ISSN:2089-6581 Volume 1, Nomor 2, Agustus,2012
JTJRINAL
Rekayasa Keuangan, Syariah, dan Audit
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Deloy pada Perusahaan Dagang di Bursa Efek lndonesia Andi Sulistiyanto dan Arif Sapta Yuniarto
Pengaruh CAR dan Risiko Pembiayaan terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah {Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Ahmad Dahlan)
Tantri Kusumawati dan Khusnul Hidayah
Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Kontrol Keperilakuan yang dirasakan terhadap Niat Mahasiswa Akuntansi untuk menjadiWirausaha : Studi pada Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
lndriyadi dan Sumaryanto
Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Persepsi Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan
Andy Setiawan dan Kurniawan Ali Fachrudin
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat pemanfaatan dan penggunaan Sistem lnformasi (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul)
Muhammad Erwin Prasetiya dan Rohmad Yuliantoro
Pengaruh Corporote Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Karakteristik Perusahaan sebagai Variabel Moderasi
Elok Triya Agustina dan Moch. lmron
PENGARUH PROF'E
SIONALISME AT]DITOR TERIIADAP PERSEPSI MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN
LA"ORAN KEUANGAN
Andy
Setiawan KurniawanAli
FachrudinABSTRACT
This research was conducted
to
examinethe
effect through the professionalism quditor, socialobligation,
independence, beliefif
at profession, andrelation
withhumanity of friend profession to auditor ln miteiiality perception in
theexamination of
financial
statements containedin
Yogyakarta andSirakarta.
Thesampling of this
research usingpurposive sampling
methodwith the
category accountingmaiors graduate that work in public
accountingfirm
registered inIndonesian Institute of Certffied Public Accountants at2Tll and jocated
in Yogyakarta and Surakarta.Data
obtained by spreading the questionnaireto
the Office of Public Accountants.The results showed
that
there were deviationwith
classical ossumption, thotreveal any irregularities during the test multicollinearity occurs correlation
between the independent variables, so the researchers throw one of the correlatedvariables. Ihen when the test
heterokedastityusing the White
test occurredinequality residual variance of
one observationto another
obsentation,so
the researcltertried to
use Gleiser test andget
the results that there is no inrequalityof
varianceof
the residual one observation to another observation.F test showedthat
variable professionalismauditor,
independence, betiefof
at profession, andrelation with
humanity offriend profession can
influenceauditor in materiality perception. The results of t test showed that professionalism
auditor,independence, belief of at profession no effect
toauditor in
materiqlity perception,while
variable humanity offriend
profession can influenceauditor in-mateiiality
perception.
:Keywords: Devotion of at profession, social
obligation,
independence, belief of atprofession, rel(ttion with humanity of friend profession, and matirtittw
perception.
LATAR BELAKANG
Audit
adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntanpublik
dandilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi Akuntan
Publik
mengharuskan dibuatnya laporan setiap melakukan audit.Kantor Akuntan
Publik
dapat menerbitkan berbagai laporan audit, sesuai dengan keadaan.Dalam melakukan audit
ataslaporan
keuangan,auditor tidak
dapatmemberikan jaminan mutlak (assurance) bag klien atau pemakai
laporankeuangan lainnya, bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat.
Auditor
tidakdapat
memberikanjaminan mutlak karena ia tidak dapat memeriksa
semua transaksiyang terjadi telah
dicatat,diringkas, digolongkan
dan dikompilasikan secara semestinya kedalam laporan keuangan(Kirana,
2or0).Laporan
keuangan merupakan tanggungjawab
manajemen. Tanggungjawab auditor
adalahuntuk
menyampaikan pendapatatas laporan
keuangan.Manajemen bertanggungjawab
untu!
