TUGAS BESAR REKAYASA IRIGASI
“JARINGAN IRIGASI DAN SALURAN IRIGASI”
Dosen pengampu : Dr. Ikhwanudin, S. T, M. T
Disusun Oleh :
1. M. Syafri Raisya (24646030) 2. Helmi Asyam (24646076) 3. Raul Gonzales (24646074) 4. Rona Kembar G (24646078) 5. Yusuf Julian (24646068)
Teknik Sipil 6C
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas besar ini dengan baik. Penulisan tugas besar ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen pengampu.
Selain itu, penulis juga ingin menambah pengetahuan dan wawasan mengenai topik yang akan dibahas dalam tugas besar ini. Tugas besar ini berjudul “Jaringan Irigasi dan Saluran Irigasi”. Adapun Tujuan dari Tugas Besar ini adalah untuk memahami peran irigasi dalam meningkatkan produksi padi serta factor yang menguntungakan dan memperkecil atau menghilangkan factor yang merugikan dari sumberdaya air terhadap kehidupan manusia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada banyak pihak yang telah mendukung dan dalam penyusunan tugas ini. Adapun penulis mengucapkan terima kasih terhadap :
1. Ibu Dr. Sri Suciati, M..Hum selaku rektor Universitas PGRI Semarang.
2. Bapak Dr. Ikhwanudin, S.T.,M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Irigasi Universitas PGRI Semarang.
3. Rekan – rekan semester III Teknik Sipil Universitas PGRI Semarang.
4. Semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulisan dalam pembuatan dan penyusun tugas ini.
Saya menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan tugas ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran saya harapkan untuk kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan informasi yang berguna dalam memahami permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh penyediaan irigasi. Terimakasih
Semarang, Juni2025 Penulis
Tim RPL Kelompok 2
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas ini telah disetujui dan disahkan oleh Dosen pengampu mata kuliah Irigasi sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Semester IV Fakultas Teknik dan Informatika Universitas PGRI Semarang.
Nama : 1. M. Syafri Raisya (24646030) 2. Helmi Asyam (24646076) 3. Raul Gonzales (24646074) 4. Rona Kembar G (24646078) 5. Yusuf Julian (24646068)
Kelas : Teknik Sipil – 6C
Semarang, Juni 2025 Dosen Pengampu,
Dr. Ikhwanudin, S.T,M.T
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
HALAMAN PENGESAHAN ... 3
BAB I ... 5
PENDAHULUAN ... 5
A. Latar Belakang ... 5
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Maksud dan Tujuan ... 6
Manfaat ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Pengertian Irigasi... 8
2.2 Jenis Irigasi ... 8
2.3 Klasifikasi Jaringan Irigasi ... 9
2.3.1 Jaringan Irigasi Sederhana ... 10
2.3.2 Jaringan Irigasi Semi Teknis ... 11
2.3.3 Jaringan Irigasi Teknis ... 11
2.4 Rumus Perencanaan Irigasi ... 12
BAB III... 13
ANALISA PERHITUNGAN ... 13
3.1 Perencanaan Saluran Primer, Sekunder, dan Tersier ... 13
3.2 Skema Saluran Primer, Sekunder, Tersier ... 26
1. Saluran Primer ... 26
2. Saluran Sekunder ... 28
3. Saluran Tersier ... 29
BAB IV ... 32
PENUTUP ... 32
A. Kesimpulan ... 32
B. Saran ... 32
BAB IV ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Irigasi adalah upaya penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.
Irigasi adalah pembuangan air buatan dari sumber air yang tersedia ke suatu lahan dengan tujuan mengalirkannya secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman pada saat suplai infiltrasi tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, Sehingga tanaman bisa tumbuh normal. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001, irigasi atau pengelolaan irigasi adalah segala upaya pemanfaatan air irigasi, termasuk pengoperasian dan pemeliharaan, pengamanan, pemulihan, dan peningkatan jaringan irigasi.
Seperti halnya jaringan air permukaan, untuk memenuhi kebutuhan Pada areal pertanian DI Molek, air mengalir secara gravitasi dari DAS Blobo menggunakan saluran primer, sekunder dan tersier. Pengaliran air tersebut dapat sukses jika keadaan saluran sangat baik, hingga upaya yang dilakukan untuk pemeliharaan fisik saluran irigasi perlu lebih diperhatikan.
