• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas III Tema 7 Sub Tema 1 Perkembangan Teknologi Produksi Pangan Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada SD Negeri Mali Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas III Tema 7 Sub Tema 1 Perkembangan Teknologi Produksi Pangan Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada SD Negeri Mali Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Maret 2023 eISSN 2657- 0998

110

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas III Tema 7 Sub Tema 1 Perkembangan Teknologi Produksi Pangan Melalui Model

Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada SD Negeri Mali Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie

Chairunnisa

Guru SD Negeri Mali, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh Chairunnisa@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan belajar mengajar tidak selamanya berjalan seperti yang diingkan, karena keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Hal ini juga terjadi di SD Negeri Mali, di mana sebagian besar guru masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah sehingga murid merasa bosan dan jenuh ini bisa mempengaruhi hasil belajar murid, sehingga banyak murid yang tidak tuntas.

Berdasarkan masalah tersebut diatas peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model yang dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan, refleksi.

Peneliian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika materi elastisitas zat padat pada murid kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti melalui pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada semester II tahun ajaran 2021/2022 dimana subjek penelitiannya adalah murid Kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti yang berjumlah 18 murid. Data yang diperoleh untuk penelitian berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).terjadi peningkatan hasil belajar murid setiap siklus dimana pada prasiklus nilai rata-rata kelasnya 61,92 dengan ketuntasan belajar 42,30%, dan pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 68,08 dengan tingkat ketuntasan 73,03% dan terus meningkat pada siklus II menjadi 76,31 dengan ketuntasan belajar mencapai 88,46%. Demikian juga aktivitas guru dan murid terus meningkat setiap siklusnya. Simpulan dari penelitian adalah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar fisika sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan pada murid kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Numbered Head Together (NHT) PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus terus menerus diperbaiki baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. (Ihsan, 2010: 2)

(2)

111 Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Tuhan Yang Maha Esa untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk tuhan yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengelola akal pikirannya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Maka, jelaslah bahwa pendidikan merupakan hal penting bagi manusia. Dengan pendidikan manusia dapat mempunyai sikap bertanggung jawab dan dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan terutama pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Karena SD merupakan lembaga pendidikan yang harus mampu mempersiapkan tenaga didik atau lulusan yang siap pakai dan siap melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Di SD saat ini masih cukup banyak mata pelajaran yang harus di ikuti peserta didik dalam meningkatkan kemampuannya agar mampu berkreasi dan menciptakan inovasi baru di dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah ilmu pengetahuan alam. Aly (2008: 18) menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan yang lain. Dimana dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam yang diajarkan kepada murid sejak dibangku sekolah dasar hampir semuanya berkaitan dengan manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitar kita. Oleh karena itu, di dalam proses belajar harus diajarkan konsep yang sesuai degan kehidupan nyata murid dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat dan tuntutan dunia pekerjaan. Hal ini untuk membekali murid agar memiliki kesanggupan dan kesiapan dalam menjalani kehidupan kelak di masa yang akan datang dan mampu besaing secara sehat.

Berdasarkan pengalaman dan hasil observasi peneliti di SD Negeri Mali Kecamatan Sakti kurangnya minat belajar dan rendahnya hasil belajar pada murid kelas III, disebabkan oleh proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan masih konvensional dan kurang menarik bagi peserta didik. Hal ini ketika peneliti sebagai guru melakukan tes awal pelajaran sebelum melakukan tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), pada materi “perkembangan teknologi produksi pangan”, dimana murid mendapat nilai rata–rata hanya 61,92, sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah adalah 70. Data awal menunjukkan murid yang tuntas hanya 8 orang dari 18 murid atau 44,4%.

Melihat hasil pembelajaran tersebut di atas, maka sudah saatnya guru memaksimalkan proses dan hasil belajar murid. Menurut Hamalik (2001: 67), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu. Perubahan tingkah laku yang termasuk hasil belajar meliputi; pengetahuan, emosional, pengertian, hubungan sosial, kebiasaan, keterampilan etis, budi pekerti, apresiasi dan sikap. Peneliti ingin memaksimalkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar murid dengan cara memanfaatkan semua yang dapat menunjang pembelajaran, termasuk memanfaatkan murid yang dianggap lebih mampu dalam menguasai pelajaran yang diberikan untuk mengajarkan teman-teman yang lain dikelompoknya, maka untuk

