• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Landasan Teori 1. Kemiskinan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "A. Landasan Teori 1. Kemiskinan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kemiskinan di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab kajian pustaka penulis akan memaparkan pengertian - pengertian dari variabel yang akan peneliti teliti, yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu indeks pembangunan manusia dan produk domestik regional bruto dan satu variabel terikat yaitu kemiskinan. Penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis juga akan dibahas pada bab ini.

A.Landasan Teori

1. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan keadaan seseorang atau individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hidup yang dianggap layak seperti memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Menurut Bapenas dalam Arsyad (2010:299) mendefinisikan kemiskinan sebagai keadaan yang dialami seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

(2)

12

Kemiskinan bersifat multidimensial, yang artinya kebutuhan manusia itu tidak terbatas dan beragam, sehingga kemiskinan memiliki banyak aspek, diantaranya aspek primer dan aspek sekunder. Miskin akan asset, organisosial politik, dan pengetahuan serta ketrampilan merupakan aspek primer, dan sedangkan aspek sekunder yaitu berupa miskin terhadap jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi merupakan kemiskinan yang dilihat dari kebijakan umum. Masyarakat miskin selalu berada pada kondisi ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu ketidakmampuan dalam melaksanakan kegiatan usaha produktif, menjangkau akses sumber daya sosial ekonomi, menentukan nasibnya sendiri dan senantiasa mendapatkan perlakuan diskriminatif, dan membebaskan diri dari mental dan budaya miskin serta selalu mempunyai martabat dan harga diri yang rendah.

Ciri-ciri masyarakat miskin menurut Fernandez (Arsyad,2010:300) yaitu sebagai berikut:

a. Aspek politik yaitu aspek yang tidak memiliki akses ke proses pengambilan keputusan yang menyangkut hidup mereka.

b. Aspek sosial yaitu mulai tersingkirnya dari institusi utama masyarakat yang ada.

(3)

13

d. Aspek budaya atau nilai yaitu mulai terperangkap dalam budaya sehingga menyebabkan rendahnya kualitas SDM seperti rendahnya etos kerja, berpikir pendek dan mudah menyerah.

Menurut Sen dalam Todaro dan Smith (2006:23) menyatakan bahwa tingkat kemiskinan tidak dapat diukur dari tingkat pendapatan atau bahkan dari utilitasnya seperti pemahaman konvensional, yang paling penting bukanlah apa yang dimilki seseorang ataupun kepuasan yang ditimbulkan dari barang-barang tersebut, melainkan apakah yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan barang tersebut. Begitu dengan penduduk apakah yang dapat dilakukan oleh penduduk dengan brang-barang yang ada.

Kemiskinan menurut sebabnya terbagai menjadi 2 (dua) macam. Pertama adalah kemiskinan kultural atau alamiah yaitu yang disebakan oleh faktor-faktor adat atau kebudayaan suatu daerah yang membelenggu seseorang atau kelompok. Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut, sehingga mereka tidak dapat ikut menikmati sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Selain dua macam kemiskinan tersebut masih ada ukuran kemiskinan lainnya yang umum digunakan yakni kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

(4)

14

makanan, pakaian, dan perumahan agar dapat menjamin keberlangsungan hidupnya. Sedangkan kemiskinan relatif menurut Arsyad (2010:302) adalah kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya, yakni dari lingkungan orang yang bersangkutan. Kemiskinan akan selalu ada karena konsep kemiskinan reltif yang bersifat dinamis. Sedangkan Kincaid (1975) melihat kemiskinan dari aspek ketimpangan sosial. Jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin bisa dilihat dari ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan bawah, semakin besar ketimpangan maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin.

Dalam ukuran kemiskinan dikenal ukuran kesejahteraan dengan pendapatan per kapita dan garis kemiskinan. Tetapi terdapat ukuran-ukuran lain tentang angka kemiskinan yaitu headcount index, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan.

a. Headcount index (HDI-P0)

Presentase penduduk miskin yang berada dibawah garis kemiskinan. Indeks ini dapat diukur dengan rumus :

(Todaro dan Smith, 2006:243)

Keterangan:

P0 : Headcount index

(5)

15 b. Indeks kedalaman kemiskinan

Ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran oleh masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan disebut Indeks kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P1). Semakin tinggi nilai indeks, maka

semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Dalam menghitung indeks kedalaman kemiskinan dapat digunakan rumus sebagai berikut:

∑ (

)

(Todaro dan Smith, 2006:246)

Keterangan :

P1 : Indeks Kedalaman kemiskinan

H : banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis kemiskinan

Yi : pendapatan dari orang miskin ke-i

N : total populasi Yp : garis kemiskinan

c. Indeks keparahan kemiskinan

Indeks keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index-P2)

(6)

16 ∑ (

)

(Todaro dan Smith, 2006:246)

Keterangan :

P2 : indeks keparahan kemiskinan

H : banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis kemiskinan

N : total populasi

Yi : pendapatan dari orang miskin ke-i

Yp : garis kemiskinan

2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pembangunan manusia adalah proses memperbesar pilihan orang. Tetapi perkembangan manusia juga merupakan tujuan, jadi itu adalah proses dan hasil. Pembangunan manusia menyiratkan bahwa orang harus mempengaruhi proses yang membentuk kehidupan mereka. Dalam semua ini, pertumbuhan ekonomi adalah sarana penting bagi pembangunan manusia, tetapi bukan akhirnya. (UNDP,2016:2).

