BAB VI PENUTUP
6.2 Tindak lanjut
Untuk bisa menguasai dengan baik mata ajar ini, dibutuhkan praktik yang kontinyu dan berkelanjutan. Sangat dianjurkan untuk peserta pelatihan sekembalinya ke lingkungan kerjanya untuk selalu konsisten dan bekerja keras sesuai dengan bidang tugas atau spesialisasi yang telah diperoleh dalam pelatihan ini.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti materi lanjutan untuk dapat memahami detail tentang pelaksanaan operasi jaringan irigasi, serta ketentuan pendukung terkait lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai perencanaan dan pelaksanaan operasi jaringan irigasi.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 63
DAFTAR PUSTAKA
Kunaifi, A. A. 2010. Pola Penyediaan Air DI. Tibunangka dengan Sumur Renteng pada Sistem Suplesi Renggung. Tesis tidak dipubikasikan. Universitas Brawijaya Malang.
Republik Indonesia. 1974. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
Lembaran Negara RI Tahun 1974, No. 65. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 244. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 1982. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air. Lembaran Negara RI Tahun 1982, No. 37. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air. Lembaran Negara RI Tahun 2015, No. 344.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 01/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air.
Berita Negara RI Tahun 2015, No. 139. Menkumham. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 429.
Menkumham. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 431. Menkumham. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 534.
Menkumham. Jakarta.
64 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 537. Menkumham. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 18/PRT/M/2015, tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 641. Menkumham. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri PUPR No. 26/PRT/M/2015 tentang Pengalihan Alur Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 752. Menkumham. Jakarta.
Republik Indonesia. Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Air No.04/SE/D/2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca air dan Penyelenggaraan Alokasi Air.
Dirjen Sumber Daya Air. Jakarta
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 65
GLOSARIUM
Free Intake
:
Bangunan pengambilan terletak disalah satu tebing sungai yang berfungsi mengarahkan aliran sungai agar bisa masuk ke daerah yang diinginkan.
Chek Dam : Bangunan yang terletak di sungai atau avoer, yang berfungsi untuk memperkecil kemiringan, agar Saluran stabil.
Irigasi : adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Daerah irigasi : Kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
Jaringan irigasi : Saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
Jaringan irigasi primer : Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi- sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi sekunder : Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi tersier : Jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya
66 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
Pemeliharaan jaringan irigasi
: Upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya
Pemeliharaan Rutin : Usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan yang dilaksanakan setiap waktu.
Pemeliharaan Berkala : Usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan yang dilaksanakan secara berkala
Rehabilitasi jaringan irigasi
: Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi dalam satu tahun anggaran guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula
Pengembangan dan pengelolaaî sistim irigasi partisipatif (PPSIP)
: Penyelenggaraan irigasi berbasis peran serta masyarakat petani mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan, sampai dengan pelaksanaan kegiatan pada tahapan perencanaan, pembangunan, peningkatan, operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi
Inventarisasi jaringan irigasi
: Kegiatan yang diilaksanakan setiap tahun untuk mendapatkan data jumlah,dimensi,jenis,kondisi dan fungsi seluruh asset irigasi serta sata ketersediaan air,nilai asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.
Inspeksi rutin : Pemeriksaan jaringan irigasi yang dilakukan secara rutin setiap periode tertentu (10 atau 15 hari sekali) yang dilakukan oleh Juru Pengairan pada wilayah kerjanya ntuk mengetahui kondisi dan fungsi jaringan irigasi.
Penelusuran jaringan irigasi
: Kegitan pemeriksaan bersama antara Pengamat/UPTD, juru pengairan dan P3A/GP3A/IP3A, dari hulu sampai ke hilir untuk mengetahui tingkat kerusakan dalam rangka usulan pekerjaan pemeliharaan tahun depan dilaksanakan dua kali setahun yaitu pada saat pengeringan dan pada saat air normal.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 67 PSETK (Profil Sosio
Ekonomo Teknik dan Kelembagaan)
: Analisis dan gambaran keadaan sosial ekonomi,teknis dan kelembagaan yang terdapat pada satu atau sebagian daerah irigasi dalam kurun waktu tertentu.
Masyarakat petani pemakai air
: Kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang pertanian, baik yang telah tergabung dalam organisasi perkumpulan petani pemakai air maupun petani lainnya yang belum tergabung dalam organisasi perkumpulan petani pemakai air Induk perkumpulan petani
pemakai air (IP3A)
: Kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer,atau satu daerah irigasi.
Gabungan perkumpulan petani pemakai air (GP3A)
: Kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerjasama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder atau satu daerah irigasi.
