IPTEKMA
JURNAL MAHASISWA
UNIVERSITAS UDAYANA
BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS UDAYANAVolume 8 , Nomor 2 , 01- 45 , Tahun 201 9 ISSN: 2086-1354
IPTEKMA
Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana
PENANGGUNGJAWAB
Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S
Volume 8, Nomor 2, 01-45, Tahun2019 ISSN : 2086-1354
UNIT KERJA JURNAL MAHASISWA( IPTEKMA) Dr. Wayan Nata Septiadi, ST, MT
Ns. Putu Ayu Sani Utami, S.Kep.,M.Kep., Sp.Kep.Kom
REDAKSI
Dr.Ir. I Ketut Sardiana,M.Si
Dr. Ni Luh Ramaswati Purnawan, SS, M.Comn.
Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati , M.P Dr. Saung Chandra Yowani, S.Si, A.Pt, M.Si
I Made Widiartha, S.Si, M.Kom Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti, S.Fam, M.Si
Dr. drh. I Made Subrata, M.Erg Ns. Oka Kamayani, S.Kep Ir. I Gusti Ngurah Janardana, M.Erg
Dr. Pande Gede Sasmita Julyantoro
KESEKRETARIATAN I Dewa Gede Oka, SE
Drs. I Ketut Kartika Ni KetutDesi Anggreni, SE
I Gde Sutawan
INSTITUSI PENERBIT Bidang Kemahasiswaan
Universitas Udayana
ALAMAT REDAKSI
Kampus Bukit Jimbaran Badung, Bali, 80364 Tel: (0361) 701812, 701797, Fax. (0361) 701907 E-mail: [email protected]; [email protected]
http://ojs.unud.ac.id/index.php/iptekma
IPTEKMA
Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana Volume 8 , Nomor 2 , 0 1 - 45 , Tahun 2019
ISSN : 2086-1354
Judul Hasil Penelitian
01-10
11-19
20-27
28-35
36-41 PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN DENGAN PELARUT DAN
SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK PEWARNA ALAMI BUNGA KENIKIR (TAGETES ERECTA L.) Putu Nandya Sri Devi, Ni Made Wartini, Ni Putu Suwariani
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PLASTICIZER TERHADAP KARAKTERISTIK BIOPLASTIK MAIZENA
Dillon Marichman Purba, Bambang Admadi Harsojuwono, Amna Hartiati
KAJIAN TEKNIS ANTARA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR HSD DAN MFO SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGANTI LNG DI PLTDG PT. INDONESIA POWER UPJP BALI
Sofwat Sanjaya A.Md, Hendra Wijaksana
ANALISA PERFORMANSI COOLING PAD TANPA SALURAN UDARA DAN DENGAN SALURAN UDARA Gede Putra Mahendra, Hendra Wijaksana
UJI AKTIVITAS DIURESIS INFUSA SELEDRI (Apium graveolens)TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Dwi Indah Arya Palasari, Komang Sai Gayatri, Gede Janerama Eka Putra, Farah Adilla, Jessica Lianty, Gusti Ayu Dian Nanda Pratiwi As, Ni Made Santi, Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti
UJI AKTIVITAS ANALGESIK GEL BULUNG (Gracilaria sp.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus Musculus) Yan Degus Winten Witadnyana, Gede Sugiartha Giri, I Made Ari Anata, Mohammad Fajar Hadi Salim, Ni Wayan Karmiani, Ni Putu Dian Agustina, Pande Gede raditya Wira Perdanam Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti
UJI AKTIVITAS ANALGESIK GEL FRAKSI KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)
DENGAN METODE HOT PLATE.
