• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELAKSANAAN OPERASI JARINGAN IRIGASI

N/A
N/A
Boseng Montu

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL PELAKSANAAN OPERASI JARINGAN IRIGASI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Deskripsi Singkat

Tujuan Pembelajaran

  • Hasil Belajar
  • Indikator Hasil Belajar

Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI

  • Dasar Hukum
  • Pengertian Operasi Jaringan Irigasi
  • Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi
    • Perencanaan
    • Pelaksanaan
    • Monitoring dan Evaluasi
  • Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi
  • Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi
  • Data Pendukung Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi
  • Latihan
  • Rangkuman
  • Evaluasi

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 11 g) Pendaftaran realisasi luas tanaman per daerah irigasi. 14 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN BANGUNAN. antar instansi terkait; dan 8) Pemantauan dan evaluasi kegiatan pengoperasian jaringan irigasi.

Gambar 2.1. Bagan Alir Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi  2.5  Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi
Gambar 2.1. Bagan Alir Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi 2.5 Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi

KEGIATAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi

  • Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
  • PerencanaanTataTanam Tahunan
  • Sistem Pembagian Air
  • Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan
  • Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air pada Jaringan Sekunder

18 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR .. penanaman yang diinginkan dikonsultasikan dengan anggota berdasarkan hak guna air yang diberikan dengan mengisi formulir 01-O. b) Langkah 2 P3A/GP3A/IP3A bersama seluruh anggotanya mengadakan rapat penuh untuk membahas usulan Rencana Pengelolaan Penanaman (RTT) di wilayah operasinya masing-masing. Berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan air dan perkiraan drainase yang tersedia, maka perlu dilakukan pembagian air secara berkelompok. Rencana Tahunan Pendistribusian dan Penyediaan Air Irigasi disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota atau Provinsi yang membidangi Irigasi/Balai sesuai dengan kewenangannya, berdasarkan Rencana Tahunan Penyediaan Air Irigasi dan Penggunaan Air untuk tujuan lain. .

Rencana tahunan pengalokasian dan pendistribusian air irigasi pada daerah irigasi strategis antarprovinsi dan nasional, yang tidak dilimpahkan kepada pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota, disusun oleh instansi pusat yang membidangi irigasi/sumber daya air dan disepakati. bersama-sama dalam forum koordinasi komisi irigasi atau yang disebut dengan nama lain yang ditentukan oleh Menteri. Rencana tersebut disesuaikan dengan luas wilayah yang telah ditentukan untuk menerima penyaluran dan penyaluran air dari jaringan sekunder dan jaringan primer. Perencanaan ini merupakan penjumlahan dari Rencana Penyediaan Air Minum (RPA) pada petak tersier ditambah kehilangan air pada saluran primer dan sekunder.

Pasokan air di setiap saluran masuk dapat dihitung dengan mengalikan gabungan luas tanaman sekunder relatif di saluran masuk dengan pasta. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 27 7) Debit yang tersedia yang dapat dibendung menurut laporan adalah : 450 l/detik. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 29 Perhitungan pada Blangko 02 menunjukkan bahwa luas tanaman palawija relatif tersier.

Tabel 3.1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Golongan
Tabel 3.1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Golongan

Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi

  • Laporan keadaan air dan tanaman
  • Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan
  • Pencatatan Debit Saluran
  • Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer
  • Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan
  • Perhitungan faktor K
  • Pencatatan Realisasi LuasTanam Per Daerah Irigasi
  • Pencatatan Realisasi LuasTanam Per Kabupaten/Kota
  • Pencatatan Realisasi LuasTanam Per Provinsi

Pejabat dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang irigasi di tingkat sub-makan malam PSDA melakukan pencatatan rekapitulasi blanko 12-O, yang diisi oleh pejabat dinas provinsi/Cali yang bertanggung jawab di bidang irigasi/sumber daya air. Pada bendungan, debit sungai dapat diukur dengan mengukur ketinggian air banjir di atas bendungan ditambah dengan debit yang masuk melalui pintu inlet. Pencatatan debit sungai di lokasi bendungan sangat penting untuk mempelajari ketersediaan air dan pengoperasian bangunan utama.

