Vol. 7, No. 2, Desember 2015 69
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 70
PENDAHULUAN
Kota Surakarta terdapat salah satu kolompok anak muda yang biasa nongkrong di jalanan, antara lain adalah komunitas punk.
Komunitas punk di Surakarta sering ditemukan di daerah Petoran dan Gladag. Komunitas punk di Sura- karta menggunakan baju bernuan- sa hitam dengan berbagai macam atribut, seperti rantai, gembok, cemiti, spike (gelang berbahan kulit dan besi seperti paku), dan seni tato.
Seni tato yang ada pada anggota komunitas punk di Sura- karta memilki pemilihan visual berbeda secara umumnya dan pasti memiliki maksud dan tujuan yang ingin disampaikan dibalik penggunaan karya seni tersebut.
Berbagai macam bentuk tato divisualkan pada anggota tubuh beberapa anggota komunitas punk di Surakarta misalnya tulisan, topeng, bentuk geometri, malaikat, salib, dan tengkorak. Pemilhan bentuk visual tato yang beraneka ragam tersebut merupakan bagian dari luapan ekspresi dan memiliki makna yang subyektif untuk bebe- rapa anggota komunitas punk. Ke- anekaragaman visual dan makna dibalik pemilihan bentuk serta letak
dimana tato ditempatkan, mengan- dung suatu keindahan atau disebut juga estetika bagi peneliti atau pengguna tato pada komunitas punk di Surakarta.
Permasalahannya, masya- rakat belum sepenuhnya memaha- mi bahwa penggunaan seni tato merupakan bagian seni rupa yang mengandung keindahan atau este- tika. Masyarakat di Surakarta masih menganggap bahwa pengguna tato adalah orang yang urakan atau nakal. Perlu diketahui oleh masya- rakat, bahwasannya ada hubungan keterkaitan antara tato dengan seni rupa karena sama-sama sebagai luapan ekspresi perasaan hanya saja berbeda media dalam hasil akhir dari visualisasinya. Terdapat tiga analisis mengapa tato kurang begitu diakui eksistensinya:
1. Objek dari seni tato adalah manusia dengan batasan umur sehingga memori untuk menge- nang keindahan tato secara langsung hanya seumur manu- sia penyandang tato itu hidup akibatnya sulit untuk menginven- taris seni rupa tato.
2. Terbatasnya literatur di Indone- sia yang mengangkat tentang tato sebagai kajian seni rupa.
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 71 Hal ini mengakibatkan berbagai
kalangan tak begitu akrab dengan kajian tersebut. (Olong, 2006: 75)
3. Tato adalah salah satu cabang seni yang terkontaminasi oleh kontestasi politik Indonesia. Hal ini merupakan konsekuensi logis bahwa tato adalah seni yang melekat pada tubuh manusia, sehingga kebaikan atau ke- burukan yang melekat padanya akan menjadi acuan utama mengapa tato menjadi sasaran modus operandi petrus. Pada akhirnya, praktisi, pengamat, hingga kalangan awam tato menganaktirikan tato dan malu- malu kucing mengkategorikan- nya sebagai bagian dari seni rupa. (Olong, 2006: 75)
Berdasarkan uraian di atas bahwa ada kendala penginven- tarisasian karya tato yang cukup sulit karena berkaitan dengan masa hidup seorang pengguna tato, terbatasnya penelitian tato bagian dari seni rupa, dan permasalahan tato sebagai tanda dari tindak kejahatan, menjadikan seni tato kurang diakui keberadaannya me- rupakan salah satu bagian dari seni rupa.
Penggunaan tato pada be- berapa anggota komunitas punk di Surakarta tidak sekedar asal mengikuti atau menggunakan, akan tetapi mengandung estetika yang dapat diteliti melalui bentuk visual dan makna dibalik penggunaan karya seni tersebut. Penulis tertarik melakukan penelitian tentang es- tetika seni tato komunitas punk di Surakarta dengan alasan pertama:
bahwa penggunaan tato pada beberapa anggota komunitas punk di Surakarta terkandung estetika, terletak pada pemilihan visual ben- tuk yang berbeda pada umumnya karena mengandung makna dibalik penggunaan karya seni tersebut sehingga perihal tersebut menarik untuk diteliti. Alasan kedua: pe- nelitian estetika seni tato komunitas punk di Surakarta layak dan penting untuk diteliti karena tato merupakan bagian dari karya seni yang memiliki unsur-unsur seni rupa. Alasan ketiga: penulisan tentang estetika seni tato komu- nitas punk di Surakarta belum pernah ada.
