B. Jabatan kepemerintahan berstatus Pegawai Negeri Sipil 1. Jabatan struktural
Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. Jabatan struktural juga merupakan jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi.
Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon V) hingga yang tertinggi (eselon I/a).
Tabel Jabatan PNS
Eselon Jabatan instansi pusat Jabatan instansi daerah (provinsi) Jabatan instansi daerah (kabupaten/kota)
I a
Sekretaris Jenderal • Direktur Jenderal
•Sekretaris • Sekretaris Utama • Kepala Badan •Inspektur Jenderal • Inspektur Utama
• Direktur Utama • Auditor Utama • Wakil Jaksa Agung •Jaksa Agung Muda • Deputi • Wakil Sekretaris Kabinet
I b Staf Ahli Sekretaris Daerah
II a Kepala Biro · Kepala Pusat · Asisten Deputi
Asisten · Staf Ahli Gubernur · Sekretaris DPRD ·Kepala Dinas · Kepala
Badan · Inspektur · Direktur RS Umum Daerah Kelas A
Sekretaris Daerah
II b
Kepala Biro · Direktur RS Umum Daerah Kelas B ·Wakil Direktur RS Umum Kelas A · Direktur RS Khusus Kelas A
Asisten · Staf Ahli Bupati/Walikota · Sekretaris DPRD · Kepala Dinas · Kepala Badan · Direktur RS Umum Daerah Kelas A dan B
III a Kepala Bagian · Kepala Bidang · Kepala Subdirektorat
Kepala Kantor · Kepala Bagian · Sekretais pada Dinas/ Badan/Inspektorat · Kepala
Bidang · Inspektur Pembantu · Direktur RS Umum Kelas C · Direktur RS Khusus Kela B · Wakil Direktur RS Umum Kelas B ·Wakil Direktur RS Khusus Kelas A · Kepala UPT Dinas
Kepala Kantor • Camat • Kepala Bagian
•Sekretaris pada Dinas/ Badan/Inspektorat
•Inspektur Pembantu • Direktur RS Umum Kelas C •Direktur RS Khusus Kelas B • Wakil Direktur RS Umum Kelas A dan B • Wakil Direktur RS Khusus Kelas A
III b Kepala Bagian pada RS Daerah · Kepala Bidang Kepala Bidang pada Dinas dan Badan · Kepala
pada RS Daerah
Bagian dan Kepala Bidang pada RS Umum Daerah · Direktur RS Umum Daerah Kelas D · Sekretaris Camat
IV a Kepala Subbagian · Kepala Subbidang · Kepala Seksi
Kepala Sub bagian · Kepala Subbidang · Kepala Seksi
Lurah • Kepala Sub bagian • Kepala Sub bidang
•Kepala Seksi • Kepala UPT, Dinas dan Badan
IV b
Sekretaris Kelurahan · Kepala Seksi pada
Kelurahan · Kepala Subbagian pada UPT · Kepala Subbagian pada Sekretariat Kecamatan · Kepala TU Sekolah Menengah Kejuruan
V a Kepala Urusan Kepala TU Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama ·Kepala TU Sekolah Menengah Umum Sejak berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, maka
1. jabatan eselon Ia kepala lembaga pemerintah nonkementerian setara dengan jabatan pimpinan tinggi utama;
2. jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan jabatan pimpinan tinggi madya;
3. jabatan eselon II setara dengan jabatan pimpinan tinggi pratama;
4. jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;
5. jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan
6. jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama yaitu kepala Lembaga pemerintah nonkementerian.
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang meliputi:
1. sekretaris jenderal kementerian, 2. sekretaris kementerian,
3. sekretaris utama,
4. sekretaris jenderal kesekretariatan lembaga negara, 5. sekretaris jenderal lembaga nonstruktural,
6. direktur jenderal, 7. deputi,
8. inspektur jenderal, 9. inspektur utama, 10. kepala badan,
11. staf ahli menteri,
12. Kepala Sekretariat Presiden, 13. Kepala Sekretariat Wakil Presiden, 14. Sekretaris Militer Presiden,
15. Kepala Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, 16. sekretaris daerah provinsi,dan
17. jabatan lain yang setara.
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang meliputi:
1. direktur, 2. kepala biro, 3. asisten deputi,
4. sekretaris direktorat jenderal, 5. sekretaris inspektorat jenderal, 6. sekretaris badan,
7. kepala pusat, 8. inspektur,
9. kepala balai besar,
10. asisten sekretariat daerah provinsi, 11. sekretaris daerah kabupaten/kota, 12. kepala dinas/kepala badan provinsi,
13. sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan 14. jabatan lain yang setara.
