• Tidak ada hasil yang ditemukan

IPM 2020 KAB BOGOR 261022070807

N/A
N/A
Halimah Azahra

Academic year: 2023

Membagikan "IPM 2020 KAB BOGOR 261022070807"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA RESMI

STATISTIK

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor Tahun 2021 No. 01/03/3201/Th.I, 29 Maret 2021

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor Tahun 2020

Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Bogor Tahun 2020

Mencapai 70,40

• Selama 9 tahun dari 2010 sampai dengan 2019 pembangunan manusia Kabupaten Bogor selalu menunjukkan peningkatan. Akan tetapi dengan datangnya Pandemi COVID-19 membawa pengaruh terhadap pembangunan manusia Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di tahun 2020 ini. Pembangunan Manusia di Kabupaten Bogor pada tahun 2020 mencapai 70,40. S e d a n g p ada tahun 2019 IPM Kabupaten Bogor mencapai 70,65 atau turun 0,25 poin. Penurunan IPM tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh turunnya rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Indikator pengeluaran tersebut turun dari 10,6 juta rupiah pada tahun 2019 menjadi 10,3 juta rupiah pada tahun 2020.

• Pada tahun 2020, IPM Kabupaten Bogor masih termasuk kategori “tinggi”. Ranking IPM Kabupaten Bogor pada 2020 menduduki peringkat ke-16 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.

Juga menduduki peringkat ke -7 dari seluruh kabupaten di Jawa Barat.

• Di Kabupaten Bogor, bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 71,17 tahun, lebih lama 0,16 tahun dibandingkan mereka yang lahir di tahun sebelumnya.

• Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,48 tahun atau hampir setara dengan lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma I. Angka ini meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata- rata telah menempuh pendidikan selama 8,30 tahun meningkat 0,01 tahun.

(2)

1. Perkembangan IPM Kabupaten Bogor Tahun 2010-2020

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. Badan Pusat Statistik (BPS) mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010.

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur melalui indikator rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Rata-rata lama sekolah (RLS) adalah rata- rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Harapan lama sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita yang disesuaikan, yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity).

IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standarisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.

Pembangunan manusia di Kabupaten Bogor kontinu mengalami kemajuan selama periode 2010- 2019. N a m u n pada tahun 2020, karena dampak Pandemi Covid 19 yang berpengaruh terhadap penurunan komponen rata-rata pengeluaran perkapita, sehingga mengakibatkan nilai IPM mengalami penurunan.

Gambar 1.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor, 2010-2020

(3)

IPM Kabupaten Bogor meningkat dari 64,35 di tahun 2010 menjadi 70,65 di tahun 2019 atau selama periode tersebut rata-ra ta tumbuh s e b e s a r 1,04 persen pertahun. Di tahun 2020,nil ai IPM men jadi 70,40 tu run 0,35 per sen sehin gga rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu 2010- 2020 sebesar 0,90 persen per tahun.

Kontinuitas pembangunan manusia di Kabupaten Bogor menunjukkan keberhasilan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Ke depan, Pemerintah Daerah harus terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan IPM nya, agar tetap berada pada kategori IPM “tinggi”.

2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia

Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Dengan melihat capaian masing- masing komponen, diharapkan Pemerintah Daerah mendapatkan input untuk meningkatkan pembangunan manusia wilayahnya masing-masing.

Tabel 1.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor menurut Komponen, 2010-2020

Jika dilihat lebih mendalam, komponen pembentuk IPM selain pengeluaran per kapita yang disesuaikan yaitu umur harapan hidup (UHH), harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), keseluruhannya masih tetap tumbuh positif.

A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat

Umur harapan hidup saat lahir ( U H H ) yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2020, Kabupaten Bogor telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup saat lahir (UHH) sebesar 0,84 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,12 persen. Pada tahun 2010, komponen UHH sebesar 70,33 tahun dan pada tahun 2020 UHH Kabupaten Bogor mencapai 71,17 tahun. Pada tahun 2020 UHH Kabupaten Bogor tumbuh sebesar 0,23 persen bila dibandingkan dengan tahun 2019. Ini menunjukkan adanya perbaikan pembangunan kualitas kesehatan di Kabupaten Bogor. Masyarakat Kabupaten Bogor semakin menikmati pembangunan di bidang kesehatan.

Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Usia Harapan Hidup saat Lahir (UHH) Tahun 70,33 70,39 70,43 70,47 70,49 70,59 70,65 70,70 70,86 71,01 71,17

Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 10,28 10,59 10,91 11,68 11,81 11,83 12,05 12,43 12,44 12,47 12,48

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 6,90 6,92 7,27 7,40 7,74 7,75 7,83 7,84 7,88 8,29 8,30

Pengeluaran per Kapita Rp 000 8.952 8.960 9.000 9.041 9.066 9.368 9.537 9.901 10.323 10.683 10.317

IPM 64,35 64,78 65,66 66,74 67,36 67,77 68,32 69,13 69,69 70,65 70,40

Pertumbuhan IPM % 0,67 1,37 1,65 0,92 0,62 0,81 1,19 0,81 1,38 -0,35

(4)

Gambar 2

Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) Kabupaten Bogor, 2010-2020 (tahun)

3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 18 2 0 1 9

B. Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu harapan lama sekolah (HLS) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Meningkatnya angka HLS dan RLS menunjukkan bahwa pembangunan manusia di sisi pendidikan lambat laun mengalami kemajuan di Kabupaten Bogor.

Selama periode 2010 hingga 2020, harapan lama sekolah di Kabupaten Bogor telah meningkat dari 10,28 tahun (2010) menjadi 12,48 tahun (2020) atau naik sebesar 2,2 tahun. Sementara Rata-rata lama sekolah juga meningkat dari 6,90 tahun (2010) menjadi 8,30 tahun (2020) atau naik 1,4 tahun.

Angka HLS rata-rata tumbuh sebesar 1,98 persen per tahun. Meningkatnya angka harapan lama sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Di tahun 2020, harapan lama sekolah di Kabupaten Bogor telah mencapai 12,48 tahun yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menikmati pendidikan mereka hingga jenjang akademi atau setara dengan Diploma 1.

Pada periode yang sama, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bogor tumbuh 1,89 persen per tahun. Pertumbuhan yang positif ini juga merupakan modal penting untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Bogor. Artinya kualitas sumber daya manusia dari sisi pendidikan yang semakin membaik akan berdampak terhadap peningkatan daya saing sumber daya manusia sebagai pelaku utama pembangunan.

RLS Kabupaten Bogor tahun 2020 mencapai 8,30 tahun menunjukkan bahwa secara umum rata-rata penduduk Kabupaten Bogor usia 25 tahun ke atas telah bersekolah selama 8,3 tahun atau hampir setara dengan masa pendidikan untuk menamatkan jenjang kelas IX.

(5)

Gambar 3.

Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Bogor, 2010-2020 (tahun)

C. Dimensi Standar Hidup Layak

Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita y a n g d i s e s u a i k a n ( P P P ) harga konstan 2012.

Untuk menghitung dimensi ini, harus dimulai dengan menghitung purchasing power parity (paritas daya beli) atau PPP masing- masing daerah. Konsep teori paritas daya beli didasarkan pada hukum satu harga, the law of one price yang menyatakan bahwa harga komoditas yang sama di dua wilayah yang berbeda akan sama jika dinilai dengan mata uang yang sama.

Pada tahun 2020 pengeluaran per kapita masyarakat Kabupaten Bogor yang disesuaikan mencapai Rp 10,32 juta per tahun. Pandemi Covid-19 telah berdampak pada menurunnya pengeluaran per kapita per tahun masyarakat Indonesia, dan Kabupaten Bogor pada khususnya. Terjadi penurunan sebesar 3,43 persen dibanding tahun 2019 (Rp.10,68 juta per tahun). Penurunan pengeluaran per kapita masyarakat Kabupaten Bogor di tahun 2020 ini sejalan dengan penurunan pengeluaran per kapita baik di Provinsi Jawa Barat maupun secara nasional.

Selama periode 2010-2020, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat Kabupaten Bogor meningkat sebesar Rp. 1,37 juta per tahun. Peningkatan pengeluaran per kapita yang disesuaikan ini menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi masyarakat Kabupaten Bogor semakin membaik. Kondisi ini sejalan dengan makro ekonomi yang ditunjukkan dari angka produk domestik regional bruto (output wilayah) yang juga mengalami kenaikan selama periode tersebut.