menerapkan kebijakan akuntansi yang sehatdan untuk membangun dan memelihara pengendarian intern yang
akan, diantaranya' mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dankondisi)
yang konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Pengetahuan auditor tentang masalah dan pengendalianintern
tersebut terbatas pada yang diperolehnyamelalui audit. oleh
karena itu, penyajian secarawajar
sesuai dengan StandarAkuntansi
Keuangandi
Indonesia merupakan bagian yang tersirat dan terpadu dalam tanggungjawab
manajemen(IAPI,
2011 710.2).Audit
atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perus ahaan berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka(pT
terbuka).Dalam bentuk badan usaha
ini,
perusahaandikelola
oleh manajemen profesional yangditunjuk
oleh para pemegang saham sebagaipemilik
perusahaan dan akandiminta
pertanggungiawabannya atasdana yang
dipercayakan kepada mereka.Para
pemegang sahamakan meminta
pertanggungjawaban manajemen dalambentuk
laporan keuangan. Laporan keuangan yangdibuat oleh
manajemen dan merupakan tanggungjawab
manajemenperlu diaudit oleh pihak kltiga
yu.rgindependen, dalam hal ini auditor
ekster:nalkarena: a)
ad,utya perbedaankepentingan
uo'fiaramanajemen
perusahaandengan pihak luar
perusahaan menyebabkan perlunyapihak ketiga yang
dapat dipercaya,b)
laporan keuanganada
kemungkinan mengandung kesalahanbaik yang
diserrga3amaupun
tidakdisengaja. c) laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat
opiniunqualified,
diharapkanpara pemakai laporan keuangan dapat yakin
bahwalaporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
-ut"riut
dan disajikan sesuaidengan prinsip akuntansi yang berterima umum (Fridati, 2005).
Semakin meluasnya kebutuhan
jasa profesional
akuntanpublik
sebagaipihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik
untukmeningkatkan kinerjanya agar
dapat menghasilkanproduk audit yang
d,apat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan fF{erawaty, 200g). profesionalismejugamenjadi syarat utama bagi
seseorangyang ingin menjadi seorang
auditoreksternal'
Sebab dengan profesionalismeyang tinggi
kebebasanauditor
akan semakinterjamin. untuk
menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang semakin luas, auditor eksternal harusmemiliki
wawasan yang luas tentang1_46
kompleksitas organisasi modern.
Gambarantentang profesionalisme
seorangauditor menurut (Halr, 196g dalam wahyudi,
zooaytercermin dalam
rimadimensi, yaitu:
dimensipengabdianpada profesi,
dimensikewajiban
sosial,dimensikemandirian, dimensiliepercayaan terhadap peraturan profesi,
dan dimensihubungan denganrekan seprofesi.Kelima di-"nri tersebut
digunakan untuk mengukur pro fesionali sme auditor eksternal.Dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan tingkat
risiko
audit yangcukup."naL
dan pertimbangan awalmengenai tingkat materialitas dengan suatu cara yang diharapkan,
dalam keterbatasan bawaandalam
prosesaudit,
dapat memberikanbukti audit
yang cukupuntuk
mencapai keyakinan memadai bahwarupo; ;;r*;; i.i". o*
salah saji material' Tingkat materialitas mencakup tingkat yang menyeluruh untuk masing-masing laporan keuangan pokok, namuna karena laporan keuangan saling berhubungan, dan sebagian besar prosedur audit berhubungan dengan
lebih
dari safujenis
laporan keuangan,agar
efisiensi,untuk tujuan
perencanaan, auditorbiasanya
mempertimbangkanmateriaritas pada tingkat kumpulan sarah
sajiterkecil
yang dapat dianggap materialuntuk
salah satu laporan keuangan pokok(IAPI, 20It:312.5).