I Made Arie Dharma Putra Nugraha, Intan Safitri, Luh Gede Eva Krismasanthi, Ni Komang Sri Lumbaung Artha Wardani, Ni Komang Tri Astiti Dewi, Ni made Dwi Suarniti, Ni Putu Marinita Sari, Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti
42-48
49-55
42
Iptekma: Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana
Vol. 8, No.2, 42 - 48, 2019 ISSN : 2086-1354
UJI AKTIVITAS ANALGESIK GEL BULUNG (Gracilaria sp.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)
ANALGETIC ACTIVITY OF SEAWEED GEL (Gracilaria sp.) IN MALE ALBINO MICE (Mus musculus)
Yan Degus Winten Witadnyana1, Gede Sugiartha Giri1, I Made Ari Anata1, Mohammad Fajar Hadi Salim1, Ni Wayan Karmiani1, Ni Putu Dian Agustina1, Pande Gede Raditya Wira Perdana1,
Ni Putu Ayu Dewi Wijayanti2
1Mahasiswa Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unud
2Dosen Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unud
ABSTRACT
This study was intended to determine the analgesic activity of seaweed gel (Gracilaria sp.) As an alternative to analgesic drugs. Evaluation of the analgesic effect of seaweed gel in test animals is carried by calculating the survival time of mice on the hotplate after being given test treatment, positive control and negative control treatment in test animals. This study only examined one independent variable, namely the dosage variation of the seaweed gel versus the dependent variable, the analgesic power in mice in the form of percent analgesic activity of the seaweed gel fraction. Test group (seaweed fraction gel) with a fraction concentration of 1%; 1.25%; 1.5%. It can be concluded that Voltaren® gel will give analgesic effect in the 30th minute after administration and seaweed gel will give analgesic effect in the 30th to 90th minute after administration.
Keywords : seaweed gel, analgetic, male albino mice
*Korespondensi Penulis:
Email: [email protected]
43
Iptekma: Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana; Bidang Kemahasiswaan Unud.
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas analgesik gel bulung (Gracilaria sp.) sebagai alternatif obat analgesik. Evaluasi efek analgesik gel bulung pada hewan uji adalah dengan menghitung lama waktu bertahan mencit pada hotplate setelah diberi perlakuan uji, kontrol positif dan kontrol negatif pada hewan uji. Penelitian ini hanya meneliti satu variabel bebas saja yaitu variasi dosis obat gel fraksi bulung sangu terhadap variabel tergantungnya yaitu daya analgetik pada mencit yang berupa persen aktivitas analgetik dari gel fraksi bulung sangu.
Kelompok uji (gel fraksi bulung sangu) dengan konsentrasi fraksi 1%; 1,25%;
1,5%. Dapat disimpulkan pada gel Voltaren® akan memberikan efek analgesik pada menit ke-30 setelah pemberian dan gel bulung akan memberikan efek analgesik pada menit ke-30 sampai 90 setelah pemberian.
Kata kunci : gel bulung, analgesik, mencit putih jantan.
PENDAHULUAN
Nyeri merupakan sebagai sensasi yang tidak nyaman dimana banyak penyakit yang dialami oleh masyarakat disertai oleh rasa nyeri. Rasa nyeri akan menyebabkan terbatasnya aktivitas yang dapat dilakukan oleh pasien dan berujung pada penurunan kualitas hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya menghilangkan rasa nyeri pada pasien untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengembalikan kondisi pasien seperti semula (Kumar dan Svaha, 2011; WHO, 2012).
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern (Sari, 2006).
Klasifikasi Gracilaria sp. Menurut (Anggadiredja, 2006) adalah sebagai berikut : Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae Bangsa : Gigartinales Suku : Gracilariaceae
Marga : Gracilaria Jenis : Gracilaria sp.
Fraksi bulung sangu (Gracilaria sp.) memiliki kandungan kimia berupa agarosa dan agaropektin yang baik dengan kekuatan gel yang kuat. Ekstrak bulung sangu (Gracilaria sp.) merupakan golongan alga merah yang ketika diisolasi menghasilkan beberapa senyawa seperti terpen, peptida, dan karbohidrat sulfat yang dapat menunjukkan efek analgesik. Aktivitas analgesik dapat diamati dengan adanya senyawa metabolit sekunder tersebut ( Iniya and John, 2015).
Bulung sangu berfungsi sebagai obat analgetik karena mengandung klorofil (a, b, c), karotenoid (karoten dan xantofil) dan fikobilin (fikoeritrin dan fikosianin) (Sanger et al. 2017). Alga laut dapat bermanfaat sebagai antioksidan, antibakteri antihelmitik, antikolesterol, pengobatan gumpalan, pembengkakan, analgesik, antipiretik, antiperadangan, antidiabetes, antikanker dan lain-lain (Ganesan et al. 2008).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui aktivitas analgetik fraksi gel bulung sangu terhadap mencit putih jantan (Mus musculus) dengan metode hot plate.