Prinsip dasar pengoperasian pintu air adalah memastikan jumlah air tertentu di dalam saluran dan mengurangi jumlah sedimen yang masuk ke saluran. 36 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR. a) Sampah, sampah, pohon, dan lain-lain yang terletak di depan pintu resepsionis harus dibuang. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN BANGUNAN 37 3) Pengurasan lumpur di depan pintu gerbang penerima.

Jika debit sungai lebih besar dari kebutuhan debit untuk irigasi, maka pintu drainase harus dibuka sebagian (5-10 cm atau lebih) untuk mengalirkan endapan lumpur di depan pintu masuk. Apabila debit sungai lebih besar dari kebutuhan debit untuk irigasi, maka pintu drainase harus ditutup dan pembuangan lumpur yang terkumpul di depan pintu masuk harus dilakukan secara berkala yaitu setiap enam bulan sekali. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 39 atau atas perintah juru atau kepala UPTD, PPA dilarang mengubah alur pembuangan. e) Besarnya debit yang mengalir melalui setiap bangunan untuk drainase harus diukur dengan menggunakan metering gate yang ada.

Tabel 3.3. Operasi Pintu
Tabel 3.3. Operasi Pintu

Monitoring dan Evaluasi

  • Monitoring Pelaksanaan Operasi
  • Kalibrasi Alat Ukur
  • Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi

Data tersebut harus dicatat setiap hari dan dilaporkan ke Departemen dengan mengisi formulir 06-O. 40 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR. Dalam pencatatan debit aliran, teknisi irigasi harus menilai kondisi bangunan pengukur, karena kondisi bangunan pengukur mempengaruhi keakuratan daya ukur. Mengingat hal tersebut, maka alat ukur tersebut harus dikalibrasi sebelum digunakan dengan membandingkan jumlah debit aliran sebenarnya dengan jumlah debit yang dihitung dengan rumus umum.

Kalibrasi wajib dilakukan setiap kali ada penggantian/perbaikan alat ukur atau minimal lima tahun sekali. Bentuk ini tunduk pada kewenangan pengelolaan Daerah Irigasi yang bersangkutan, yaitu Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Tabel 3.4. Kategori Keadaan Bangunan Ukur
Tabel 3.4. Kategori Keadaan Bangunan Ukur

Latihan

Rangkuman

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 43 kewenangan dan/atau pelaksanaan kewenangan dilimpahkan kepada pemerintah daerah tersebut. Setelah menetapkan rencana, maka dibuatlah rencana distribusi dan penyediaan air pada jaringan sekunder dan primer. Berdasarkan keputusan bupati/presiden atau gubernur tentang Rencana Penanaman Tahunan yang dilengkapi dengan Rencana Pendistribusian dan Pendistribusian Air, pelaksanaan kegiatan operasional dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi air dan tanaman, jangkauan debit air, dan jumlah kebutuhan air pada jaringan irigasi untuk kabupaten/kota/provinsi.

Apabila terjadi kekurangan air untuk kegiatan penyaluran air irigasi, dapat dilakukan upaya untuk menggunakan sumber air lain seperti pemanfaatan air tanah dan penggunaan kembali air drainase. Sedangkan evaluasi digunakan untuk mengevaluasi melalui kalibrasi alat ukur dan mengevaluasi kinerja sistem irigasi.

Evaluasi

Tugas Cabang/Pengawas/UPTD/Cabang Pelayanan/Staf Korwil adalah membantu Kepala Cabang/Pengamat/UPTD/Cabang Pelayanan/Korwil dalam melaksanakan operasional jaringan irigasi. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 47 a) Pimpinan cabang/pengamat/UPTD/cabang dinas/koordinator : 1 orang + 5 orang staf. Dalam penyelenggaraan jaringan irigasi lapangan, setiap jabatan wajib melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dan tepat.

74 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR. akhirnya disetujui oleh Komite Irigasi Distrik.

