• Tidak ada hasil yang ditemukan

Irigasi Terpadu Irigasi Curah

Putri Wijaya

Academic year: 2023

Membagikan "Irigasi Terpadu Irigasi Curah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI TERPADU

“ IRIGASI CURAH “

Disusun Oleh :

Ni Wayan Putri Wijayaningsih ( 2010531026 ) I Made Chandra Adhi Pramana ( 2010531044 ) Benedikta Apriela Surya ( 2010531048 ) Noviera Inggrit Kurnia ( 2010531050 )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Irigasi curah atau overhead irrigation adalah metode pemberian air irigasi pada permukaan tanah melalui pipa-pipa bertekanan tinggi dan mencurahkannya ke udara dalam bentuk butiran-butiran air kecil yang menyerupai hujan. Sistem irigasi sprinkler menggunakan sistem penyemprotan air seperti curah hujan alami. Tekanan air disalurkan kemudian dikeluarkan melalui nozzle yang kemudian memecahkan air sehingga keluar seperti titik-titik air hujan. Tekanan air berasal dari pompa yang mendorong air melalui pipa kemudian keluar melalui nozzle.

Pemanfaatan teknologi alat mesin pertanian (alsintan) khususnya sprinkler untuk tanaman sayuran harus dipertimbangkan secara cermat agar mampu berkembang secara mandiri. Pada metode irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya disekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui nozzle. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan. Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai.

Untuk memenuhi kebutuhan air yang terjadi pada tanaman maka dilakukan metode pemberian air dengan irigasi curah ( irigasi sprinkler ). Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah ( sprinkler ) adalah salah satu metode irigasi dimana pemberiaan air dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh ke permukaan tanah seperti air hujan (sehwab,1981). Pemberian air secara curah dan irigasi bertekanan dilakukan dengan pipa- pipa yang di pasang atau ditanam dengan tekanan tertentu yang diperkirakan pancaran air dapat membasahi seluruh tanah dan tanaman di lahan. Penggunaan sistem ini untuk pengairan dengan efisiensi tinggi serta diterapkan pada lahan pertanian yang bergelombang dan harus diperhatikan mengenai biaya yang cukup tinggi, keahlian yang tepat dalam merancang penempatan unit di lahan dan kemungkinan kecepatan angina yang berubah-ubah (kartosapoetra dan M Sutejo,1994). Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan

(3)

secara merata dan efisiensi pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju infiltrasi air ke dalam tanah (kapasitas infiltrasi).

1.2 Tujuan

 Mengenal sistem Irigasi Curah

 Mempelajari dan memahami kinerja dan system Irigasi Curah

1.3 Manfaat

Manfaat dari pratikum ini yaitu bisa mengenal sistem irigasi curah dan mendapatkan pemahaman dan mempelajari tentang sistem irigasi curah.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Irigasi Curah sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu metode pemberian air yang dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh kepermukaan tanah seperti air hujan (Keller and Bliensner,2000). Sistem irigasi curah (sprinkler) ini menggunakan energi tekanan untuk membentuk dan mendistribusikan air ke lahan. Tekanan merupakan salah satu factor penting yang menentukan kinerja sprinkler.

Sistem irigasi curah (sprinkler) merupakan salah satu alternatif metode pemberian air dengan efisiensi pemberiaan air lebih tinggi di banding dengan irigasi permukaan.

Sistem ini berbiaya mahal akan tetapi sangat murah dalam pengoperasiannya (Kartasapoetra dan Mulyani,1990). Komponen sistem irigasi curah (sprinkler) terdiri dari pompa, saluran utama (main line), pipa lateral dan mata curah (sprinkler). Sprinkler digunakan untuk menyemprotkan air dalam bentuk rintikan seperti air hujan ke lahan. Jaring Utama, saluran cabang, pipa lateral digunakan sebagai tempat untuk mengalirkan air dari sumber ke sprinkler (Tusi,2013).

Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu metode irigasi dimana pemberian air dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh kepermukaan tanah seperti air hujan (Suhwab, et.all,1981). Sistem irigasi curah dikerjakan secara mekanis dengan menggunakan kompresor bertekanan untuk menekan air melalui pipa- pipa yang dipasang di lading atau kebun yang akan diairi. Berdasarkan tipe pencurah maka dapat dibedakan atas : Sprinkler dengan nozel, sprinkler dengan pipa perporasi dan sprinkler dengan pencurah berputar (Hartono, 1983).