Istilah irigasi selain yang dijelaksan di atas adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan air dari kebun atau agribisnis untuk meningkatkan produksi hasil pertanian. Istilah lain untuk irigasi adalah usaha penyediaan, pengambilan, pendistribusian, dan penyediaan air untuk lahan pertanian. Menurut Abdullah Agoeda dalam The History of Irrigation in Indonesia, dikutip dalam laporan pemerintah Belanda, irigasi didefinisikan sebagai “secara teknis mengarahkan air melalui saluran pengalihan ke lahan pertanian dan setelah diambil, hasil maksimal akan mengalir terus menerus.”
Irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam produksi padi sawah.
Irigasi sebagai sumber bagi ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman padi.
Persedian air yang memenuhi tentu sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran irigasi dalam meningkatkan produksi padi sawah. Peran irigasi dalam meningkatkan produksi padi sawah yaitu memudahkan dalam pengolahan tanah, sebagai penyedia udara bagi tanaman dan memudahkan penggunaan pupuk (Murdiana, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Kriteria dan pembobotan penilaian kinerja dan saluran pada saluran irigasi tersier 2. Apa yang dimaksud dengan saluran ?
3. Bagaimana dengan klasifikasinya ? C. Maksud dan Tujuan
Menurut standar perencanaan irigasi KP-01, irigasi adalah suatu sistem penyediaan air pada lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Tujuan irigasi adalah:
1. Membasahi tanaman. Melembabkan tanah menggunakan air irigasi mengatasi kekurangan air di daerah pertanian yang curah hujannya sedikit atau tidak ada sama sekali. Hal ini penting karena kekurangan air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dapat mempengaruhi hasil tanaman.
2. Menyuburkan. Menyuburkan adalah untuk menyediakan banyak air, yang tujuannya selain untuk membasahi, juga menyediakan zat-zat yang berguna bagi tanaman itu sendiri.
3. Sesuaikan suhu. Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah, tergantung dari jenis tanamannya.
4. Bersihkan tanah atau singkirkan hama. Tujuan pengairan juga untuk membunuh serangga yang bersarang di tanah dan merusak tanaman, sehingga pada musim kemarau perlu ditambahkan air ke sawah agar padi kehilangan salinitasnya.
5. Menyumbat. Menyumbat atau yang bisa disebut Kolmatase Diairi dengan tujuan untuk memperbaiki/mengangkat permukaan tanah.
6. Meningkatkan persediaan air tanah. Tujuannya untuk menambah pasokan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara menyimpan air di satu titik, agar air bisa meresap ke dalam tanah dan akhirnya bisa digunakan oleh mereka yang membutuhkan. Irigasi diperlukan untuk pertanian, perkebunan dan lain-lain.
Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, diperlukan inklusif dan merata, terutama di mana sumber daya air terbatas. Pada musim kekeringan, misalnya, banyak daerah pertanian tidak ditanami karena air diperlukan tidak cukup.
Secara umum studi ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana cara menghitung debit air yang di perlukan oleh suatu daerah yang membutuhkan air. Untuk mencapai maksud tersebut maka tujuan studi ini adalah untuk mengetahui sistematika
perencanaan dalam memperhitungkan saluran primer, sekunder dan tersier dan sebagai pemenuhan tugas besar mata kuliah Irigasi.
Manfaat
Manfaat dari suatu bangunan irigasi adalah untuk membantu manusia dalam kelangsungan hidupnya. Beberapa dari itu manfaatnya :
1. Tambahkan air ke tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
2. Jaminan panen terjamin selama musim kemarau pendek.
3. Mendinginkan tanah dan atmosfer, menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi tanaman untuk tumbuh.
4. Untuk mencuci dan mengurangi garam di tanah.
5. Untuk mengurangi resiko erosi tanah.
6. Untuk melunakkan bajak dan gumpalan tanah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Irigasi
Sistem irigasi menurut Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi adalah prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia. Menurut Gandakoesuma (1981: 9) irigasi adalah usaha memasukkan air dengan cara membangun gedung-gedung dan saluran-saluran untuk mengalirkan air untuk keperluan pertanian, mendistribusikan air sungai atau ladang secara teratur, dan mengolah air yang sudah tidak digunakan lagi, setelah semua air habis.
Menurut Suhardjono (1994), irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai atau bendung yang dialirkan melalui sistem jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air di dalam tanah. Janriadi (2019) Mengungkapkan Irigasi dapat memberikan manfaat antara lain, seperti:
1. mempermudah pengolahan lahan pertanian;
2. memberantas tumbuhan pengganggu;
3. mengatur suhu tanah dan tanaman;
4. memperbaiki kesuburan tanah;
5. membantu proses penyuburan tanah;
Jadi, sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan, dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.