2. Jabatan fungsional
Jabatan fungsional menurut Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Pangkat Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional berorientasi pada prestasi kerja, sehingga tujuan untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara yang berdaya guna dan berhasil guna dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan dapat dicapai.
Berikut ini adalah daftar Pegawai Negeri Sipil yang berstatus dalam jabatan fungsional sesuai peraturan perundang-undangan yang telah ditentukan:
Peraturan Presiden
Nomor Jabatan Fungsional
20 Tahun 2006 Panitera
22 Tahun 2006 Juru Sita dan Juru Sita Pengganti 23 Tahun 2006 Pranata Hubungan Masyarakat
24 Tahun 2006 Peneliti
25 Tahun 2006 Perekayasa dan Teknisi Penelitian dan Perekayasaan
26 Tahun 2006 Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Benih Tanaman, Pengawas Bibit Ternak, Medik Veteriner, Pengawas Perikanan, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, dan Pengawas Benih Ikan
27 Tahun 2006 Penyuluh Kehutanan 28 Tahun 2006 Pengendali Ekosistem Hutan 29 Tahun 2006 Pengendali Dampak Lingkungan
30 Tahun 2006 Teknik Pengairan, Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Tata bangunan dan Perumahan, dan Teknik Penyehatan Lingkungan 31 Tahun 2006 Surveyor Pemetaan
32 Tahun 2006 Penyelidik Bumi 33 Tahun 2006 Pranata Komputer 34 Tahun 2006 Statistisi
35 Tahun 2006 Pemeriksa Paten dan Pemeriksa Merek 36 Tahun 2006 Perantara Hubungan Industrial
37 Tahun 2006 Perancang Peraturan Perundang-undangan
38 Tahun 2006 Perencana
39 Tahun 2006 Analis Kepegawaian 40 Tahun 2006 Arsiparis dan Pustakawan
41 Tahun 2006 Agen
42 Tahun 2006 Polisi Kehutanan 43 Tahun 2006 Penyuluh Agama
44 Tahun 2006 Pengawas Ketenagakerjaan 45 Tahun 2006 Pengawas Farmasi dan Makanan
46 Tahun 2006 Pemeriksa Pajak, Pemeriksa Bea dan Cukai, dan Penilai Pajak Bumi dan Bangunan
47 Tahun 2006 Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan, Sanitarian, Administrator Kesehatan, Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat Gigi, Nutrisionis, Bidan, Perawat, Radiografer, Perekam Medis, dan Teknisi Elektromedis
48 Tahun 2006 Pranata Nuklir
49 Tahun 2006 Pengamat Meteorologi dan Geofisika 50 Tahun 2006 Pengawas Radiasi
51 Tahun 2006 Instruktur
52 Tahun 2006 Widyaiswara
53 Tahun 2006 Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan 54 Tahun 2006 Pekerja Sosial
55 Tahun 2006 Pengantar Kerja
56 Tahun 2006 Penggerak Swadaya Masyarakat 57 Tahun 2006 Penyuluh Keluarga Berencana 58 Tahun 2006 Tenaga Kependidikan
59 Tahun 2006 Dosen
60 Tahun 2006 Auditor
61 Tahun 2006 Pengamat Gunung Api
62 Tahun 2006 Teknik Siaran, Andalan Siaran, dan Adikara Siaran 63 Tahun 2006 Teknisi Penerbangan
64 Tahun 2006 Penguji Mutu Barang dan Penera 65 Tahun 2010 Pranata Laboratorium Pendidikan
3. Jabatan kepemerintahan tidak berstatus Pegawai Negeri Sipil
Jabatan dalam organisasi pemerintah di Indonesia berikut ini adalah pejabat yang bukan sebagai Pegawai Negeri Sipil ataupun berstatus pegawai negeri.
Pejabat berikut ini dipilih berdasarkan pemilihan yang melibatkan suara rakyat. Kekuasaan mereka melebihi pejabat yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, karena mereka merupakan aspirasi dan suara rakyat, karena jabatan ini memiliki wewenang atas pejabat yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.