Fridati (2005) melakukan penelitian tentang analisis hubungan
antara profesionalismeauditor
dengan pertimbangantingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangandi
tujuh kantor ukuntunpublik
yang terletak di kota yogyakarta'Dari
hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa dari lima dimensiprofesionalisme,
semuanya berpengaruhterhadap tingkat materialitas
dalam proses pengauditan laporan keuangan.wahyudi
danAida
(2006)iuga
melakukanpenelitian
tentang pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat rnaterialitas dalam pemeriksaan laporan keuangandi
salah satu kantor akuntanpublik
yang terletakdi kota
malang.Daripenelitian
tersebut,diperoleh hasil
bahwa
d.arilima dimensi
profesionalisme, empat dimensi profesionalisme berpengaruh terhadaptingkat
materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, sedangkansatu
dirnensi profesionalismetidak
berpengaruh terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.Penelitian yang dilakukan oleh Fridati (2005)
sertawahyudi
danAida (2006)merupakanpenelitian yang dilakukan di satu kota. penelitian
yangdilakukan di
duakota
sekaligus dengan karakteristik kota yang sama akanlebih
menggambarkanperan pengaruh profesionalisme auditor terhadap
persepsi materialitas.Selainitu
dengan melakukan penambahanjumlah Kantor
AkuntanPublik
dalam penelitian, kemungkinan akan dapat rnemperoleh hasil yang berbeda denganpenelitian yang dilakukan
orehFridati (2005)
sertawahyudi
danAida
(2006).r47
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian ProfesionalismeProfesi dan
profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. profesimerupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
sedangkan profesionalisme merupakan suatu
atribut
individual
yangpenting
tanpa melihat suatu pekeq'aan merupakan suatuprofesi
atautidak
(Kalbers danFogarty,
1995:72 dalam wahyudi, 2006). sebagai profesional, akuntan publik
mengakui tanggungjawabnya
terhadap masyarakat, terhadapklien, dan
terhadap rekan seprofesi, tetmasukuntuk berperilaku
yang terhormat, sekalipunini
merupakan pengorbanan pribadi.Menurut Kirana (2010) sikap profesional tercermin pada
pelaksanaankualitas yang
merupakankarakteristik atau tanda
suatuprofesi atau
seorangprofesional. Dalam pengertian umum,
seseorangdikatakan profesional jika
memenuhitiga kriteria, yaitu
mempunyaikeahlian untuk
melaksanakan tugassesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi
dengan menetapkan standar bakudi
bidang profesi yang bersangkutan, dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang ditetapkan.Konsep Profesionalisme
Auditor
eksternalyangmemiliki
pandanganprofesional
yangtinggi
akan memberikankontribusi yang
d,apat dipercayaoleh
parapengambil
keputusan.Untuk
menjalankanperannya yang menuntut
tanggungjawab ya'g
semakin meluasauditor
eksternal harus mempunyai wawasanyang
luas tentang materi_materi yang harus dikembangkan sehubungan dengan kompleksitas organisasi <ian
transaksi yang akan diaudit, agar mampu mendapat gambaran yang selengkapnya tentang
kondisi
dan keadaanklien yang
akan diauditnya.Menurut (Hall,
196g dalamwahyudi,
2006) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu:1)
Pengabdian pada profesiPengabdian
pada profesi dicerminkan dari dedikasi
profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yangdimiliki.
Keteguhanuntuk tetap
melaksanakan pekerjaanmeskipun imbalan ekstrinsik
kurang.Sikap
ini
adalah ekspresi dari pencurahandiri
yangtotal
terhadap pekerjaan.Pekeq'aan
didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya
sebagaialat
untuk mencapaitujuan. Totalitas ini
sudahmenjadi komitmen pribadi,
sehingga kompensasi utama yangdi
harapkandari peke{aan
adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi.2)
Kewajiban sosialKewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya
perananprofesi dan
manfaat yang diperoleh baik
masy arakatmaupun
profesional karena adanya pekerj aan tersebut.1,48
3)
4)
5)
Kemandirian
Kemandirian
dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang profesional harus mampu membuat kepufusan sendiri tanpatekanan dari pihaklain
(pemerintah,klien,
danbukai
anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesioanal.Keyakinan terhadap peraturan profesi
Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan
orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu
dan pekerjaan mereka.Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi
formal
dan kelompok kolegainformal
sebagaiide
utama dalam pekerjaan.Melalui
ikatanprofesi ini
para pro fesional membangun kesadaran pro fesional.Cara
Akuntan Publik Mewujudkan Perilaku Profesional
Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk
mengaturperilaku
anggotanyadalam
menjalankanpraktik profesinya bagi
masyarakat.Etika
profesionalbagi praktik
akuntandi
lndonesia disebut denganistilah
kodeetik
dan dikeluarkanoleh
IkatanAkuntan
Indonesia, sebagai organisasi akuntan(Mulyadi,
1998:45). Menurut Institut Akuntan Publik
Indonesiadalam
Standar Profesional Akuntan Publik, ada enam tipe standar profesi, yaitu:1)
KodeEtik
Akuntan PublikKode etik ini terdiri dari
dua bagian,yaitu
bagianA
dan bagian B.Bagian A
menjelaskanprinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu
prinsipintegritas, objektifitas
dan kompetensi, sertasikap
kecermatandan
kehati-hatian profesional, prinsip
kerahasiaan,dan prinsip perilaku
profesional.Bagian B menjelaskan konsep ancaman (threats) dan
pencegahan(safeguards), sefia memberikan pedoman mengenai aturan etika profesi dalam berbagai situasi.