(7)

17

berdasarkan 4 (empat) indikator sebagai acuannya yaitu tingkat harapan hidup, tingkat harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita disesuaikan.

a. Angka Harapan Hidup- AHH (Life Expectancy)

Badan Pusat Statistik (BPS:2017) mendefinisikan bahwa angka harapan hidup adalah lama perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka harapan hidup ini mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Angka harapan hidup ini dihitung dari hasil sensus dan survey kependudukan. Standar UNDP untuk angka harapan hidup ini besarnya adalah 20 < x > 85, yang berarti angka harapan hidup minimal adalah 20 tahun dan angka harapan hidup maksimal adalah 85 tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimensi kesehatan

Sumber: http://ipm.bps.go.id/page/ipm

Dimana :

Ikesehatan : indeks kesehtan

AHH : angka harapan hidup

AHHmaks : angka harapan hidup maksimal

(8)

18

b. Angka Harapan Lama Sekolah-HLS (Expected Years of Schooling – EYS)

Lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada usia tertentu di masa mendatang disebut angka harapan lama sekolah. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 (tujuh) tahun keatas, guna mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dicapai oleh setiap anak yakni menggunakan angka harapan lama sekolah untuk mengetahuinya.

Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: http://ipm.bps.go.id/page/ipm

Dimana:

HLS : harapan lama sekolah

IHLS : indeks harapan lama sekolah

HLSmaks : harapan lama sekolah maksimal

HLSmin : harapan lama sekolah minimal

c. Rata-rata Lama Sekolah-RLS (Mean Years of Schooling- MYS)

(9)

19

UNDP standar minimal untuk rata-rata lama sekolaha adalah 0 (nol) tahun dan unntuk standar maksimal rata-rata lama sekolah adalah 15 (lima belas) tahun.

Sumber: http://ipm.bps.go.id/page/ipm

Dimana :

IRLS : indeks rata-rata lama sekolah.

RLS : rata-rata lama sekolah.

RLSmaks : rata-rata lama sekolah maksimal.

RLSmin : rata-rata lama sekolah minimal.

Dari kedua angka diperoleh indeks pendidikan dengan rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:

d. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan

Pengeluaran perkapita yang disesuaikan menurut BPS (2017) ditentukan dari nilai per kapita dan peritas daya beli (Purcashing Power Parity-PPP), rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/ rill dengan tahun dasar.

Dimensi pengeluaran :

( ( ) ( ) ) ( )

Sumber: http://ipm.bps.go.id/page/ipm

(10)

20

Ipengeluaran : indeks pengeluaran

In(pengeluaranmaks) : indeks pengeluaran maksimal

In(pengeluaranmin) : indeks pengeluaran minimal

Menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/Negara dapat menggunakan IPM. Peringkat ini menunjukkan keberhasilan suatu wilayah/ Negara dalam pembangunan manusia.

Nilai minimum dan maksimum dibutuhkan masing-masing indikator untuk menghitung IPM. Pada tabel 2.1 disajikan nilai-nilai tersebut.

Tabel 2.1 nilai maksimum minimum

Indikator Satuan

* Daya beli minimum adalah garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di

Tolikara-Papua

** Daya beli maksimum adalah nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir

RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025

(11)

21

IPM dapat dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: http://ipm.bps.go.id/page/ipm

IPM antar wilayah dapat dikategorikan sesuai dengan capaian, melalui pengelompokkan IPM ke dalam beberapa kategori, berikut ini:

IPM < 60 : IPM rendah

60 ≤ IPM < 70 : IPM sedang

70 ≤ IPM < 80 : IPM tinggi

IPM ≥ 80 : IPM sangat tinggi

Sumber : http://ipm.bps.go.id/page/ipm

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

(12)

22

Produk domestik regional bruto menurut Arsyad (2010:20) yaitu jumlah nilai akhir dari barang dan jasa yang di hasilkan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa selama satu tahun. Sedangkan menurut badan pusat statistik (BPS) produk domestik regional bruto merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah keseluruhan nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu wilayah.

Dalam penyusunan PDRB terdapat 2 (dua) pendekatan yang digunakan yaitu berdasarkan lapangan usaha dan pengeluaran. Sedangkan PDRB disajikan dalam 2 (dua) versi penyajian yaitu berdasarkan harga yang berlaku berdasarkan harga konstan. Atas dasar harga yang berlaku adalah menggunakan agregat nilai harga pada tahun berjalan, sedangkan atas dasar harga konstan adalah menggunakan agregat nilai harga pada tahun tertentu atau tahun dasar tertentu (base year).

B. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu :

(13)

23

bruto terhadap kemiskinan di 35 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk, dan produk domestik regional bruto terhadap kemiskinan di 35 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. Hasil yang diperoleh menujukkan IPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, jumlah penduduk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, dan PDRB mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Nilai R-squere yang diperoleh sebesar 0,989454 yang berarti sebesar 98,94 persen variabel kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisa sebesar 1,06 persen dijelaskan oleh variabel diluar model.

(14)

24

Sedangkan sebesar 2,68 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian.

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka terdapat masalah yang sama yang akan diteliti oleh peneliti yaitu masalah kemiskinan, dari 2 (dua) penelitian terdahulu menunjukan hasil penelitian, pertama IPM dan PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan dan jumlah penduduk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, kedua PDRB, harapan hidup, dan melek huruf secara bersama-sama berpengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan.

C. Kerangka Berfikir

Menurut Sugiono (2015:388) kerangka berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

1. Pengaruh IPM terhadap kemiskinan di Jawa Tengah

(15)

25

dan rata-rata lama sekolah yang dibagi 2 (dua), dan indeks pengeluaran yang dinilai dari pengeluaran perkapita yang disesuaikan.

Kemiskinan merupakan keadaan suatu wilayah yang penduduknya tidak mampu memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hidup yang dianggap layak seperti memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Dalam kemiskinan ini dapat diukur melalui headcount index(P0), indeks kedalaman kemiskinan (P1), dan

indeks keparahan kemiskinan (P2).

Jika terjadi peningkatan IPM di Provinsi Jawa Tengah, maka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah akan menurun.

2. Pengaruh PDRB terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah

Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah keseluruhan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah disebut produk domestik regional bruto. Dalam PDRB menggunakan 2 (dua) versi penilaian yaitu dengan menggunakan atas dasar harga yang berlaku dan menggunakan penilaian atas dasar harga konstan.

(16)

26

rendah. Dalam kemiskinan ini dapat diukur melalui headcount index(P0),

indeks kedalaman kemiskinan (P1), dan indeks keparahan kemiskinan (P2).

Jika terjadi peningkatan PDRB di Provinsi Jawa Tengah, maka akan terjadi penurunan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah.

3. Pengaruh IPM dan PDRB terhadap kemiskinan di Jawa Tengah

Salah satu tolak ukur untuk melihat keberhasilan pembangunan manusia disuatu wilayah adalah IPM. Dalam IPM ini terdapat indikator yaitu angka harapan hidup (AHH), angka harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan, dari keempat indikator ini menjadi 3 indeks yaitu indeks kesehatan yang dinilai dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dinilai dari jumlah harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah yang dibagi 2 (dua), dan indeks pengeluaran yang dinilai dari pengeluaran perkapita yang disesuaikan.

produk domestik regional bruto merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah keseluruhan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

(17)

27

Jika IPM dan PDRB meningkat di Provinsi jawa Tengah, maka kemiskinan di Jawa tengah akan menurun.

Gambar 2.1 kerangka berfikir Pengaruh IPM dan PDRB

terhadap Kemiskinan di 35 Kabupaten/kota Provinsi

Jawa Tengah tahun 2012-2016

Keterangan :

Variabel dependen diberi notasi Y Variabel independen diberi notasi X

X1 : Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

X2 : Produk Domestik regional Bruto (PDRB)

Y : Kemiskinan

: pengaruh variabel X terhadap Y

D. Hipotesis penelitian

Sugiono (2015:389) menyatakan bahwa hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir.

1. Terdapat pengaruh yang signifikan indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan.

X1

(IPM)

Y (Kemiskinan) X2

(18)

28

2. Terdapat pengaruh yang signifikan produk domestik regional bruto terhadap kemiskinan.

Gambar

Tabel 2.1 nilai maksimum minimum
Gambar 2.1 kerangka berfikir  Pengaruh IPM dan PDRB

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan 1) bentuk penerimaan dan penolakan masyarakat Gedongkuning RT 07 RW 08 terhadap mantan pengguna NARKOBA

Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa pendidikan dilakukan untuk membina sebuah kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan, dimulai sejak

Yaitu pasar atau industri yang didirikan oleh perusahaan kecil yang banyak jumlahnya dan membuat produk yang sama. Agar persaingan sempurna dapat tercipta, ada dua kondisi yang

Three alleles, each generated by primers OPB-14, OPA-17 and OPA-04 were present in sweet orange and absent in any genotypes belonging to citranges, while primer OPB-05 amplified

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2016 di Kota Singkawang, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,3434 persen; kelompok makanan jadi,

Klik ganda option (Default), dan pada bagian Value Data, isi dengan path Windows Explorer ( C:WINDOWSExplorer.exe).. Mengembalikan Folder Documents Yang Hilang Di

JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIK PERTUNJUKAN DAN POP-JAZZ).. JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIKOLOGI DAN

Nilai variabel yang menunjukkan kemampuan berjalan (stride length, cadence, dan kecepatan berjalan) dan energy expenditure (PCI) pada kelompok intervensi dan juga kontrol sebelum