Jaringan Saraf Tiruan Dengan Menggunakan Metode Perceptron Mendiagnosa Helminthasis Pada Hewan Kelinci
Rizqah Saadah Siregar
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia Jalan Sisingamangaraja No. 338 Medan, Indonesia
Abstrak
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan dibanyak bagian bumi. Dahulu, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga kedaratam Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha.
Ordo ini dibedakan menjadi dua famili,yakni Ochtonidea jenis pika yang pandai bersiul dan Leporidea termasuk didalamnya jenis kelinci dan terwelu. Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu Konijntje yang berarti anak kelinci. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonia, padahal di Pulau Sumatra ada satu jenis spsies asli kelinci Sumatra Nesolagus Netsheri yang baru ditemukan pada tahun. Pada penelitian ini jaringan saraf tiruan dengan mengguanakan metode perceptron utnuk mengenali objek tentang helminthiasis pada kelinci. Helminthiasis hidup di dalam saluran usus, di mana enzim pencernaan dapat melarutkan kulit telur dan melepaskan cacing. Cacing mulai berkembang biak dengan menghasilkan telur lebih banyak lagi dan akhirnya menetas. Cacing memiliki struktur multiselular dengan sistem organ. Pada penelitian ini perceptron merupakan perceptron dilatih dengan mengguanakan sekumpulan pola yang diberi kepadanya secara berulang-ulang selama latihan. Setiap pola yang diberikan merupakan pasangan pola masukan dan pola yang di inginkan sebagai target. Perceptron melakukan penjumlahan terhadap tiap-tiap masukannya dan mengguanakan fungsi ambang untuk menghitung keluarnya. Keluaran ini kemudian dibandingkan dengan hasil yang di inginkan, perbedaan yang di hasilkan dari perbandingan ini digunakan untuk merubah bobot-bobot dalam jaringan. Demikian dilakukan berulang- ulang sampai dihasilkan keluaran yang sesuai dengan hasil yang di inginkan.
Kata Kunci: Helminthiasis,Metode Perceptron dan Microsoft Visual Studio.
Abstract
Rabbits are mammals from the family Leporidae, which can be found in many parts of the earth. In the past, this animal is a wild animal that lived in Africa to European land. In its development, in 1912, rabbits were classified in the order Lagomorpha. This order is divided into two families, namely Ochtonidea which is good at whistling and Leporidea, including rabbits and hare. The origin of the word rabbit comes from the Dutch language, which is Konijntje which means rabbit cub. This shows that the Nusantara community began to recognize rabbits during the colonia period, whereas on the island of Sumatra there was one species of native Sumatran rabbit Nesolagus Netsheri that was only discovered in the year. In this study artificial neural networks using the perceptron method separately to recognize objects about helminthiasis in rabbits. Helminthiasis lives in the intestinal tract, where digestive enzymes can dissolve eggshells and release worms.
Worms begin to multiply by producing more eggs and eventually hatch. Worms have a multicellular structure with organ systems. In this research, perceptron is perceptron trained by using a set of patterns that are given to him repeatedly during training. Each pattern given is a pair of input patterns and the desired pattern as a target. Perceptron do the sum of each input and use the threshold function to calculate the exit. This output is then compared to the desired results, the difference generated from this comparison is used to change the weights in the network. This is done repeatedly until the output is in accordance with the desired results.
Keywords: Helminthiasis, Perceptron Method and Microsoft Visual Studio.
1. PENDAHULUAN
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan dibanyak bagian bumi. Dahulu, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga kedaratam Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili,yakni Ochtonidea (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidea (termasuk didalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal kata kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu Konijntjeyang berarti (anak kelinci). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa kolonia, padahal di Pulau Sumatra ada satu jenis spsies asli kelinci Sumatra (Nesolagus Netsheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972.
Saat ini indonesia membudidayakan ternak kelinci, ada yang digunakan untuk kegiatan usaha bisnis dan ada yang digunakan untuk sekedar kegiatan sampingan. Baik untuk kegiatan usaha (bisnis) ataupun kegiatan sampingan sebaliknya peternak kelinci dalam pengolahannya juga harus memperhatikan dari segi modal, kebersihan lingkungan dan pola makan kelinci harus diperhatikan pula agar menghasilkan bibit ternak yang unggul dan mengantongi keuntungan bagi para ternak.