2.2 Jenis Irigasi
1. Irigasi Gravitasi (Open Gravitation Irrigation) Sistem irigasi ini memanfaatkan gaya gravitasi bumi untuk pengaliran airnya. Dengan prinsip air mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang rendah karena ada gravitasi.
2. Irigasi siraman
Pada sistem irigasi ini air dialirkan melalui jaringan pipa dan disemprotkan ke permukaan tanah dengan kekuatan mesin pompa air. Sistem ini biasanya digunakan apabila topografi daerah irigasi tidak memungkinkan untuk penggunaan irigasi gravitasi.
3. Irigasi bawah permukaan (Sub-surface Irrigation)
Pada sistem ini air dialirkan dibawah permukaan melalui saluran-saluran yang ada di sisi-sisi petak sawah. Adanya air ini mengakibatkan muka air tanah pada petak sawah naik. Kemudian
air tanah akan mencapai daerah penakaran secara kapiler sehingga kebutuhan air akan dapat terpenuhi.
4. Irigasi Tetesan ( Tringkle Irrigation)
Air dialirkan melalui jaringan pipa dan diteteskan tepat di daerah penakaran tanaman dengan menggunakan mesin pompa sebagai tenaga penggerak. jenis sistem irigasi ini dengan sistem irigasi siraman adalah pipa tersier jalurnya melalui pohon, tekanan yang dibutuhkan kecil (1 atm)
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007, disebutkan bahwa jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.Ada beberapa jenis jaringan irigasi yaitu:
a. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi- sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
b. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
c. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
2.3 Klasifikasi Jaringan Irigasi
Table 2.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi
No Uraian Klasifikasi Jaringan Irigasi
Teknis Semi Teknis Sederhana
1 Bangunan Utama Bangunan Permanen
Bangunan Permanen atau semi permanen
Bangunan Sementara 2 Kemampuan
Bangunan dalam mengukur dan mengatur debit
Baik Sedang Buruk
3 Jaringan Saluran Saluran Irigasi dan Pembuang Terpisah
Saluran Irigasi dan pembuang tidak sepenuhnya terpisah
Saluran Irigasi dan Pembuang jadi satu 4 Petak Tersier Seluruhnya
dikembangkan
Belum dikembangkan atau densitas bangunan tersier
Belum ada jaringan terpisah yang
jarang dikembangkan
5 Efisiensi 50% - 60% Sedang, 40% - 50% < 40%
6 Ukuran Tidak ada Batasan ≤ 2000 Ha < 500 Ha
7 Jalan Usaha Tani Ada ke seluruh luas areal
Hanya sebagai luas areal
Cenderung tidak ada 8 Kondisi O&P Ada instansi yang
menangani, teratur pelaksanaanya
Belum teratur Tidak ada O&P
Sumber : Perencanaan Jaringan Irigasi KP-01, 2013
2.3.1 Jaringan Irigasi Sederhana
Prasarana seperti bangunan pembagi atau pengatur debit tidak ada. Hal ini karena sumber air sangat banyak dan berlimpah sehingga hampir tidak diperlukan rekayasa irigasi.
Kelemahan dari tipe jaringan ini adalah pemborosan air dan biaya untuk penyadapan mahal. Jaringan irigasi sederhana dapat dilihat pada Gambar
2.3.2 Jaringan Irigasi Semi Teknis
Tidak terdapat banyak perbedaan antara jaringan irigasi semiteknis dan jaringan sederhana, satu-satunya pembeda adalah dimana jaringan semiteknis ini bendung terletak di sungai dengan bangunan pengukur di bagian hilirnya dan bangunan pengambilan. Jaringan irigasi semi teknis dapat dilihat pada Gamba
2.3.3 Jaringan Irigasi Teknis