Penelitian estetika seni tato komunitas punk di Surakarta, difokuskan pada tiga rumusan masalah, di antaranya: (1) Bagai- mana latar belakang perwujudan
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 72
seni tato komunitas punk di Surakarta. (2) Bagaimana karak- teristik tato komunitas punk di Surakarta, dan (3) Bagaimana es- tetika seni tato komunitas punk di Surakarta.
Penelitian estetika seni tato komunitas punk di Surakarta bertujuan untuk: (1) Menjelaskan latar belakang perwujudan seni tato komunitas punk di Surakarta, (2) Menjelaskan karakteristik tato komunitas punk di Surakarta, dan (3) Menjelaskan estetika seni tato komunitas punk di Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan tiga tahap utama kegiatan yang dilakukan peneliti: Pertama, tahap pra- lapangan: kedua, tahap pekerjaan lapangan: dan ketiga, tahap analisis data (Moleong, 1998:85).
Metode mencakup lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data melalui observasi dan proses wawancara, langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
Pertama: menyusun ran- cangan penelitian serta melihat dan mengamati objek penelitian. Se- lama proses berlangsung peneliti juga mulai mengumpulkan data- data di perpustakaan ISI Surakarta, dan perpustakaan ISI Yogyakarta,
Selain itu, data juga diperoleh dari beberapa situs internet berkaitan dengan penelitian tentang tato serta informasi mengenai komu- nitas punk. Kedua: tahap pekerjaan lapangan, yaitu peneliti beberapa kali melakukan wawancara secara terbuka untuk mendapatkan data yang sejujur-jujurnya objek yang diteliti. Kegiatan berlangsung pada bulan Desember 2013. Ketiga:
tahap analisis data atau penulisan laporan hasil penelitian yang di- lakukan peneliti beserta analisis penelitian yang dirangkum.
PEMBAHASAN
Latar Belakang Perwujudan Seni Tato Komunitas Punk Di Surakarta
Tato pada anggota komu- nitas punk bernama Prana Citra (22 tahun) dilatar belakangi oleh visual tato yang difungsikan sebagai simbol perasaan hidupnya dalam menyikapi sikap kagum terhadap kebaikan ibunya.
Tato yang bersisipkan tulisan pray for him, saya jadikan sebagai wujud kedekatan saya dengan ibu. Keluarga yang paling dekat dengan saya yaitu ibu, dialah orang yang paling paham diri saya. (Prana Citra S, wawancara, 5 Desember 2013)
Berdasarkan pernyataan Pra- na Citra di atas, dorongan untuk
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 73 mengekspresikan nilai hidup dan
cerita hidupnya melalui tato yang dibuat di tangan kiri Prana Citra. Di sisi lengan kiri Prana Citra ditatokan gambar seorang wanita dan bulan yang di sisipkan kata
“pray for him”. Rasa kagum ter- hadap ketulusan hati ibu dalam mengasuhnya, melatar-belakangi Prana Citra untuk mentatokan wa- jah ibunya ke lengan kirinya.
Gambar 1.
Karya Kecil Tato “Pray for him”
Tangan kiri Prana Citra S.
(Foto: oleh Susilo, 2013)
Karakteristik Tato Komunitas Punk Di Surakarta
Klasifikasi tato dikelompok- kan berdasarkan perbedaan jenis bentuknya ada 8 kategori. (Agung Nugroho, wawancara, 10 Desem- ber 2013)
Kategori tersebut antara lain yaitu:
1. Tato Realis
tato realis mempunyai ciri khas
dibuat semirip mungkin dengan objek aslinya. Ada keserasian pada pembuatan proporsi ben- tuk wajah antara jarak alis, mata, hidung dan mulut sehingga terlihat ideal. Permainan gelap- terang pewarnaan untuk pen- capaian bentuk wajah dan tangan yang bervolume. Per- mainan gelap terang garis pada rambut dan bulu untuk mencapai tekstur lembut sesuai kenyataan karakter objek.