Secara kasat mata, memeng tidak semua ternak kelinci yang menderita penyakit cacingan disebabkan karena adanya cacing kecil yang hidup di usus belakang kelinci, ukurannya sekitar 2,5 cm. Biasanya cacing masuk ke tubuh kelinci karna terbawa makan atau ada telur cacing di pakan kelinci. Gejala penyakit cacingan diantanya, kelinci tamak kurus,pucat, napsu makanya kurang dan begitu lemah. Kelinci suka menggaruk bulu disekitar lubang duburnya. Cara mengobatinya dengan memberi kelinci obat cacing secara teratur bersikan kandangnya dan pastikan makan dan minum kelinci harus bersih hindari dari telur cacing.
Tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh serangan parasit cacing pun tergantung pada jenis cacing, jumlah cacing yang menyerang, umur kelinci yang terserang serta kondisi pakan.Walaupun penyakit cacingan tidak langsung menyebabkan kematian, namun secara ekonomi dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Konsep praktiks pada jaringan sarap tiruan dalam memprediksi penyekit yang ada pada hewan ternak kelinci dengan cara pola pendataan gejala-gejala penyakit pada hewan ternak kelinci dengan melakukan pendeteksian menggunakan jaringan sarap tiruan dan menggunakan metode perceptron termasuk salah satu bentuk jaringan saraf sederhana. Perceptron biasanya digunakan untuk mengklasifi-kasikan suatu tipe pola tertentu yang sering dikenal dengan pemisahan secara linear.Pada dasarnya, perceptron pada jaringan saraf dengan satu lapisan memiliki bobot yang bisa diatur dan suatu nilai ambang
(threshold). Algoritma yang digunangkan oleh aturan perceptron ini akan mengatur parameter-parameter bebasnyamelalui proses pembelajaran.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Saraf Tiruan
Jaringan saraf tiruan adalah paradigma pengolahan informasi yang terinpirasi oleh sistem saraf secara biologis, seperti proses informasi pada otak manusia. Elemen kunci dari paradigma ini adalah struktur dari sistem pengolahan informasi yang terdiri dari sejumlah besar elemen pemerosesan yang saling berhubungan (neuron), bekerja serentak untuk menyelesaikan masalah tertentu. Cara kerja JST seperti cara kerja manusia, yaitu belajar melalui contoh. Sebuah JST dikonfigurasikan untuk aplikasi tertentu, seperti pengenalan pola atau klasifikasi data, melalui proses pembelajaran. Belajar dalam sisten biologis melibatkan penyesuain terhadap koneksi synaptic yang ada neuron. Hal ini berlaku juga untuk JST[1]. Jaringan saraf tiruan merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut.
Jaringan saraf tiruan adalah sistem pemerosesan informasi yang mempunyai karakteristik kinerja tertentu seperti jaringan neural biologis.Otak tiruan ini dapat berfikir seperti manusia, dan juga sepandai manusia dalam menyimpulkan sesuatu dari potongan-potongan informasi yang diterima. Komputer diusakan agar bisa berfikir sama seperti manusia.
Caranya dengan melakukan peniruan terhadap aktivasi-aktivasi yang terjadi di dalam sebuah jaringan saraf biologis. Jaringan saraf tiruan telah dikembangkan sebagai generalisasi model matematik[2].
Informasi terjadi pada elemen-elemen pemerosesan (neuron-neuron), dari kognisi manusia atau biologis neural, yang berbasis asumsi sebagai berikut:
1. Pengolahan
2. Sinyal antara dua buah diteruskan melalui link-link koneksi 3. Setiap link koneksi memiliki bobot terasosiasi
4. Setiap neuron menerapkan sebuah fungsi aktivasi terhadap input jaringan (jumlah sinyal input berbobot). Tujuannya adalah untuk menentukan sinyal output. Fungsi aktivasi yaang digunakan biasanya fungsi yang nonlinear.