Pada jaringan bangunan air banyak digunakan, saluran irigasi dan pembuang melakukan pekerjaannya secara terpisah. Pada jaringan irigasi teknis ini, petak tersier menjadi cirinya dimana kebutuhannya diatur oleh petani dan hanya perlu disesuaikan dengan saluran sekunder dan primer yang ada. Keuntungan dari penggunaan jaringan ini adalah pemanfaatan air yang lebih ekonomis dan biaya pembuatan saluran lebih rendah. Jaringan irigasi teknis dapat dilihat pada Gambar
2.4 Rumus Perencanaan Irigasi
1. Menentukan debit air perdetik atau banyaknya air tiap detik Q = Do × a × eff
2. Menentukan luas penampang bas A =𝑸
𝑽
3. Menentukan tinggi muka air dan lebar dasar saluran Tinggi muka air:
A = (b + t x h) h 4. Lebar saluran:
B = 2 × h
5. Menentukan keliling basah P = b+ 2h √𝟏+ 𝒎𝟐
6. Menentukan jari – jari hidrolis:
R =𝑨
𝑷
7. Menentukan kemiringan saluran:
I = ( 𝑽
𝑲 𝑨 𝒙 𝑹 𝟐𝟑
8. Rumus skema saluran primer, sekunder, tersier (nama Desa) = luas lahan × efisiensi × kebutuhan air
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN
Diketahui kriteria perencanaan irigasi sebagai berikut :
a. Faktor kekerasan dinding saluran seluruh daerah irigasi di tetapkan KA = 55
b. Kemiringan talud saluran A = 1:2
c. Luas petak – petak tersier 95 Ha (Standar perencanaan irigasi KP-05) d. Kebutuhan di petak tersier / sawah = 1,2 liter/det/Ha
e. Efisiensi air irigasi di saluran tersier 70% , sekunder 80% , dan primer 85%
f. Kecepatan pengaliran pada saluran a. Primer = 0,90 m/det b. Sekunder = 0,80 m/det
c. Tersier = 0,30 m/det s/d 0,40 m/det
g. Peta daerah irigasi skala 1:5.000 atau 1:10.000 ( Peta dapat dicari sendiri)
h. Rencanakan suatu sistem irigasi sesuai kriteria perencanaan diatas dan buat skema petak tersier dan ketentuan lain yang belum ada agar diambil sendiri dari referensi yang digunakan.
3.1 Perencanaan Saluran Primer, Sekunder, dan Tersier 3.3.1 Saluran Primer
Diketahui:
a = 1,2 liter/det/Ha = 1,2 × 10−3 𝑚3/det/Ha V Primer = 0,90 m/det
KA = 55
Luas Petak (Do) = 55 Ha (diambil dari 95 Ha) Kemiringan talud = 1:2
Efisiensi Primer = 85% = 0,85
A. Menentukan debit atau banyaknya air tiap detik Q = Do × a × eff
Dimana :
Do = luas petak (Ha)
a = kebutuhan air normal untuk masing – masing saluran
(liter/det/Ha) eff = efisiensi air irigasi
Diketahui : 𝐷0 = 55 Ha
α = 1,2 liter/det/Ha eff = 0,85
Ditanya:
Q………?
Dijawab:
Q = 𝑫𝟎 × a × eff Q = 55 × 1,2 × 0,85 Q = 56,1 liter/det Q = 0,0561 𝒎𝟑/det
Jadi banyaknya air tiap detik adalah 0,0561 𝑚3/det B. Menentukan Luas Penampang Basah
A =
𝑸𝑽
Keterangan:
A = Luas penampang basah
Q = Debit banyaknya air tiap detik (𝑚3/det) V = Kecepatan air dalam saluran (m/det) Diketahui :
Q = 0,0561 𝑚3/det V = 0,90 m/det Ditanya:
A =…………?
Dijawab:
A = 𝑸
𝑽
A = 0,0561 𝑚3
0,90 𝑚/𝑑𝑒𝑡
A = 0,0623 𝒎𝟐
Jadi luas penampang basahnya adalah 0,0623 𝑚2
C. Menentukan Tinggi Muka Air dan Lebar Dasar Saluran Tinggi Muka Air A = ( b + m. h ) h
Keterangan :
h = Tinggi muka air (m) b = Lebar dasar saluran (m) m = Kemiringan talut Diketahui :
A = 0,0623 𝑚2
M = b : h = 1:2 → m = 0,5 b : h = 1: 2 → b = 2 h
Kemiringan talut = 1 : 2
• Menentukan Tinggi Muka Air Ditanya :
h =……?
Dijawab :
A = ( b + m. h ) h
0,0623 𝑚2 = ( 2h + 0.5 × h ) h 0,0623 𝑚2 = 2,5 ℎ2
ℎ2 = 0,0623
2.5 ℎ2 = √0,0249 h = 0,158 𝑚2
Sehingga tinggi muka air adalah 0,158 𝑚2
• Menentukan Lebar dasar Saluran Ditanya :
b =……?