(3)

112

guru dapat menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan hal itu terjadi, adapun model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk dari universitas Maryland pada tahun 1985 sebagai salah satu struktur kegiatan cooperative learning Numbered Head Together (NHT). Memberikan waktu kepada para murid untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Numbered Head Together memberi murid kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) diharapkan murid dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam berkomunikasi antara salah satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran NHT itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie (2004: 57), bahwa Numbered Head Together (NHT) adalah pembelajaran yang memberi murid kesempatan untuk bekerja sendiri dan kerjasama dengan orang lain. Sabrun (2018: 320) menyatakan bahwa NHT adalah pembimbingan atau pelajaran yang diberikan oleh seorang murid kepada yang lain, sedangkan mereka adalah teman sekelas atau sebangku yang usianya relatif sama (yang berperan sebagai pembimbing dengan yang dibimbing adalah antar sesama siswa). Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing murid melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efentif dan menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar murid dengan melakukan sebuah tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas III tema 7 Sub Tema 1 Perkembangan Teknologi Produksi Pangan Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Pada SD Negeri Mali Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode peneltian tindakan kelas atau PTK. Penelitian tindakan kelas bertujuan membaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga prestasi belajar dapat meningkat atau tujuan pembelajaran dapat tercapai. Burns (Kunandar, 2008: 44) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan penerapan penemuan fakta pada pemcehan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meingkatkan kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi, dan orang awam”. Adapun prosedur kerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dalam satu siklus terdiri atas empat komponen (1) Perencanaan (planing), (2) Aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Penelitian ini terlaksana dalam 2 siklus.

Penelitian ini dilaksanakan di tempat peneliti bertugas mengajar, yaitu di kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie pada semester II tahun pelajaran 2021/2022, yang dimulai dari pertengahan bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2022.

Subjek yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti yang berjumlah 18 murid. Murid tersebut tercatat merupakan murid kelas III semester II tahun ajaran 2021/2022.Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes akhir, lembar

(4)

113 observasi aktivitas guru, lembar aktivitas murid dan dokumentasi.analisis data yang digunakan dengan menggunakan rumus persentase.

Indikator ketercapaian tindakan adalah nilai permurid setiap akhir siklus. Menurut Arikunto (2006: 250) perlu dilakukan analisis secara perorangan, yaitu membandingkan dengan nilai sebelumnya, apakah nilainya naik atau menurun, atau tetap. Sehingga yang menjadi indikator ketercapaian adalah apabila murid telah dapat memahami materi ajar, sehingga memperoleh hasil belajar menjadi meningkat dengan pencapaiaan skor nilai 70 keatas dengan tingkat ketuntasan kelas minimal 80,00%, maka dapat dikatakan penilaian telah berhasil, dan penelitian selesai.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Pertama sekali sebelum peneliti melaksanaan tindakan kelas di SD Negeri Mali kecamatan Sakti, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan open kelas, sehingga peneliti dan teman observer mendapatkan data akurat tentang kondisi kelas III. Data awal tersebut di diskusikan peneliti bersama teman observer sehingga peneliti mendapatkan data akurat kondisi riil keadaan murid sebelum diberikan tindakan kelas. Berdasarkan hasil diskusi tentang kondisi awal pembelajaran sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan diketahui bahwa pembelajaran masih didominasi oleh guru, sedangkan murid lebih banyak diam dan mendengarkan penjelasan guru. Konsep yang dibelajarkan guru juga bersifat abstrak dan lebih mengandalkan ceramah. Sehingga proses pembelajaran tidak efektif, murid sangat sulit memahami sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan yang dibahas oleh guru karena kebanyakan mereka tidak memahami apa dan bagaimana sebenarnya tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran selesai. Adapun hasil evaluasi yang didapat murid nilai rata-ratanya 61,92 dengan ketuntasan hanya 8 murid atau 44,4%, pihak sekolah menentukan KKM pembelajaran untuk kelas III Tahun Ajaran 2021/2022 adalah 70.

Berdasarkan data di atas pada tahap awal terlihat jelas bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang efektif dan tidak berjalan dengan baik. Berikut hasil evaluasi pada pra siklus murid kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti.

Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Sebelum Diberikan Tindakan No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah % Nilai Rata-Rata 1 Sudah mencapai

KKM 70-100 100%

18

8 x 44,4%

61,92 2 Belum mencapai

KKM 50-65 100%

18

10x 55,6 %

Rentang nilai pada kondisi awal dapat juga disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2. Rata-Rata Hasil Tes Pra Siklus

No Keterangan Nilai

1 Nilai Tertinggi 70

2 Nilai Terendah 50

(5)

114

3 Jumlah Nilai 1610

4 Nilai Rata-Rata 61,92

Perolehan nilai di atas membuktikan bahwa pada tahap awal tingkat ketuntasan dan perolehan nilai murid masih sangat rendah, salain itu juga pengolahan kelas juga belum maksimal sehingga berdasarkan temuan di tahap awal inilah peneliti merencanakan tindakan kelas untuk siklus I.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 1. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, peneliti lebih dulu membuat rencana- rencana berikut: 1) Melihat kurikulum dan silabus. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT). 3) Membuat Lembar Kerja Murid. 4) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 5) Menyusun soal evaluasi akhir dan kunci jawaban. 6) Menyusun lembar observasi dan menyusun jadwal kolaborasi. 7) Membuat tabel penilaian murid

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan guru (peneliti) tentunya sesuai dengan langkah-langkah yang sudah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dimana terdiri dari tiga langkah kegiatan, dan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

No Uraian Kegiatan Alokasi

waktu 1 Kegiatan pendahuluan:

1) Guru memberi salam dan menyapa murid untuk menyadarkan murid bahwa guru sudah berada di dalam kelas dan memeriksa kesiapan ruang dan kesiapan murid 2) Guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi yang lalu dan

mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari

3) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung

4) Guru menyampaikan model pembelajaran yang akan di laksanakan untuk materi perkembangan teknologi produksi pangan

20 menit

2 Kegiatan inti:

1) Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan murid tentang perkembangan teknologi produksi pangan

2) Guru menjelaskan materi tentang perkembangan teknologi produksi pangan dan contohnya.

3) Guru membagi murid ke dalam 5 kelompok secara acak dengan cara berhitung dan memanggil masing–masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi ajar yang akan di bahas

4) Guru memberikan nomor kepada setiap murid disetiap kelompok

5) Kemudian masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan menjelaskan materi yang telah dijelaskan oleh guru kepada temannya.

6) Murid mencari sumber belajar yang dapat membantu mereka menyelesaikan tugas kelompok

7) Kemudian secara diskusi murid mempelajari materi tentang perkembangan teknologi produksi pangan.

8) Guru memastikan semua kelompok sudah memahami materi yang dipelajari 9) Kemudian murid bersiap untuk menjawab pertanyaan dari guru

10) Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk mempresentasikan hasil

70 menit

(6)

115 diskusi kelompoknya dan murid yang bernomor sama dari kelompok lain

menanggapinya

11) Murid bersama guru membandingkan hasil yang lebih lebih akurat disertai dengan kesimpulan tentang cara memperolehnya

12) Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan 3 Kegiatan penutup:

1) Guru bersama murid membuat rangkuman/ simpulan pelajaran, yang digunakan pula untuk mengingat kembali materi yang baru saja di bahas.

2) Guru bersama murid melakukan refleksi tentang kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan

3) Evaluasi akhir

4) Menyampaikan pesan-pesan moral berkaitan materi yang sudah dipelajari

45 menit

3. Tahap Observasi

Guru sebagai peneliti dan observer melakukan pengamatan tindakan. Pengamatan tindakan ini dilakukan untuk mengamati kegiatan murid dalam kegiatan belajar sampai mengerjakan lembaran kerja dan evaluasi. Adapun pengamatan dilakukan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan, guna untuk mengatahui tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar murid pada pelajaran tersebut. Dalam observasi ini merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, mencatat, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Dari pengamatan yang dilakukan observer telah terjadi aktivitas murid yang baik.

Observasi dilakukan oleh tim pengamat pada saat berlangsungnya tindakan. Hal-hal yang diamati oleh pengamat dalam kegiatan ini mengamati seluruh kegiatan guru dan murid, dengan menggunakan lembar observasi. Pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I aktivitas murid sudah mulai terlihat agak baik namun tingkat parsipasi murid dalam menjawab soal-soal ketika dilemparkan bola agak sedikit. Mereka masih belum berani menjawab pertanyaan yang dilemparkan baik oleh guru maupun maupun temannya, pengeolaan kelas oleh guru belum maksimal, artinya guru masih kaku dalam mengajar sehingga diakhir kegiatan, ada beberapa hal penting yang tertinggalkan seperti penyampaiaan pesan-pesan moral kepada murid.