44
Iptekma: Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana; Bidang Kemahasiswaan Unud.
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Hewan, Gedung AI, Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univeritas Udayana. Waktu pelaksanaan yang dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2019.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah timbangan analitik, spuite 1 cc, plastik urin,, gelas beaker 200 mL, Hot Plate Cimarec, lap bersih, tissue, masker, handscoon, stopwatch, kertas Ph, gunting, cutter, double tip, pot salep, kertas sticker, kertas perkamen, spatel, spidol dan kandang perlakuan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gel bulung sangu, basis gel (CMC-Na), gel Voltaren, dan hewan uji berupa 6 ekor mencit.
Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah, menggunakan tiga variabel pengamatan, yaitu variabel kontrol, variable bebas dan variable terikat.
Variabel kontrol terdiri atas kontrol positif (hewan uji yang diberikan gel Voltaren
®), kontrol negatif (hewan uji yang diberikan basis gel), kontrol normal (hewan uji yang tidak diberikan apa-apa), dan kontrol perlakuaan (hewan uji yang diberikan gel fraksi bulung dengan berbagai konsentrasi).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis fraksi gel bulung berupa konsentrasi fraksi bulung pada basis gel yang diberikan. Setiap minggu, persentase gel bulung yang diberikan berbeda-beda yaitu pada minggu pertama 1%, minggu kedua 1,25%, dan minggu ketiga 1,5%.
Sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah persentase aktivitas analgetik yang dihasilkan hewan uji (mencit).
Pelaksanaan Penelitian 1. Penimbangan Mencit
Ditandai mencit 1-6 dengan spidol.
Disiapkan neraca analitik dilengkapi dengan beaker glass yang diletakkan terbalik di atas timbangan. Ditimbang mencit satu persatu dari nomor 1-6 dengan cara diletakkan di atas beaker glass. Dicatat bobot mencit yang diperoleh.
2. Pemeriksaan Awal Mencit
Mencit disiapkan pada kandang perlakuan. Kemudian masing-masing mencit dilihat pergerakannya (aktivitasnya), volume urin awal, warna urin dan pH urin.
3. Pemberian Gel Bulung
Enam ekor mencit dibagi menjadi empat kelompok uji yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kontrol normal, dan 3 ekor mencit sebagai kelompok uji. Kelompok I sebagai Kelompok kontrol negatif (basis gel fraksi bulung sangu); Kelompok II sebagai Kelompok kontrol positif (gel Voltaren);
Kelompok III sebagai kelompok kontrol normal (tidak diberikan perlakuan); dan kelompok IV sebagai kelompok uji (gel fraksi bulung sangu) dengan konsentrasi fraksi (1%;
1,25%; 1,5%). Lima menit setelah pemberian bahan uji, tiap mencit pada kelompok I sampai kelompok IV selanjutnya ditempatkan pada hotplate dengan suhu 50 oC. Diamati dan dihitung waktu kelompok I sampai kelompok IV merasakan panas ditandai dengan pergerakan mencit keluar dari hotplate.
Dilakukan pengamatan setiap 30 menit selama 120 menit terhitung setelah mencit pertama kali diletakkan diatas hotplate.
Waktu cut off digunakan yaitu 15 detik.
Dicatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. Dihitung persen aktivitas analgetik obat uji terhadap kontrol negatif menggunakan persamaan:
45
Iptekma: Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana; Bidang Kemahasiswaan Unud.
% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = (𝑇 − 𝐾
𝐶 − 𝐾)𝑥100 Keterangan:
T= waktu respon setelah diberi gel fraksi bulung sangu
C= waktu cut off (15 detik)
K= waktu respon kelompok kontrol negatif
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas analgesik secara in-vivo, karena digunakan subjek penelitian berupa mahluk hidup dengan menggunakan metode hot plate.
Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi kesadaran (Tjay dan Rahadrja, 2007). Sampel penelitian yang digunakan hewan uji adalah 6 ekor mencit putih jantan yang mempunyai berat badan sekitar 30 gram. Mencit putih jantan dipilih sebagai hewan uji karena memiliki fisiologis yang sama dengan manusia serta dalam pemeliharaan dan perlakuannya mudah dilakukan (Arrington, 1972). Mencit jantan dipilih sebagai subjek penelitian dikarenakan memiliki kondisi hormonal yang lebih stabil daripada mencit betina, sehingga hasil pengamatan yang bias bisa dicegah akibat kondisi yang berfluktuasi pada tikus betina (Muhtadi et al., 2014).
Tabel 1. Data adaptasi hewan
Uji aktivitas analgesik ekstrak bulung sangu dilakukan dengan metode hot plate yaitu, yang mana metode ini dilaksanakan dengan mengamati kemampuan gel analgetik
untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri, dengan respon nyeri yang teramati pada hewan uji yaitu jilatan atau loncatan serta pengamatan waktu respon hewan uji terhadap stimulus panas dari hot plate setelah 30 menit pemberian basis gel sebagai kontrol negatif, gel voltaren sebagai kontrol positif dan gel ekstrak bulung sangu dengan variasi dosis 1%
dan 1,25% sebanyak 100 mg secara topikal pada masing masing hewan uji. Efektivitas analgesik dapat diketahui dengan membandingkan waktu respon hewan uji terhadap stimulasi panas antara kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok yang diberikan ekstrak dengan variasi dosis 1%, 1,25%, dan 1,5%. Ekstrak bulung sangu (Gracilaria sp.) memiliki kandungan kimia berupa agarosa dan agaropektin yang baik dengan kekuatan gel yang kuat. Ekstrak bulung sangu (Gracilaria sp.) merupakan golongan alga merah yang ketika diisolasi menghasilkan beberapa senyawa seperti terpen, peptida, dan karbohidrat sulfat yang dapat menunjukkan efek analgesik. Aktivitas analgesik dapat diamati dengan adanya senyawa metabolit sekunder tersebut ( Iniya and John, 2015).
Metode hot plate dilakukan pada suhu 70°C dari panas yang ditimbulkan oleh hot plate akan direspon oleh reseptor nyeri (nosiseptor) di dalam kulit kaki mencit.
Pengamatan respon hewan uji terhadap panas dilakukan setiap 30 menit selama 2 jam, waktu pengamatan yang dilakukan selama 2 jam berdasarkan pada waktu paruh dari natrium diklofenak yang terdapat di dalam gel voltaren yang relatif singkat yaitu 1 sampai 2 jam (Agustin dan Ratih, 2015). Puncak dari aktivitas analgesik yang dihasilkan gel ekstrak bulung sangu dan natrium diklofenak tercapai pada menit 60, hal ini dapat dilihat dari aktivitas analgesik yang dihasilkan oleh masing-masing kelompok uji mencapai puncaknya pada menit ke-60 juga. Diantara kelompok uji yang diberikan dosis gel ekstrak bulung sangu yang mempunyai konsentrasi
Mencit Dosis Aktivit
as BB
(g) Vol (mL) pH
Urin Warna Urin V (Gel Bulung
1,5 %) Sadar Aktif 33 0,8 9 Kuning
VI (Gel Bulung 1,25
%)
Sadar Aktif 29,5 0,2 9 Coklat
VII (Gel
Bulung 1 %) Sadar Aktif 32,5 0,4 8 Hijau Tua II (Kontrol
positif)
Sadar Aktif 25,9 0,4 9 Coklat
III (Kontrol
negatif) Sadar Aktif 24,1 0,2 9 Coklat
IV (Kontrol normal)
Sadar Aktif 28,5 0,1 9 Coklat
46
Iptekma: Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana; Bidang Kemahasiswaan Unud.
1%; 1,25%; dan 1,5%, pada gel 1,5%
memiliki aktivitas analgesik yang paling tinggi.
Hasil uji antara kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol negatif memiliki waktu yang tidak berbeda jauh sehingga dapat diketahui bahwa tidak adanya aktivitas analgesik pada kelompok kontrol negatif yang diberi perlakuan pemberian basis gel. Hasil uji antara kelompok kontrol negatif dan kelompok uji dengan pemberian.
