• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Isbn : 978-602-60122-0-3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Isbn : 978-602-60122-0-3"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

33 PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PORTLAND TERHADAP NILAI CBR PADA BASEMENT JALAN SIMPANG KEROBOKAN – SIMPANG MUNGGU BADUNG. Tanah dasar merupakan bagian terpenting dalam pembangunan jalan karena bagian ini berperan sebagai penopang beban lalu lintas yang paling besar. Jika lapisan tanah bawah mempunyai daya dukung yang buruk maka akan menyebabkan konstruksi permukaan jalan mudah rusak.

Secara umum metode perbaikan tanah dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk mengubah sifat-sifat tanah agar sifat teknisnya diperbaiki. 2013), stabilisasi pondasi sangat diperlukan untuk menentukan ketebalan lapisan perkerasan jalan. Jika tanah dasar lapisan perkerasan jalan memiliki daya dukung yang buruk, seperti halnya tanah ekspansif, maka terjadi kerusakan ringan pada struktur jalan. Menurut Asiyant (2008), secara umum nilai CBR tanah dasar yang diinginkan adalah 2% sampai 20%, tergantung dari berat beban lalu lintas kendaraan yang akan menggunakan jalan tersebut.

Tentu saja ruas jalan Simpang Kerobokan-Simpang Munggu ini kurang lebih memberikan gambaran umum tentang kondisi jalan di Bali. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, maka tujuan penelitian tanah lapisan atas di Desa Canggu adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui persentase kandungan semen yang ditambahkan pada tanah untuk mencapai kebutuhan dasar CBR tanah.

Dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Bali dalam hal ini yang menangani kasus ruas jalan Kerobokan–Canggu–Tanah Lot.

Batas-batas Atterberg (Atterberg Limits)

Batas plastis adalah keadaan tanah pada peralihan dari keadaan semi padat ke keadaan plastis, dimana tanah yang digiling sampai diameter 1/8 in (3,2 mm) mengalami retakan. Dengan hilangnya air dalam tanah secara terus-menerus, maka tanah akan mencapai tingkat keseimbangan dimana penambahan air tidak akan menyebabkan perubahan volume.

Gambar 2.2 Percobaan batas cair
Gambar 2.2 Percobaan batas cair

Stabilisasi Tanah

California Bearing Ratio (CBR)

CBR Lapangan

CBR Lapangan merupakan perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan/material tanah atau perkerasan terhadap material standar dengan kedalaman dan laju penetrasi yang sama. Field Soaked CBR/Undisturb CBR digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli lapangan pada saat jenuh air dan tanah asli mengalami muai maksimum.Pengujian dilakukan pada kondisi tanah dasar belum jenuh air. Hal ini sering digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di daerah dimana lapisan tanah di bawahnya tidak akan dipadatkan lebih lanjut.

CBR Laboratorium

Semen Portland (PC)

Dari perbandingan keempat merek semen tersebut, hanya Semen Gresik yang menggunakan SNI (Standar Nasional Indonesia) yang berbeda, standar spesifikasi semen Gresik dapat dilihat pada Tabel 2.2. B) = Berguna jika diperlukan panas hidrasi rendah atau sedang dan persyaratan kuat tekan minimum adalah 80% dari persyaratan di atas. Selain itu, semen Gresik telah digunakan dalam berbagai proyek penting, salah satunya Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura.

Tahapan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1, pertama dengan latar belakang kasus pada ruas Jalan Simpang Kerobokan – Simpang Munggu mengalami kerusakan di beberapa titik khususnya pada ruas jalan yang melewati Desa Canggu. Beberapa tahun terakhir, perbaikan telah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, dimulai dengan pembongkaran lapisan perkerasan aspal hingga lapisan pondasi bawah, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pelapisan ulang saja. Penurunan permukaan tanah ini dapat disebabkan oleh daya dukung bawah permukaan yang tidak mencukupi atau lapisan pondasi di atasnya tidak mencapai kepadatan yang dibutuhkan.

Mengingat tanah yang ada adalah tanah sawah yang merupakan jenis tanah lempung gambut yang merupakan tanah organik dengan nilai CBR yang rendah, maka diduga penyebab kerusakan jalan longsor tersebut disebabkan oleh lapisan tanah bawah yang tidak memenuhi syarat sebagaimana mestinya. tanah dasar jalan raya.

Tabel 2.2 Spesifikasi semen gresik.
Tabel 2.2 Spesifikasi semen gresik.

Pembahasan

Pengambilan Sampel Tanah

Pengujian Tanah Asli (Existing) .1 Kadar Air

  • Berat Jenis (Specific Gravity)
  • Gradasi Butiran (Analisis Saringan)
  • Batas-Batas Atterberg 1. Batas cair (Liquid Limit)
    • Batas Plastis (Plastic Limit)
    • Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
    • Batas Susut (Shrinkage Limit)
  • Pemadatan Standar
  • Batas-Batas Atterberg 1.Batas Cair (Liquid Limit)
    • Batas Plastis (Plastic Limit)
    • Indeks Plastis (Plasticity Index)
  • Pemadatan Standar

Berdasarkan tabel 4.3 ringkasan hasil penelitian berat jenis diperoleh nilai rata-rata berat jenis tanah pada ruas Jalan Simpang Kerobokan – Simpang Munggu berkisar antara 2,084 sampai dengan 2,186 dengan nilai rata-rata sebesar 2,145. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai batas cair tanah pada ruas Jalan Simpang Kerobokan – Simpang Munggu berada pada kisaran 66,31% sampai dengan 69,72% dan rata-rata nilai batas cair sebesar 67,94%. Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai batas plastis tanah pada ruas Jalan Simpang Kerobokan–Simpang Munggu berada pada rentang 23,128% sampai dengan 26,573% dengan nilai rata-rata sebesar 24,770%.