2.2 Metode Perceptron
Menurut salah satu organisasi yang dikenal dan sering digunakan dalam peramida jaringan syaraf tiruan buatan adalah perambatan galat mundur.Sebelum dikenel adanya jaringan syaraf Metode Perceptron termasuk salah satu bentuk jaringan saraf sederhana.Perceptron biasanya digunakan untuk mengklasifi-kasikan suatu tipe pola tertentu yang sering dikenal dengan pemisahan secara linear.Pada dasarnya, perceptron pada jaringan saraf dengan satu lapisan memiliki bobot yang bisa diatur dan suatu nilai ambang (threshold). Algoritma yang digunangkan oleh aturan perceptron ini akan mengatur parameter- parameter bebasnya melalui proses pembelajaran[5].
Algoritma perceptron termasuk salah satu bentuk jaringan yang cukup sederhana. Algoritma ini sering sipakai untuk mengklasifikasikan input yang bersifat linearly seperable. Jaringan syaraf tiruan perceptron mempunyai satu layer dan bobot- bobot sinaptik dan tresold yang bisa diatur selama proses pembelajaran, perceptron akanmengatur para meter secara continue selama interasi dan akan menghasilkan secara external x1,x2,...,xn ke dalam salah satu dari dua kelas C1 dan C2. Kelas C1 adalah daerah positif dimana nilai= tresold(Ø), sederhanakan kelas C2 adalah daerah negatif dimana nilai <tresold (Ø)[3].
Secara teori, persamaan ini berfungsi untuk menciptakan decision boundar yang membedakan kedua kelas secara akurat pengaturan treshold dapat mengatur pergeseran garis batasan keputusan, Sejarahpercepron :
1. Tahun 1940-an, para ilmuan menemukan bahwa psikologi otak sama dengan mode pemrosessan yang dilakukan oleh komputer.
2. Tahun 1943, McCulloch dan Pitts merancang model formal yang pertamakali sebagai perhitungan dasar neuron.
3. Tahun 1954, Farley dan Clark mensetup model-model untuk relasiadaptif stimulus-respon dalam jaringan random.
Perceptron dilatih dengan menggunakan sekumoulan pola yang diberikan kepadanya secara berulang-ulang selama tatihan.Setiap pola yang diberikan merupakan pasangan pola masukan dan pola yang diinginkan.Perceptron melakukan penjumlahan berbobot terhadap tiap-tiap masukannya dan menggunakan fungsi ambang untuk menghitung keluarnya (Persamaan 1 dan Persamaan 2).Keluaran ini dikemudikan dibandingkan dengan hasil yang diinginkan. Dengan menggunakan aturan perceptron sederhana maka perubahan bobot dapat dirumuskan:
Wi(baru) = wi(lama) + ∆w(i=1, ... ,n) dengan ∆w = αtxi b(baru) = b(lama) + ∆b = αt
Dengan :
C = kecepatan belajar Tjp = nilai keluaran yang dingininkan unit j setelah diberikan pola p lapisan masukkan. Xjp = nilai keluaran yang dihasilkan unit j setelah diberikan pola p lapisan masukan a= masukkan yang berasal dari unit i kesesuain antara keluaran dengan sasaran yang dinginginkan menunjukkanpencapaian kerja jaringan yang sedang dilatikan dan dinyatakan dengan besarnya galat yang diperoleh jaringan dapat dianggap sama dengan pola yang diinginkan.
2.3 Helminthiasis
Helminthiasis hidup dalam saluran usus, di mana enzim percernaan dapat melarutkan kulit telur dam melepaskan cacing.
Selanjutnya cacing mulai berkembang biak dam menghasilkan telur lebih banyak lagi dengan akhirnya menetas dam melanjutkan siklus.
Meskipun enzim percernaan melarutkan kulitvterul, enzim tersebut tidak metugikan cacing dewasa, yang dilindungi oleh lapisan keratin diluar tubuh cacing.Cacing memiliki struktur tubuh multiseluler dengan sistem organ.Besar kemungkinan obat-obat tertentu dapat menghabat proses-proses pada tubuh, yang pada gilirannya membutuh cacing dam mencegah reproduksi.