Perkumpulan petani pemakai air (P3A)
: Kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam satu petak tersier atau desa yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
Forum koordinasi daerah irigasi
: Sebagai sarana konsultasi dan komunikasi antara wakil perkumpulan petani pemakai air, wakil pengguna jaringan irigasi, dan wakil pemerintah dalam rangka pengelolaan irigasi yang jaringannya berfungsi multiguna pada suatu daerah irigasi.
68 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
Operasi jaringan irigasi : Upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.
Hak guna air untuk irigasi : Hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.
Debit Andalan : Debit perhitungan ketersediaan air berdasarkan probabilitas 80% terjadinya debit sungai.
Peta Petak / layout : Peta yang menggambarkan / menunjukkan segala informasi, lokasi dan arah saluran pembawa / pembuang, bangunan utama / pelengkap, jalan batas petak primer, saluran dan tersier yang dapat diairi berdasarkan keadaan topografi daerah tersebut, dalam skala 1 : 5.000 ; 1 : 10.000 dan seterusnya.
Peta Ikhtisar Irigasi (Skala 1 : 25.000 atau Skala 1 : 10.000),
: Peta yang mengambarkan batas daerah irigasi dan tata letak saluran induk & sekunder, bangunan air, pembagian areal layanan irigasi. Merupakan perkecilaan dari layout.
Skema Jaringan Irigasi : Peta yang menggambarkan letak dan nama-nama saluran induk & sekunder, bangunan air (bangunan utama, bangunan bagi, bangunan bagi- sadap, bangunan sadap), dan bangunan lainnya yang ada di setiap ruas dan panjang saluran, petak tersier dengan data debet rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 69 Skema Bangunan : Sketsa yang menggambarkan letak dan nama
nama Bangunan, Bendung, bangunan bagi, bangunan bagi/sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkap lainnya yang masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.
Gambar purna laksana (as built drawing)
: Gambar bangunan/ saluran terpasang.
Bangunan utama : Bangunan pengambilan/penampungan air yang berfungsi menyadap air pada sumbernya yang digunakan untuk irigasi (Bendungan, bendung, Free intake, Station Pompa).
Bendung : Bangunan yang melintang dipalung sungai yang berfungsi menaikkan muka air.
Station Pompa : Bangunan pengambilan terletak disalah satu tebing sungai yang berfungsi untuk menaikkan muka air melalui tenaga pompa.
Bangunan bagi : Bangunan yang terletak pada saluran primer/sekunder yang berfungsi membagi air ke saluran sekunder lainnya.
Bangunan sadap : Bangunan yang terletak di saluran primer / sekunder yang dapat memberi air langsung ke petak tersier.
Bangunan Bagi / sadap : Kombinasi kedua bangunan diatas.
Bangunan pengatur muka air
: Bangunan yang dibuat di saluran, yang berfungsi untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan yang dikehendaki.
Bangunan
pelengkap/silang
: Bangunan yang ada dijaringan irigasi diluar bangunan utama dan bangunan bagi/sadap misal : gorong-gorong, talang siphon, dll.
Gorong-gorong : Bangunan yang mengalirkan air irigasi yang melintasi, dibawah bangunan lain (jalan, saluran).
Talang : Bangunan yang mengalirkan air irigasi, melintas lembah/ sungai/ saluran, bisa tertutup atau terbuka, digunakan manakala waking cukup aman
70 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
Siphon : Bangunan yang mengalirkan air, berada dibawah sungai / saluran / jalan, digunakan manakala elevasi muka air banjir terlalu dekat dengan dasar saluran.
Talang Siphon : Bangunan kombinasi dari kedua bangunan diatas.
Bangunan terjun : Bangunan pematah energi yang ada pada saluran irigasi, dibuat manakala kemiringan medan jauh lebih besar dad kemiringan saluran.
Got miring : Bangunan pematah energi merupakan saluran dengan pasangan yang mempunyai kemiringan lebih besar dari kemiringan saluran, digunakan bila pembuatan bangunan terjun tidak memungkinkan.
Pelimpah : Bangunan pengamanan yang ada disaluran/sungai yang berfungsi untuk melewati air pada saat elevasi m.a saluran melebihi elevasi m.a rencana
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 71
KUNCI JAWABAN
A. Latihan Materi Pokok 1: Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi
1. Ruang Lingkup Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi Meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, jelaskan!