Sangat diperlukan peran Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor untuk selalu menjaga tingkat inflasi harga-harga barang dan jasa khususnya kebutuhan pokok karena dengan stabilnya inflasi tersebut dapat menguatkan daya beli masyarakat Kabupaten Bogor, sehingga roda ekonomi berputar cukup dinamis.

(6)

Gambar 4

Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan di Kabupaten Bogor 2010-2020 (000 rupiah)

3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota Jawa Barat

IPM tertinggi tercatat di Kota Bandung sebesar 81,51, sebagaimana posisi tahun sebelumnya.

Sedangkan IPM terendah tercatat di Kota Cianjur sebesar 65,36. Kota Bandung bersama Kota Bekasi, dan Kota Depok merupakan daerah dengan IPM berkategori “sangat tinggi”. Daerah dengan kategori IPM

“tinggi” sebanyak 13 kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Bogor. Sedangkan yang berkategori “sedang”

sebanyak 11 kabupaten/kota.

Kota Bekasi tercatat mempunyai UHH terbaik sebesar 75,01 tahun. Sarana dan prasarana kesehatan di Kota Bekasi relatif lengkap, dan masyarakatnya dengan mudah memanfaatkan akses sarana dan prasarana kesehatan. Di samping itu, kesadaran masyarakat Kota Bekasi untuk berpola hidup sehat cukup tinggi, sehingga mendukung meningkatnya usia harapan hidup. UHH terendah masih tercatat di Kabupaten Tasikmalaya atau sebesar 69,47 tahun. Walaupun demikan capaian UHH tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 0,26 tahun dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya juga semakin membaik.

Kota Bandung mempunyai HLS tertinggi sebesar 14,20 tahun, dan terendah tercatat di Kabupaten Subang sebesar 11,70 tahun, sedangkan RLS tertinggi tercatat di Kota Depok sebesar 11,28 tahun dan yang terendah dipegang Kabupaten Indramayu dengan RLS sebesar 6,30 tahun.

Pengeluaran per kapita yang disesuaikan tahun 2020 tertinggi tercatat di Kota Bandung atau

sebesar Rp.16,89 juta, diikuti Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Cimahi masing- masing Rp. 15,78 juta, Rp.15,28 juta dan Rp. 12,03 juta. Sementara, terendah tercatat di Kabupaten Tasikmalaya atau sebesar Rp.

7,85 juta.

(7)

Tabel 2

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, 2019-2020

Keterangan :

UHH : Umur Harapan Hidup saat lahir HLS : Harapan Lama Sekolah RLS : Rata-rata Lama Sekolah

2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020

( 1) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11) ( 12 ) ( 13 )

Bogor 71,01 71,17 12,47 12,48 8,29 8,30 10.683 10.317 70,65 70,40 1,38 -0,35

Sukabumi 70,73 70,97 12,22 12,23 7,02 7,07 8.973 8.823 66,87 66,88 1,24 0,01

Cianjur 69,91 70,13 11,98 11,99 6,97 7,18 8.290 7.980 65,38 65,36 1,18 -0,03

Bandung 73,40 73,53 12,68 12,69 8,79 8,96 10.502 10.201 72,41 72,39 0,92 -0,03

Garut 71,22 71,41 11,82 11,91 7,51 7,52 8.099 7.876 66,22 66,12 1,22 -0,15

Tasikmalaya 69,21 69,47 12,52 12,53 7,17 7,35 8.092 7.852 65,64 65,67 0,98 0,05

Ciamis 71,57 71,83 13,79 14,06 7,69 7,70 9.557 9.288 70,39 70,49 1,09 0,14

Kuningan 73,35 73,59 12,10 12,22 7,38 7,57 9.673 9.459 69,12 69,38 0,83 0,38

Cirebon 71,82 71,99 12,24 12,25 6,71 6,92 10.670 10.342 68,69 68,75 0,94 0,09

Majalengka 69,97 70,27 12,21 12,22 7,09 7,27 9.822 9.521 67,52 67,59 1,20 0,10

Sumedang 72,29 72,43 12,96 12,97 8,27 8,51 10.406 10.217 71,46 71,64 0,66 0,25

Indramayu 71,37 71,63 12,24 12,25 5,99 6,30 10.090 9.859 66,97 67,29 0,92 0,48

Subang 72,13 72,35 11,69 11,70 6,85 7,10 11.012 10.790 68,69 68,95 0,56 0,38

Purwakarta 70,80 70,99 12,10 12,11 7,92 8,09 11.819 11.614 70,67 70,82 0,99 0,21

Karawang 71,98 72,15 12,08 12,09 7,65 7,77 11.856 11.315 70,86 70,66 1,39 -0,28

Bekasi 73,56 73,68 13,08 13,09 8,84 9,12 11.610 11.241 73,99 74,07 0,68 0,11

Bandung Barat 72,18 72,34 11,86 11,87 8,18 8,19 8.684 8.455 68,27 68,08 1,20 -0,28

