• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISBN : 978-602-71959-3-6 - Repository Unpak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ISBN : 978-602-71959-3-6 - Repository Unpak"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah memanfaatkan parutan buah mengkudu untuk membersihkan darah setelah melahirkan (Setyowati, dkk., 2011). Jus buah mengkudu yang difermentasi/Fermented Morinda citrifolia (FMC) dapat digunakan sebagai pangan fungsional dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2 (Lee, et al., 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Akihisa dkk (2007) menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah mengkudu mengandung antrakuinon dan flavonoid, serta ester asam lemak sakarida dan glikosida iridoid yang merupakan senyawa terpenoid.

Dua jenis sampel yang digunakan yaitu sari buah mengkudu segar dan sari buah mengkudu fermentasi. Jus buah mengkudu yang difermentasi terbukti tidak lebih baik dibandingkan jus dari buah mengkudu segar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jus buah mengkudu yang difermentasi tidak lebih baik dalam pengobatan diabetes.

Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvergicus) spesies Wistar.

Tabel 1.  Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap karakter anatomi planlet  C. cristata     generasi MV3
Tabel 1. Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap karakter anatomi planlet C. cristata generasi MV3

Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa perlakuan EURYCO (E. longifolia) 45 mg/kg bb menunjukkan peningkatan frekuensi pengenalan pada mencit jantan, meskipun secara statistik tidak signifikan karena besarnya standar deviasi data, yang kemungkinan besar adalah a faktor biologis pada hewan coba.

Umumnya tanaman obat yang terdapat di Kampus IPB Darmaga merupakan tanaman budidaya. Keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang terdapat di kampus IPB Darmaga mempunyai manfaat paling banyak untuk penyakit saluran pencernaan. Potensi tanaman obat di kampus IPB Darmaga belum banyak diketahui padahal sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Primadhika Al Manar, Ervizal A.M.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah jenis tanaman obat yang ada di Kampus IPB Darmaga sebanyak 100 jenis dari 48 famili (Al Manar, 2019). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data potensi tanaman obat di kampus IPB Darmaga yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan perumusan kebijakan.

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Famili

Tumbuhan obat adalah semua jenis tumbuhan obat yang diketahui dan diyakini mempunyai khasiat obat (Zuhud, 1994). Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis, panduan lapangan tanaman obat, dan beberapa perpustakaan ilmiah yang mendukung data penelitian. Metode studi literatur digunakan untuk mengetahui ciri-ciri dan bagian-bagian yang digunakan oleh jenis tumbuhan yang terdapat di lapangan.

Kondisi tutupan lahan kampus IPB Darmaga yang masih tergolong lebat menjadi faktor utama ditemukannya banyak jenis tumbuhan. Tanaman obat adalah tanaman yang salah satu, sebagian atau seluruh bagian tanamannya mengandung zat aktif yang efektif mengobati penyakit (Rahardi, 1996).

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitus

Menurut Anariawati (2009) ekstrak kayu secang berkhasiat untuk mengobati diare, sifilis, darah kotor, mencret, malaria dan tumor. Mufidah dkk (2012) menyatakan bahwa ekstrak etanol kayu secang mampu merangsang sel osteoblas dan juga dapat menghambat pembentukan sel osteoklas. Ekstrak kayu secang juga bersifat antibakteri artinya dapat menghambat aktivitas bakteri pada saluran pencernaan, karena diduga terdapat kandungan asam galat pada ekstrak kayu secang (Fazri, 2009).

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Kondisi Tumbuhan

STUDI ETNOMEDISIN DI BALI UNTUK DETOKSIFIKASI LOGAM BERAT BERBASIS USADA LONTAR LONTAR ELIMINATOR GANGSA CREEK CETCH. Salah satu Lontar Usada yang populer di Bali adalah Lontar Usada Pemunah Catik Kerikan Gangsa. Lontar Usada Pemunah Catik Kerikan Gangsa menjelaskan pentingnya tanaman sebagai obat untuk detoksifikasi tembaga, timbal dan arsenik.

