536 Vol, 6. No, 3. Tahun 2022
e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
Hubungan Penerapan Profil Pelajar Pancasila pada Pembelajaran PPKn dengan Kemandirian Belajar Siswa
Nur Khasanah1, Septi Fitri Meilana2
1,2 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia Email: 1[email protected]
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara penerapan profil pelajar pancasila pada pembelajaran PPKn dengan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini dilakukan karena terdapat siswa yang karakternya belum terlihat terutama karakter kemandirian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Sampel yang digunakan berjumlah 59 siswa dari keseluruhan siswa kelas IV SDN Susukan 07 Pagi yakni kelas IV A dan kelas IV B. Instrumen penelitian yang digunakan ialah kuesioner yang berisi pernyataan untuk mendapat data profil pelajar pancasila dan kemandirian belajar. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pearson Correlation dan hasil yang diperoleh yaitu nilai signifikan 0.72 > 0.05 yang berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara profil pelajar pancasila pada pembelajaran PPKn dengan kemandirian belajar siswa. Simpulan dari penelitian ini yaitu karena data yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikan 0.05 maka dapat disimpulkan Hₐ ditolak dan H₀ diterima.
Kata Kunci: Kemandirian Belajar; Profil Pelajar Pancasila; PPKn .
Abstract This study aims to knowing whether there is a significant relationship between the application of the pancasila student profile in civics learning and student independence.
This study was conducted because there are students whose character have not been seen, especially in independence. The method used in this research is correlational quantitative.
The sample used was 59 students from all fourth grade students at Public Elementary School Susukan 07 there is IV A and IV B. The research instrument used is a questionnaire containing statements to obtain data on the profile of pancasila students and students learning independence. The data hypothesis used in this study is Pearson Correlation and the result obtained are significant values 0.72 > 0.05, which means there is no significant correlation between the profile of pancasila students in civics learning and student learning independence. The conclusion of this study is because the data obtained is greater than significant level of 0.05, it can be concluded that Hₐ is rejected and H₀ is eccepted.
Keywords: Independence Learning; Pancasila Student Profile; Civics Learning.
PENDAHULUAN
Perubahan zaman mengakibatkan perubahan nilai dan norma, begitu juga pada Indonesia yang terkenal dengan adat ketimurannya. Perubahan zaman ini terjadi karena pengaruh globalisasi yang
menyebabkan berkembangnya IPTEK secara pesat. Internet dan gawai merupakan salah satu bentuk dari perkembangan teknologi tersebut. Dengan adanya internet dan gawai memudahkan masyarakat dari berbagai kalangan untuk mengakses informasi dan
537 juga membuat akses komunikasi antara satu dengan lainnya semakin mudah sehingga tidak dapat dibendung.
Globalisasi ini menyebabkan percampuran kultur, contohnya yakni masuknya budaya barat yang bertolak belakang dengan adat ketimuran yang ada di Indonesia, seperti cara berpakaian, gaya berbicara, tatakrama, serta gaya hidup.
Globalisasi telah mengubah cara manusia untuk hidup sebagai warga masyarakat dan tidak seorangpun dapat menghindar dari arus globalisasi (Sari et al., 2021). Masuknya era globalisasi yang tidak terkontrol mengakibatkan adanya adanya perubahan sikap dan perilaku yang dapat membentuk karakter pada anak. Karakter merupakan pribadi seseorang yakni watak dan tabiat yang mana terbentuk karena internalisasi nilai kebaikan yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak (Muchtar & Suryani,
2019).
Menyikapi permasalahan yang telah diuraikan yakani kemajuan zaman yang mempengaruhi karakter anak maka pemerintah mengadakan penyempurnaan pendidikan karakter dengan menjadikan Profil pelajar Pancasila sebagai visi dan misi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai mana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang rencana strategis kementrian pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024 : “Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama:
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Gambar 1. Dimensi Profil Pelajar Pancasila Sumber: cerdas berkarakter kemdikbud.