Dari kegiatan penelitian siklus I pengamat melihat adanya peningkatan hasil belajar murid yang cukup baik walaupun belum mencapai indikator yang ditentukan namun ada kemajuan yang signifikan, berikut perolehan nilai hasil belajar murid.

4. Tahap Refleksi

Setelah guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan telah diamati oleh observer Kegiatan akhir yang akan dilakukan siklus ini adalah melakukan kegiatan refleksi.

Kegiatan refleksi dilakukan peneliti bersama observer (teman sejawat) untuk membahas semua temuan, catatan, kejadian-kejadian, kekurangan maupun kelebihan proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus I ini. Setelah dilakukan refleksi maka didapat data bahwa pada pembelajaran IPA sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan dengan pengunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di siklus I masih ditemukan beberapa kekurangan walaupun hasil belajar sudah diatas KKM namun persentase ketuntasan masih dibawah indikator yang ditentukan peneliti. Dalam tahapan

(7)

116

refleksi observer menyampaikan semua temuan dan kekurangan peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus I, agar kiranya dapat diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer ditemukan beberapa kelemahan yaitu :

a. Kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya efektif karena murid belum terbiasa belajar dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

b. Masih ada murid yang kurang berani dan tingkat kerja sama juga masih belum terlihat baik, dimana dalam menyelesaikan tugas kelompok hanya didominasi oleh peserta didik yang lebih pintar di kelompoknya.

c. Kurang memberikan respon terhadap murid dan kurang menguasai kelas sehingga suasana kelas masih ribut.

d. Guru tidak menyampaikan pesan-pesan moral pada akhir pembelajaran.

e. Alat bantu /media yang digunakan masih kurang

f. Tingkat ketuntasan belajar murid masih di bawah indikator yang ditetapkan peneliti yaitu 85,00 %.

Berdasarkan hasil diskusi bersama antara peneliti dan observer perbaikan yang harus dilakukan antara lain :

a. Guru tingkat ketuntasan hingga mencapai angka diatas 85,00%.

Dari kegiatan penelitian siklus I maka diperoleh nilainya hasil belajar murid sebagai berikut:

Tabel 4. Perolehan Data Hasil Belajar Sesudah Diberikan Tindakan

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah Tuntas (%)

Nilai Rata-Rata 1 Sudah mencapai

KKM 70-100 100%

18

11x 61,1%

68,08 2 Belum mencapai

KKM 50-65 100%

18

7 x 38,9 %

Rentang nilai pada siklus I dapat juga disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5. Perolehan Rata-Rata Hasil Tes Siklus I

No Keterangan Perolehan Nilai

1 Nilai Tertinggi 80

2 Nilai Terendah 50

3 Jumlah Nilai 1770

4 Nilai Rata-Rata 68,08

Dari kedua tabel di atas dapat dillihat bahwa proses pembelajaran sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada murid kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti sudah terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan pada kondisi awal sebelum dikenakan tindakan kelas, dimana nilai rata-ratanya hanya 61,92. Akan tetapi setelah diberikan tindakan kelas dan diberikan evaluasi pada akhir siklus I maka, didapat nilai rata-rata kelasnya yaitu 68,08 dengan tingkat ketuntasannya 11 murid atau 61,1%. Demikian juga

(8)

117 dengan keaktifan guru atau kualitas pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik yaitu sudah mencapai 70%. Sementara aktivitas murid/keaktifan juga sudah mulai baik.

Diskripsi Hasil Penelitian Siklus II 1. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, peneliti lebih dulu membuat rencana- rencana pembelajaran dengan mengacu pada kelemahan siklus I. Maka di Siklus II peneliti merencanakan beberapa instrumen sebagai berikut: 1) Menganalisis hasil tindakan kelas siklus I. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan merefisi semua langkah yang dianggap tidak efektif . 3)Membuat Lembar Kerja Murid. 4) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 5)Menyusun soal evaluasi akhir dan kunci jawaban. Menyusun lembar observasi aktvitas guru dan murid dan menyusun jadwal kolaborasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahapan yang sudah didesain dalam RPP seperti halnya pada siklus I, dimana terdiri dari tiga langkah kegiatan, dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 6. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