Pemberian air secara curah atau irigasi bertekanan dilakukan dengan pipa-pipa yang di pasang atau ditanam dengan bertekanan tertentu diperkirakan pancaran air dapat membasahi seluruh tanah dan tanaman dilahan. Pengguaan sistem ini untuk pengairan dengan efisiensi tinggi serta diterapkan pada lahan pertanian yang bergelombang dan harus diperhatikan mengenai biaya yang cukup tinggi, keahlian yang tepat dalam merancang penempatan unit di lahan dan kemungkinan kecepatan angina yang berubah-ubah (Kartosapoetradan M.Sutejo, 1994).

(5)

Tujuan dari irigasi curah adalah agar air dapat diberikan secara merata dan efisien pada areal pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju infiltrasi air ke dalam tanah (Kapasitas Infiltrasi). Kebutuhan kapasitas irigasi bertekanan tergantung pada luas areal irigasi, jumlah dan kedalaman air irigasi, efisiensi permukaan air dan lama operasi irigasi.

 Perhitungan dalam irigasi curahCU (Coefficient Uniformity) :

Tingkat keseragaman penyebaran air menurut Christiansen, dinilai dengan menggunakan indeks CU (Coefficient Uniformity) yang dinyatakan dalam rumus:

Dimana:

CU : indeks keseragaman (%)

dz : rata-rata volume air yang diukur (ml) di : volume air pada pengamatan ke-i (ml) n : jumlah data pengamatan

(6)

BAB III METODE

3.1 Waktu pelaksanaan praktikum

 Praktikum dilaksanakan secara offline, hari jumaat, 31 Maret 2023. Pada pukul, 8:30-10:10 WITA.

3.2 Alat dan Bahan

 Pompa

 Pipa lateral

 Keran

 Alat pencurah (sprinkler)

 Botol penampung (kolektor)

 Stopwatch

 Gelas ukur

 Alat ukur Panjang 3.3 Cara Kerja

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan tersebut, serta memasangnya dalam suatu rangkaian seperti gambar layout alat percobaan Irigasi sprinkle.

(7)

 Mengoperasikan sistem irigasi curah dalam durasi waktu tertentu (missal :5 menit), kemudian di ukur dan catat:

 Waktu pemberian air

 Volume air yang tertampung dalam kolektor

 Jarak pancaran (jangkauan terjauh)

 Kecepatan dan arah angina

 Cara kerja no.2 diulangi dengan 2 variasi tekanan ( dengan mengatur bukaan kran).

 Masing-masing variasi tekanan di ulangi sebanyak 3 kali.

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Tinggi tekanan operasi : Bukaan keran setengah

 Waktu operasional : 5 menit

 Jarak pancaran : 20 cm

 Volume air yang tertampung tiap kolektor selama waktu operasional

Ulangan

1 (di) (dz-di) Ulangan

2 (di) (dz-di) Ulangan3 (di) (dz-di) Ulangan4 (di) (dz-di)

Cawan 1 28 16.65 23 12.16 53 38.51 47 35.61

Cawan 2 23 11.65 22 11.16 15 0.51 12 0.61

Cawan 3 10.6 0.75 10 0.84 9 5.49 7 4.39

Cawan 4 11 0.35 7 3.84 7 7.49 6 5.39

Cawan 5 9 2.35 8 2.84 10 4.49 11 0.39

Cawan 6 10 1.35 10 0.84 17 2.51 19 7.61

Cawan 7 10 1.35 12 1.16 61 46.51 45 33.61

Cawan 8 9 2.35 17 6.16 31 16.51 7 4.39

Cawan 9 41 29.65 41 30.16 3.8 10.69 3 8.39

Cawan 10 13 1.65 6 4.84 2.4 12.09 3.2 8.19

Cawan 11 2.2 9.15 1.8 9.04 1.6 12.89 2.2 9.19

Cawan 12 1.2 10.15 1.6 9.24 1.8 12.69 2.4 8.99

Cawan 13 0.8 10.55 1.2 9.64 1.8 12.69 2.2 9.19

Cawan14 0.6 10.75 1 9.84 1.6 12.89 2 9.39

Cawan 15 0.8 10.55 1 9.84 1.4 13.09 1.8 9.59

Rata-Rata Volume

Setiap Ulangan

(dz)