STRUKTUR ORGANISASI

Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi Di Lapangan

  • Kepala Ranting/ Pengamat/ UPTD/ Cabang Dinas
  • Petugas Mantri/ Juru Pengairan
  • Staf Ranting/ Pengamat/ UPTD/ Cabang Dinas/ Korwil
  • Petugas Operasi Bendung (POB)
  • Petugas Pintu Air (PPA)

Tugas PPA adalah membuka dan menutup pintu air agar aliran air sesuai dengan perintah Petugas Pengairan.

Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

Persyaratan Petugas Operasi Jaringan Irigasi

Tugas Pokok dan Fungsi GP3A Dalam Operasi Jaringan Irigasi

  • Kegiatan Pengumpulan Data
  • Perencanaan Operasi
  • Pelaksanaan Operasi
  • Monitoring Dan Evaluasi Operasi

Dinas/Pusat yang bertanggung jawab di bidang irigasi, menyelenggarakan pengusahaan jaringan irigasi atau dapat melibatkan peran GP3A/IP3A untuk menyelenggarakannya.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pengamat STAF TATA
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pengamat STAF TATA

Latihan

Rangkuman

Evaluasi

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR 51. a) Formulir ini mempunyai dua tujuan yaitu usulan IP3A/GP3A dan keputusan Komisi Irigasi. 56 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR..pada periode tersebut untuk masing-masing DI. f) Bagian 3: Pembayaran penyusutan. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 57 (b) Luas tanaman palawija (ha) di MT.1, MT.2, MT.3.

Tahapan pelaksanaan pengoperasian jaringan irigasi dijelaskan secara jelas sehingga peserta pelatihan lebih memahami pencapaian kompetensi yang ditentukan. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 67 PSETK (Profil Teknis dan Kelembagaan Sosial Ekonomi). Sejumlah lembaga P3A sepakat bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada wilayah pelayanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder atau suatu daerah irigasi.

Diagram jaringan irigasi: peta yang menunjukkan lokasi dan nama saluran utama dan saluran sekunder, bangunan pengairan (bangunan induk, sub bangunan, bangunan sub keran, bangunan keran) dan bangunan lain pada setiap bagian dan panjang saluran, petak tersier dengan denah rincian debit, luas petak, kode kelompok, masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 69 Diagram konstruksi: Sketsa yang menggambarkan lokasi dan nama. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA DAN KONSTRUKSI AIR 73 saluran, petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode kelompok, masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.

TATA CARA PENGISIAN BLANGKO

Penjelasan Blangko (01-O)

Penjelasan Blangko (02-O)

Cara Pengisian Blangko (03-O)

Penjelasan Blangko (04-O)

Cara Pengisian Blanko (05-O)

Penjelasan Blangko (06-O)

54 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI . alat ukurnya rusak, petugasnya sakit, dan sebagainya), sehingga diberi tanda TD = tidak diukur. e) Jika pintu tertutup, debitnya tidak mengalir (misalnya saat terjadi belokan) sehingga diberi tanda 0 (nol). f) Dari data tersebut dapat dihitung besarnya kehilangan air pada masing-masing ruas saluran dengan menggunakan blanko (14), kemudian dilakukan evaluasi: berapa debit masuk dan berapa debit keluar? untuk mendapatkan kuantitas debit yang hilang (operasi + kerugian transportasi).

Cara Pengisian Blangko (07-O)

Cara Pengisian Blanko (08-O)

Besaran debit merupakan debit sungai pada lokasi bangunan bendungan atau intake (bagi/intersepsi) pada awal wilayah kerja Mantri/Juru.

Cara Pengisian Blangko (09-O)

Bagian ini terdiri dari dua data: Q tersedia (Qrs) dan Q diperlukan (Qb) untuk membandingkan dan memilih Q yang akan disalurkan ke feed building (Qa). amp; 70% saluran), kondisi seperti ini memerlukan pendistribusian/pendistribusian yang berkesinambungan. Jika debit dalam saluran kurang dari Q60% saluran, pemberian air dilakukan secara bergantian. g) Bagian 4: Perhitungan faktor K. Setelah dihitung nilai K, kemudian dimasukkan pada blanko (07-O) untuk menghitung biaya yang akan dibebankan pada masing-masing tersier pada kolom 12, jika dipantau setelah faktor K ditentukan ternyata beban yang tersedia lebih besar atau kurang dari 10%, maka faktor K dihitung ulang.