Tabel 2. Data aktivitas analgetik gel bulung sangu 1%
Tabel 3. Data aktivitas analgetik gel bulung sangu 1,25%
Kelompok uji dosis 1% memiliki nilai aktivitas aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok uji dosis 1,25%. Hal ini diakibatkan oleh suhu dari Hot plate yang tidak konstan dan naik turun sehingga hasil dari aktivitas analgesik dari gel bulung sangu.
Aktivitas analgesik dari gel voltaren dan gel
bulung sangu mengalami penurunan setelah menit ke-60 yang dikarenakan waktu paruh dari natrium diklofenak yang singkat yaitu sekitar 1 sampai 2 jam, sehingga dapat diketahui bahwa penurunan aktivitas analgesik setelah menit ke-60 terjadi dikarenakan bahan aktif yang terdapat pada gel tersebut sudah menurun kadarnya sehingga aktivitas analgesik mengalami penurunan dan akhirnya menghilang. Selain itu, gel sangu dapat hilang pada saat mencit berjalan dikandangnya dan gel tersebut dapat tertinggal pada sekam.
Waktu Kelompok IV (Gel Bulung, Uji) Kelompok II
(Gel Voltaren, Positif) Mencit I Mencit II Mencit III
Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%)
Menit
ke-0 2,9 12,95 2,78 10,08 2,8
4 10,52 2,0 6 4,78 Menit
ke-30 3,3
7 10,95 2,60 5,05 4,1
6 17,00 4,4 2 18,99 Menit
ke-60 3,8
4 16,72 3,16 11,64 4,6
7 22,91 4,1 6 19,10 Menit
ke-90 4,0
7 19,04 6,5 37,03 9,4
3 58,74 4,3 2 20,89 Menit
ke-120 5,6
3 31,85 10,43 66,76 9,4
7 59,78 4,0 3 20,22
Tabel 4. Data aktivitas analgetik gel bulung sangu 1,5%
Kelompok uji yang diberikan gel dengan dosis 1,5% memiliki aktivitas yang lebih tinggi karena memiliki konsentrasi bulung sangu yang lebih tinggi sehingga zat aktif yang terkandung dalam gel tersebut lebih banyak. Kebanyakan aktivitas analgesik meningkat saat menit ke-120. Hal tersebut menunjukkan bulung mulai memberikan efek analgesik pada menit ke-120. Seharusnya efek analgesik diharapkan bekerja ketika 30 menit setelah gel diberikan, namun memerlukan waktu 2 jam. Selain itu, pada saat pengujian gel dengan dosis 1,5% menggunakan hotplate yang berbeda dan mempunyai suhu yang stabil sehingga waktu mencit memberikan respon yang dihasilkan akan sesuai karena hotplate yang digunakan mempunyai suhu yang stabil dan dinamis dibandingkan saat pengujian dengan gel bulung 1% dan 1,2 % yang menggunakan hotplate yang suhunya
Waktu Kelompok IV (Gel Bulung, Uji) Kelompok II
(Gel Voltaren, Positif) Mencit I Mencit II Mencit III
Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%)
Menit ke-
0 1,7
2 0,15 1,5 -1,50 1,49 -1,58
1,69 -0,08 Menit ke-
30 1,6 2,69 1,86 4,58 1,53 2,18
4,35 22,66 Menit ke-
60 1,6 -5,59 1,86 -3,55 1,53 -6,15
4,4 16,47 Menit ke-
90 1,4 -9,60 2,84 2,01 2,75 1,29
3,1 4,11 Menit ke-
120
1,3 4
-5,08 1,98 -0,15 1,96 -0,31
2,59 4,54
Waktu Kelompok IV (Gel Bulung, Uji) Kelompok II
(Gel Voltaren, Positif) Mencit I Mencit II Mencit III
Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%) Waktu respons (detik) Persentase analgetik (%)
Menit ke-
0 1 -0,87 1,19 0,50 1,42 2,16 1,45 2,38
Menit ke-
30 1,64 3,75 3,54 17,46 1,39 1,95 2,69 11,31
Menit ke-
60 1,52 0,96 2,16 5,66 1,97 4,26 1,26 -0,96
Menit ke-
90 1,38 2,30 1,26 1,44 1,32 1,87 1,39 2,37
Menit ke-
120 1,12 -0,58 1,19 -0,07 1,26 0,43 1,06 -1,01
47
Iptekma: Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana; Bidang Kemahasiswaan Unud.
tidak stabil sehingga menyebabkan perbedaan aktivitas analgesik antara gel bulung konsentrasi 1,5% dengan konsentrasi 1% dan 1,25%.