11.35 10.84 14.49 11.39

Jumlah Mutlak Deviasi setiap ulangan

119.23 121.60 209.07 154.91

(9)

Ulangan 5

(di) (dz-di) Ulangan 6

(di) (dz-di) Ulangan 7

(di) (dz-di)

Cawan 1 24 11.49 28 15.11 53 38.83

Cawan 2 12 0.51 13 0.11 14 0.17

Cawan 3 13 0.49 9 3.89 11 3.17

Cawan 4 7 5.51 6 6.89 6 8.17

Cawan 5 12 0.51 11 1.89 8.2 5.97

Cawan 6 15 2.49 14 1.11 9.6 4.57

Cawan 7 59 46.49 68.6 55.71 29 14.83

Cawan 8 30 17.49 29 16.11 68 53.83

Cawan 9 3 9.51 3.4 9.49 3.4 10.77

Cawan 10 2.8 9.71 2.7 10.19 3.2 10.97

Cawan 11 2.2 10.31 2 10.89 2 12.17

Cawan 12 2.2 10.31 1.8 11.09 1.8 12.37

Cawan 13 2 10.51 1.6 11.29 1.2 12.97

Cawan 14 1.6 10.91 1.5 11.39 1.2 12.97

Cawan 15 1.8 10.71 1.8 11.09 1 13.17

Rata rata Volume

setiap ulangan

(dz)

12.51 12.89 14.17

Jumlah Mutlak Deviasi setiap ulangan

156.93 176.27 214.96

Rata Rata Seluruh Volume (dz) = 12.52

Jumlah Mutlak deviasi seluruh ulangan (sigma dz-di) = 1152.96

Dz - n = 1314.6

CU = 100% � − � ��− �� ��� � �

CU = 12,3%

(10)

BAB V KESIMPULAN

Irigasi adalah penambahan kekurangan (kadar) air secara buatan,yaitu dengan memberikan air secara sistematis kepada tanah. Irigasi curah adalah metode pemberian air pada tanah melalui pipa pipa bertekanan tinggi dan mencurahkannya keudara dalam bentuk bentuk air kecil yang menyerupai hujan. Penggunaan sistem ini untuk pengairan dengan efisiensi tinggi serta diterapkan pada lahan pertanian yang bergelombang dan harus diperhatikan mengenai biaya yang cukup tinggi, keahlian yang tepat dalam merancang penempatan unit di lahan dan kemungkinan kecepatan angin yang berubah ubah, irigasi curah ini memiliki tujuan yaitu agar air dapat diberikan secara merata dan efisien dalam area pertanaman dengan jumlah dan kecepatan yang sama atau kurang dari laju infiltrasi air kedalam tanah(kapasitas infiltrasi). Dengan praktikum yang sudah di lakukan ini maka pengaruh tekanan dan pengoperasian terhadap nilai dan koefisien keragaman sangar di pengaruhi oleh besarnya nilai rara rata dari debit keluaran dan nilai devisiasinya, semakin besar nilai devisiasinya maka nilai koefisien keragaman akan semakin kecil, nilai keragaman yang kecil ini maka ditunjukan dengan sistem irigasi tetes tersebut kurang baik dalam pemberian air secara beragam kepada masing masing tanaman

(11)

DAFTAR PUSTAKA

 Hartono, 1983. Penggunaan Irigasi di Lahan Kering. CV. Yasaguna, Jakarta.

 Israelsen, O.W., and V .E. Habsen, 1961. Irrigation Principle and Practices. John Wiley & Sons, Inc. New York.

 Kartosapoetra dan M.Sutejo, 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Bumi Aksara, Jakarta.

 Kurnia, U. 2004. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Semusim Lahan Kering.

J.Litbang Pertanian 23 (4) 2004, p130-138

 Najiyati dan Danarti, 1996. Petunjuk Mengairi dan Mneyiram Tanaman. Penebar Swadaya,Jakarta.

(12)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

1.3 Objectives of the Study Related to the statements of the problems formulated above, the objectives of this research are: 1.3.1 To describe the types of error that occur in

Viruses isolated from Culicoides midges in South Africa during unsuccessful attempts to isolate bovine ephemeral fever virus .... Composition and evaluation of the efficacy of a