ISOLASI DAN UJI AMILOLITIK BAKTERI PENGHASIL AMILASE DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA PADANG
ARTIKEL
YUSWARINI ANGGUN PERWITASARI NIM. 10010271
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2014
ISOLASI DAN UJI AMILOLITIK BAKTERI PENGHASIL AMILASE DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA PADANG
Yuswarini Anggun P.1), Mades Fifendy2), RRP. Megahati S.1)
1)Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2)Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang [email protected]
ABSTRACT
Using an amylase of enzyme produced bacteria was used in food industry and non food, in the field of amylasing industry was made bread the manufacture of syrup glucose, the textile industry, detergen industry, and medicine industry . A habitat of bacteria can be found in many areas, such as water, the air, plants, animals, excreta human, warm blooded animals and in the ground.The ground where the final rubbish disposal in padang is habitats that are good to the growth of bacteria pendegradasipati.This research aimed reaching bacteria isolation producing an amylase that the ground where the final disposal of waste picking up in Padang. The study is done from March until June 2014. The sample was taken purposive of sampling, its on characteristic of locations, grassland (T1), the ground of cover (T2), the ground of garbage (T3) and the land of compost (T4 ).
While amilolitik test is done in region x of coperties laboratory. The result of this research was obtained different of 23 isolation bacteria but only 13 isolation bacteria that is indicative of the amylase activity. The result of the measure was found 3 isolation bacteria at the greatest in every location there were T2.4,T3.7,and T4.5.
Keywords : Isolation, Amylase, Uji Amilolitik.
PENDAHULUAN
Mikroorganisme merupakan organisme yang berukuran kecil yang terdiri atas kelompok fungi, protozoa, virus, alga mikroskopik dan bakteri. Bakteri dapat ditemukan diberbagai tempat seperti air, tumbuhan, hewan, tinja manusia, hewan berdarah panas dan di tanah (Suriawiria, 2005).
Tempat pembuangan akhir sampah air dingin merupakan lokasi pembuangan akhir dari sampah yang diperoleh dari seluruh masyarakat di kota Padang yang terdiri dari sampah organik dan anorganik. Lokasi ini merupakan habitat yang baik untuk pertumbuhan bakteri karena banyak mengandung nutrisi untuk pertumbuhan berbagai bakteri penghasil pati.
Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme yang mampu menghasilkan sumber enzim. Enzim adalah kelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis. Pemilihan bakteri sebagai sumber enzim memiliki keunggulan, yaitu kemampuannya untuk tumbuh
pada substrat murah, skala produksi sel lebih mudah ditingkatkan apabila dikehendaki produksi yang lebih besar, tidak ada zat beracun dan memproduksi enzim pada tingkat yang stabil tinggi (Bahadure et al., 2010).
Produksi dan perdagangan enzim didominasi oleh kelompok enzim hidrolitik seperti lipase, protease, katalase dan amilase. Enzim amilase memiliki peranan yang sangat besar dalam bidang industri pangan dan non pangan. Dalam bidang industri, amilase berfungsi sebagai pembuatan obat, sirup, produksi roti, dan pembuatan bir (Bahadure et al., 2010).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2014. Pengambilan sampel dilakukan di tanah tempat pembuangan akhir sampah di kota Padang. Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, penggaris, pancang kayu, termometer tanah, pH universal, botol sampel film plastik, cawan petri,
jarum ose, spatula, vortex, makropipet, mikroskop binokular, autoklaf, lampu spritus, gelas ukur, hot plate, beaker glass 100 ml, drill glass, inkubator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, timbangan digital, labu erlenmeyer 500 ml, kapas, kertas koran, kasa steril, kertas label, spidol, tissu, sendok, plastik wipstrap, coloni counter, sarung tangan, masker, jangka sorong, alat tulis, laminar flow, magnetic stirrer, dan kertas perkamen. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah aquades, alkohol 70%, larutan iodin, medium NA, medium agar pati dan sampel tanah.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu berdasarkan pada karakteristik tempat tersebut. Lokasi pertama yaitu tanah tempat pembuangan akhir sampah yang sudah ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan (T1), Lokasi kedua yaitu tanah tempat pembuangan akhir sampah yang telah ditimbun tanah (T2), Lokasi ketiga yaitu tanah tempat pembuangan akhir sampah yang masih sampah baru (T3), dan Lokasi keempat yaitu tanah tempat pembuangan akhir sampah yang sudah dijadikan tanah kompos (T4).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Isolat-isolat bakteri yang didapatkan dari 4 lokasi dan hasil pengukuran indeks amilolitik terhadap isolat bakteri penghasil amilase.