- Berikut adalah jabatan berdasarkan suara rakyat:
1. Presiden dan Wakil Presiden
2. Menteri (diangkat oleh presiden)
3. Gubernur dan Wakil Gubernur
4. Bupati dan Wakil Bupati
5. Walikota dan Wakil Walikota
6. DPD
7. DPR
8. DPRD
9. Kepala desa
Daftar Golongan dan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Indonesia
Golongan Pangkat
I/a Juru Muda
I/b Juru Muda Tingkat I
I/c Juru
I/d Juru Tingkat I
II/a Pengatur Muda
II/b Pengatur Muda Tingkat I
II/c Pengatur
II/d Pengatur Tingkat I
III/a Penata Muda
III/b Penata Muda Tingkat I
III/c Penata
III/d Penata Tingkat I
IV/a Pembina
IV/b Pembina Tingkat I
IV/c Pembina Utama Muda
IV/d Pembina Utama Madya
IV/e Pembina Utama
4. Pegawai negeri di luar negeri
a. Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, pegawai negeri didefinisikan sebagai "segala posisi yang ditunjuk pada cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif Pemerintah Amerika Serikat, kecuali posisi-posisi tertentu dalam uniformed services. Pada awal abad ke-19, berdasarkan spoils system, semua birokrat tergantung pada politisi yang terpilih dalam pemilu. Hal tersebut diubah dalam Undang-undang Reformasi Pegawai Negeri Pendleton tahun 1883, dan saat ini seluruh pegawai negeri di Amerika Serikat ditunjuk dan direkrut berdasarkan keahliannya, meski pada pegawai negeri tertentu seperti kepala misi diplomatik dan agen-agen eksekutif diisi oleh orang-orang yang ditunjuk secara politis.
b. Britania Raya.
Di Britania Raya, pegawai negeri tergabung dalam British Civil Service (Layanan Sipil Inggris). Pegawai negeri di Britania Raya adalah pekerja yang direkrut dan dipromosikan berdasarkan keahlian mereka, dan tidak termasuk mereka yang ditunjuk menduduki jabatan tertentu. Pegawai negeri di Britania Raya harus netral dan dilarang terlibat dalam kampanye politik; meski dalam praktiknya netralitas tersebut kadang masih dipertanyakan.
c. Negara lainnya
Negara-negara lain memiliki sistem yang bervariasi. Misalnya di Perancis, seluruh pegawai negeri adalah pekerja karier seperti halnya di Britania Raya, meski menteri memiliki wewenang yang cukup besar untuk menunjuk posisi-posisi senior berdasarkan simpati politis. Di Jerman, sebagaimana di Amerika Serikat, dibedakan secara jelas antara jabatan politik dan jabatan karier.
Beberapa pekerja sektor publik tidak digolongkan dalam pegawai negeri. Pada kebanyakan negara, anggota angkatan bersenjata misalnya, tidak dikelompokkan sebagai pegawai negeri. Di Britania Raya, pekerja National Health Service dan aparat pemerintah daerah bukan termasuk pegawai negeri.
Jabatan Fungsional & Jabatan Struktural dalam Kepegawaian Pemerintahan
Berdasarkan dari ketentuan Pasal 1 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 mengenai Pokok-Pokok
Kepegawaian, pengangkatan dalam jabatan di lingkup pemerintahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu jabatan
struktural dan jabatan fungsional.
Jika Anda yang ingin tahu lebih banyak mengenai jabatan fungsional dan jabatan struktural dalam kepegawaian pemerintahan, simak ulasan berikut!
Pengertian Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional adalah jabatan yang tidak tertera dalam sebuah struktur organisasi. Akan tetapi, keberadaannya sangat diperlukan karena fungsinya untuk melaksanakan tugas-tugas pokok dari organisasi.
Bagi Anda yang berniat memasuki jabatan ini, Anda perlu memiliki kemampuan dan keterampilan khusus. Hal tersebut dikarenakan jabatan ini memiliki kedudukan, wewenang, tanggung jawab, serta hak dan kewajiban didasarkan pada kemampuan tertentu. Hal ini tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 Mengenai Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
Jenis Jabatan Fungsional
Nah, dalam jabatan ini terbagi lagi dalam dua jenis. Perhatikan perbedaan di bawah ini!
1. Jabatan Fungsional Tertentu
Jabatan Fungsional tertentu merupakan jabatan yang membutuhkan pemenuhan syarat sistem angka kredit untuk memperoleh kenaikan pangkat. Hal ini dilakukan sebagaimana aturan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
87 Tahun 1999.
Jabatan Fungsional Keahlian Tertentu merupakan sebuah pekerjaan fungsional yang memiliki tugas atas
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai keahliannya. Hal tersebut didasarkan pada latar belakang
ilmu atau berdasarkan hasil sertifikasi atas pemenuhan keahlian dengan sistem akreditasi.
Jabatan Fungsional Keterampilan tertentu merupakan pekerjaan fungsional dalam bidang teknis beserta rangkaian prosedur yang diperlukan. Dalam penerapannya, jabatan ini juga membutuhkan teknik kerja yang berdasarkan pengetahuan dari latar belakang ilmu pengetahuan dan hasil sertifikasi terkait.
