• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai rata-rata tes akhir

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Nilai rata-rata tes akhir"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA- BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP ADABIAH PADANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Cici Desriani, RRP. Megahati S, Vivi Fitriani.

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR E-Mail: CiciDesriani21@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated because of the low biology student learning outcomes caused by lazy students do the exercise, the students do not focus on learning, students often chat with friends sebangkunya, students are less active during the learning takes place. This causes biology student learning outcomes are still low below minimum completeness criteria (KKM). KKM set the school is 80. This study aims to determine student learning outcomes of students through the application of learning models Discovery Learning on learning outcomes biology eighth grade students in junior Adabiah Padang. This research was conducted in October 2015 in class VIII SMP Padang Adabiah first semester of the 2015/2016 academic year. This type of research is experimental research design Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population in this study were all students of Class VIII SMP Adabiah Padang enrolled in the academic year 2015/2016. Sampling using purposive sampling and grade obtained VIII1 as an experimental class and class VIII4 as the control class. Data analysis technique used is the t test. Based on analysis of the data found that the average value of student learning outcomes 79.98 experimental class and control class 75.87. Both classes are normally distributed and homogeneous samples. Hypothesis test results obtained ttable value of 1.66 while thitung 0.69, meaning thitung <t table, then H0 is rejected. It can be concluded that the application of Learning Model Discovery Learning can not improve outcomes Learning Science-Biology Grade VIII Junior Adabiah Padang.

Key word: Model Discovery Learning, LDS

PENDAHULUAN

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan dan perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.

Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, oleh karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang guru biologi SMP

(2)

Adabiah Padang pada bulan Agustus 2015, menyatakan bahwa hasil belajar biologi siswa nilainya rendah, karena siswa malas mengerjakan latihan, tidak fokus dalam belajar, siswa sering ngobrol dengan teman sebangkunya, siswa kurang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Begitu juga dengan guru jarang yang jarang menggunakankan model-model pembelajaran yang bervariasi, model yang pernah digunakan adalah model STAD.

Dari semua materi yang dipelajari di semester I kelas VIII, bahwa hasil belajar siswa yang termasuk rendah terdapat pada materi Sistem peredaran darah pada manusia.

Pada materi ini sangat menuntut pemahaman siswa karena pada materi ini siswa harus mampu mengetahui proses peredaran darah besar dan peredaran darah kecil dan proses masuknya darah kejantung. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai Ulangan harian Biologi Kelas VIII IPA pada materi sistem peredaran darah pada manusia berada di bawah Standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 80. Dari 8 kelas yaitu kelas VIII1 59,33, VIII2 58,2, VIII3 65,30, VIII4 66,56 VIII5 62,82 , VIII6 58,70, VIII7 66,45, VIII8 65

Untuk mengatasi permasalahan dalam pencapaian hasil belajar siswa, dibutuhkan beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru perlu menggunakan model-model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan termotivasi saat proses belajar mengajar.

Salah satu cara untuk melihat siswa bisa aktif dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Adapun kelebihan model ini adalah mengembangkan potensi intelektual, mengubah siswa dari memiliki motivasi dari luar menjadi motivasi dalam diri sendiri, siswa akan belajar bagaimana belajar bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan mempertahankan memori (Suprihatiningrum, 2013: 244)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Kelas VIII SMP Adabiah Padang”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober di kelas VIII semester I tahun ajaran 2015/2016 di SMP Adabiah Padang.

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang digunakan guru dalam pembelajaran disekolah. Namun pada akhir penelitian pada kedua kelas dilakukan tes yang sama. Rancangan penelitian adalah Randomized Control dan Rancangan Group Posttest Only Design

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Adabiah Padang pada semester I tahun ajaran 2015/2016.

Sampel adalah bagian anggota populasi yang diteliti, dengan teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling berdasarkan rata- rata nilai siswa.

Kelompok sampel diambil dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan nilai MID semester IPA semester I kelas VIII SMP Adabiah Tahun Pelajaran 2015/2016.

b. Mencari nilai rata-rata dari masing-masing kelas.

c. Menentukan dua kelas yang memiliki kemampuan yang sama atau mendekati sama berdasarkan nilai rata-rata MID semester IPA siswa kelas VIII semester I SMP Adabiah Padang.

d. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara pengundian pertama ditetapkan sebagai kelas eksperimen VIII1

dan yang keluar kedua sebagai kelas kontrol VIII4.