2)
Standar auditingStandar
auditing
merupakan panduanaudit atas laporan
keuangan historis. Standar auditing terdiridari
10 standar dandirinci
dalam bentuk PSA.Dengan demikian PSA
merupakan penjabaranlebih lanjut
masing-masing standar yang tercantum dalam standar auditing.3)
Standar AtestasiStandar atestasi memberikan rerangkan
untuk
fungsi atestasi bagi jasa akuntanpublik yang
mencakuptingkat keyakinan tertinggi yang
diberikan dalamjasa audit
atas laporan keuanganhistoris,
pemeriksaan atas laporanr49
keuangan
prospektif, serta tipe perikatan
atestasilain yang
memberikankeyakinan yang lebih rendah (review,
pemeriksaandan prosedur
yang disepakati).,.. 4)
Standar Jasa Akuntansi dan ReviewStandarjasa akuntansi dan review memberikan kerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang
mencakupjasa akuntansi
danreview.
Standarjasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk
PSAR.Termasuk di dalam PSAR adalah Interpretasi
PernyataanStandar
JasaAkuntansi dan Review (IPSAR), yffig
merupakan interpretasiresmi
yang dikeluarkan oleh DSPIAPI
dalam PSAR.5)
Standar Jasa KonsultasiStandar
jasa konsultasi memberikan panduan bagi praktisi
yang menyediakan jasa konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntanpublik.
Jasa konsultasi pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntanpublik
terhadap asersi pihak ketiga.6)
Standar PengendalianMutu
Standar pengendalian mutu memberikan panduan
bagi
kantor akuntanpublik di
dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan olehkantomya
denganmematuhi
berbagai standarprofesi yang
ditetapkan oleh DSPIAPI
(tennasuk KodeEtik
Akuntan Publik).Pengertian
Materialitas
Financial Accounting Standard Board mendefinisikan
materialitas(materiality) sebagai besarnya suatu pengabaian atau salah saji
informasiakuntansi yang
diluar
keadaan disekitarnya, memungkinkan bahwa pertimbangan seseorang yang bergantung pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji tersebut (Bo1nton, 2002:330).Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah
sajiinformasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanyapenghilangan atau salah sajiitu (Mulyadi,
1998:149).Konsep
Materialitas
Konsep materialitas mengakui bahr,ta beberapa hal,
baik
secaraindividual
atau keseluruhan, adalahpenting bagi
kewajaranpenyajian laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangandi
lndonesia, sedangkan beberapa hallainnya
adalahtidak
penting. Frasa"menyajikan
secarawajar,
dalam semua hal yangmaterial,
sesuai denganAkuntansi
Keuangandi
Indonesia" menunjukkan150
keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material
(IAPI, 20Il:312.2).
Peran konsep materialitas
itu
adalahuntuk
mempengaruhikualitas
dankuantitas informasi akuntansi yang diperlukan oleh auditor dalam
membuatkeputusan yang berkaitan dengan
bukti.
Konsep materialitas menyatakan bahwatidak semua informasi keuangan diperlukan atau tidak semua
informasiseharusnya dikomunikasikan. Daram
laporan akuntansi,
hanyainformasi
yangmaterial yang
seharusnyadisajikan. Informasi yang ,ia* -","r*f 'r"i"r*r"
diabaikan atau dihilangkan (Wahyu di,2006).
Menentukan pertimbangan AwaI Tingkat Materialitas
Auditor
melakukan pertimbangan awal tentangtingkat
materialitas dalam perencanaan auditnya' Penentuan materialitasini, yan!
