Jenis-Jenis Infeksi Menular

(1)

PA Ketrop

- By Calon Dokter

(2)

No Jenis Infeksi Penyebab 1 Tuberkulosis Paru-Paru

Mycobacterium tuberculosis

Bakteri 2 Tuberkulosis Kelenjar Getah Bening

3 Tuberkulosis pada testis (Orchitis) 4 Tuberkulosis Kelenjar Limfa (Lien) 5 Morbus Hansen tipe TT

Mycobacterium leprae 6 Morbus Hansen tipe BT

7 Morbus Hansen tipe BB 8 Morbus Hansen tipe LL

9 Reaksi Lepra (Erithema Nodosum Lepromatosum)

10 Syphilis Treponema pallidum

11 Molluscum contangiosum Pox virus

Virus

12 Herpes Simplex HSV-1 & HSV-2

13 Verucca vulgaris HPV-1, -2, -4

14 Condyoma Acuminata HPV-6, -8, -11

15 Infeksi Jamur pada kulit (Chromoblastomycosis)

Jamur 16 Infeksi Jamur pada tonsil (Mycetoma)

17 Infeksi Jamur (Aspergillosis) Aspergillus flavus

18 Infeksi Jamur (Mucormycosis)

19 Infeksi Jamur (Candidiasis) Candida albicans

20 Infeksi Amoeba pada hepar (Amoebiasis) Entamoeba hystolytica Parasit

(3)

SLIDE 1-4

• Mikroskopik :

Menunjukkan granuloma- granuloma yang terdiri dari

histiosit epitheloid yang dikelilingi oleh sel radang limfosit, pada

bagian sentral terdapat nekrosis kaseosa. Diantara granuloma terdapat sebaran sel datia

langhans

(4)

Mikroskopik tuberkulosis

(5)

1. Tuberculosis Paru

Ds: Radang Kronik granulomatosa Spesifik (Tuberculosis Paru)

Radang ^kronik

granulomatosa

Specifik ^(TB Paru)

S O

(6)

Jaringan yang mengalami nekrosis perkejuan (nekrosis kaseosa)

1. TUBERKULOSIS PARU-PARU

Necrosis kaseosa

Datia Langhans Limfosit

Histiosit epiteloid

Ds: Radang Kronik granulomatosa Spesifik (Tuberculosis Paru)

(7)

Granuloma yg terdiri dari

1. Nekrosis kaseosa di sentral 2. sel2 hisitosit epiteloid

3. Infiltrasi sel2 radang disekitarnya 4. Tampak 1-2 sel datia

Ds: Radang Kronik

granulomatosa Spesifik (Tuberculosis Paru)

-

(8)

Ds: Radang Kronik

radang ^Kronk

granulomatosa spesifik

(TB paral

AK

Imposit

(9)

Ds: Radang Kronik

NK

(10)

2. Tuberculosis Kelenjar Getah Bening/ Limfadenitis TB

Ds: Limfadenitis Kronik Granulomatous et causa Proses Spesifik (Tuberculosis)

G

⑪ -

granulom

(11)

2. TUBERKULOSIS KGB/

Limfadenitis TB

Ds: Limfadenitis Kronik Granulomatous et causa Proses Spesifik

(Tuberculosis)

NK

NI

NIK

(12)

Limfadenitis TB

Ds: Limfadenitis Kronik

Granulomatous et causa Proses Spesifik (Tuberculosis)

Limyadeniz ^kronik

granulomatous ^et ^causa

proces spesitiv ^(TBI

Tuberculosis# ^Liens

Limfadenizis ^TB

E

H

NK

(13)

2. TUBERKULOSIS KGB/

Limfadenitis TB

Ds: Limfadenitis Kronik Granulomatous et causa

Proses Spesifik

(Tuberculosis)

(14)

Limfadenitis TB

Ds: Limfadenitis Kronik Granulomatous et causa

Proses Spesifik

(Tuberculosis)

(15)

Limfadenitis TB

Proses Spesifik (Tuberculosis)

N

H

(16)

Limfadenitis TB

Proses Spesifik (Tuberculosis)