Cara Pengisian Blangko (10-O)

Cara Pengisian Blanko (11-O)

Cara Pengisian Blangko (12-O)

Latihan

Rangkuman

Evaluasi

Jaringan irigasi: Kanal, bangunan dan bangunan pelengkap yang membentuk satu kesatuan dan diperlukan untuk penyediaan, distribusi, administrasi, penggunaan dan drainase air irigasi. Jaringan Irigasi Primer : Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas bangunan induk, saluran induk/primer, saluran drainase, bangunan kecamatan, bangunan sub-keran, bangunan kran dan bangunan tambahan. Jaringan irigasi sekunder : Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder, saluran air, sub bangunan, bangunan kran, bangunan kran, dan bangunan pelengkap.

Jaringan irigasi tersier: Jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana penyediaan air irigasi pada petak-petak tersier, terdiri atas saluran tersier, saluran kuaterner dan saluran limbah, kotak tersier, kotak kuaterner dan bangunan pelengkapnya. Upaya memelihara dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu berfungsi dengan baik untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan dan menjaga kelestariannya. Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi dalam satu tahun anggaran untuk mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi menjadi normal.

Pemeriksaan Rutin : Pemeriksaan jaringan irigasi yang dilakukan secara rutin setiap jangka waktu tertentu (10 atau 15 hari sekali) oleh teknisi irigasi di wilayah kerjanya untuk mengetahui kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Sejumlah lembaga P3A sepakat untuk bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada wilayah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer atau satu wilayah irigasi. Penyelenggaraan jaringan irigasi: Upaya pengaturan air irigasi dan debitnya, meliputi kegiatan membuka dan menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tanam, mengembangkan sistem kelas, menyusun rencana pembagian air, melakukan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.

PENUTUP

Simpulan

Dari pembelajaran yang diperoleh peserta dari setiap bab materi ini diharapkan peserta mempunyai gambaran yang utuh mengenai konsep pelaksanaan pengoperasian jaringan irigasi guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan bagi peserta pelatihan.

Tindak lanjut

Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air No. 04/SE/D/2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca Air dan Pelaksanaan Pengalokasian Air. Kegiatan yang dilakukan setiap tahun untuk memperoleh data mengenai jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh aset irigasi, serta ketersediaan air, nilai aset jaringan irigasi, dan wilayah pelayanan pada setiap daerah irigasi.

Gambar purna laksana (as  built drawing)
Gambar purna laksana (as built drawing)

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Alir Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi  2.5  Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi
Gambar 2.2. Bagan Alir Mekanisme Pembagian Air 2.6  Data Pendukung Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi
Tabel 3.1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Golongan
Tabel 3.2. Giliran di Jaringan Tersier
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Sumbangan Pendidikan Terhadap Peran Serta Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang”.. Jurusan

Dalam Pemanfaatan Irigasi Pada Perkumpulan Petani Pemakai Air Banda Gadang Sawah Tangah Nagari Sungai Tarab

Gabungan perkumpulan petani pemakai air (GP3A) adalah istilah umum untuk wadah kelembagaan dari sejumlah P3A yang memanfaatkan fasilitas irigasi, yang bersepakat

Ketua GP3A : Dilakukan masing-masing P3A dengan sistem swadaya dan biasanya gotong royang oleh para petani untuk menjaga kondisi jaringan irigasi dan prasarana

Federasi/Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disingkat IP3A adalah istilah umum untuk wadah kelembagaan dari sejumlah Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air

Untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Lahat, Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan petani diharapkan bersama-sama membangun dan melakukan pengelolaan

Bangunan pernbawa mempunyai fungsi mernbawa / mengalirkan air dari surnbemya menuju petak irigasi. Bangunan pernbawa meliputi saluran primer, saluran sekunder,

Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air sebagai pengelolaan jaringan irigasi tentunya mempunyai peran yang dominan terhadap pengelolaan air