Dijawab : b = 2 × h b = 2 × 0,158 m b = 0,316 m
Jadi lebar dasar saluran tinggi muka air adalah 0,316 m D. Menentukan Keliling Basah
P = b + 2h √( 𝟏 + 𝒎𝟐) Keterangan :
b = Lebar dasar saluran (m) m = Kemiringan talud
h = Tinggi muka air (m) Diketahui :
b = 0,316 m m = 1
2 = 0,5 h = 0,158 Dijawab :
P = b + 2 h √( 𝟏 + 𝒎𝟐 )
P = 0,316 m + 2 ( 0,158 m ) √( 1 + 0,52) P = 0,669 m
Jadi keliling basahnya adalah 0,669 m.
E. Menentukan Jari – Jari Hidrolis R = 𝑨
𝑷
Diketahui : A = 0,0623 𝑚2 P = 0,669 𝑚2 Ditanya :
R:……….……?
R = 𝑨
𝑷
R = 0,0623𝑚2
0,669𝑚
R = 0,093 m
Jadi jari – jari hidrolis dari saluran primer adalah 0,093 m.
F. Menentukan Kemiringan Saluran V = K x R𝟐
𝟑 x I 𝟏
𝟐
I = ( 𝑽
𝑲 𝑨 𝒙 𝑹𝟐 𝟑
)𝟐 Keterangan :
V = Kecepatan air dalam saluran (m/det) KA = Faktor kekasaran
R = Jari – jari hidrolis (m) Diketahui :
V = 0,90 m/det KA = 55
R = 0,093 m Dijawab:
I = ( 𝑽
𝑲 𝑨 𝒙 𝑹𝟐𝟑)𝟐 I = (0,90𝑚/𝑑𝑒𝑡
55 𝑥 0,09323)2 I = (0,90𝑚/𝑑𝑒𝑡
55𝑥0,205 )2 I = (0,90𝑚/𝑑𝑒𝑡
11,275 )2 I = 0,0064
Jadi kemiringan saluran primer adalah 0,0064
GAMBAR PENAMPANG PRIMER Kesimpulan Hasil Perhitungan Saluran Primer :
Debit atau banyak nya air tiap detik(Q) : 0,0561 𝑚3/det
Tinggi muka air(h) : 0,158 𝑚2
Kecepatan air dalam saluran (V) : 0,9 m/det
Kemiringan talut (T) : 1:2
Lebar dasar saluran (b) : 0,316 𝑚2 Jari – jari hidrolis (R) : 0,093 m
Kemiringan saluran (I) : 0,0064
Luas penampang basah ( A) : 0,0623 𝑚2
Keliling Basah : 0,669 m
3.3.2 Saluran Sekunder Diketahui :
a = 1,2 liter/det/Ha = 1,2 × 10−3 𝑚3/det/Ha V Sekunder = 0,80 m/det
KA = 55
Luas Petak (𝐷0) = 95 Ha ( diambil 25 ) Kemiringan talut = 1:2
Efisiensi Sekunder = 80% = 0,80
A. Menentukan Debit atau Banyaknya Air Tiap Detik Q = 𝑫𝟎 × α × eff
Keterangan :
𝐷0 = Luas petak (Ha)
a = Kebutuhan air normal untuk masing – masing saluran (liter/det/Ha)
eff = Efisiensi air irigasi Diketahui :
𝐷0 : 25 Ha
a : 1,2 liter/det/Ha Eff : 0,80
Q = ……?
Dijawab:
Q = 𝑫𝟎 x a x eff
Q = 25 Ha x 1,2 liter/det/Ha x 0,80 Q = 24 liter/det
Q = 0,024 𝒎𝟑/det
Jadi banyaknya air tiap detik adalah 0,024 𝑚3/det B. Menentukan Luas Penampang Basah
A = 𝑸
𝑽
Keterangan :
A = Luas penampang basah
Q = Debit banyaknya air tiap detik (𝑚3/det) V = Kecepatan air dalam saluran (m/det)
Diketahui :
Q = 0,024 𝑚3/det V Sekunder = 0,80 m/det Ditanya :
A =……?
Dijawab : A = 𝑸
𝑽
A = 𝟎,𝟎𝟐𝟒 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕
𝟎,𝟖𝟎 𝒎/𝒅𝒆𝒕
A = 0,03 𝒎𝟐
Jadi luas penampang basahnya adalah 0,03 𝑚2
C. Menentukan Tinggi Muka Air dan Lebar Dasar Saluran Tinggi Muka Air
A = ( b + m. h ) h Keterangan :
h = Tinggi muka air (m) b = Lebar dasar saluran (m) m = Kemiringan talut Diketahui :
A = 0,044 𝑚2
M = b : h = 1:2 → m = 0,5 b : h = 1: 2 → b = 2 h Kemiringan talud = 1 : 2
• Menentukan Tinggi Muka Air Ditanya :
h =……?