Penelitian ini mengeksplorasi etnomedis untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat yang digunakan oleh Pengobat Tradisional (BATTRA) untuk detoksifikasi tembaga, timbal dan arsen berdasarkan Lontar Usada Pemunah Catik Kerikan Gangsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai pemberantasan cetik kerikan gangsa yang dilakukan oleh lontar usada.

Tabel  2.  Keanekaragaman  spesies  tumbuhan  obat berdasarkan kelompok penyakit
Tabel 2. Keanekaragaman spesies tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit

Berapa takaran/dosis yang digunakan untuk pengobatan cetik kerikan gangsa?

Kandungan apa saja yang terkandung dalam cetik (racun) kerikan gangsa yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami suatu penyakit? Apa saja gejala dan tanda pasien terkena cetik kerikan gangsa berdasarkan pengalaman di bidang pengobatan pemberantasan cetik kerikan gangsa? Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan pembuatan gangsa kerikan cetik berasal dari unsur kimia yaitu logam berat.

Perawatan gangsa catik kerikan dapat menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan, hewan dan mineral. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitas tanaman yang digunakan untuk mengobati cetik kerikan gangsa.

Pembuatan bahan uji perasan dan krim daun binahong

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati F & Bintari SH menunjukkan bahwa sari daun binahong berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Bacillus cereus dan Salmonella enteritidis. Perasan daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) steenis) berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Escherichiacoli secara in vitro. Efektivitas tanaman binahong sebagai antibakteri dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Mufid Khunaifi dimana ekstrak daun binahong 25% mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dan P.aeruginosa.

Penelitian Hanyoko F,​​2014 yang menggunakan sari daun binahong sebagai penyembuh luka infeksi bakteri Staphylococcus aureus kurang efektif karena sari buah harus selalu dibuat segar agar zat-zat yang terkandung dalam sari buah tidak terurai. uji hasil iritasi dan kesukaan (uji hedonik) terhadap krim.

Evaluasi krim

Pembuatan luka pada mencit

Uji aktivitas antibakteri perasan dan krim daun Binahong terhadap luka

PERSENTASE JENIS LEUKOSIT MENCIT SETELAH INFEKSI PLASMODIUM berghei DAN DIUKUR FRAKSI ETIL ASETAT VARIETAS NIKEL AFO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan P50 dan P100 pada hari ke 4 dan 5 setelah infeksi terjadi penurunan persentase neutrofil karena fraksi cengkeh mengandung kariofilena yang dapat menghambat pertumbuhan Plas-modium. Persentase neutrofil pada perlakuan P25 dan P50 pada hari ke 1 sampai ke 3 setelah infeksi dan diberi fraksi etil asetat cengkeh varietas Afo lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P100 (Gambar 1).

Persentase limfosit pada perlakuan P25 dan P50 pada hari ke-1 sampai ke-3 setelah infeksi dan menurut fraksi etil asetat cengkeh varietas afo lebih tinggi dibandingkan per. Hari ke-1 menunjukkan persentase monosit pada perlakuan P25, P50 dan P100 lebih rendah dibandingkan dengan KP. Nilai persentase monosit pada perlakuan KN melebihi nilai normal pada hari ke 5 sampai ke 7.

GAMBARAN TANAMAN OBAT UNTUK MENGOBATI GANGGUAN PENCERNAAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH PENELITIAN JAMU “HORTUS MEDICUS”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pemilihan jenis tanaman obat dan kombinasinya untuk pengobatan gangguan pencernaan pada pasien DM yang dijelaskan di RRJ Hortus Medicus pada bulan Januari 2017. Tanaman obat yang digunakan untuk pengobatan di RRJ Hortus Medicus adalah simplisia yang disiapkan. dengan cara direbus pada suhu ±90 °C selama 15 menit.

Dihitung persentase tanaman obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit pencernaan pada pasien DM di RRJ Hortus Medicus. Diketahui bahwa resep obat gangguan pencernaan pada pasien DM di RRJ Hortus Medicus tidak ada yang berbentuk tanaman obat tunggal. Terdapat kombinasi yang berbeda-beda yang digunakan dalam peresepan dan dapat dilihat pada tabel 2. Tanaman obat yang paling sering digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan pada pasien DM di RRJ Hortus Medicus bulan Januari 2017 adalah brotowali, sembung, kapulaga dan salam.