seringkali disebut dengan materialitas perencanaan, mungkin dapat berbeda dengan tingkat materialitas yang digunakanpada
saat pengambilankesimpulan audil dan dalam
mengevaluasitemuan audit, karena (1)
keadaanyang meligkupi berubah, (2)
informasi tambahan tentangklien
dapat diproreh serama berlangsungnyaaudit
(Mulyadi, 1998:151).Pada tahap perencanaan audit, auditor perlu
mempertimbangkan materialitas awal pada dua tingkatberikut ini: (1) tingkat
laporan keuangan, dan(2) tingkat
saldo akun.Materialitas awal
padatingkat
laporan keuangan perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan.Materialitas awal
padatingkat
saldo akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karenauntuk mencapai kesimpulan tentang kewajaran tupo.un keuangan
sebagaikeseluruhan, auditor perlu melakukan
verifikasi
saldo akun(Mulyadi,
r99g:r34).Pertimbangan
auditor mengenai materialitas
merupakan pertimbanganprofesional dan
dipengaruhioleh
persepsiauditor
atas kebutuhanorang
yangmemiliki
pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadaplaporan
keuangan. pertimbangan mengenaimaterialitas yang digunakan
olehauditor
dihubungkan dengan keadaansekitamya dan
mencakup perlimbangan kuantitatif maupun kualitatif.Kewajiban sosial Kemandirian Keyakinan terhadap
peraturan profesi Hubungan dengan rekan
seprofesi
Rerangka Konseptual dan
Pengembangan HipotesisVariabel Dependen Persepsi materialitas
Gambar 1 Model Rerangka Konseptual Sumber: data primer, diolah (2012)
Penelitian sebelumnya dilakukan Wahyudi dan
Aida
(2006) telah menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaanlaporan keuangan. Pengabdian pada profesi dicerminkan dari
dedikasiprofesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang
dimiliki.
Pekerjaan
didefinisikan
sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alatuntuk
mencapai tujuan(Hall,
1968 dalamWahyudi,
2006). Totalitasini
sudah menjadi komitmenpribadi,
sehingga kompensasiutama yang diharapkan dari pekerjaan
adalah kepuasan rohani,baru
kemudianmateri.
Dengantotalitas
yangdimiliki,
auditorakan lebih hati-hati dan bijaksana dalam
nrenentukantingkat
materialitas.Berdasarkan pemikiran diatas, maka hipotesis altematif sebagai berikut:
H1: pengabdian pada profesi berpengaruh terhadap persepsi materialitas.
Penelitian sebelumnya dilakukan Wahyudi dan
Aida
(2006) telah menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.Kewajiban
sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi sefta manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adarrya pekerjaan tersebut(Hall,
1968 dalamwahyudi,
2006). Kesadaran auditor tentang peran profesinyadi
masyarakat akan menumbuhkan sikap mentaluntuk
melakukanpekerjaan
sebaikmungkin.
Berdasarkanuraian
diatas, maka hipotesis alternatif sebagaiberikut:
rH2: kewajiban sosial betpengaruh terhadap persepsi materialitas.
Penelitian sebelumnya dilakukan
Wahludi
danAida
(2006) telah menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang1,52
yang
profesional
harusmampu
membuat keputusansendiri
tanpa tekanan daripihak lain
(pemerintah,klien,
merekayang
bukan anggotaprofesi) (Hall,
196gdalam wahyudi, 2006).
Pertimbangan-pertimbanganyang dibuat
benar-benar berdasarkan padakondisi
dan'keadaanyang
dihadapi dalam proses pengauditan.Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis altematif sebagai berikut:
H3
:
kemandirian berpengaruh terhadap persepsi materialitas.Penelitian sebelumnya dilakukan Wahyudi dan
Aida
(2006)telah menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yangpaling
berwenangmenilai
pekerjaanprofesional
adalahrekan
sesama profesi,bukan orang luar yang tidak
mempunyai kompetensidalam bidang ilmu
dan pekerjaan auditor(Hall,
1968 dalamwahyudi,
2006).Bila
yang menilai pekerjaanmempunyai
pengetahuanyang
sama,maka
kesalahanakan dapat
diketahrri.Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha: kepercayaan profesi berpengaruh terhadap persepsi materialitas.
Penelitian sebelumnya dilakukan
Wahyudi
danAida
(2006) telah menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.Hubungan sesamaprofesi
adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasukdidalamnya organisasi formal dan kelompok
kolegainformal
sebagai ide utama dalam pekerjaan(Hall,
1968 dalamWahyudi,
2006).Melalui ikatan profesi ini
paraprofesional
membangun kesadaran profesional.Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H5:
hubungan dengan sesamarekan seprofesi
berpengaruh terhadap persepsi materialitas.METODA PENELITIAN
Populasi dan SampelPopulasi
didefinisikan
sebagai sekelompok orang,kejadian atau
segala sesuatuyang mempunyai karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya(Fridati
2005). Populasi dalam penelitianini
adalah akuntan atau lulusan jurusan akuntansi yang bekerja
padakantor
akuntanpublik (KAp)
yang berada di kota Yogyakarta dan kota Surakarta yang terdaftar oleh Institut AkuntanPublik
Indonesiayang
diaksesmelalui situs http://www.iapi.or.id.