Dijawab :
A = ( b + m. h ) h
0,03 𝑚2 = ( 2h + 0.5 × h ) h 0,03 𝑚2 = 2,5 ℎ2
ℎ2 = 0,03𝑚2
2,5
ℎ2 = √0,012m
h = 0.1095 m
Sehingga tinggi muka air adalah 0.1095 m
• Menentukan Lebar dasar Saluran Ditanya :
b =……?
Dijawab : b = 2 × h
b = 2 × 0,1095 m b = 0,219 m
Jadi lebar dasar saluran tinggi muka air adalah
• Menentukan Keliling Basah P = b + 2h √( 𝟏 + 𝒎𝟐 ) Keterangan :
b = Lebar dasar saluran (m) m = Kemiringan talud horizontal h = Tinggi muka air (m)
Diketahui : b = 0,219 m m = 1:2 = 0,5 h = 0,1095 m Dijawab :
P = b + 2h √( 𝟏 + 𝒎𝟐)
P = 0,219 m + 2 x 0,1095 m √( 1 + 0,52) P = 0,463 m
Jadi Keliling basahnya adalah 0,463 m D. Menentukan Jari – Jari Hidrolis
R = 𝑨
𝑷
Diketahui : A = 0,03 𝑚2 P = 0,463 m Ditanya : R =……?
Dijawab :
R = 𝐴
𝑃
R = 0,03𝑚2
0,463 𝑚
R = 0,0648 m
Jadi jari – jari hidrolis dari saluran sekunder adalah 0,080 m E. Menentukan Kemiringan Saluran
V = K x R 𝟐
𝟑 x I 𝟏
𝟐
I = ( 𝑽
𝑲 𝑨 𝒙 𝑹𝟐𝟑)𝟐 Keterangan :
V = Kecepatan air dalam saluran (m/det) KA = Faktor kekasaran
R = Jari – jari hidrolis (m) Diketahui :
V = 0,80 m/det KA = 55
R = 0,0648 m Dijawab : I = (0,80 𝑚/𝑑𝑒𝑡
55 𝑥 0,064832)2 I = ( 0,80 𝑚/𝑑𝑒𝑡
55 𝑥 0,1608 )2 I = (0,80 𝑚/𝑑𝑒𝑡
8,844 )2 I = 0,0905
Jadi kemiringan saluran sekunder adalah 0,0905
GAMBAR PENAMPANG SEKUNDER Kesimpulan Hasil Perhitungan Saluran Sekunder :
Debit atau banyak nya air tiap detik (Q) : 0,024 𝑚3/det
Tinggi muka air(h) : 0,1095 m
Kecepatan air dalam saluran(V) : 0,8 m/det
Kemiringan talut (T) : 1:2
Lebar dasar saluran (b) : 0,219 𝑚2
Jari – jari hidrolis (R) : 0,0648 m
Kemiringan saluran (I) : 0,0905
Luas penampang basah ( A) : 0,03 𝑚2
Keliling Basah (P) : 0,463 m
3.3.3 Saluran Tersier Diketahui :
α = 1,2 liter/det/Ha = 1,2 × 10−3 𝑚3/det/Ha V tersier = 30 m/det
KA = 55 Luas Petak
(𝐷0) = 95 Ha ( diambil 15 Ha) Kemiringan talut = 1:2 → m = 0,5
Efisiensi tersier = 70% = 0,70
A. Menentukan Debit atau Banyaknya Air Tiap Detik Q = 𝑫𝟎 × α × eff
Keterangan :
𝐷0 = Luas petak (Ha)
α = Kebutuhan air normal untuk masing – masing saluran (liter/det/Ha)
eff = Efisiensi air irigasi Diketahui :
𝐷0 = 15 Ha
α = 1,2 liter/det/Ha eff = 0,70
Ditanya : Q = ……?
Dijawab :
Q = 𝑫𝟎 × α × eff
Q = 15 Ha × 1,2 liter/det/Ha × 0,70 Q = 12,6 liter /det
Q = 0,0126 𝒎𝟑 /det
Jadi banyaknya air tiap detik adalah 0,0126 𝑚3/det B. Menentukan Luas Penampang Basah
A = 𝑸
𝑽
Keterangan :
A = Luas penampang basah
Q = Debit banyaknya air tiap detik (𝑚3 /det) V = Kecepatan air dalam saluran (m/det) Diketahui :
Q = 0,0126 𝑚3 /det V = 0,30 m/det Ditanya : A =……?