Keenam dimensi perlu dilihat secara keseluruhan sebagai satu kesatuan agar tercapai tujuan pelajar sepanjang hayat bagi setiap peserta didiik yakni menjadi individu yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila. Untuk memahami profil pelajar pancasila secara lanjut maka akan dijelaskan sebagai berikut, (a) Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak Mulia. Pelajar Indonesia yang memiliki akhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Indonesia memahami ajaran agama dan kepercayaan
serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari; (b) Berkebinekaan Global, pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya serta tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai; (c) Bergotong Royong, pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan; (d) Mandiri,
538 pelajar Indonesia merupakan pelajar yang mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya; (e) Bernalar kritis, pelajar yang bernalar kritis mampu membangun keterkaitan antara berbagai informasi, mengevaluasi dan menyimpulkan; (f) Kreatif, pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Profil pelajar pancasila merupakan profil yang membentuk lulusan menjadi berkarakter dan berkompetensi serta diharapkan dapat menguatkan nilai-nilai dasar pancasila (Fahrian Firdaus, 2021).
Penerapan profil pelajar pancasila ini sangat ditekankan pada penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang mempengaruhi pola pikir siswa dalam belajar di sekolah dan sebagai warga negara Indonesia. Enam ciri yang telah diuraikan harus dipahami secara menyeluruh karena menurut Latif dalam (Muslichah et al., 2021) ketika sila-sila pada pancasila dilihat secara terpisah maka nilai yang diteladani akan menjadi rendah, jika salah satu dari enam ciri tersebut diabaikan maka profil pelajar pancasila tidak akan tercapai. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa profil pelajar pancasila adalah perwujudan pelajar yang mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari saat di sekolah maupun di rumah. Tidak hanya itu, profil pelajar pancasila juga merupakan gambaran pelajar yang mengamalkan serta memahami dimensi pelajar pancasila secara menyeluruh guna mewujudkan tujuan itu sendiri yakni pelajar sepanjang hayat yang dapat bersaing secara global.
Tujuan pendidikan di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengambangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat ditarik kesimpulanbahwa tujuan pendidikan nasional yakni mengembangkan pribadi peserta didik sebagai individu yang
bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan
menurut Tap MPRS Nomor
XXVI/MPRS/199 tentang Agama, Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan Pembukaan UUD 1945. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dalam (Manazila & Purwanti, 2017) PPKn dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sebagai upaya menyiapkan para peserta didik untuk menjadi warga negara yang mampu mempertahankan NKRI.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) menurut Puji dalam (Pertiwi et al., 2021) ialah suatu upaya memberikan pengetahuan dasar dan pendidikan dasar bela negara pada siswa yang berkaitan dengan masyarakat dan negara dengan harapan menjadi pribadi yang berguna bagi bangsa dan negara serta bertujuan untuk mendewasakan individu sebagai warga negara. Pelajaran PPKn penting untuk diterapkan di sekolah dasar karena saat usia ini sangat tepat menanamkan konsep wawasan kebangsaan.
Berdasarkan hasil observasi di SDN Susukan 07 Pagi diketahui bahwa nilai yang diperoleh dari hasil belajar sudah memenuhi standar tetapi masih ada beberapa siswa yang karakternya belum terlihat terutama dalam kemandirian belajar. hal ini diketahui saat pembelajaran daring masih ada beberapa siswa yang belum dapat membuat keputusan sendiri ketika diberi pertanyaan sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan pada saat pengumpulan tugas ditemukan beberapa jawaban yang berasal dari internet serta kata-kata yang tidak lumrah di kalangan siswa dengan kata lain jawaban tersebut hasil dikte orang tua dan bukan hasil pemikiran siswa.
Mandiri adalah proses dorongan dalam diri individu untuk mengasah potensi diri dalam belajar tanpa pengaruh atau tekanan dari luar (Aprianty, 2018). Belajar mandiri yakni cara belajar yang lebih menuju pada pembentukan karakter dan cara belajar, selain itu belajar mandiri juga ditandai mampu bekerja mandiri secara tekun dan bertanggung jawab atas tindakannya (Hendrik et al., 2021). Maka dari itu mandiri
539 dalam belajar termasuk hal penting yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran karena kemandirian dalam belajar dapat mengasah kemampuan daya ingat siswa sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik dapat terlatih untuk membuat keputusan dan dapat lebih aktif dalam belajar agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan.