Jawab:
a) Perencanaan
1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan 2) Perencanaan Tata Tanam Detail
3) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam
4) SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam 5) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan
b) Pelaksanaan
1) Laporan keadaan air dan tanaman (04-O) 2) Penentuan rencana kebutuhan air dipintu pengambilan (05-O)
3) Pencatatan Debit Saluran (06-O)
4) Penetapan Pembagian Air
pada Jaringan Sekunder dan Primer (07-O) 5) Pencatatan Debit Sungai/Bangunan Pengambilan (08-O) 6) Perhitungan Faktor PalawijaRelatif(FPR) (09-O) 7) Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per DI (10- O)
8) Rekap Kabupaten per Masa Tanam (11-O)
9) Rekap Provinsi (12-O)
c) Monitoring dan Evaluasi
1) Monitoring Pelaksanaan Operasi 2) Kalibrasi alat ukur
3) Monitoring Kinerja Daerah Irigasi
72 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
2. Bagaimana bentuk peran serta P3A/ GP3A/ IP3A dalam operasi jaringan irigasi? Jelaskan!
Jawab:
a) Kegiatan Pengumpulan Data
Mencatat data luas dan jenis tanaman, luas panen, dan kerusakan tanaman
b) Perencanaan Operasi
1) Menyampaikan usulan rencana tata tanam
2) Menyampaikan usulan rencana pembagian dan pemberian air irigasi 3) Menyepakati secara tertulis rencana tahunan operasi
4) Menyepakati rencana pembagian dan pemberian air irigasi c) Pelaksanaan Operasi
1) Menerima alokasi air irigasi, mengusulkan peninjauan kembali apabila ada alokasi air yang tidak sesuai dengan rencana penyediaan air 2) Melaporkan kondisi kekurangan/kelebihanair setiap periode operasi 3) Membantu melaksanakan pekerjaan operasi seperti membuka,
menutup pintu, dan memberikan pelumasan pintu air.
4) Menyampaikan usulan kebutuhan air irigasi berdasarkan luas dan jenis tanaman setiap periode operasi.
d) Monitoring Dan Evaluasi Operasi
1) Melaporkan adanya pengambilan air irigasi secara tidak resmi 2) Melaporkan kejadian perusakan bangunan, saluran, dan pintu air 3) Melaporkan konflik air dan mengupayakan penyelesaiannya.
3. Agar operasi jaringan irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, harus tersedia data pendukung apa saja? Jelaskan!
Jawab:
a) Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab (Skala 1 : 25.000 atau disesuaikan), Dengan plotting sumber air, waduk, bendung, saluran induk, lahan irigasi
b) Peta Daerah Irigasi (Skala1:5.000 atau disesuaikan), Denganbatas daerah irigasi dan plotting saluran induk & sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta pembagian golongan.
c) Skema Jaringan Irigasi, Menggambarkan saluran induk & sekunder, bangunan air & bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 73 saluran, petak tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.
d) Skema Rencana Pembagian dan Pemberian Air, Menggambarkan skema petak dengan data pembagian dan pemberian air mulai dari petak tersier, saluran sekunder,saluran induk dan bendung/sumber air.
e) Gambar Purna Konstruksi (asbuilt drawing), Gambar kerja purna konstruksi untuk saluran maupun bangunan.
f) Dokumen & Data lain Berupa:
1) Manual pengoperasian bendung, bangunan ukur debit atau bangunan khusus lainnya;
2) Data seri dari catatan curahhujan;
3) Data debit sungai;
4) Data klimatologi;
5) Dan data lainnya.
B. Evaluasi Materi Pokok 1: Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi 1. d
2. a 3. a
C. Latihan Materi Pokok 2: Tata cara operasi jaringan irigasi
1. Sebut dan jelaskan macam-macam Perencanaan Tata Tanam Tahunan!
Jawab:
Macam-macam Perencanaan Tata Tanam Tahunan:
a) Rencana Tata Tanam Global (RTTG) b) Rencana Tata Tanam Detail (RTTD)
2. Sebut dan jelaskan macam-macam sistem pembagian air!
Jawab:
a) Sistem Golongan
Dari hasil perhitungan kebutuhan air dan perkiraan debit yang tersedia, maka diperlukan pembagian air secara golongan. Pembagian air secara serentak tidak memungkinkan terutama pada musim kemarau dimana debit puncaknya akan melebihi yang tersedia. Pembuatan aturan golongan ini perlu disetujui oleh Kepala UPTD dan Kepala Dinas Pengairan dan
74 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
akhirnya disyahkan oleh Panitia Irigasi Kabupaten. Agar setiap golongan mendapatkan kesempatan yang sama dalam mendapatkan air pertama dari setiap musim tanamnya, maka setiap tahun golongan tersebut digilir.
b) Sistem Giliran
Apabila suatu saat terjadi, dimana debit yang tersedia lebih kecil dari 70%
debit yang dibutuhkan, maka pemberian air secara giliran perlu diadakan.