Tabel 1. Identifikasi kandungan senyawa aktif perasan dan krim binahong Gambar 1. Hasil Identifikasi Senyawa Aktif pada Perasan dan Krim Binahong
Tabel 1. Identifikasi kandungan senyawa aktif perasan dan krim binahong Gambar 1. Hasil Identifikasi Senyawa Aktif pada Perasan dan Krim Binahong

Ifmaily

Tahap I : Pengambilan Sampel

Tahap II :Ekstraksi Sampel

Pengambilan Bakteri

Peremajaan Bakteri

Pembuatan Suspensi Bakteri

UJI POTENSI NEPROTERAPI PENYAKIT DIABETES N-HEKSANA, FRAKSI ETIL ASETAT DAN ETANOL DAUN MORINGA OLEIFERA LAM PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus .norvegicus). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan efek fraksi n-heksana, etil asetat dan etanol-air dalam menurunkan kadar glukosa darah dan sifat histopatologi ginjal.Uji ini menggunakan 30 ekor mencit yang dibagi dalam enam kelompok yaitu normal , kelompok negatif, positif dan kontrol dengan dosis 300 mg/kg berat badan. Data yang diperoleh berupa kadar glukosa darah dianalisis dengan One Way ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (LSD).

Fraksi etanol air paling efektif menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai rata-rata 114,6 mg/dl, dan fraksi etanol air mampu memperbaiki gambaran histopatologi ginjal dengan skor cedera rata-rata 0,4. Induksi IV sebagai kelompok perlakuan diawali dengan pakan kolesterol tinggi dan PTU, dilanjutkan dengan streptozotocin dengan dosis 30 mg/kg berat badan. Tikus diabetes hiperkolesterolemia diberikan fraksi n-heksana daun kelor dengan dosis 300 mg/kg berat badan secara oral setiap hari.

Tikus diabetes hiperkolesterolemia diberikan fraksi etil asetat daun kelor secara oral dengan dosis 300 mg/kg BB setiap hari. Tikus diabetes hiperkolesterolemia diberikan fraksi etanol-air daun kelor secara oral dengan dosis 300 mg/kg BB setiap hari. Data yang diperoleh berupa penurunan kadar glukosa darah dianalisis secara statistik menggunakan uji one way ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%.

Pengujian statistik kadar glukosa darah pada kelompok hewan uji pada hari ke 49 dilakukan dengan menggunakan analisis One Way Anova. Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa pada diabetes melitus terdapat tiga fraksi yaitu fraksi N-heksana, fraksi etil asetat. Tidak terdapat perbedaan yang nyata, sedangkan fraksi etil asetat dosis 300 mg/kgBB dan fraksi etanol air dosis 300 mg/kgBB berbeda nyata yang berarti fraksi etanol air dosis 300 mg/kgBB berbeda nyata. kgBB lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai rata-rata (114,6).mg/dl maka hasil pengukuran kadar glukosa menjadi nilai acuan.

Tabel 2. Diameter Daya Hambat Ekstrak Daun Cherry
Tabel 2. Diameter Daya Hambat Ekstrak Daun Cherry
  • Pembuatan Ekstrak
  • Skrining Fitokimia
  • Pengujian Aktivitas Antibakteri Secara In Vitro
  • Determinasi Tanaman dan Pengajuan Ethical Clearance
  • Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Daun binahong, rimpang jahe emprit dan
  • Penetapan Kadar Air dan Abu
  • Uji Fitokimia a. Uji Flavonoid
  • Penyiapan Larutan Uji dan Hewan Uji Dosis yang digunakan pada penelitian ini
  • Tahap Perlakuan Uji Antiinflamasi Vo l u m e a w a l k a k i m e n c i t d i u k u r
  • Hasil Determinasi Tanaman dan Ethical Clearance
  • Hasil Pembuatan Serbuk Simplisia dan Ekstrak Daun Binahong, Rimpang
  • Hasil Penetapan Kadar Air dan Abu Penetapan kadar air dilakukan bertujuan
  • Hasil Pengujian Fitokimia
  • Hasil Penyiapan Hewan Coba
  • Hasil Uji Antiinflamasi Ekstrak Daun Binahong, Jahe emprit dan Kunyit
  • Pembuatan Larutan Uji dan Pembanding a. Larutan Uji
  • Uji Antimikroba