Kemandirian merupakan suatu kecakapan yang dimiliki setiap insan manusia untuk mengendalikan pikiran dan mengatur tindakan yang dilakukan serta mengusahakan untuk mengatasi keraguan pada diri (Egok, 2016) dan juga merupakan perilaku yang diperoleh secara kumulatif melalui banyak proses yang dialami setiap individu saat masa perkembangannya (Sa’diyah, 2017) sedangkan menurut Parker dalam (Tasaik & Tuasikal, 2018) mangatakan bahwa kemandirian adalah suatu hal yang berkaitan dengan individu yang mandiri, kreatif, dan tidak bergantung pada orang lain.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah sikap dan perilaku manusia yang mampu mengendalikan diri dan berdiri sendiri tanpa tergantung dengan orang lain dan sikap ini diperoleh dari proses yang dialami individu ketika dalam masa perkembangan serta perkembangan dalam aspek pembiasaan (Rosnah, 2019).
Belajar menurut (Gultom et al., 2022) adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh individu secara sadar sedangkan menurut Sudjana dalam (Oktiani, 2017) merupakan suatu proses transformasi yang terjadi pada diri individu. Transformasi yang terjadi diperlihatkan dalam bermacam bentuk, diantaranya berubah dalam tingkat wawasan, pemahaman serta tingkah laku. Perubahan tersebut diperoleh bukan karena hal kematangan melainkan usaha, sehingga transformasi yang disebabkan oleh pertumbuhan dan kematangan tidak dianggap hasil belajar (Suarim & Neviyarni, 2021).
Belajar menurut Skiner dalam (Suardi, 2018) merupakan suatu perilaku, seseorang yang belajar maka responnya akan lebih baik begitupun sebaliknya seseorang yang tidak belajar responnya akan menurun, sedangkan menurut (Falah, 2019) belajar merupakan
suatu proses yang mana budi pekerti seseorang muncul dan dapat diubah dengan latihan ataupun pengalaman.
Kemandirian belajar merupakan sikap yang memiliki inisiatif dalam merealisasikan pengetahuan secara tanggung jawab penh tanpa bergantung dengan orang lain (Nasution, 2018) sedangkan menurut (Nurcahya & Meilana, 2021) kemandirian belajar adalah kemampuan yang dimiliki pelajar dalam merealisasikan kehendak dengan tidak bergantung pada orang lain, sehingga terwujudnya kemandirian dalam belajar. maka kemandirian dalam belajar merupakan inisiatif siswa untuk menentukan rencana dan keputusan belajar berdasarkan pilihan diri sendiri dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan orang lain (Mariana, 2021). Ciri-ciri siswa yang memiliki kemandirian belajar menurut Ali dalam (Aprianty, 2018) yakni, mampu berinisiatif, mampu menyelesaikan masalah, tekun, puas akan usahanya, dan mengerjakan suatu hal tanpa bantuan pihak lain.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel (Setiani & Rafianti, 2018). Populasi dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi kelas IV di SDN Susukan 07 dengan jumlah keseluruhan 59 peserta diidk dengan sampel dari tiap kelas yakni 29 siswa dari kelas IV-A dan 30 siswa dari kelas IV-B.
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling atau sampel sederhana. Pada penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas yakni penerapan profil pelajar pancasila dan satu variabel terikat yakni kemandirian belajar siswa.
Tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu di SDN Susukan 07 Pagi yang terletak di jalan Tanah Merdeka, RT. 008/RW. 05, Ciracas, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kuesioner yang bertujuan untuk mengumpulkan data. Angket pada penelitian ini berjumlah 20 pernyataan
540 untuk profil pelajar pancasila dan 26 pernyataan untuk angket kemandirian belajar.
untuk menghitung data penelitian menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala psikometrik yang biasanya dipakai untuk kuesioner yang mana responden dapat menetapkan tingkat persetujuan pada suatu pernyataan (Maruliyana et al., 2016).