Limyadenitis ^bromk

granulomatous ^et

causa proces spesifik (TB)

L

H

Ak

L

(17)

3. Tuberculosis Testis/ Orchitis Tuberculosis

Ds: Orchitis Granulomatous et causa TB

(18)

3. Tuberculosis Testis/

Orchitis Tuberculosis

Ds: Orchitis Granulomatous et causa TB

NK

H

sel Data

(19)

balus Sominsteras

Tu normal

- ranuloma

↑

^& ^tuberculod

①

^H

Orchiks Granulomators

et Causa TB ^-^> Orchite ^TB/TB test

(20)

3. Tuberculosis Testis/

Panah biru : Tubulus seminiferous testis normal Lingkar merah : granuloma tuberculoid

Segitiga kuning : Sel datia Langhans

(21)

3. Tuberculosis Testis/

(22)

(23)

3. Tuberculosis Testis/

(24)

4. Tuberculosis Lien

Ds: Tuberculosis Lien

(25)

(26)

4. Tuberculosis Lien

(27)

(28)

4. Tuberculosis Lien

(29)

5. Morbus Hansen tipe TT

Ds: Morbus Hansen tipe TT (Tuberculoid Leprosy)

(30)

5. Morbus Hansen tipe TT (Tuberculoid Leprosy)

• Granuloma terdiri dari 1. Histiosit epiteloid

2. sel datia Langerhans

• Dikelilingi sama limfosit

- Sebagian granuloma sentuh basal epidermis

- No ada grenz zone

(31)

5. Morbus Hansen tipe TT (Tuberculoid Leprosy)

- No ada grenz zone

(32)

- No ada grenz zone

(33)

5. Morbus Hansen tipe TT (Tuberculoid Leprosy)

- No ada grenz zone

(34)

- No ada grenz zone

(35)

6. Morbus Hansen tipe BT

Ds: Morbus Hansen tipe Borderline Tuberculoid (MH Tipe BT)

(36)

6. Morbus Hansen tipe BT

Ds: Morbus Hansen tipe

Borderline Tuberculoid (MH tipe BT)

• Infiltrasi limfosit ke dalam granuloma

- No ada grenz zone

(37)

Ds: Morbus Hansen tipe

- No ada grenz zone

(38)

- No ada grenz zone

(39)

6. Morbus Hansen tipe BT

- No ada grenz zone

(40)

7. Morbus Hansen tipe BB

Ds: Morbus Hansen tipe BB

(41)

2. Foamy makrofag

• Infiltrasi Limfosit ke dalam granuloma

- ada grenz zone mulai terbentuk - Sebagian epidermis atrofi

Ds: Morbus Hansen tipe BB

(42)

2. Foamy makrofag

(43)

Ds: Morbus Hansen tipe BB

2. Foamy makrofag

(44)

2. Foamy makrofag

Ds: Morbus Hansen tipe BB

(45)

8. Morbus Hansen tipe LL

(46)

Ds: Morbus Hansen tipe LL

• Granuloma terdiri dari 1. Banyak Foamy makrofag

• Sedikit limfosit

- ada grenz zone m

- Sebagian epidermis atrofi

(47)

- ada grenz zone m

->foamla

(48)

8. Morbus Hansen tipe LL

- ada grenz zone m

(49)

- ada grenz zone m

(50)

8. Morbus Hansen tipe LL

- ada grenz zone m

- Pewarnaan: Fite Faraco (cari basil M. leprae)

(51)

- ada grenz zone m

- Sebagian epidermis atrofi - Pewarnaan: Fite Faraco (cari

basil M. leprae)

(52)

9. Reaksi Lepra Tipe 2 (Eritema Nodusum Lepromatosum/ ENL)

Ds: Morbus Hansen tipe Lepromatous Leprosi dengan Reaksi ENL

(53)

9. Reaksi Lepra tipe 2 (Erithema Nodusum Lepromatosum/ ENL)

Ds: Morbus Hansen tipe Lepromatous Leprosi

dengan Reaksi ENL

• Granuloma terdiri dari

1. Sel histiosit foamy yang

bercampur dengan neutrophil yang sangat padat

(54)