(3)

Pada penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran tipe Discovery Learning

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diambil dari subjek penelitian melalui tes. Sumber data adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Adabiah Padang tahun 2015/2016 sebagai sampel penelitian.

Rancangan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu 1) tahap persiapan, Menentukan jadwal penelitian, Menentukan materi pelajaran Biologi semester 1 yaitu Sistem peredaran darah pada manusia., Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Mempersiapkan hal-hal yang mendukung model pembelajaran Discovery Learning, Membuat kisi-kisi tes. 2) tahap pelaksanaan Melaksanakan proses belajar mengajar untuk kedua kelas sampel. 3) Tahap pelaksanaan Evaluasi dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Setelah proses belajar mengajar selesai, sesuai materi yang diajarkan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar ranah kognitif berupa skor soal tes akhir berbentuk pilihan ganda. Agar didapatkan tes yang valid, reliabel dan memperhatikan taraf kesukaran serta daya beda soal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL

Dari hasil penelitian Discovery Learning yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel, diperoleh data tentang hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari tes akhir pada kegiatan penelitian. Pada tes akhir digunakan 31 butir soal objektif yang diambil dari 69 soal yang telah diuji cobakan pada kelas VIII2 SMP Adabiah Padang. Pada kelas eksperimen tes akhir diikuti oleh seluruh siswa yaitu 29 siswa

begitu juga pada kelas kontrol tes akhir diikuti oleh seluruh siswa yaitu 27 siswa.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan penerapan model Discovery Leraning memiliki nilai rata-rata 79,98 dan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dan tanya jawab memiliki nilai rata-rata 75, 87. Stelah dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesi pada kedua kelas sampel, maka didapatkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal yaitu pada kelas eksperimen diperoleh eksperimen Lt = 0,173 dan L0 = -0,13791 berarti L0< Lt (data berdistribusi normal) sedangkan pada kelas kontrol Lt = 0,173 dan L0 = - 0,08379 berarti L0< Lt (data berdistribusi normal). Hasil uji homogenitas didapatkan Ftabel = 1,9010 danFhitung = 0,68 berarti Fhitung< Ftabel maka kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen. Hasil uji hipotesis didapatkan ttabel = 1,67 dan thitung = 1,66 berarti thitung< ttabel, maka hipotesis ditolak.

Gambar. Nilai rata-rata tes akhir 73

74 75 76 77 78 79 80

Nilai rata-rata tes akhir

Nilai rata-rata tes akhir 79,98

75,87

(4)

2. PEMBAHASAN

Berdasarkan uji statistik (uji-t) yang telah dilakukan, terlihat bahwa hasil belajar yang menerapkan model Discovery Learning tidak meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Adabiah Padang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar biologi yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata hasil belajar kedua kelas sampel tidak menunjukkan perbedaan sehingga hasil hipotesis ditolak.

Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen terjadi peningkatan dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol, walaupun hasil belajar siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 80. Hasil belajar siswa biologi pada kelas eksperimen hanya 14 siswa yang mencapai KKM dengan presentase 48,28% dan siswa yang tidak mencapai KKM 15 orang dengan presentase 51,72%, sedangkan pada kelas kontrol hanya 11 siswa yang mencapai KKM dengan presentase 40,74% dan siswa yang tidak mencapai KKM 16 orang dengan presentase 59,26%.

Hal yang menjadi kendala di kelas eksperimen disebabkan penggunaan waktu yang digunakan siswa kurang efisien, karena dalam waktu pembagian kelompok siswa banyak menunda-nunda waktu, karena sebagian siswa ada yang tidak suka dikelompokkan dengan teman yang tidak disukainya, ada yang malu dikelompokkan dengan teman berlawan jenis kelamin, sehingga banyak waktu yang terbuang. Hal ini terlihat dari banyaknya Lembar Diskusi Siswa (LDS) yang tidak terisi akibat merasa malas dan malu mengerjakannya bersama. dapat menyebabkan sebagian siswa tidak menguasai materi pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (211:183) bahwa

“perbedaan hasil belajar dikalangan para siswa disebabkan akibat dari kemajuan umur, fsikologia, latar belakang pribadi masing- masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan”.