Dijawab : A = 𝑸
𝑽
A = 0,0126𝑚3/𝑑𝑒𝑡
0,30 𝑚/𝑑𝑒𝑡
A = 0,042 𝒎𝟐
Jadi, luas penampang basah saluran tersier adalah 0,042 𝑚2
C. Menentukan Tinggi Muka Air dan Lebar Dasar Saluran Tinggi Muka Air
A = ( b + m. h ) h Keterangan :
h = Tinggi muka air (m) b = Lebar dasar saluran (m) m = Kemiringan talut Diketahui :
A = 0,042 𝑚2
M = b : h = 1:2 → m = 0,5 b : h = 1: 2 → b = 2 h
Kemiringan talut = 1 : 1
• Menentukan Tinggi Muka Air Ditanya : h =……?
Dijawab :
A = ( b + m. h ) h
0,042 𝑚2 = ( 2h + 0.5 × h ) h 0,042 𝑚2 = 2.5 ℎ2
ℎ2 = 0,042
2.5
ℎ2 = √0.0168
h = 0.129 𝒎𝟐
Sehingga tinggi muka air adalah 0,129 𝑚2
• Menentukan Lebar dasar Saluran Ditanya :
b =……?
Dijawab : b = 2 × h b = 2 × 0,129 m b = 0,259 m
Jadi lebar dasar saluran tinggi muka air adalah 0,259 m.
D. Menentukan Keliling Basah P = b + 2h √( 𝟏 + 𝒎𝟐) Keterangan :
b = Lebar dasar saluran (m) m = Kemiringan talud
h = Tinggi muka air (m) Diketahui :
b = 0,259 m
m = 1
2 = 0,5 h = 0,129 m Dijawab :
P = b + 2h √( 𝟏 + 𝒎𝟐)
P = 0,259 + 2 × 0.129 √( 1 + 0,52) P = 0,575 m
Jadi keliling basahnya adalah 0,575 m.
E. Menentukan Jari – Jari Hidrolis R = 𝑨
𝑷
Diketahui : A = 0,042 𝑚2 P = 0,575 m Ditanya : R =……?
Dijawab : R = 𝑨
𝑷
R = 0,042𝑚2
0,575𝑚
R = 0,073 m
Jadi jari – jari hidrolis dari saluran sekunder adalah 0,073 m F. Menentukan Kemiringan Saluran
V = K × R 𝟐
𝟑 × I 𝟏
𝟐
I = ( 𝑽
𝑲 𝑨 𝒙 𝑹𝟑𝟐)𝟐 Keterangan :
V = Kecepatan air dalam saluran (m/det) KA = Faktor kekasaran
R = Jari – jari hidrolis (m) Diketahui :
V = 0,30 m/det
KA = 55 R = 0,073 m Dijawab :
I = ( 𝑽
𝑲 𝑨 𝒙 𝑹𝟑𝟐)𝟐 I = (0,30 𝑚/𝑑𝑒𝑡
55 𝑥 0,07332)2 I = (0,30 𝑚/𝑑𝑒𝑡
55 𝑥 0,173)2 I = (0,30 𝑚/𝑑𝑒𝑡
9,515 )2 I = 0,0099
Jadi kemiringan saluran sekunder adalah 0,099
GAMBAR PENAMPANG TERSIER Kesimpulan Hasil Perhitungan Saluran Tersier : Debit atau banyak nya air tiap detik(Q) : 0,0126 𝑚3 /det
Tinggi muka air(h) : 0.129 𝑚2
Kecepatan air dalam saluran(V) : 0,30 m/det
Kemiringan talut (T) : 1:2
Lebar dasar saluran (b) : 0,259 m Jari – jari hidrolis (R) : 0,073 m Kemiringan saluran (I) : 0,0099 Luas penampang basah ( A) : 0,042 𝑚2
Keliling Basah (P) : 0,575 m
3.2 Skema Saluran Primer, Sekunder, Tersier 1. Saluran Primer
▪ Ditentukan : Luas petak = 95 Ha (rencana 55 Ha) Kebutuhan air = 1,2 liter/det/Ha
Efisiensi saluran primer = 85 %
▪ Anggrek = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air
= 27,5 × 0,85 × 1,2
= 28,05 liter/det
▪ Melati = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air
= 27,5 × 0,85 × 1,2
= 28,05 liter/det Saluran Primer
Desa Luas Lahan Perhitungan Debit Air Anggrek 27,5 Ha 27,5 × 0,85 × 1,2 28,05 liter/det
Melati 27,5 Ha 27,5 × 0,85 × 1,2 28,05 liter/det
Jumlah 55 Ha
Efisiensi 85 %
b =2 h 0,158 m
2. Saluran Sekunder
▪ Ditentukan : Luas petak = 95 Ha (rencana 25 Ha) Kebutuhan air = 1,2 liter/det/a
Efisiensi saluran sekunder = 80 %
▪ Prambanan = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air
= 12,5 × 0.80 × 1,2
= 12 liter/det
▪ Barat = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air
= 12,5 × 0,80 × 1,2
= 12 liter/det
▪ Raya = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air
= 10 × 0,80 × 1,2
= 9,6 liter/det Saluran Sekunder