2. Jabatan Fungsional Umum
Sedangkan untuk jabatan fungsional umum, Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas ini akan mendapatkan penilaian dari Daftar Penilaian Prestasi Pekerjaan. Namun, untuk saat ini kebijakan telah berganti menjadi jabatan pelaksana.
Hal ini berdasarkan akan adanya penerbitan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 25 Tahun 2016 mengenai Nomenklatur Jabatan Pelaksana Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Tujuan pemberlakuan aturan ini lantaran adanya kenyataan bahwa jabatan pelaksana di lingkup berbagai instansi pemerintahan belum ada kesesuaian antara jabatan dan kualifikasi pendidikan.
Contoh Jabatan Fungsional
Berikut contoh dari profesi Pegawai Negeri Sipil pada Jabatan Fungsional.
Guru
Dokter
Dosen Perkuliahan
Peneliti
Teknisi Komputer
Pranata Laboratorium Kesehatan
Penguji Kelayakan Kendaraan Bermotor
Pengertian Jabatan Struktural
Jabatan Struktural adalah profesi Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kedudukan dalam suatu struktur dari organisasi. Nah, kedudukan dari jabatan struktural terdapat beberapa tingkat-tingkat. Mulai dari tingkat kedudukan yang paling rendah, yakni pejabat tingkat Eselon IVB.
Lalu, jabatan struktural dengan kedudukan tertinggi, yaitu tingkat Eselon 1A. Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural mengemban tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam rangka mengisi kursi kepemimpinan sebuah satuan organisasi.
Contoh Jabatan Struktural
Dalam Jabatan Struktural, nantinya lingkup kerja Pegawai Negeri Sipil Terbagi Menjadi Dua, yakni Pusat dan Daerah. Berikut contoh jabatan dari masing-masing lingkup.
1. Jabatan Struktural di Lingkup Pusat
Berdasarkan namanya, Pegawai Negeri Sipil dengan Jabatan Struktural ini akan bekerja di instansi pemerintahan di tingkat pusat. Berikut contohnya.
Direktur Jenderal (Dirjen)
Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Staf Ahli
Kepala Biro
2. Jabatan Struktural di Lingkup Daerah
Lalu, Pegawai Negeri Sipil pada Jabatan Struktural ini akan bekerja di instansi pemerintahan di tingkat daerah.
Berikut contohnya.
Kepala Kantor Kedinasan
Sekretaris Daerah
Kepala Bagian Kantor Daerah
Kepala Bidang
Kepala Seksi Penugasan
Camat
Lurah
Perbedaan Jabatan Fungsional dan Jabatan Struktural
Sebelum Anda menentukan ke arah mana jabatan yang cocok, simak perbedaan antara fungsional dan struktural.
Kesimpulan
Jadi, Jabatan Fungsional dan Jabatan Struktural memiliki ranah kerja masing-masing. Bagi Anda yang hendak menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil.
Sebaiknya ketahuilah dahulu perbedaan dari keduanya. Dengan begitu, Anda dapat bekerja pada jabatan yang sesuai dengan kepribadian dan kemampuan.
Nah, apabila Anda seorang yang ingin dekat pada kehidupan masyarakat, maka Jabatan Fungsional akan cocok.
Sedangkan bagi Anda yang suka bekerja dalam menjalankan suatu organisasi, maka Jabatan Struktural akan sesuai untuk karir kedepannya.
No. Jabatan Fungsional Jabatan Struktural
1 Bekerja sebagai keahlian dalam suatu
bidang. Bekerja sesuai tingkat atau
kedudukan di sebuah organisasi.
2 Tidak Tercantum dalam suatu organisasi. Tercantum jelas dalam jajaran organisasi.
3 Jika ingin naik pangkat, perlu akan adanya pemenuhan syarat sistem angka kredit.
Telah menduduki pangkat terakhir sekurang-kurangnya 4 tahun.
4 Cara bekerjanya dapat langsung turun ke masyarakat, seperti guru, dosen , dan lain-lain.
Cara bekerjanya berdasarkan tingkat kedudukan yang dimiliki di suatu organisasi pemerintahan.
5 Bekerja melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Bertugas dalam memimpin jalannya organisasi.
6 Wewenang sesuai bidang kerja Wewenang lebih luas
7 Tidak memiliki bawahan Memiliki prestise tinggi (punya bawahan)
8 Tidak perlu kemampuan manajemen organisasi
Perlu kemampuan manajemen organisasi