Keberadaan cacing sebagai parasit yang bersarang di dalam tubuh kelinci memeng dapat menimulkan berbagai masalah.Penyakit ini bisa disebut sebagai cacingan (Helmintiasis).
Ada tiga jenis cacingan yang paling sering menyerang kelinci yaitu : 1. Cacing Hati (Trematode)
Yaitu cacing berbentuk mirip dau dan pipih yang menyerang organ hati dan saluran empedu.
2. Cacing Giling (Nematoda)
Yaitu jenis cacing yang berukuran sangatkecil dah hidup di dalam usus halus kelinci.
3. Cacing Pita (Cestoda)
Cacing hidup di usus lalu mengukiti aliran darah menuju otot dan masuk ke dalam daging.
1. Kelinci mengalami penurunan berat badan secara drastis.
2. Pertumbuhan padet (anak kelinci) terlambat.
3. Jumlah susu yang hasilkan kelinci perah makin menurun.
4. Kualitas daging yang dihasilkan kelinci potong memburuk.
5. Jeroan kelinci, khususnya hati harus dibuang karena apabila dikonsumsi, cacing dapat masuk dan menyerang tubuh manusia.
Penyakit pada kelinci biasanya disebabkan karena kondisi kandang yang kurang bersih, nutrisi pakan yang tidak seimbang, volume pakan yang kurang, air minum yang kotor, tertular oleh kelinci lain, perubahan cuaca dan ketidaktahuan mengenai penyakit pada kelinci.Penyakit pada kelinci yang bisa menyebabkan kematian diantaranya, Kokkidioses, Enteritis Kompleks, Young Doe Syndrome, Pasteurellosis dan Skabies.
3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Helmintiasis hidup dalam saluran usus, di mana enzim percernaan dapat melarutkan kulit telur dam melepaskan cacing.
Selanjutnya cacing mulai berkembang biak dam menghasilkan telur lebih banyak lagi dengan akhirnya menetas dam melanjutkan siklus. Meskipun enzim percernaan melarutkan kulitvterul, enzim tersebut tidak metugikan cacing dewasa, yang dilindungi oleh lapisan keratin diluar tubuh cacing.Cacing memiliki struktur tubuh multiseluler dengan sistem organ.Besar kemungkinan obat-obat tertentu dapat menghabat proses-proses pada tubuh, yang pada gilirannya membutuh cacing dam mencegah reproduksi.Keberadaan cacing sebagai parasit yang bersarang di dalam tubuh kelinci memeng dapat menimulkan berbagai masalah.Penyakit ini bisa disebut sebagai cacingan (Helmintiasis).
3.1 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan
Perceptron merupakan salah satu bentuk jaringan sederhana.Perceptronbiasanya digunakan untuk mengklasifikasikan suatu pola tipe tertentu yang sering dikenal dengan pemisahan secara linear. Helminthiasis pada hewan ternak kelinci dapat didiagnosa dengan menerapkan metode Percptron. Metode Perceptron akan melakukan pendiagnosaan pada setiap gejala- gejala yang timbul pada hewan ternak kelinci yang terkena penyakit helminthiasis.Ciri-ciri Helminthiasis Pada Hewan Kelinci :
1. Mata berbuih
Tanda pertama yang sangat dominan pada kelinci yang terjangkit helminthiasis yaitu mata berbuih, seperti gelembung balon kecil.Kemudian nafsu makan yang menurun.
2. Telinga kelinci terasa dingin
Tanda yang selanjutnya yang ditunjukkan oleh kelinci yang sakit adalah dengan suhu pada telinganya menurun.Saat suhu telinga kelinci dingin, posisi telinga juga tidak seperti biasanya. Kelinci yang sakit biasanya akan menarik posisi telinganya ke arah belakang.