No Lokasi tanah Kode isolat bakteri
Ф koloni bakteri (mm)
Ф zona bening (mm)
Indeks amilolitik (IA) 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
T1
T2
T3
T4
T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 T1.5 T2.1 T2.2 T2.3 T2.4 T2.5 T3.1 T3.2 T3.3 T3.4 T3.5 T3.6 T3.7 T4.1 T4.2 T4.3 T4.4 T4.5 T4.6
- - - - - 4,30 3,70 4,36 3,20 4,13 4,00 8,40 - 3,83 3,86 - 2,90
- - - 2,86 2,73 5,73
- - - - - 9,90 6,20 4,90 8,83 9,03 10,13 10,83
- 20,26 10,63
- 16,58
- - - 7,63 7,40 10,03
- - - - - 2,30 1,67 1,12 2,75 2,18 2,53 1,28 - 5,28 2,75 - 5,81
- - - 2,65 2,71 1,75
Tabel 1 terlihat pada lokasi 1 setelah dilakukan uji amilolitik tidak terlihat adanya aktivitas amilase sedangkan pada lokasi 2, 3 dan 4 ditemukan adanya aktivitas amilase. Aktivitas
amilase ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening disekitar koloni bakteri setelah media uji ditetesi larutan iodin (Winarno, 2002).
Besarnya diameter zona bening dibagi dengan besarnya diameter koloni bakteri menunjukkan indeks amilolitik. Dari isolasi yang dilakukan diperoleh 13 isolat bakteri penghasil amilase. Isolat bakteri ini diperoleh dari lokasi tanah tempat pembuangan akhir sampah dengan suhu tanah berkisar antara 320C - 360C dan pH tanah berkisar antara 6 - 8. Menurut Jokohadikusomo (2011), bakteri mesofil tumbuh optimal pada suhu 30-450C yang merupakan bakteri yang banyak ditemukan hidup dalam air, tubuh vertebrata dan tanah yang berbeda-beda dengan masing-masing spesies.
Sedangkan kebanyakan spesies bakteri dapat tumbuh dengan nilai pH minimum dan maksimum antara 4-9 (Pelczar et al., 1988).
Hasil uji amilolitik didapatkan 3 isolat bakteri yang memiliki indeks amilolitik terbesar pada setiap lokasi yaitu pada lokasi T2 didapatkan isolat bakteri dengan kode isolat T2.4 yang berasal dari tanah timbunan memiliki indeks amilolitik 2,75 mm, pada lokasi T3 didapatkan isolat bakteri dengan kode isolat T3.7 yang berasal dari tanah sampah memiliki indeks amilolitik 5,81 mm, dan pada lokasi T4 didapatkan isolat bakteri dengan kode isolat T4.5 yang berasal dari tanah kompos memiliki indeks amilolitik 2,71 mm. Indeks amilolitik diukur dengan cara menumbuhkan isolat bakteri pada media agar pati.
Sampel yang diambil dari lokasi 1 merupakan tanah tempat pembuangan akhir sampah yang telah ditumbuhi tumbuhan, setelah dilakukan uji amilolitik ternyata tidak menunjukkan zona bening pada media agar pati, hal ini disebabkan pada lokasi ini tanah telah ditumbuhi tumbuhan sehingga berkurangnya substrat untuk pendegradasi pati pada lokasi ini, sedangkan pada lokasi T2, T3 dan T4 berdasarkan uji amilolitik menunjukkanadanya aktivitas amilase, hal ini dikarenakan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri amilase melimpah pada lokasi ini. Bila dibandingkan indeks amilolitik pada lokasi
T2 yaitu tanah sampah yang telah ditimbun tanah dan lokasi T4 yaitu tanah sampah yang telah dijadikan kompos, pada lokasi T3 yaitu tanah pembuangan akhir sampah yang masih baru, menunjukkan hasil indeks amilolitik tertinggi sehingga isolat bakteri pada lokasi ini memiliki kemampuan tinggi dalam menghasilkan amilase.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh 13 isolat bakteri yang menunjukan adanya aktivitas amilase. Hasil pengukuran indeks amilolitik didapatkan 3 isolat bakteri terbesar pada setiap lokasi. Isolat T2.4 yang berasal dari tanah timbunan memiliki indeks amilolitik 2,75 mm, isolat bakteri T3.7 yang berasal dari tanah sampah memiliki indeks amilolitik 5,81 mm, dan isolat bakteri T4.5 yang berasal dari tanah kompos memiliki indeks amilolitik 2,71 mm.
Penelitian ini masih merupakan penelitian awal dalam seleksi mikroba penghasil amilase. Guna mengetahui jenis bakteri penghasil amilase perlu dilakukan identifikasi bakteri penghasil amilase dari isolat yang telah berhasil diisolasi dari tanah tempat pembuangan akhir sampah di kota Padang.
DAFTAR PUSTAKA
Bahadure, R B. Agnihotri, U S. Akarte, S R. 2010.
Assay of population density of amylase producing bacteria from different soil samples contaminated with flowing effluents. Jurnal.
Internasional jurnal of Parasitology.
Jokohadikusumo. P. 2011. Memahami Dunia Bakteri. Sinar Baru Algensindo : Bandung.
Pelczar MJ & Chan EC. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sunanti : Jakarta.
Winarno.F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.