Selain itu, terdapat juga bahan alami yang diketahui dapat menghambat enzim α-amilase dan α-glukosidase, yaitu flavonoid (Rais et al. 2013). Salah satu tanaman yang diketahui mengandung flavonoid adalah daun alpukat (Arukwe et al. 2012). Rasa pahit pada daun ini berasal dari metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, tanin dan glikosida (Li et al., 2005).

Kandungan senyawa tersebut dilaporkan lebih tinggi pada tanaman lain seperti Bryophyllum pinnatum, Eucalyptus globules dan Ocimum gratissimum (Ganjian et al., 1983). Tanaman ini dapat tumbuh hingga 10 m dengan tangkai daun berdiameter sekitar 6 mm dan berbentuk lonjong (Yeap et al., 2010). Di Ethiopia, tanaman ini biasa digunakan dalam produksi bir lokal dan sebagai desinfektan (Thompson et al., 1994).

Tanaman ini dapat bersifat repelen dan beracun terhadap larva Spodoptera exempa (Walker) (Lepidoptera: Noctuidae) (Ganjian et al., 1983). Bahkan terdapat bukti yang menunjukkan bahwa ekstrak daun afrika ini bermanfaat sebagai antimikroba (Erasto et al., 2006; Hasil penelitian Wirawan et al. (2018), diketahui bahwa bakteri epidermidis Staphylococcus merupakan bakteri gram positif. yang bentuknya besar dan dapat membentuk tandan seperti buah anggur (Wirawan et al., 2018).

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kulit yang dipanggang mengandung minyak, pitosterol, karbohidrat, glikosida, fenol, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid (Jamila et al., 2017). Hal ini diyakini bahwa semakin tinggi konsentrasi zat antibakteri, semakin banyak pula senyawa aktif yang dikandungnya (Mawan et al., 2018). Senyawa flavonoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Xie et al., 2014) dan menyebabkan kerusakan membran sel serta menghambat sintesis makromolekul sel bakteri (Dyozem et al., 2013).

Senyawa tanin dapat menghambat pertumbuhan bakteri dibuktikan dengan penelitian aktivitas antimikroba ekstrak tanin dari Rhizhopora apiculata (Lim et al., 2006). Tanin mengikat dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan dan aktivitas protease (Jones et al., 1994). Salah satu tanaman obat berbahan alami yang dapat menjadi alternatif dalam pengobatan hiperurisemia dengan menghambat kerja enzim xantin oksidase secara in vitro adalah daun sawo manila (Azmiet.al. 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Azmi dkk. (2012) menunjukkan bahwa daun sawo manila yang diekstraksi dengan beberapa pelarut dapat menghambat aktivitas xantin oksidase secara in vitro.

Gambar  3.  Histopatologi  ginjal  tikus  nilai  rata-rata  kerusakan  skor  1  dengan  pewarnaan Hematoxylin (H) & Eosin (E) perbesaran 400x, 200x
Gambar 3. Histopatologi ginjal tikus nilai rata-rata kerusakan skor 1 dengan pewarnaan Hematoxylin (H) & Eosin (E) perbesaran 400x, 200x

Gambar

Tabel 1.  Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap karakter anatomi planlet  C. cristata     generasi MV3
Gambar  1.  Ukuran  panjang  dan  lebar  somata  planlet  Celosia  cristata;  (A)  0  Gy  (kontrol), (B) 25 Gy, (C) 50 Gy dan (D) 75 Gy
Gambar 3.  Kromosom planlet C. cristata; (A) 0 Gy (kontrol), (B) 25 Gy, (C) 50 Gy  dan (D) 75 Gy
Gambar  1.  Morfologi  tumbuhan  Glochidion  sp.1  (menet),  G.  Coronatum(pepedem),  dan      G
+7

Referensi

Dokumen terkait