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat nilai indeks plastisitas tanah pada ruas Jalan Simpang Kerobokan–Simpang Munggu berkisar antara 40,483% sampai dengan 46,592% dengan nilai rata-rata sebesar 43,173%. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa kadar air optimum pada tanah asli ruas Jalan Simpang Kerobokan – Simpang Munggu berada pada kisaran 27,14% sampai dengan 32,29%. Berdasarkan Tabel 4.11 dan Gambar 4.1, nilai rata-rata berat jenis tanah asli berkisar antara 2,084 hingga 2,186 dengan nilai rata-rata sebesar 2,186 setelah penambahan semen 5%.

Setelah dilakukan penambahan semen dengan persentase 10%, nilai batas cairnya mengalami penurunan sebesar 3,52% dari nilai rata-rata penambahan semen 5%, atau mengalami penurunan sebesar 6,46% dari nilai batas cair aslinya yaitu berkisar antara 60,27% sampai dengan 62,20% dengan nilai rata-rata batas cair sebesar 57,86%. Dengan demikian pada setiap penambahan semen yaitu 5%, 10% dan 15% terjadi penurunan nilai batas cair rata-rata sebesar 3,36%. Setelah penambahan semen 5% terjadi peningkatan plastisitas sebesar 2,013%, berkisar antara 25,489% hingga 27,968% dengan nilai rata-rata plastisitas sebesar 26,783%.

Kemudian setelah penambahan semen dengan persentase 10% terjadi peningkatan sebesar 4,303% dari kisaran 28,119% menjadi 29,764% dengan rata-rata batas plastisitas 29,073%. Sedangkan setelah penambahan semen sebesar 15%, nilai indeks plastisitas tanah asli mengalami penurunan sebesar 16,722% dengan kisaran 25,926% hingga 27,203% dengan nilai rata-rata 26,451%. Sedangkan setelah penambahan semen 15% terjadi penurunan sebesar 1,116% dari nilai batas susut rata-rata penambahan semen 10%, atau terjadi penurunan nilai batas susut rata-rata tanah asal sebesar 4,093%.

Jadi penurunan rata-rata nilai batas susut setelah penambahan semen dengan persentase 15% adalah sebesar 4,093% yaitu dari nilai rata-rata batas susut sebesar 26,401% menjadi 22,308%. Kemudian setelah penambahan semen dengan persentase 10%, nilai kadar air optimum tanah asli mengalami penurunan sebesar 5,47% dengan kisaran 22,58% hingga 26,61% dan nilai rata-rata 24,43%. Setelah dilakukan penambahan semen dengan persentase 5%, berat jenis curah kering maksimum mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,01% pada rentang 1,25% hingga 1,30 dengan nilai rata-rata sebesar 1,27%.

Berdasarkan Tabel 4.17 dan Gambar 4.7 terlihat nilai CBR mengalami peningkatan sebesar 0,78% setelah penambahan semen dengan persentase 5% yaitu berada pada rentang 2,847% hingga 4,592% dengan nilai rata-rata 4,202%. Sedangkan setelah penambahan semen 15%, nilai CBR tanah asli meningkat sebesar 3,03% yaitu berada pada kisaran 6,244% hingga 6,795% dengan nilai rata-rata 6,451%.

Tabel 4.1 Rangkuman hasil pengujian kadar air tanah asli
Tabel 4.1 Rangkuman hasil pengujian kadar air tanah asli

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dengan demikian, rata-rata nilai CBR tanah dasar ruas jalan Simpang Kerobokan – Simpang Munggu adalah dari 3,375% menjadi 6,451% atau meningkat sebesar 3,03% setelah dilakukan stabilisasi kimia dengan kadar semen 15%. Kondisi tanah di sepanjang Jalan Simpang Kerobokan – Simpang Munggu tergolong tanah liat sehingga mampu menahan beban kendaraan tidak terlalu berat. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk memperbaiki pondasi dan pembangunan/rekonstruksi jalan di tempat-tempat yang terjadi amblesan.

Penyelidikan lanjut diperlukan mengenai penstabilan tanah dengan menambah tambahan yang lebih inovatif dan kreatif dari sudut teknikal dan ekonomi. Kesan penggunaan simen sebagai bahan penstabil pada tanah liat di daerah Lambung Bukit terhadap nilai CBR tanah.

Gambar

Gambar 2.1 Batas-batas atterberg tanah ( Sumber: Wesley (1977))
Tabel 2.1 Hubungan nilai indeks plastis dengan jenis tanah menurut atterberg
Gambar 2.2 Percobaan batas cair
Gambar 2.3 Perbandingan penetrasi bahan standar dan bahan percobaan, ( Andriani, dkk. (2012)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Rata-Rata APS, APK dan APM 1994-2018 Berdasarkan nilai rata-rata Angka Partisipasi Sekolah APS pada Tabel 1, Angka Partisipasi Kasar APK pada Tabel 2 dan Angka Partisipasi Murni