No Uraian Kegiatan Alokasi

waktu 1 Kegiatan pendahuluan:

1) Guru memberi salam dan menyapa murid untuk menyadarkan murid bahwa guru sudah berada di dalam kelas dan memeriksa kesiapan ruang dan kesiapan murid

2) Guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi yang lalu dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari

3) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung

4) Guru menyampaikan model pembelajaran yang akan di laksanakan untuk materi perkembangan teknologi produksi pangan

20 menit

2 Kegiatan inti:

1) Guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan murid tentang perkembangan teknologi produksi pangan

2) Guru menjelaskan materi tentang perkembangan teknologi produksi pangan dan contohnya.

3) Guru membagi murid ke dalam 5 kelompok secara acak dengan cara berhitung dan memanggil masing –masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi ajar yang akan di bahas

4) Guru memberikan nomor kepada setiap murid disetiap kelompok

5) Kemudian masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan menjelaskan materi yang telah dijelaskan oleh guru kepada temannya.

6) Murid mencari sumber belajar yang dapat membantu mereka menyelesaikan tugas kelompok

7) Kemudian secara diskusi murid mempelajari materi tentang perkembangan teknologi produksi pangan.

8) Guru memastikan semua kelompok sudah memahami materi yang dipelajari 9) Kemudian murid bersiap untuk menjawab pertanyaan dari guru

10) Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan murid yang bernomor sama dari kelompok lain menanggapinya 11) Murid bersama guru membandingkan hasil yang lebih lebih akurat disertai dengan

70 menit

(9)

118

kesimpulan tentang cara memperolehnya

12) Guru memberikan penguatan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan 3 Kegiatan penutup:

1) Guru bersama murid membuat rangkuman/ simpulan pelajaran, yang digunakan pula untuk mengingat kembali materi yang baru saja di bahas.

2) Guru bersama murid melakukan refleksi tentang kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan

3) Evaluasi akhir

4) Menyampaikan pesan-pesan moral berkaitan materi yang sudah dipelajari

45 menit

3. Tahap Observasi

Pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung, peneliti sendiri dan juga observer yang merupakan teman sejawat juga melakukan observasi, untuk mendapatkan bahan-bahan masukan untuk dianalisis pada tahap refleksi yang berguna untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan yang sudah ditentukan, dan pada tahap ini peneliti bersama observer menganalisis proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar murid. Selain itu juga menganalisis kekurangan–kekurangan dan kelebihan peneliti dalam mengajar. Hasil pengamatan terhadap kegiatan murid selama kegiatan pembelajaran sudah menunjukkan hasil yang lebih baik, artinya terjadi perubahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan dalam kegiatan belajar sebelumnya. Di sini para sisswa terlihat lebih aktif hal ini dikarenakan para murid telah cukup terrmovitasi dalam belajar, di samping itu mereka telah memiliki rasa bangga pada diri karena telah dapat membantu teman dalam pembelajaran. Berikut data hasil evaluasi akhir yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi akhir pada akhir siklus II:

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini merupakan tahap dimana peneliti dan observer melakukan diskusi dan kolaborasi untuk melihat dan menganalisis hasil pengamatan baik itu kekurangan maupun kelebihan dalam peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran Fisika materi mengindentifikasi elastisitas zat padat dan nonelektrolit dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)di siklus II. Dalam tahap refleksi observer menyampaikan bahwa pada siklus II ini sudah terjadi peningkatan aktifitas pembelajaran yang cukup baik dalam hal :

a. Memberikan penjelasan materi kepada murid sudah cukup baik,

b. Membimbing murid dalam mengisi LKS, hampir semua murid sudah berani dan sudah menunjukkan kerja sama yang baik,

c. Memotivasi murid secara kontinu

d. Sudah memberikan penguatan dan pesan moral kepada murid

e. Nilai rata-rata kelas setelah evaluasi akhir menunjukkan ketuntasan sesuai indikator yang ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

Berikut data hasil evaluasi akhir yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi akhir pada akhir siklus II :

(10)

119 Tabel 7. Perolehan Data Hasil Belajar Setelah Diberikan Tindakan

No Kriteria Jumlah Data

(Rentang Nilai) Jumlah Tuntas (%)

Nilai Rata-Rata 1 Sudah mencapai

KKM 70-100 100%

18

16x 88,9%

76,31 2 Belum mencapai

KKM 50-65 100%

18

2 x 11,1 %

Rentang nilai pada siklus II dapat juga disajikan pada tabel berikut:

Tabel 8. Perolehan Rata-Rata Hasil Tes Siklus II

No Keterangan Perolehan Nilai

1 Nilai Tertinggi 90

2 Nilai Terendah 60

3 Jumlah Nilai 1984

4 Nilai Rata-Rata 76,31

Menunjukan pada tabel diatas maka terlihat bahwa proses pembelajaran sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada murid kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti sudah terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan pada siklus I diperoleh inlai pada akhir yaitu rata-ratanya kelas 68,68. dengan tingkat tingkat ketuntasannya 11 murid atau 61,1%. Akan tetapi setelah proses pembelajaran Siklus II dan setelah dilakukan evaluasi akhir maka diperoleh nilai rata-rata kelasnya adalah 76,31 dengan tingkat ketuntasannya mencapai 88,9% atau 16 murid dari 18 murid. Ini merupakan peningkatan tingkat ketuntasan yang membuat peneliti puas karena tercapai indikator penelitian yang ditentukan sebelumnya yang hanya 85,00%. Selain itu juga dapat dilihat bahwa keavtifan guru atau kualitas pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik yaitu sudah mencapai 95,00%.

PENUTUP Kesimpulan

Terjadinya peningkatan motivasi dan hasil belajar pada murid di sekolah dasar ternyata sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru, ini terlihat di SD Negeri Mali Kecamatan Sakti khususnya pada murid kelas III materi perkembangan teknologi produksi pangan. Hal ini mungkin karena pendekatan yang digunakan guru dapat merangsang motivasi dan aktivitas belajar murid yang lebih baik, selain itu mereka juga diberikan langsung jawaban yang jelas dalam setiap pemberian tugas, baik individu maupun kelompok. Peningkatan yang dimaksud diatas ditandai dengan terjadinya peningkatan hasil belajar murid yang tentunya turut mempengaruhi peningkatan tingkat ketuntasan belajar murid, dimana 18 murid di kelas III SD Negeri Mali Kecamatan Sakti pada Tahun Ajaran 2021/2022 dalam pembelajaran sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan sudah mencapai nilai tuntas (KKM) sebanyak 16 murid atau 88,9%, dengan perbandingan nilai rata-rata pada kondisi awal sebelum

(11)

120

dilakukan tindakan hanyak 61,92 dan hanya 44,4% murid yang belum tuntas atau 8 murid.

Maka berdasarkan hasil penelitian sudah terlihat adanya peningkatan hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan sejak awal oleh peneliti, dan kegiatan penelitian ini dianggap cukup berhasil dan memuaskan bagi peneliti, dimana peneliti dapat mengetahui bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar murid yang pada tahap pra siklus nilai rata-rata kelas hanya 61,92 dengan ketuntasan hanyak 44,4% atau 8 murid dari 18 murid. Namun setelah diberikan tindakan kelas siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 68,08 dengan ketuntasan 61,1% atau 11 murid dari 18, dan pada siklus II terus meningkat nilai rata- rata kelasnya menjadi 76,31 dengan ketuntasan mencapai 88,9% atau 16 murid dari 18 murid.

2. Dengan penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada sub tema 1 perkembangan teknologi produksi pangan juga dapat meningkatkan aktivitas belajar murid yang pada kondisi awal masih rendah, namun ketika diberikan tindakan kelas siklus I aktivitas murid menunjukkan angka yang memuaskan dan aktivitas guru mencapai 70,00%. Sedangkan di siklus Ii aktivitas murid juga terus meningkat dan aktivitas guru mencapai angka 95,00%.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi perkembangan teknologi produksi pangan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar murid kelas III SD Negeri Mali kecamatan Sakti.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aly, Abdullah, dkk. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksa.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta, Rineka Cipta.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learnig. Surabaya: Universitas Kriesten Petra.

Sabrun, “Pengaruh Penggunaan Metode NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa KelasVII MTs. NW Bonjeruk Tahun Pelajaran 2016/2017”, JIME 4, no. 1 (2018): 320.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1. Penggunaan e- modul ternyata mampu memperbaiki dan meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaran ceramah,

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa pada siklus I nilai rata-rata tes hasil belajar siswa 79,43 dan pada siklus II meningkat menjadi 95,77, Persentase siswa