2. Tato Tribal
Tato tribal mempunyai ciri khas yang tampak pada bentuk sudut- sudut garis dengan ujung me- runcing, tegas, tebal dan jarang bermain gradasi. Teknik pewar- naannya cenderung sederhana hanya blok hitam. (Agung Nu- groho, wawancara, 10 Desem- ber 2013)
3. Tato Religi
Tato religi meliputi berbagai bentuk obyek yang memiliki kait-an suatu keyakinan atau agama tertentu. Misalnya tato berbentuk visual bidadari, malaikat, dewa-dewi lengkap dengan ciri khas yang berunsur keagamaan. (Teguh Pri- hadi,wawancara, 9 Desember 2013)
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 74
4. Fauna
Tato fauna, bentuk visualnya cenderung mengarah ke bentuk- bentuk hewan. Misalnya tato berbentuk visual elang, kupu- kupu, lumba-lumba, harimau, singa, ular, laba-laba, dan lain sebagainya. (Agung Nugroho, wawancara, 10 Desember 2013)
5. Biomekanik
Tato biomekanik merupakan bentuk imajinasi dari teknologi seolah-olah ada di dalam tubuh manusia. Misalnya seperti kulit manusia yang robek dan di dalamnya terdapat unsur benda keras (besi) seperti badan robot atau mesin. (Agung Nugroho, wawancara, 10 Desember 2013)
6. Fantasi
Tato fantasi mengarah ke bentuk-bentuk monster yaitu deformasi dari bentuk hewan atau manusia yang tidak sesuai dengan kenyataan. (Teguh Prihadi,wawancara, 9 Desember 2013)
7. Darkside
Darkside merupakan tato yang mengacu pada berbagai macam bentuk visual seram. Misalnya tato
tengkorak. (Teguh Prihadi, wa- wancara, 9 Desember 2013)
8. New school
New school memiliki ciri khas visual objek gambarnya disisip- kan sebuah kalimat-kalimat tertentu dengan Menggunakan banyak warna sehingga terlihat ramai dan mencolok. (Teguh Prihadi,wawancara, 9 Desember 2013)
Estetika
Seni Tato Komunitas Punk
Tato dengan judul terletak pada tangan kanan M.Yusuf di visualkan dengan panjang 20 cm dan lebar 7 cm. Letak tato sengaja dibuat pada tangan kanan karena memiliki filosofi yang lebih di- hormati daripada kiri.
Secara kebahasaan, tato yang bertuliskan “against” di atas merupakan simbol yang tersusun dari huruf “a-g-a-i-n-s-t” masing- masing dari huruf pembentuknya tidak dapat berdiri sendiri untuk mewakili suatu arti. Masing-masing huruf pembentuknya harus ada penggabungan karena rangkai- annya membentuk suatu makna dari Bahasa Inggris yang artinya
“lawan”. (M. Yusuf, wawancara, 9
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 75 Desember 2013)
Gambar 2
Karya Agung Nugroho Tato “against”
Tangan kanan M. Yusuf (Foto Susilo 2013)
Pengungkapan makna dari simbol “against”, ingin berbicara tentang anti kemapanan. Anti ke- mapanan adalah bagian dari tindakan orang-orang punk yang tidak ingin terpenjara dalam suatu peraturan yang mengatur dan mengikat segala perilaku seperti masyarakat pada umumnya. Anti kemapanan timbul akibat rasa kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap pemerintah seperti realita kehidupan sosial-ekonomi di Indo- nesia. Kehidupan sosial masya- rakat Indonesia yang lekat dengan norma-norma budaya. Norma-nor- ma ada dan tercipta untuk meng- atur perilaku masyarakat. Norma- norma yang ada mengikat pola pikir setiap masyarakat karena sudah
ada kesepakatan untuk mentaati- nya. Seperti halnya “hukum negara”
apabila salah satu orang atau kelompok melanggar kesepakatan dari suatu norma atau hukum yang ada, secara otomatis mendapat sanksi dari masyarakat dan negara.
Sementara rakyat hidup dengan segala keterbatasan, akan tetapi kehidupan ekonomi negara tidak berjalan sesuai keadaan yang berlaku. Ketidakadilan yang terjadi sampai sekarang, memunculkan suatu perlawanan. Against atau lawan merupakan tato berunsur perlawanan yang muncul sebagai suara anti ketidakadilan yang terjadi pada negara Indonesia dengan memberikan hidup layak untuk rakyat. Sebuah perlawanan untuk mencapai kemajuan.
Dominasi warna hitam sangat menonjol, hal ini bisa dilihat dari visual huruf dibuat simetris dengan meminimalkan ruang-ruang kosong di sekitarnya. Kesatuan yang dibangun dalam viasual diatas adalah memiliki kesatuan warna, walaupun kelihatan walaupun terlihat ringan dalam segi pewarna- anya. Penempatan pada masing- masing hurufpun tidak rata, hanya memilki penempatan huruf-huruf yang sejajar.
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 76
Tato against pada tangan kanan M.
Yusuf termasuk dalam kategori tato tribal. Ciri-cirinya terlihat jelas, garis pembentuk hurufnya dibuat tegas.
Pada ujung sudut-sudut garis hurufnya meruncing. Tidak meng- gunakan gradasi warna, hanya blok hitam.
Pada visual hurufnya sangat bersinergi memberikan karakter yang kuat pada makna yang ingin disampaikan. Simbol tersebut di- tatokan di tangan kanan M. Yusuf sehingga pemilihan posisi tato memiliki pion of interest, menjadi titik pusat pandangan mata agar terfokus pada visual huruf yang dibuat simetris.
Segi garis nampak terlihat tegas, hitam berkarakter kuat.
