAN DAN SARAN

LUARAN YANG DICAPAI

Hasil penelitian Plester mukoadhesif berbahan minyak bunga cengkeh dibuat dalam 3 formula yaitu F1, F2 dan F3 dengan mengubah konsentrasi larutan HPMC masing-masing 1%, 1,5% dan 2%. Dalam menguji efek anti-inflamasi dari tambalan mukoadhesif minyak cengkeh, pengukuran dilakukan dengan rahang setiap dua jam selama enam jam pada tikus putih setelah injeksi gingiva. Rencana selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kombinasi polimer mukoadhesif pada patch mukoadhesif berbahan minyak cengkih (Syzygium aromaticum) yang akan diuji aktivitas antiinflamasinya untuk melihat apakah efektivitasnya meningkat atau tidak.

Azuma, Ozasa, Ueda dan Takagi, 1986, Kajian Farmakologi Terhadap Aksi Anti Inflamasi Senyawa Fenolik, J Dent Res, 65:53. Indah, dan Yanwirasti, 2007, Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Etanol Ilmu Pengetahuan India (Curcuma Val.Rauttarce) dan White Mountain Technology. . Formulasi Preparat Transdermal Patch dari Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) untuk pengobatan nyeri sendi pada tikus putih jantan.

Gildemeister, F., 2009, TheVolatileOil, http://chestofbooks.com/health/aromatheraphy/The-Volatile-Oils Vol1/Eugenol.html, diakses 28 Januari 2019 Houwink, dkk.Uji aktivitas antiinflamasi minyak atsiri daun kemangi (Ocinum americanum L) pada tikus putih jantan yang diinduksi karagenan. Kesimpulan: Data diameter edema terdistribusi secara homogen (sig. > 0,05) yang dapat dilanjutkan dengan uji one way ANOVA.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau perbedaan patch mukoadhesif minyak cengkeh terhadap data diameter edema. Tujuan: Studi lanjutan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak antara masing-masing kelompok perlakuan. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada kelompok perlakuan yang mendapat patch mukoadhesif minyak cengkeh dan kontrol negatif.

RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI

Gambar

Gambar 2. Diagram Alur Penelitan  B.  Tempat dan Waktu Penelitian
Tabel 1. Formula Sediaan Patch Mukoadhesif
Tabel 2. Formula lapisan backing (Rana et al. 2009)
Gambar 3. Fish bond penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

The Relationship between Organizational Support, Work Engagement and Organizational Citizenship Behavior as Perceived by staff nurses at different hospitals.. Perceived