Desa Luas Lahan Perhitungan Debit Air Prambanan 12,5 Ha 12,5 × 0,80 × 1,2 12 liter/det
Barat 12,5 Ha 12,5 × 0,80 × 1,2 12 liter/det Raya 10 Ha 10 × 0,80 × 1,2 9,6 liter/det
Jumlah 25 Ha
Efisiensi 80 %
b = 2 h 0,219 m
Skema Saluran Sekunder
3. Saluran Tersier
▪ Ditentukan : Luas petak = 95 Ha (rencana 15 Ha) Kebutuhan air = 1,2 liter/det/Ha
Efisiensi saluran tersier = 70 %
▪ Sudirman = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air = 2,5 × 0,70 × 1,2
= 2,1 liter/det
▪ Pattimura = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air = 3 × 0,70 × 1,2
= 2,52 liter/det
▪ Moh Hatta = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air = 3,5 × 0,70 × 1,2
= 2,94 liter/det
▪ Juanda = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air = 3,5 × 0,70 × 1,2
= 2,94 liter/det
▪ Imam Bonjol = Luas lahan × efisiensi × kebutuhan air
= 2,5 × 0,4 × 1,3
= 2,1 liter/det Saluran Tersier
Desa Luas Lahan Perhitungan Debit Air Sudirman 2,5 Ha 2.5 × 0,70 × 1,2 2,1 liter/det
Pattimura 3 Ha 3 × 0,70 × 1,2 2,52 liter/det Moh Hatta 3,5 Ha 3,5 × 0,70 × 1,2 2,94 liter/det Juanda 3,5 Ha 3,5 × 0,70 × 1,2 2,94 liter/det Imam Bonjol 2,5 Ha 2,5 × 0,70 × 1,2 2,1 liter/det
Jumlah 15 Ha
Efisiensi 70 %
b = 2 h 0,259 m
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan mengenai perencanaan sebuah saluran primer, sekunder dan tersier. Perhitungan debit air pada pengukuran metode sederhana menunjukan setiap detiknya irigasi primer, sekunder dan tersier. Hasil perhitungan analisis dan alat biasanya akan mengalami perbedaan.
Perbedaan debit ini terjadi dimungkinkan karena ketidaksesuaian prosedur pengukuran atau alat yang digunakan.
Kebutuhan dalam waktu pengairan bergantung pada beberapa factor diantaranya adalah jenis tanaman, umur tanaman, curah hujan, evapotranspirasi cara pengolahan lahan, jenis dan sistem irigasi yang digunakan serta kondisi tanah. Hal ini diperhatikan dengan pertimbangan bahwa jumalai air setiap musim tanam tidak sama maka untuk membagi air yang seefisien mungkin perlu pengetahuan tentang lama waktu pengairan.
B. Saran
1. Perhitungan dilakukan dengan detail dan seksama agar dapat mengurangi tingkat kesalahan.
2. Untuk mengurangi tingkat kesalahan dan memperbesar ketelitian sebaiknya dalam perhitungan desain jaringan irigasi digunakan berbagai software yang mendukung.
Seperti Microsoft Excel untuk membantu perhitungan data.
3. Rencanakan wilayah yang kita inginkan dengan baik atau simple terlebih dahulu dikarenakan kita masih tahap belajar.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. 5 Contoh Kata Pengantar Makalah yang Baik dan Benar Sebagai Referensi ,
https://katadata.co.id/lifestyle/edukasi/67529b4feea93/5-contoh-kata-pengantar-makalah- yang-baik-dan-benar-sebagai-referensi;
2. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/6264/3%20%20Bab%20III%20Landasa n%20Teori.pdf?sequence=4&isAllowed=y
3. https://e-journal.uajy.ac.id/18848/4/TS161552.pdf 4. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
irigasi/?srsltid=AfmBOoqNVO3WPU2qzOwUAYel2qIj4pb1dx5r9i4p9KOT2zv5Rc0yYIHY#Penge rtian_Irigasi_Menurut_Para_Ahli