Indikator yang digunakan guna mengukur variabel profil pelajar pancasila antara lain; (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
(2) Berkebinekaan global; (3) Mandiri; (4) bergotong royong; (5) Bernalar kritis; (6) Kreatif.. sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel terikat antara lain, tidak bergantung dengan orang lain, berperilaku disiplin, memiliki rasa tanggung jawab, berperilaku inisiatif, dan melakukan control diri. Kuesioner memuat dua pernyataan yakni negative dan positif dengan skala yang digunakan dalam menilai angket yaitu “selalu” = 5, “sering” = 4,
“kadang-kadang” = 3, “jarang” = 2, da “tidak pernah” = 1.
Tahapan pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1) Melakukan observasi ke sekolah tujuan; (2) Menyusun instrument penelitian yakni kuesioner profil pelajar pancasila pada pembelajaran PPKn
dan kuesioner kemandirian belajar; (3) Uji coba instrument untuk mendapatkan pernyataan yang valid dan mengetahui tingkat reliabilitasnya. Uji coba instrument dilakukan di sekolah yang berbeda dengan sekolah tujuan penelitian; (4) Melakukan penelitian dengan menyebar angket kuesioner di sekolah tujuan penelitian; (5) Mengolah data dan melakukan analisis serta pembahasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrument yang telah disusun telah diuji coba terlebih dulu guna mendapatkan pernyataan yang valid dan untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya. Butir pernyataan dikatakan valid jika r hitung > r tabel, pada kuesioner penerapan profil pelajar pancasila terdapat 20 butir valid dari total 25 pernyataan dan untuk kuesioner kemandirian belajar terdapat 26 butir valid dari total 30 pernyataan. Untuk uji reliabilitas data dikatakan reliable jika Alpha Cronbach > r tabel. Pada instrument yang digunakan untuk profil pelajar pancasila tingkat reliabilitas 0.784 dan untuk kuesioner kemandirian belajar tingkar reliabilitas 0.776 yang dinyatakan tinggi sesuai tabel klasifikasi reliabilitas.
Tabel 1. Deskriptif Data tiap Variabel Profil Pelajar
Pancasila
Kemandirian Belajar
N Valid 59 59
Missing 0 0
Mean 79,83 102,12
Std. Error of Mean ,946 1,446
Median 81,00 103,00
Mode 85 86a
Std. Deviation 7,264 11,109
Variance 52,764 123,417
Range 33 44
Minimum 62 75
Maximum 95 119
Sum 4710 6025
541 Tabel di atas merupakan hasil perolehan data yang telah diolah dan ditampilkan secara deskriptif. Berdasarkan hasil tabel di atas ini dapat diamati hasil profil pelajar pancasila dan hasil kemandirian belajar dengan sampel 59 siswa, data tersebut menampilkan bahwa tingkat penerapan profil pelajar pancasila yang rendah sehingga kemandirian belajar yang dihasilkan juga rendah.
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan guna mendapat data yang diperoleh dari distribusi probabilitas dengan menentukan uji normlitas. Uji normalitas digunakan supaya mempermudah peneliti dalam menentukan jenis analisis statistic yang akan digunakan (Widana & Muliani, 2020). Jika skor signifikan > 0.05 maka data berdistribusi normal.
Tabel 2. Uji Normalitas
Variabel Sig. (2-tailed) Taraf signifikan Kesimpulan Profil Pelajar Pancasila &
kemandirian belajar 0.2 0.05 Normal
Uji normalitas yang digunakan pada riset ini adalah One Sample Kolmogrov Smirnov dengan berbantu SPSS versi 25 for windows. Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel profil pelajar pancasila dan
kemandirian belajar siswa berdistribusi normal karena nilai signifikan 0.2 > 0.05.
Dengan demikian analisis statistic inferensial parametris dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.