Dalam karya tersebut berusaha membuat garis tersebut nampak lurus dan lengkung dapat terlihat dengan jelas.
Terdapat makna dalam tulisan tersebut memberikan kesan perlawanan, sehingga suasana yang dibangun dalam tema tulisan tersebut memilki kesan tegas.
SIMPULAN
Punk merupakan pola pikir yang mengusung ideologi anti kemapanan, anti penindasan, so-
lidaritas dan kesetaraan. Beberapa anggota dari komunitas punkers mengekspresikan perasaannya melalui seni tato. Seni tato dipilih oleh beberapa anggota komunitas punk karena mewakili ekspresi visual dari dirinya. Ekspresi per- wujudan seni tato dilatar belakangi oleh rasa kasih sayang terhadap anak atau ibu. Selain itu, juga sebagai aksi pemberontakan dari aturan yang mengikat sehingga beberapa anggota komunitas punk menggunakan tato sebagai identi- tas jati diri.
Secara umum, terdapat 8 macam kategori tato yang ada antara lain, realis, tribal, religi, fauna, fantasi, biomekanik, dark- side, new school. Berdasarkan macam-macam kategori tato se- cara umum tersebut, terdapat beberapa kategori yang masuk dalam tato jenis komunitas punk, antara lain realis, tribal, religi, darkside dan new school.
Estetika seni tato komunitas punk dari segi bentuk, warna, tema, makna, kurang menonjol. Terdapat visual gambar yang masih kosong, dari segi garis banyak kurang memiliki kesatuan. Tetapi ada juga beberapa karya tato yang memiliki kesungguhan dalam segi pencapai-
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 77 an karakter bentuk visual gambar,
gradasi warna, garis, letak penem- patan pada media tubuh yang sesuai dengan visual gambar.
*Penulis adalah Alumni Seni Rupa Murni ISI Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sachari, Estetik Terapan, Bandung: Nova, 1989
Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern, Bandung: Penerbit Rekayasa Sains, 2004
Edy Tri Sulistyo, Kaji Dini Pendidikan Seni, Surakarta: UNS Press, 2005
Hatib Abdul Kadir Olong, Tato, Yogyakarta: LkiS, 2006
Serafinus Bayu S. “Motivasi Membuat Tato di Tubuh”, Skripsi untuk mencapai derajat Sarjana S- 1 Universitas Soegijapranata Semarang, 2009.
Taufik Adi Susilo, Kultur Underground, Yogyakarta: Garasai, 2012
Tri Handoko. “Perkembangan Motif, makna dan Fungsi Tato di Kalangan Narapidana dan Tahanan di Yogyakarta”, Jurnal Ilmu dan Seni Universitas Kristen Petra Surabaya, Vol 14, No.2 Desember 2010.
Sadjiman Ebdi Sanyoto, Dasar- Dasar Seni Rupa & Desain (NIRMANA), Yogyakarta: CV. Arti
Bumi Intaran, 2005
Mieke Susanto, Diksi Rupa, Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House, 2011
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008
SUMBER INTERNET
Ady Rossa. www.ady-rossa /tato/tradisonal-Siberut/.com.
Posting 2 November 2010, diakses 15 Desember 2012 pukul 11.15 WIB. Oleh Dyah Agustin S.
Djulianto Susantio. hurahura.word press.com/2012/02/24/sejaarah- tato-di indonesia/, diakses 5 April 2013 pukul 13.32 WIB. Oleh Dyah Agustin S.
Gugum Gumilar. actuarii.wordpress .com/2012/03/19/pssi-dan-muamba /, Posting 29 Juli 2010, diakses 5 April 2013 pukul 13.40 WIB. Oleh Dyah Agustin S.
Rina Widiastuti. www.tempo.co/
read/news/2012/02/19/108384911/
Arti-di-Balik-Aksesori-Anak-Punk, Posting 30 Maret 2011, diakses tanggal 1 Desember 2013 pukul 22.50 WIB. Oleh Dyah Agustin S.
DAFTAR NARASUMBER
Munir Kusranto, 37 tahun, seorang seniman tato
Agung Nugroho, 34 tahun, seorang seniman tato
Albertus Rusputanto P. A, S.Sn., M.Hum., 35 tahun, Dosen ISI Surakarta
Vol. 7, No. 2, Desember 2015 78
Drs. Teguh Prihadi, 48 tahun, seniman
N. Prana Citra S, 21 tahun, anggota komunitas punk
Muhammad Yusuf alias Lik Jem, 27 tahun, anggota komunitas punk Dimas Johny, 24 tahun, anggota komunitas punk
Heri Kocluk, 32 tahun, anggota komunitas punk
Mamik, 35 tahun, anggota komunitas punk