3. Telinga kelinci terasa sangat panas
Pada poin sebelumnya telah dijelaskan bahwa suhu pada telinga kelinci berubah menjadi sangat dingin ketika sakit.Kebalikan dari poin poin pertama, telinga kelinci juga menjadi sangat panas saat sedang sakit.Telinga kelinci yang lebih panas dibandingkan biasanya adalah suatu kelinci sedang mengalami demam.Demam pada kelinci patut diwaspadai, demam bisa menjadi salah satu indikasi bahwa kelinci menderita infeksi atau penyakit yang serius.Intinya, ketika suhu pada telinga kelinci lebih rendah atau lebih tinggi dari biasanya.Segera periksakan kelinci anda kedokter hewan untuk mendapatkan penanganan medis.
4. Nafsu makan menurun
Tanda selanjutnya bahwa kelinci anda sedang sakit adalah nafsu makannya menurun.Nafsu makan yang menurun ini adalah tanda yang paling umum saat kelinci sakit. Tanda ini pula yang sangat mudah untuk di amati. Kelinci bisa kehilangan nafsu makan karena stress atau karena masalah pencernaan. Di samping nafsu makan yang menurun, kelinci yang stress juga cenderung mencakar-cakar dan membuang makanan yang diberikan kepadanya.Jika kelinci anda sudah seperti ini, bawa kelinci anda kedokter hewan untuk mendapatkan antidepresan. Anda juga harus mengevaluasi pola perawatan terhadap kelinci anda, dan mengetahui apa penyebab sehingga kelinci anda menjadi stress.
5. Perut buncit
Kelinci pada umumnya memang pada memiliki badan yang agak gempal karena dagingnya yang padat.Sangat jarang orang yang memperhatikan perut kelinci.Perut kelinci yang sehat tidak bincit dan cenderung rata.Jika perut kelinci anda buncit, itu tanda bahwa kelinci anda sedang dalam kondisi yang tidak sehat. Kelinci yang memiliki perut buncit bisa disebabkan oleh dua hal.Yang pertama, jika kelinci memiliki perut buncit namun terlihat sehat dan aktif, kemungkinan kelinci anda mengalami cacingan.Kondisi kedua adalah jika kelinci memiliki perut yang buncit diiringi dengan menurunnya nafsu makan dan tidak aktif seperti biasanya, maka kemungkinan kelinci anda mengalami gangguan pencernaan.Langkah terbaik untuk mengatasi masalah pencernaan pada kelinci adalah membawanya kedokter hewan untuk mengetahui penyakit yang dideritanya dan mengetahui obat yang cocok untuk mengatasi penyakitnya.
6. Feses
Feses kelinci bisa menggambarkan kondisi kesehatannya, terutama kondisi kesehatan pencernaannya, normalnya feses kelinci tidak berbau, warnanya kecokelatan, dan padat namun tidak terlalu keras. Jika anda menemukan feses kelinci lembek dan baunya mnyengat, dan biasanya kalau diperhatikan feses bercampur dengan cacing-cacing kecil berarti kelinci anda mengalami penyakit helminthiasis, atau apa bila feses kelinci anda hanya lembek dan menyengat berarti kelinci anda sedang mengalami diare.Sebaliknya, kelinci anda bisa dikatakan mengalami sembelit jika fesesnya keras, kecil, dan berwarna hitam. Untuk mengatasi masalah sembelit pada hewan kelinci, ubahlah pola makan kelinci.Berikan makanan yang mengandung banyak serat seperti sayuran dan rumput.Selain dapat dideteksi melalui feses, dubur kelinci juga bisa membantu kita untuk mengetahui apakah kelinci dalam keadaan sehat atau tidak. Kelinci terserang penyakit bernama koksidiosis yang ditandai dengan adanya lendir dan bercak darah pada dubur kelinci.
7. Urine
Selain dapat dideteksi dari feses, urine kelinci juga bisa kita gunakan sebagai alat ukur kesehatannya.Urine kelinci yang dalam keadaan sehat berwarna kuning, orange, dan kecokelatan.Anda harus mengamati warna urine kelinci anda setiap harinya.Apabia anda menemukan warna-warna yang telah kami sebutkan di atas, kemungkinan kelinci anda mengalami gangguan metabolisme tubuh.Segera bawa kedokter hewan terdekat untuk mengetahui kondisinya.