Tabel 3. Uji Linearitas
Variabel Sig. (2-tailed) Taraf signifikansi Kesimpulan Profil Pelajar Pancasila dengan
Kemandirian Belajar 0.779 0.05 Linear
Uji linearitas dilakukan guna mengetahui hubungan antar variabel bebas dan terikat aoakah kedua variabel tersebut berada pada satu garis lurus atau linear (Widana & Muliani, 2020). Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan test ANOVA yaitu dengan melihat taraf
signifikan dan linearitas dengan kriteria pengujian jika skor signifikan > 0.05 maka data dikatakan linear. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel profil pelajar pancasila dan kemandirian belajar memiliki hubungan yang linier.
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment
Correlations
Profil Pelajar Pancasila
Kemandirian Belajar Profil Pelajar
Pancasila
Pearson Correlation 1 ,048
Sig. (2-tailed) ,072
N 59 59
Kemandirian Belajar Pearson Correlation ,048 1
Sig. (2-tailed) ,072
N 59 59
542 Pengujian hipotesis penelitian menggunakan Pearson Product Moment dengan ketentuan:
Hₐ : terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan profil pelajar pancasila dengan kemandirian belajar siswa.
H₀ : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan profil pelajar pancasila dengan kemandirian belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis data berbantuan SPSS versi 25 for windows diperoleh data signifikan 0.72 > 0.05 yang diketahui r hitung 0.048 < r tabel 0.2521 sehingga sehingga Hₐ ditolak dan H₀ diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara penerapa profil pelajar pancasila pada pembelajaran PPKn dengan kemandirian belajar siswa kelas IV di SDN Susukan 07 Pagi. Karena nilai r hitung menunjukkan nilai yang rendah sehingga hubungan yang terjadi antara kedua variabel juga rendah.
Sehubung dengan hasil analisis data yang menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara penerapan profil pelajar pancasila pada pembelajaran PPKn dengan kemandirian belajar siswa, maka peneliti merujuk pada hasil penelitian milik (Sugianto et al., 2020) dengan hasil penelitiannya yang menganggap model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa yang mana hasil penelitian tersebut merujuk pada hasil penelitian milik falah Yunus dengan hasil penelitiannya yakni terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap model pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar mata pelajaran PKN. Selain itu penelitian milik (Tasaik & Tuasikal, 2018) dengan hasil penelitiannya yakni guru sangat berperan penting pada pembentukan karakter kemandirian belajar siswa pada proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan proses kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada guru maka dari itu kegiatan belajar mengajar tidak dapat terlepas dari guru.
Penelitian terkait profil pelajar pancasila mayoritas membahas intensifikasi dalam pembelajaran dan penguatan pada tiap dimensi serta pengaruh profil pelajar pancasila pada variabel lain sedangkan penelitian ini membahas korelasi guna
mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara profil pelajar pancasila dengan variabel yang dipilih yaitu kemandirian, dengan hasil yang diperoleh yakni tidak adanya hubungan antara dua variabel tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dianalisis yang mana menunjukkan nilai koefisien korelasi antara penerapan profil pelajar pancasila pada pembelajaran PPKn dengan kemandirian belajar siswa yakni 0.048 dengan taraf signifikan 0.05, dengan ini dapat dinyatakan H₀ diterima.
Berdasarkan hasil yang telah ditetapkan dapat ditarik kesimpulan bahwa kemandirian belajar siswa siswa memiliki hubungan positif dengan faktor lain selain profil pelajar pancasila, diantaranya model pembelajaran inkuiri dan peran guru dalam proses pembelajaran. Jadi, dalam penerapan profil pelajar pancasila juga dibutuhkan peranan guru dalam penyamapaiannya ke siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Aprianty, D. P. (2018). Hubungan Kemandirian Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 109 Tuara Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang.
Egok, A. S. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika.
Jurnal Pendidikan Dasar, 7(2), 186–
199.
Fahrian Firdaus, S. (2021). Merdeka Belajar:
Sekolah Penggerak. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar, November, 46–47.
Falah, B. N. (2019). Pengaruh Gaya belajar Siswa dan Minat Belajar. 6(1), 25–
34.