Selanjutnya, dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang ditemukan meribut dan tidak memperhatikan siswa lain pada saat presentasi hasil diskusinya. Pada saat presentasi hasil diskusi kelompok, hal tersebut menyebabkan siswa hanya terfokus pada penyampaiannya saja dan tidak mendengarkan siswa lain yang membacakan hasil diskusinya.

Sejalan dengan pendapat Sudjana (2004: 39) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.

Disamping itu ada juga faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Hal ini sejalan dengan Zalfendi, Neldi dan Rasyid (2010) kelemahan dari model Discovery Learning pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.

Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

Walaupun demikian, ada faktor-faktor yang berada diluar dirinya yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.

Salah satu lingkungan belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran.

Rendahnya nilai hasil belajar siswa pada kelas kontrol disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol dengan metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas kontrol dengan menggunakan metode ini terlihat bahwa siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran karena siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan siswa hanya mencatat yang dijelaskan oleh guru dan pada saat guru menanyakan kepada siswa, apakah ananda ibu ada yang ditanyakan?. Hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya da mengungkapkan pendapatnya sehingga proses pembelajaran kurang aktif, dan siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru siswa itu itu aja. Selain itu rasa tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang, karena masih ada beberapa siswa tidak memperhatikan pada saat proses belajar

(5)

mengajar berlangsung. Di lihat dari siswa yang seperti ini siswa kurang memahami konsep- konsep pembelajaran sepenuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bahri dan Zain (2010:97) metode ceramah adalah metode yang tradisional, karena sejak dahulu metode ini sudah digunakan terlalu lama akan membosankan dan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Sejalan dengan pendapat Hamdani, (2011:278) metode ceramah memiliki keterbatasan dengan hasil belajar siswa yang tidak dapat diukur, pelatihan, motivasi siswa sulit di ukur, peran siswa dalam belajar rendah, materi kurang terfokus, pembicaraan sering melantur. Oleh karena kondisi itulah kadang-kadang siswa menganggap biologi sebagai pelajaran yang sukar untuk dipahami.

Menurut Lufri (2007:32) kekurangan metode ceramah yaitu kegitan pembelajaran verbalitas (pengertian kata-kata), tidak dapat mencangkup berbagai tipe belajar anak didik, membosankan bagi anak didik bila terlalu lama, sukar mendeteksi atau mengontrol sejauh mana pemamahan anak didik, menyebabkan anak didi pasif, materi yang mudah juga ikut dicermahkan, kurang mengairahkan belajar siswa bila guru kurang cakap berbicara, guru cenderung otoriter dan membuat anak didik tergantung pada gurunya.

Hal ini senada dengan pendapat Zalfendi, Neldi (2010:334) menyatahkan bahwa”

kelemahan metode ceramah yaitu guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami pelajaran yang diberikan oleh guru”. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Meskipun guru memberikan kesempatan bertanya tentang materi yang dipelajari, sehingga dalam kelas siswa kurang aktif dalam merespon, memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Dengan demikian terlihat jelas perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada kelas Eksperimen siswa dapat belajar langsung tentang materi yang dipelajari. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk menemukan konsep- konsep yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran Discovery Learning tidak dapat meningkatkan hasil belajar IPA-biologi siswa kelas VIII SMP Adabiah Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti menyarankan beberapa hal, antara lain:

1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran biologi sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Penulis mengharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan pada sekolah dan pokok bahasan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi.2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.ed.2.

Jakarta:Bumi Aksara.

Bahri, S. D: dan A. Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih. 20005. Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2010. ProsesBelajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2011. ProsesBelajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran.

Jakarta : Bumi Aksara

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Bumi Aksara.

(6)

Idham. 2013. E-Book Defenisi Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Hlm 2-3

Kemendikbud. 2013. Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Dikjen pendidikanmenengah

Kemendikbud. 2014. Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Dikjen pendidikan menengah.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas).

Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lufri, M,S.2007. Metodologi Penelitian.

Padang : UNP.

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.

Bandung:PT. Tarsito.

Sudjana, N.2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi pembelajaran teori dan aplikasi. Ar- Ruzz Media.

Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suprijono. 2009. Cooperative learning.

Surabaya: Wordpress

Zalfendi, Neldi dan Rasyid. 2011. Strategi Pembelajaran. Padang: Sukabina Press.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Terapi Muhasabah Diri dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Rendah Kasus penelitian ini yaitu tentang rendahnya motivasi belajar siswa berprestasi rendah,