8. Menyendiri dan bertingkah aneh
Kelinci yang sedang sakit biasanya akan menunjukan perilaku yang aneh dan tidak seperti biasanya, ketika kelinci anda terlihat menyendiri disudut kandang dengan mata yang sayu, kemungkinan kelinci anda sedang menahan sakit. Kelinci yang menahan sakit akan mudah mngalami stress.Kondisi sepert ini biasanya di ikuti dengan menurunnya nafsu makan kelinci. Kelinci juga tidak akan aktif bermain seperti biasanya. Langkah terbaik utnuk menangani kelinci yang sakit adalah dengan membawanya kedokter hewan.
9. Bunyi benturan gigi
Kelinci yang stress karena menahan sakit yang di derita juga akan menunjukkan perilaku selain menyendiri. Kelinci yang stress menahan sakit juga bisa membenturkan gigi atas dengan gigi bawahnya. Jika anda mendengar suara benturan gigi pada kelinci anda, jangan ambil pusing lagi, segera bawa kelinci anda kedokter hewan terdekat.
10. Mata dan hidung berair
Kondisi berikutnya yang menandakan bahwa kelinci anda sedang sakit adalah mata dan hidungnya berair. Hidung berair atau ingusan ini bisa disebabkan oleh stress yang diderita kelinci. Kemudian ada kondisi lain juga yang menybabkan kelinci hidungnya bearair. Kondisi lain yang menyebabkan mata dan hidung kelinci yang berair adalah enterotoxaemia dan juga pasteurella multocida.
11. Perhatikan saat kelinci sedang bangun tidur
Sama seperti kucing, kelinci sangat sensitif terhadap suara. Sehingga saat kelinci tertidur biasanya akan langsung terbangun ketika ada suara orang yang menggangunya. Perhatikan jika kelinci anda tidur lalu anda datang, apakah bangun atau tidak.Jika kelinci tidak bangun ketika anda datang padahal anda bersuara di dekatnya, berarti kelinci anda sakit.Kelinci anda tidak merespon suara anda dengan bangun dari tidurnya karena kelinci sedang menahan sakit yang di deritanya.
Helminthiasis pada hewan ternak kelinci dapat didiagnosa dengan menerapkan metode Percptron. Metode Perceptron akan melakukan pendiagnosaan pada setiap gejala-gejala yang timbul pada hewan ternak kelinci yang terkena penyakit helminthiasis.
Tabel 1. Masukan Target YangDigunakan
Data. Masukan
(x1) (x2) Target (z)
1 0 0 0
2 1 0 0
3 0 1 0
4 0 0 0
5 1 1 1
6 1 1 1
7 0 0 0
8 1 1 1
9 0 0 0
10 1 0 0
11 0 1 0
12 0 0 0
13 0 0 0
14 1 1 1
15 1 0 0
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. xi dan x2 merupakan input biner (bernilai 0 dan 1) 2. y merupakan output jaringan saraf tiruan (JST) 3. z adalah target biner