Sedangkan sampeldalam penelitian ini
adalahpara profesional yang bekerja di
KantorAkuntan Publik baik sebagai auditor senior, auditor
junior
dan karyawan magang.Jenis dan Sumber
Data
Data
yang digunakan dalam penelitianini
adalah dataprimer yaitu
data yang diperoleh secara langsung melalui kuesioner.Tehnik
PengumpulanData
Setelah
mengetahui
dalayang diperlukan dalam
melakukan penelitian,maka tehnik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah
dengan menggunakankuesioner yaitu dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan dimana responden tinggalmemilih
pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai.Pengukuran Variabel
1. Variabel
DependenVariabel dependen dalam penelitian ini adalah
persepsimaterialitas.
2. Variabel
IndependenVariabel independen dalam penelitian
diwakili
olehlima
variabel,yaitu: (1)
variabel pengabdian padaprofesi (2)
variabelkewajiban
sosial (3) variabel kemandirian (4) variabel keyakinan terhadap peraturan profesi (5) variabel hubungan dengan rekan seprofesi.3. Pengukuran
Pengukuran variabel dependen dan independen menggunakan skala
Likert. Agar
instrumen yang digunakan dapat mengukur variabel-variabeldalam penelitian
denganbaik, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas
ciilakukan dengananalisis faktor konfirmatori,
sedangkanuji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan tehnik cronbachalpha.
Sebelum kuesioner dalam penelitianini
disebar ke Kantor AkuntanPublik, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas
terhadap mahasiswa akuntansi Universitas Ahmad Dahlan.ANALISIS DATA
Metoda
analisis data yang digunakan dalampenelitian ini yaitu
metoda statistik. Kegiatan pengolahan data dengan melakukan tabulasi terhadap kuesioner denganmemberikan dan menjumlahkan bobot jawaban pada
masing-masing pertanyaanuntuk
masing-masingvariabel. Analisis data
menggunakan regresiberganda (multiple regression) untuk" menguji pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.154
V
$
Pengujian llipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda (multiple regression). Persamaan regresi yang digunakan adalah:
Y:a*bX +bX +bX +bX +bX +e
11 22 33 44 55
Keterangan:
Y:
Persepsi materialitasb r,br.,...,
br:
Koefisien regresiX,:
Pengabdian pada profesi\:
Kewajiban sosialX :
Kemandirian3
Xo:
Keyakinan profesiXr:
Hubungan dengan rekan seprofesia:
Konstane: error
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan
uji
asumsiklasik
terhadap data yang digunakan dalam penelitianini,
maka dapat diketahui bahwa residual datayang digunakanmemiliki
distribusi yang normal, terjadikorelasi
antara variabel bebas (independen), terjadi ketidaksamaanvariance
dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain,dan tidak terjadi hubungan antara residual satu observasi dengan
residual observasi lainnya.Tabel
I
Hasil
uji
koefisien determinasi R2 R2 Disesuaikan0,5r49
0.4625Sumber: data primer, diolah (2012)
Berdasarkan
tabel 1 di
atasterlihat
bahwanilai
R2 disesuaikan sebesar0,4625. Nilai R2
disesuaikan sebesar0,4625 berarti bahwa
46,20A variabelpersepsi materialitas dijelaskan oleh variabel pengabdian pada
profesi, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi. Sedangkan53,80
di jelaskan oleh variabel laindi
luar model.155
Tabel2
Hasiluji
FF-statistic Prob(F-statistic) Simpulan
9,820614 0,000016
Ha diterima, minimal satu variabel independen berpengaruh terhadap variabel
deoenden
Sumber: data primer, diolah (2012)
Berdasarkan tabel
2 di
atas dapatdiketahui bahwa nllai probability
(F-s tatis
tic)
sebesar 0,0000 I6.