9. Reaksi Lepra tipe 2 (Erithema Nodusum Lepromatosum/ ENL)

dengan Reaksi ENL

(55)

Lepromatous Leprosi dengan Reaksi ENL

(56)

9. Reaksi Lepra tipe 2 (Erithema Nodusum Lepromatosum/ ENL)

dengan Reaksi ENL

(57)

dengan Reaksi ENL

(58)

10. Syphilis

Ds: Syphilis Sekunder

(59)

10. Syphilis

• Epidermis dengan pola psoriasiform dan

lichenoid

• Dermis: infiltrasi limfosit yang bercampur dengan sel plasma membentu band-like

limposit _bercamper

J Jengan

^membentuk^sel ^plasma^band-like

I

Epidermis ^dengan

pola Psoriaform ^a ^Lichenaid

(60)

10. Syphilis

lichenoid

Limposit _yo bercamper 4

of

^Jergan^benrik^sel^band-like^plasma

apidermis

dengar _pola

Psoriasiform ^X Lichenoid

(61)

10. Syphilis

lichenoid

(62)

10. Syphilis

lichenoid

sel

plasma

^into

t

E

(63)

10. Syphilis

lichenoid

.

sel plasma

pada

syphilis

(64)

11. Molluscum Contangiosum

Ds: Molluscum Contangiosum

Daringa bene , ,

epidermis _y9

hiperplasia ^& ^akantos

↓ ↓

Molluscum ^Molusam bodies

Conzanglosum Chanderson ^- _Paverson Bodies)

Yo be^call

(65)

11. Molluscum Contangiosum

• Jariangn berbentuk lobulated dilapisis epidermis yang

hyperplasia & akantosis

• Tampak molluscum bodies (Henderson-Paterson Bodies)

• Eosinofilik pada stratum spinosum

• Basofilik pada granulosum

(66)

epidermis ^Y9

hiperplasia^a ^akantos's

↑

/

molks cam

bodies

(67)

11. Molluscum Contangiosum

(68)

(69)

11. Molluscum Contangiosum

-

Molluscum bodies

(Handerson ^- _Patersonn

Bodies)

(70)

12. Herpes Simplex

Ds: Herpes Simplex

degeneras

loning

bal

Ox

_self

Keratinost

(71)

12. Herpes Simplex

Ds: Herpes Simplex

• Pada stratum spinosum ada sel keratinosit berinti

banyak, akantolitik dengan inklusi intranuclear

(72)

12. Herpes Simplex

Ds: Herpes Simplex

degeneral balloning

(73)

12. Herpes Simplex

Ds: Herpes Simplex

degenera

balloning

(74)

12. Herpes Simplex

Ds: Herpes Simplex

S

sel _keratinor

berinz^, buyk ^, ^akantolink^,

dengan ^Inklusi Intraveller

(75)

12. Herpes Simplex

Ds: Herpes Simplex

(76)

• (Recurrent HSV-1 (latent virus)

• Nonsystemic involving mucocutaneous junction of the lips and nose; recurs at the Reactivated by stress, sunlight, and menses

(77)

13. Verucca Vulgaris

Ds: Verucca Vulgaris

6

-

> epidermis Step^, ^rete ^ri

Papilamatous

Memanjang

^temous^dye

Grah K

Central

(78)

Ds: verucca Vulgaris

• Epidermis tampak permukaan papilamatosis yang alami

hyperkeratosis, parakeratosis, hipergranulosis, akantosis, serta rete ridge memanjang ke arah sentral lesi

(79)

(80)

13. Verucca Vulgaris

& O

ep dermis

paplamators _Y

rese ridge

Hepl _tumor) _merangkuh

ke arah sentral

(81)

Ds: verucca Vulgaris

(82)

14. Condyloma Acuminata

Ds: Condyloma Acuminata

(83)

• Epitel squamous berlapis hyperplasia bentuk struktur

papilamatosa, diantaranya banyal sel koilosit

(84)

14. Condyloma Acuminata

(85)

(86)

(87)