Giliran pembagian air hanya dilakukan di jaringan tersier saja, sedangkan di jaringan utama selalu ada pembagian air secara serentak. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar tidak menambah kehilangan air di jaringan utama.
Dalam kondisi kekurangan air, pintu-pintu pengatur yang ada pada setiap bangunan sadap diatur kembali untuk menaikkan taraf muka air sehingga dapat masuk ke petak tersier.
3. Dalam Evaluasi kinerja sistem irigasi, indikator apa saja yang dinilai?
Jawab:
Dalam Evaluasi kinerja sistem irigasi, indikator yang dinilai adalah:
a) Prasarana fisik
b) Produktivitas tanaman c) Sarana penunjang d) Organisasi personalia e) Dokumentasi
f) Kondisi kelembagaanP3A
D. Evaluasi Materi Pokok 3: Struktur organisasi 1. a
2. c 3. c
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 75 E. Latihan Materi Pokok 3: Struktur organisasi
1. Apa tugas pokok dan fungsi Juru Pengairan?
Jawab:
Tugas pokok dan fungsi Juru Pengairan
a) Membantu kepala ranting / pengamat / UPTD / cabang dinas / korwil untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan operasi, antara lain:
1) Melaksanakan instruksi dari ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil tentang pemberian air pada tiap bangunan pengatur;
2) Memberi instruksi kepada PPA untuk mengatur pintu air sesuai debit yang ditetapkan;
3) Memberi saran kepada Petani tentang awal tanam & jenis tanaman;
4) Pengaturan Giliran;
5) Mengisi papan operasi / eksploitasi b) Membuat laporan operasi, antara lain:
1) Pengumpulan Data Debit;
2) Pengumpulan Data Tanaman & Kerusakan Tanaman;
3) Pengumpulan Data Curah Hujan (sesuai kebutuhan daerah);
4) Menyusun Data Mutasi Baku Sawah (sesuai kebutuhan daerah);
5) Mengumpulkan data Usulan Rencana Tata Tanam;
6) Melaporkan kejadian banjir kepada Rantig/Pengamat;
7) Melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis kepada Pengamat;
2. Menurut Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015, wilayah kerja seorang juru pengairan seluas berapa hektar?
Jawab:
Menurut Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015, wilayah kerja seorang juru pengairan seluas 750-1500 hektar
3. Apa tugas pokok dan fungsi P3A / GP3A dalam pelaksanaan operasi jaringan irigasi? Jelaskan!
Jawab:
a) Menerima alokasi air irigasi, mengusulkan peninjauan kembali apabila ada alokasi air yang tidak sesuai dengan rencana penyediaan air
76 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
b) Melaporkan kondisi kekurangan/kelebihanair setiap periode operasi
c) Membantu melaksanakan pekerjaan operasi seperti membuka, menutup pintu, dan memberikan pelumasan pintu air
d) Menyampaikan usulan kebutuhan air irigasi berdasarkan luas dan jenis F. Evaluasi Materi Pokok 3: Tata cara pengisian blangko operasi jaringan
irigasi 1. c 2. b 3. a
G. Latihan Materi Pokok 3: Tata cara pengisian blangko operasi jaringan irigasi 1. Sebutkan 5 (lima) buah blangko operasi yang anda ketahui dan jelaskan
fungsinya!
Jawab:
5 (lima) buah blangko operasi yang anda ketahui dan jelaskan fungsinya.
a) Blangko (01-O), berguna untuk 2 keperluan yaitu usulan dari IP3A/GP3A dan Keputusan Komisi Irigasi.
b) Blangko (02-O), berguna untuk 2 keperluan yaitu usulan dari IP3A/GP3A dan Keputusan Komisi Irigasi Per Musim Tanam (MT).
c) Blangko (04-O), berisi keputusan target areal tanam serta usulan dan realisasi luas tanam.
d) Blangko (05-O) berisi rencana kebutuhan air di pintu pengambilan.
e) Blangko (06-O) digunakan untuk mencatat debit air setiap hari.
2. Blangko apa saja yang merupakan laporan dan rekapitulasi musim tanam?
Jawab:
Blangko apa saja yang merupakan laporan dan rekapitulasi musim tanam adalah blangko 11-O dan 12-O
3. Blangko apa yang digunakan untuk mencatat perhitungan faktor K?
Jawab:
Blangko apa yang digunakan untuk mencatat perhitungan faktor K adalah blangko 09-O