Gultom, R. A. O., Yuliana, L., & Setiyawan, H. (2022). Pengaruh Program TV Edukasi X-Sains Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Pakis V Surabaya. JIKAP PGSD: Jurnal
543 Ilmiah Ilmu Kependidikan, 6(1), 52–
56.
Hendrik, B., Masril, M., & Firdaus. (2021).
Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa melalui Penerapan Blended Learning pada Mata Kuliah Algoritma dan Pemrograman I.
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(4), 2192–2198.
https://doi.org/https://doi.org/10.3100 4/edukatif.v314.1156
Manazila, A., & Purwanti, E. (2017).
Hubungan Motivasi Belajar dan Disiplin Siswa dengan Hasil Belajar PKn Kelas V. 6(1).
Mariana, D. (2021). Analisis Kemandirian Belajar Biologi Siswa MAN Pada Masa Pandemi. Bioeduca : Journal of Biology Education, 3(2), 91–98.
https://doi.org/10.21580/bioeduca.v3i 2.8565
Maruliyana, Subroto, I. M. I., & Haviana, S.
F. C. (2016). Sistem Informasi Angket Pengukuran Skala Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Di Sekolah Menengah Atas Menggunakan Skala Likert. 1(2), 1–12.
Muchtar, A. D., & Suryani, A. (2019).
Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud (Telaah Pemikiran atas Kemendikbud). Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(2), 50–57.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v 3i2.142
Muslichah, M., Mahardhani, A. J., Azzahra, A. F. N., & Ekwa, D. (2021).
Pemanfaatan Video Pembelajaran dengan Mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Kampus Mengajar di SD Negeri Jatimulyo 02 Kota Malang.
9(2).
Nasution, T. (2018). Membangun Kemandirian Siswa Melalui Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmu Sosial Budaya, 2.
Nurcahya, S., & Meilana, S. F. (2021).
Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas IV SDN Pinang Ranti 01. VI, 151–160.
Oktiani, I. (2017). Kreativitas Guru dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik.
5(2).
https://doi.org/10.24090/jk.v5i2.1939 Pertiwi, A. D., Nurfatimah, S. A., Dewi, D.
A., & Furi, Y. (2021). implementasi nilai pendidikan karakter dalam mata pelajaran pkn di sekolah dasar. 5(5).
Rosnah. (2019). Mengembangkan Bakat Kemandirian Murid Melalui Penerapan Strategi Outdoor Learning Dan Indoor Learning Pada TK Pertiwi Pompanua Kabupaten Bone.
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, 3(2).
Sa’diyah, R. (2017). Pentingnya Melatih Kemandirian Anak. Kordinat: Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 16(1), 31–46.
https://doi.org/10.15408/kordinat.v16 i1.6453
Sari, R. R., Febrini, D., & Walid, A. (2021).
Tantangan Guru Pai Dalam Menghadapi Era Perubahan Globalisasi Teknologi Industri 4.0 di SMA Negeri 01 Bengkulu Tengah.
GHAITSA: Islamic Education Journal, 2(1), 26–34.
Setiani, Y., & Rafianti, I. (2018). Pengaruh Tingkat Kecerdasan Visual-Spasial terhadap Literasi Kuantitatif Mahasiswa Calon Guru Matematika.
Jurnal Matematika Kreatif - Inovatif, 9(1), 38–46.
Suardi, M. (2018). Belajar dan Pembelajaran (R. Selvasari (ed.); 1st ed.). Deepublish.
Suarim, B., & Neviyarni. (2021). Hakikat Belajar Konsep pada Peserta Didik.
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(1), 75–83.
https://doi.org/https://doi.org/10.3100 4/edukatif.v3i1.214
544 Sugianto, I., Suryandari, S., & Age, L. D.
(2020). Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemandirian Belajar Siswa di Rumah. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(3), 159–170.
Tasaik, H. L., & Tuasikal, P. (2018). Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas V Sd Inpres Samberpasi.
Metodik Didaktik, 14(1), 45–55.
https://doi.org/10.17509/md.v14i1.11 384
Widana, I. W., & Muliani, P. L. (2020). UJI PRASYARAT ANALISIS (T. Fiktorius (ed.); 1st ed.). Klik Media.