4. Delta merupakan error
5. Menggunakan treshold (nilai ambang Ø) yang ditentukan α = 0.2 6. Nilai awal bobot (w1 dan w2) biasanya = 0
7. Nilai bias (b)= 0
8. Fungsi aktivasi digunakan untuk membandingkan output dan target yang diinginkan.
Untuk mendiagnosa penyakit helminthiasis pada hewan ternak kelinci, yang bertujuan untuk mengetahui atau mengetahuai goal yang diharapkan dengan menggunakan banyak pola. Pada proses mendiagnosa penyakit lelminthiasis,suatu input dimasukan ke jaringan, kemudianjaringan dibanding dengan target, jika keluarnya tidak sama dengan target, maka diperlukan modifikasi bobot yang bisa membuat keluaran (output) jaringan sama dengan target (1) yang diinginkan. Adapun proses pelatihan yang dilakukan sebagai berikut :
Epoch ke-1
Data ke-1 (x1 = 0; x2 = 0; z = 0) y_in = b + Σ xiwi
i
= 0 + 0.0 + 0.0 = 0
Fungsi aktifasi: y = 1, jikay_in>0,2
0, jika -0,2 < y_in < 0,2 -1, jika y_ in < -0, 2
Hasil aktivasi y = 0, y = z
(Sama dengan target z = 0, maka tidak perlu dilakukan perubahan bobot dan bias) Bobot dan bias tetap:
w1 (baru) = w1(lama) = 0 w2 (baru) = w2 (lama) = 0 b (baru) = b (lama) = 0 Epoch ke -2
Data ke-1 (x1 = 0; x2 = 0; z = 0) y_in = b + Σ xiwi
i
y_in >0,2= 0,2 + 0.0,2 + 0.0,2 = 0,2 Fungsi aktifasi : y =
1, jika
0, jika -0,2 < y_in < 0,2 -1, jika y_ in < -0,2 Hasil aktivasi y = 0, y = z
(Sama dengan target z = 0, maka tidak perlu dilakukan perubahan bobot dan bias) Bobot dan bias tetap :
w1 (baru) = w1(lama) = 0.2 w2 (baru) = w2 (lama) = 0,2 b (baru) = b (lama) = 0,2.
4. IMPLEMENTASI
Tampilan Aplikasi JST yang digunakan untuk memberikan hasil persentase dengan menerapkan metode perceptron mendiagnosa helminthasis pada kelinci, pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Tampilan Aplikasi JST.
5. KESIMPULAN
Dari hasil penulisan dan analisa dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan-kesimpulan, dimana kesimpulan tersebut kiranya dapat berguna bagi para pembaca, sehingga penulisan skripsi ini dapat lebih bermanfaat. Adapun kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mendiagnosa penyakit helminthiasis pada hewan kelinci dapat dilakukan dengan jarigan saraf tiruan yang dapat digunakan untuk membuat suatu sistem pengenalan dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik.
2. Penerapan metode Perceptron merupakan salah satu dari merode jaringan saraf tiruan yang dapat mempermudah dan memberikan perhitungan penyelesaian dengan mendiagnosa helminthiasis pada hewan kelinci.
3. Aplikasi Microsoft visual studio 2008 digunakan sebagai pengujian untuk mendignosa helminthiasis pada hewan kelinci.
REFERENCES
[1] Sudarsono Aji, "JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK MENGGUNAKAN METODE BACPROPAGATION (STUDI KASUS DI KOTA BENGKULU)," Jurnal Media Infotama, vol. 12, 2016.
[2] J Siang J, "Jaringan Saraf Tiruan dan Pemograman Menggunakan MATLAB," Andy, 2009.
[3] Puspitaningrum D, "Praktik Perawatan Organ Genitalia Eksternal pada Anak Usia 10-11 Tahun yang Mengalami Menarche Dini di Sekolah Dasar Kota Semarang. Jurusan Kebidanan Universitas Muhammdisyah Semarang.," http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl- dewipuspit6363-1-dewipusm.pdf., 2010.
[4] Rosenblatt P.L, "Menstrual Cycle. The Merck Manual. Available from," http://www.merck.com/mmhe/sec22/ch241/ch241e.html., 2007.
[5] Pujianta Ardi, "Jurnal Pengenalan Citra Objek Sederhana Dengan Jaringan Saraf Tiruan Metode Perceptron," Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 10 Mei 2014.
[6] Adi Nugroho, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Dengan Metode USDP. Yogyakarta: Andi, 2010.
[7] Ketut Darmayuda, Pemograman Aplikasi Database dengan Mikrosoft Visual Basic.Net 2008. Bandung: Informatika Bandung, 2009.
[8] DAN DENI RAMDANI SUMADI, SADAR RASIDAN BUDI RACHMAN, "ULASAN ARTIKEL: GAMBARAN BIOLOGIK HEWAN PERCOBAAN KELINCI," artikeledp.files.wordpress.com/2013/08/gambaran-biologik-hewan-percobaan-kelinci_sumadi-dkk.pdf, p. 18, 2013.
[9] Amir A Basjiruddin, D. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf (Neorologi) , I, Ed.: Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Andalas, 2008.