15. Chromoblastomycosis

Ds: Chromoblastomycosis

(88)

15. Chromoblastomycosis

• Epidermis hyperplasia, hyperkeratosis

• Dermis: sclerotic body yg

dikeliling cincin warna coklat + gambaran granuloma supuratif (neutrophil, limfosit, sel plasma, histiosit, dan sel datia)

↑

hiperplasia epidermis

G chromoblastomycosis

(89)

hipeplasia

epiderm somoblastomy

^com

Tig

(90)

dikeliling cincin warna coklat + gambaran granuloma supuratif (neutrophil, limfosit, sel plasma,

histiosit, dan sel datia)

Y

O

(91)

(92)

15. Chromoblastomycosis

Medlar bodies/

schrotic

^bodies

(93)

15.INFEKSI JAMUR/CUTANEUS FUNGAL INFECTION (CHROMOBLASTOMYCOSIS)

Medlar bodies/

sclerotic bodies

(94)

16. Mycetoma Tonsil

Ds: Tonsilitis dengan Mycetoma

ehrycetoma

filamen

S

basoflik

yg ^tersusum rader

& ber, gambaran Kapas

(95)

16. Mycetoma Tonsil

• Filamen basofilik yang tersusun radier membentuk gambaran kapas

(96)

16. Mycetoma Tonsil

(97)

16. Mycetoma Tonsil

(98)

16. Mycetoma Tonsil

(99)

17. Infeksi Jamur Aspergillosis

(100)

Ds: Rhinosinusitis dengan Infeksi Jamur Aspergillosis

(101)

17. Infeksi Jamur Aspergillosis

Spora

Hifa

(102)

Ds: Rhinosinusitis dengan

Infeksi Jamur Aspergillosis

(103)

(104)

inte sum

-

a

(105)

spor

(106)

Spora

(107)

(108)

18. Infeksi Jamur Mucormycosis

Ds: Rhinosinusitis dengan Infeksi Jamur Mucormycosis

(109)

18. Infeksi Jamur Mucormycosis

• Hifa lebar & tidak bersepta, bentuk sudut 90 derajat

• spora padat

(110)

• spora padat

mucor my^costs

(111)

18. Infeksi Jamur Mucormycosis

• spora padat

(112)

• spora padat

(113)

18. Infeksi Jamur Mucormycosis

• spora padat

(114)

• spora padat

(115)

18. Infeksi Jamur Mucormycosis

• spora padat

(116)

Perbedaan aspergillosis dan mucormycosis

(117)

19. Candida albicans

(118)

19. a. Candidiasis Oesofagus

O O

(119)

19.a. Candidiasis Oesofagus

Ds: Candidiasis Oesofagus

• Banyak hifa bersepta dan spora padat

(

(120)

19.a. Candidiasis Oesofagus

g

(121)

19.a. Candidiasis Oesofagus

g

(122)

19. b. Candidiasis Cervix

Ds: Servisitis Kronik et causa Candidiasis

38

(123)

19.b. Candidiasis Cervix

• Banyak koloni spora jamur dan 1 focus hifa bersepta dari jamur

Candida albicans

O

(124)

19.b. Candidiasis Cervix

Candida albicans

&

(125)

19.b. Candidiasis Cervix

Candida albicans

G

(126)

19.b. Candidiasis Cervix

Candida albicans

(127)

20. Entamoeba histolytica hepar

Ds: Abses hepar et causa Entamoeba histolytica

Mertwoslt

&

Entamoeba

histolytica

(Trophorate)

(128)

TROPHOZOITE

Trophozote ^Enramoeba

histolytica

kromati ^fer erkrosit

&

sentry/fotoplasma

karlosom

Spseudopoda

(129)

(130)

Ds: Abses hepar et causa Entamoebe histolytica

• Trophozoites dengan inti di tepi &

di vauola mengandung eritrosit

(131)

Entamoeba hurolyzica

*

(132)

20. Entamoeba histolytica hepar

di vauola mengandung eritrosit _pertrosit

(133)

(134)

Ds: Abses hepar et causa Entamoebe histolytica

(135)