Gambar 1. Kurva Hubungan Konsentrasi Gel Bulung Sangu dengan Aktivitas
Analgesik
Dari hasil kurva menunjukkan bahwa gel bulung sangu dengan konsentrasi 1,5 % memiliki aktivitas analgesik pada semua hewan perlakuan uji. Apabila dibandingkan, pemberian sediaan gel bulung sangu dengan konsentrasi 1%, 1,25%, dan 1,5%
menunjukkan bahwa sebagian besar mencit yang diberikan gel bulung sangu mengalami penambahan aktivitas analgesik pada pertambahan konsentrasi gel bulung sangu dengan meningkat seiring bertambahnya dosis.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa gel bulung (Gracilaria sp.) memiliki aktivitas analgesik pada mencit putih jantan (Mus musculus). Aktivitas analgesik meningkat seiring meningkatnya dosis atau konsentrasi dari gel bulung sangu.
Saran
Objek pengamatan sangat penting dalam menunjang hasil yang didapat, dalam hal ini ialah hewan coba. Dalam pemilihan hewan coba harus diperhatikan faktor-faktor seperti keseragaman bobot hewan coba, serta faktor fisiologis yang dapat dianalisis agar perolehan data dapat semaksimal mungkin
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. dan H. Ratih. 2015. Profil Disolusi Tablet Sustained Release Natrium Diklofenak dengan Menggunakan Matriks Metolose 90 SH 4000. Jurnal Sains Farmasi & Klinis.
1(2):176-183.
Anggadiredja, J.T. 2006. Rumput Laut.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Arrington, L. R. 1972. Introductory Laboratory Animal Science, the Breeding, Care and Management of Experimental Animal. Denville: The Interstate Printers and Publisers, Inc.
Ganesan P, Chandini S, Kumar N, Bhaskar.
2008. Antioxidant properties of methanol extract and its solvent fractions obtained from selected Indian red seaweeds.
Biresource Technology. 99: 2717-2723.
Iniya, U. C. and John, P. P. J. 2015. Analgetic Activity of Methanolic Extract of Gracilaria Corticata J. AG. (Red Seaweed) in Hare Island, Thoothukudi, Tamil Nadu, India. American Journal of Biological and Pharmaceutical Research. 2(4):157-160.
Kumar, S. P. dan S. Svaha. 2011. Mechanism- based Classification of Pain for Physical Therapy Management in Palliative care:
A Clinical Commentary. Indian Journal Palliative Care. 17(1): 80-86.
Muhtadi, A. Suhendi, W. Nurcahyanti, dan E.M. Sutrisna. 2014. Uji Praklinik Antihiperurisemia Secara In Vivo Pada Mencit Putih Jantan Galur Balb-C Dari Ekstrak Daun Salam (Syzigium polyanthum Walp) Dan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).
Biomedika. 6(1): 17-23.
Sanger G. Rarung LK. Kaseger BE.
Timbowo S. 2017. Composition of pigments and antioxidant activity in edible seaweed Halimenia durvilae obtained from North Sulawesi.
International Journal of Chemical Technology Research. 10(15): 255-
-100,00000 0,00000 100,00000
0 50 100 150
Aktivitas Analgesik
Menit Ke-
Kurva Hubungan Konsentrasi Gel Bulung Sangu dengan Aktivitas Analgesik
Gel 1 % Gel 1,25 % Gel 1,5 %
48
Iptekma: Jurnal Mahasiswa Universitas Udayana; Bidang Kemahasiswaan Unud.
262.
Sitanggang, M. dan Wiryo, S. 2002. Sehat dengan Ramuan Obat Tradisional.
Jakarta: Agro Media Pustaka.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007. Obat- Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta: Media Komputindo.
WHO. 2012. WHO Guidelines on Pharmacological Treatment of Persisting Pain in Children with Medical Illness diakses pada tanggal 7 Desember 2019.