Nrla-probability
(F -statistic)
sebesar 0,0000 I 6<0,05atau
5Yo.Dengan demikian
dapatdisimpulkan bahwa minimal satu
variabelindependen
berpengaruh terhadap variabel dependen atauHa: bl * 0
atau b3* s*t*r*h* * 0ataubs+ P diterima
ataudapatdibuktikan.Tabel3
Hasiluji t
Hipotesis t-Statistic Probability Simpulan Hipotesis 1 -0,697999 0,4895 Ha ditolak Hipotesis 3 1,609664 0,1 160 Ha
ditolak
Hipotesis 4 1,642236 0,1090 Haditolak
Hipotesis 5 2,605834 0,0131 Ha diterima Sumber: data primer, diolah (2012)Berdasarkan tabel
3 di
atas dapatdisimpulkan
bahwa hipotesis perlama"pengabdian pada profesi berpengaruh terhadap persepsi materialitas"
tidak
d,apatdibuktikan
atau ditolak.Dengan kata
Tain bahwavariabel
independen pertama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.Hal
tersebut dapatdilihat
darinilai probability
sebesar 0,4895. Nlla_probability
sebesar 0,4995>0,05 atau 5o/o.Hal
tersebut
mungkin
dikarenakan dengan perkembangan zaman yang semakin pesat membuat kebutuhanhidup
semakinkompleks,
sehingga dalambekerja
auditorlebih
mengutamakankepuasan materi ketimbang kepuasan rohani.
Dengandemikian auditor cenderung
mengesampingkanpersepsi materialitas
dalam pemeriksaan laporan keuangan.Berdasarkan tabel 3
di
atas tidak terhapat hipotesis kedua, yangterdii
da1ivaiabel
kewajiban sosialtidak
penelitiuji
dikarenakanvaiabel
kewajiban sosial telah peneliti hapus karena telah terjadi korelasi dengan variabel hubungan dengan rekan seprofesi pada saat melakukanuji
multikolinearitas.Hal
tersebut mungkin dikarenakanterjadi kesamaan
antarakewajiban sosial yang dimiliki
seorang auditor dengan hubungan dengan rekan sesama auditor.156
Berdasarkan
tabel 3 di
atas dapatdisimpulkan bahwa
hipotesis ketiga"kepercayaan
profesi
berpengaruh terhadap persepsimaterialitas" tidak
dapatdibuktikan
atauditolak.
Dengan kata lain bahwa variabel independen ketiga tidak berpengaruh terhadapvariabel
dependen.Hal
tersebut dapatdilihat dari nilai probability
sebesar 0,1160.Nilai probability
sebesar 0,1160>0,05 atau 5%o.Hal
tersebut
mungkin
dikarenakan dengan banyaknya tekananyang dihadapi
olehauditor pada
saat melakukannya pemeriksaanlaporan
keuanganserta
adanya kepentingan keuangan yang cukup besar pada perusahaan yangdiaudit
sehinggamembuat auditor
mengesampingkan persepsimaterialitas dalam
pemeriksaan laporan keuangan.Berdasarkan
tabel 3 di
atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat"kepercayaan
profesi
berpengaruh terhadap persepsimaterialitas" tidak
dapatdibuktikan
atauditolak.
Dengankata lain
bahwa variabel independen keempat tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.Hal
tersebut dapatdilihat
darinilai probabiliry
sebesar 0,1090. Nrlaiprobability
sebesar 0,1090>0,05 atau 5Yo.HaI
tersebut
mungkin
dikarenakan dengan pengalaman auditor yang kurang, kondisidan ukuran
perusahaanyang
berbeda-beda, sehingga menjadikan pemahamanmengenai peran profesi auditor dalam
masyarakatberkurang dan
ketaatan terhadap peraturan yang dibuat untuk auditor puntidak
ditaati, sehingga membuatauditor
mengesampingkanpersepsi materialitas dalam pemeriksaan
laporan keuangan.Berdasarkan
tabel 3 di
atas dapatdisimpulkan
bahwa hipotesis kelima"hubungan dengan
sesamarekan seprofesi berpengaruh terhadap
persepsimaterialitas"
dapatdibuktikan
atauditerima.
Dengankata lain
bahwa variabel independenkelima
berpengaruh terhadapvariabel
dependen.Hal
tersebut dapatdilihat
dari nilaiprobability
sebesar 0,01 3 1 .Nilai probability
sebesar 0,01 3 1<0,05 atau 5o/o.Hal
tersebut mungkin dikarenakan dengan menjalin komunikasi dengan sesama auditor akan menambah pengetahuan dan wawasan, terutama para auditor yang mempunyai pengalaman yang rendah. Selainitu,
dengan adanya hubungandiantara auditor, bisa saling bertukar
pendapatdan
menambah kerjasamatim dalam beke{a, sehingga membuat auditor tidak
mengesampingkan persepsi materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.KESIMPULA.N
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
dapatdiambil
kesimpulan sebagai berikut:1. Tidak
terdapat pengaruh antara pengabdian pada profesi dengan persepsi materi alitas dalam p emeriks aan 1 aporan keuan gan.157
2.
a
4.
Tidak terdapat pengaruh urtara kemandirian dengan
persepsi materialitasdalam pemeriks aan I aporan keuangan.Tidak
terdapatpengaruh
arfiara kepercayaan terhadap peraturan profesi dengan p ers ep si materialitasdalam pemeriks aan I aporan keuangan.Terdapat pengaruh antara hubungan dengan rekan seprofesi
dengan pers epsi materialitasdal am pemeriksaan laporan keuangan.Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan
dapat memberikan sumbangan terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam penelitian terdahulu.Akan
tetapi dalam penelitianini
masih terdapat beberapa keterbatasanyang harus menjadi perhatian oleh para peneliti di
masayang akan
datang.Adapun keterbatasan dalam penelitian
ini
sebagai berikut:1. Jumlah
akuntanpublik yang menjadi sampel dalam penelitian ini
sangatteribatas. Hal
ini
dikarenakan sangat terbatasnya kantor akuntanpublik di
kotaYogyakarta dan kota Surakarta yang bersedia menerima dan
mengisi kuesioner.2. Dilihat dari identitas individu dalam kuesioner, mayoritas sampel
dalam penelitianini
tidak mengisinya. Sedangkan dari sampel yang mengisi identitasindividu, khusunya jabatan di KAP mayoritas adalah auditor junior,
hal tersebutmungkin
yang menjadikan pemahaman responden terhadap persepsi materialitas kurang.3.
Dalamuji Multikolinearitas,
terdapatkorelasi
antara variabel kewajiban sosialdengan variabel hubungan dengan rekan seprofesi, sehingga
peneliti membuang salah satu variabel, yaitu variabel kewajiban sosial.Dengan memperhatikan keterbatasan yang ada dalam
penelitian, diharapkan penelitian selanjutnya yang serupa dengan penelitianini
memperbaiki keterbatasan-keterbatasan tersebut. Adapun beberapa saran dalampenelitian ini
sebagai berikut:
1.
Menambahjumlah
sampel dengan menambahjumlah kantor
akuntanpublik,
sehinggabisa lebih
menggambarkanpengaruh profesionalisme
terhadap persepsi materialitas.2. Mengambil
sampelauditor
senior, karenalebih
mengerti mengenai persepsi materialitas dan menambah ataupun mengganti variabel independenyang
ada dalam penelitianini.
l l
1_58
DAFTAR PUSTAKA
Bo5mton, Jhonson KeLL.2002. Modern
Auditing.
Jakarta: Erlangga.Daftar
KAP
di dan Surakarta.2011, fonline]
Didapatkan:Maret
20121Fridati, Winda. 2005. Analisis Hubungan Antara Profesionalisme
Auditor
denganPertimbangan
TingkatMaterialitas
dalam Proses PengauditanLopiran Keuangan di Jogiakarta. Skripsi. yogyakarta: universitas
IslamIndonesia.
Herawaty,Arleendan Yulius Kurnia Susanto. 2008.
,,profesionalisme, Pengetahuan AkuntanPublik
dalam Mendeteksi Kekeliruan,Etika
profesidan
PertimbanganTingkat Materialitas"National Conference UKIryIS
(September).
Institiut Akuntan Publik
Indonesia. 2011. StandarProfesional
Akuntanpublik.
Jakarta: Salemba Empat.
Kirana, Annisa Lucia. 2010. Pengaruh Profesionalisme Auditor
TerhadapPertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan"
skripsi.Bandung:Universitas Komputer Indonesia.
Mulyadi,
Kanaka Puradiredja. 1 998.Auditing.
Jakarta: Salemba Empat.Wahyudi,Hendro dan
Aida Ainul Mardiyah. 2006.
"Pengaruh ProfesionalismeAuditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan
Laporan Keuangan" simposium Nasional Akuntansi 9 padang (Agustus).159