Pangandaran 71,12 71,40 12,06 12,07 7,67 7,74 9.423 9.084 68,21 68,06 1,14 -0,22

Kota Bogor 73,41 73,61 13,40 13,41 10,32 10,33 11.825 11.564 76,23 76,11 0,75 -0,16

Kota Sukabumi 72,26 72,42 13,46 13,47 9,58 9,59 11.204 10.999 74,31 74,21 1,03 -0,13

Kota Bandung 74,14 74,28 14,19 14,20 10,74 10,75 17.254 16.887 81,62 81,51 0,69 -0,13

Kota Cirebon 72,13 72,26 13,11 13,12 9,90 9,91 11.930 11.800 74,92 74,89 0,77 -0,04

Kota Bekasi 74,89 75,01 13,99 14,00 11,10 11,16 16.157 15.776 81,59 81,50 0,68 -0,11

Kota Depok 74,31 74,44 13,91 13,92 11,00 11,28 15.696 15.281 80,82 80,97 0,66 0,19

Kota Cimahi 73,89 74,03 13,79 13,80 10,95 10,96 12.448 12.025 78,11 77,83 0,71 -0,36

Kota Tasikmalaya 71,93 72,15 13,44 13,45 9,13 9,33 10.414 10.263 72,84 73,04 1,12 0,27

Kota Banjar 70,79 70,99 13,22 13,23 8,62 8,63 10.705 10.535 71,75 71,70 0,70 -0,07

JAWA BARAT 72,85 73,04 12,48 12,50 8,37 8,55 11.152 10.845 72,03 72,09 1,02 0,08

UHH (Tahun) HLS (Tahun) RLS (Tahun)

Kabupaten/Kota Capaian Pertumbuhan (%)

Pengeluaran per IPM Kapita (Rp000)

(8)

III. CATATAN TEKNIS

I. Sumber Data

• Usia Harapan Hidup saat lahir (UHH): Sensus Penduduk 2010 (SP–2010), Proyeksi Penduduk, Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).

• Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran per Kapita Disesuaikan: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

II. Penyusunan Indeks

Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:

• 𝐼

𝐻𝐿𝑆

=

𝐻𝐿𝑆𝐻𝐿𝑆 −𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

𝑚𝑎𝑘𝑠−𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

(9)

CATATAN TEKNIS

III. Status Pembangunan Manusia

Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah- wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam hal pembangunan manusia.

1. Kelompok “sangat tinggi”: IPM ≥ 80 2. Kelompok “tinggi”: 70 ≤ IPM < 80 3. Kelompok “sedang”: 60 ≤ IPM < 70 4. Kelompok “rendah”: IPM < 60

(10)

Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor Jl.Bersih, Komplek Perkantoran Pemda, Cibinong, Bogor 16914 Telp: (021)8751070, Email: [email protected]

Ka BPS Statistik Kabupaten Bogor : Sarwono, SSi, MM Up.Koordinator Fungsi Nerwilis : Panca Nugraha, S.S.T Email: [email protected]

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia- Nya penelitian yang berjudul “ Analisis Pengaruh Upah Minimum, Indeks Pembangunan Manusia

IPM adalah indeks komposit yang dipengaruhi oleh tiga indikator dasar meliputi indikator kesehatan yang diukur dari Umur Harapan Hidup (UHH), indikator pendidikan

Menghitung peramalan (forecast) dan error dari data Time Series Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2019 menggunakan metode

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, pengangguran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pengeluaran Pemerintah Daerah, dan PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh signifikan

Dalam IPM ini terdapat indikator yaitu angka harapan hidup (AHH), angka harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita yang

Koef.. Kelompok pengeluaran 40% terendah pada tahun 2020, persentase pengeluarannya terkecil dibandingkan tahun 2018 dan 2019. Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan