• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUAL BELI BERJANGKA DALAM PRESPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "JUAL BELI BERJANGKA DALAM PRESPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH "

Copied!
114
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Perdagangan Berjangka Perspektif Hukum Ekonomi Syariah dalam jual beli pohon Cempaka di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran? ".

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pertanyaan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jual beli berjangka perspektif hukum ekonomi Islam dalam jual beli pohon cempaka di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran.

Penelitian Relevan

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Umu Farida pada tahun 2017 berjudul “Kajian Hukum Dagang Syariah Terhadap Jual Beli Pupuk Untuk Pembayaran Panen”. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Rahayu pada tahun 2017 berjudul “Tinjauan Hukum Dagang Syariah Terhadap Jual Beli Barang Raid Milik Santri”.

LANDASAN TEORI

Definisi Jual Beli

Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, pengertian jual beli adalah “perjanjian, dimana salah satu pihak menyanggupi untuk menyerahkan hidup dan pihak lain membayar harga yang dijanjikan”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa jual beli adalah pertukaran benda dengan benda, atau benda dengan uang atas dasar kesepakatan bersama antara kedua belah pihak dengan menggunakan akad tertentu untuk tujuan memiliki barang tersebut.

Dasar Hukum Jual Beli

Dalam pasal 21 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, itikad baik merupakan salah satu asas dalam membuat akad, yaitu “akad dilaksanakan dalam rangka mempertahankan keuntungan, tidak mengandung unsur jebakan dan tidak melakukan perbuatan buruk lainnya.24 Berdasarkan tafsir ayat di atas, Allah menegaskan bahwa jual beli itu halal dan riba dilarang.Berdasarkan tafsir ayat di atas telah dijelaskan bahwa harta diperoleh melalui transaksi jual beli (perdagangan). terjadi transaksi timbal balik.

Rukun dan Syarat Jual Beli

Sehingga dapat difahami bahawa jual beli hendaklah dilakukan oleh orang yang sudah mumayyiz (sudah dapat membezakan antara yang baik dan yang buruk) dan khususnya orang yang sudah terbeban dengan hukum (mukallaf). Seperti orang yang menjual kereta dengan syarat dia (penjual) akan menggunakannya selama satu bulan selepas akad jual beli, atau orang yang menjual rumah dengan syarat dia (penjual) untuk masa tertentu di rumah itu. boleh tinggal. tempoh selepas perjanjian jual beli.

Jual Beli Fasid

Apabila kerugian dalam jual beli itu berkaitan dengan barang yang diperjualbelikan, maka hukumnya batal, seperti memperdagangkan barang yang tidak sah. Jual beli barang yang dimiliki sebelum diterima dari pemilik aslinya, jual beli jenis ini termasuk kemungkinan pembatalan karena rusaknya barang tersebut.

Jual Beli Berjangka Menurut Ulama Fiqh

Jual beli gharar ibarat wol di punggungnya karena jumlah barang yang dijual tidak diketahui. Adapun jual beli siniin dan mu'awamah, diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, disebutkan oleh Tirmidzi. Jual beli tumbuhan adalah haram menurut ijma' ulama jika terjadi sebelum tercipta karena berarti tidak ada.

Jual beli ini sah menurut ulama Hanafi kecuali bersyarat dan tidak sah menurut jumhur ulama. Dan apabila penjualan memerlukan buah/tanaman dibiarkan tidak dipetik, maka transaksi menjadi fasid. Berkenaan jual beli yang bergantung kepada syarat dan jual beli yang disokong, fuqaha bersetuju bahawa jual beli ini tidak sah.

Dapat dipahami bahwa penyebab putusnya kedua jual beli tersebut adalah karena unsur gharar yang terkandung di dalamnya.

Akad

  • Definisi Akad
  • Dasar Hukum Akad
  • Rukun dan Syarat Akad
  • Macam-Macam Akad

Jika salah satu rukun tidak terpenuhi, akad dianggap batal demi hukum. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa syarat-syarat akad dalam setiap akad dapat dibedakan menjadi dua, yaitu syarat umum dan syarat khusus. Akad yang dapat dilaksanakan (Al-Aqdu Al-Munjaz) yang dimaksud dengan munjaz adalah akad yang menggunakan highhat yang tidak bersyarat dan tidak bergantung pada masa yang akan datang.

Namun dalam akad yang objek akadnya harus diserahkan, seperti hibah, qardh, ariyah dan rahn (hipotek), maka ijab dan qabul harus disertai dengan penyerahan dan. Akad yang didasarkan pada masa yang akan datang (Al-‘Aqdu Al-Mudhaf li Al-Mudhaf), yang dimaksud dengan akad yang didasarkan pada masa yang akan datang adalah akad yang digunakan Shighat dengan perjanjian yang didasarkan pada masa yang akan datang, bukan masa kini. . Seperti jual beli, tunjangan, shulh (damai) dengan mal, dan keringanan utang. 3) Kontrak yang sah dan sah didasarkan pada.

Kontrak yang dikaitkan dengan syarat (Al-Aqdu Al-Mu'alaq ala Syarh), maksud kontrak yang dikaitkan dengan syarat ialah kontrak yang ditangguhkan (bersambung) dengan sesuatu yang lain.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
    • Sumber Data Primer
    • Sumber Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Wawancara
    • Dokumentasi
  • Teknik Analisis Data

Dalam hal ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang jual beli berjangka untuk jual beli pohon cempaka di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran. Jual Beli Berjangka Dalam Jual Beli Pohon Cempaka Di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran. Sedangkan dalam jual beli berjangka pohon cempaka di desa Pesawaran Indah akadnya berdasarkan atau Al-'Aqdu Al-Mudhaf li Al-Mustaqbal.

Akad jual beli berjangka yang dilaksanakan di desa Pesawaran Indah dilakukan secara lisan dan tanpa saksi. Sedangkan akad transaksi jual beli yang akan datang di Desa Pesawaran Indah tidak sesuai dengan asas transaksi. Sedangkan dalam praktik jual beli berjangka di desa Pesawaran Indah, pembeli sengaja tidak menebang pohon yang masih tumbuh.

Jual beli berjangka di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Desa

Desa Pesawaran Indah awalnya merupakan hutan belantara yang berstatus tanah erpa, yang masuk dalam administrasi Desa Wates Way Ratai di bagian barat Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan. Karena faktor kesuburan tanah, jumlah pendatang semakin meningkat untuk membuka lahan pertanian/perkebunan, oleh karena itu pada tahun 1999 diresmikan pembentukan desa di wilayah administrasi Desa Wates Way Ratai yang sebelah utara bagian terdiri dari 09 desa yaitu: Dusun Sumberjo, Dusun Wonorejo I, Dusun Margorejo, Dusun Margosari, Dusun Kaliguha I, Dusun Sidoharjo, Dusun Wonorejo II, Dusun Wonorejo III, Dusun Kaliguha II.82. Mengingat besarnya pemerintahan Desa Wates Way Ratai, maka baru pada tanggal 24 Juni 1999 diadakan musyawarah untuk membagi desa induk Wates Way Ratai menjadi 4 desa yaitu Desa Induk Wates Way Ratai, Wates Utara menjadi Desa Gunung Rejo dan Wates Barata. tinggal.

Pada tanggal 5 Oktober 1999 Desa Wates Way Ratai Utara resmi dimekarkan menjadi Desa Pesawaran Indah berdasarkan surat keputusan Gubernur Lampung Nomor : G/055/BIII/HK/1986, Pj. S.M. SUNARI Setelah 1 tahun tepatnya pada tanggal 21 Januari 2001 Desa Pesawaran Indah dinaikkan statusnya menjadi desa definitif dan Pj. S.M. Pada tahun 2014, tepatnya pada tanggal 30 Oktober 2014, Kabupaten Padang Cermin resmi dimekarkan menjadi tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Padang Cermin, Kecamatan Way Ratai dan Kecamatan Teluk Pandan.

Berdasarkan sejarah Desa Pesawaran Indah di atas dapat diketahui telah masuk ke dalam wilayah Kecamatan Desa Pesawaran Indah sejak pemekaran.

Keadaan Demografi

Berdasarkan keadaan demografi di Desa Pesawaran Indah menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Desa Pesawaran Indah merupakan perkebunan yang sangat mendukung masyarakat Desa Pesawaran Indah dalam bercocok tanam seperti padi, sayuran, tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya untuk kelangsungan hidup dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kondisi Perekonomian

Sebagian besar masyarakat menggantungkan mata pencahariannya pada kegiatan pertanian ini, terutama padi, sayuran, palawija, kakao dan tanaman berkayu (čempaka, jati, sengon).

Praktik Jual Beli Berjangka Pohon Cempaka Di Desa

Jual beli semacam itu merupakan jalan alternatif bagi mereka ketika ada kebutuhan mendesak dan tidak ada jalan lain selain menjual pohon cempaka yang masih ditanam di lahan mereka. Berikut adalah beberapa kontrak perjanjian jual beli pohon cempaka dengan sistem berjangka yang diperoleh dari wawancara dengan peneliti masyarakat desa Pesawaran Indah. Pertama, jual beli antara Mr. Kasyono (penjual) dan Bpk. Untung (pembeli). Pak Poniman sudah empat kali memperdagangkan pohonnya atas dasar berjangka kepada pemilik usaha furniture untuk memenuhi kebutuhannya, terakhir kali penjualan ini dilakukan pada tahun 2011, Pak Poniman mendatangi Pak Poniman. Lelik dengan niat menjual pohon cempaka, untuk biaya kuliah anaknya.

Jelas dari jual beli di atas bahwa kontrak dibuat secara lisan dan tanpa saksi. Pak Kanti dua kali membeli dan menjual pohonnya secara forward kepada pemilik usaha mebel untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terakhir jual beli ini tahun 2010 pak. Praktek jual beli pohon dilakukan secara lisan dalam perjanjian, dan pembeli sepenuhnya menentukan waktu pemotongan pohon.

Analisis jual beli pohon cempaka yang akan datang di Desa Pesawaran Indah Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran dalam perspektif hukum.

Analisis Jual Beli Berjangka Pohon Cempaka Di Desa

Dalam jual beli pohon, umumnya ketika telah terjadi transaksi jual beli, pohon tersebut langsung ditebang. Berdasarkan uraian sebelumnya, mengenai jual beli berjangka pohon cempaka yang terjadi di desa Pesawaran Indah terjadi karena penjual sedang membutuhkan uang secara mendesak. Mengenai syarat dan rukun suatu transaksi jual beli bukan merupakan faktor penentu dalam pelaksanaan transaksi jual beli.

Dalam jual beli pohon dengan sistem maju ini, obyek akad tidak langsung diserahkan. Dalam hal penjualan dan pembelian, yang mengandalkan kedua belah pihak tidak mengetahui kondisi barang di masa yang akan datang. Amalan jual beli kontrak berjangka adalah mengalihkan nama akad dari jual beli mu'awamah yang hukumnya haram.

Revisi undang-undang ekonomi syariah terhadap jual beli pupuk yang membayar hasil panen (Studi kasus kelompok tani Darunnajah di Desa Sambikarto, Kec.

PENUTUP

Saran

Bagi penjual dalam setiap transaksi jual beli hendaknya memperhatikan peraturan yang ada, akad jual beli harus dilaksanakan dengan jelas, dengan meminta kepada pembeli keamanan pada saat menebang pohon agar tidak menimbulkan perselisihan, dan lebih berhati-hati adalah bagaimana membuat pernyataan tertulis dan menghadirkan saksi, apalagi jika pohon tidak segera ditebang. Bagi pembeli harus jujur ​​kepada penjual, jika pohon yang dibeli tidak segera ditebang, maka sebaiknya diperjelas waktu pemotongan dan membayar penjual untuk perawatan dan pemeliharaan pohon tersebut. Bukhari-Muslim Hadits Syarah Terpilih, diterjemahkan oleh Kathur Suhardi, dari judul asli Tashirul-Allam Syarh Umdatul-Ahkam.

Terjemahan singkat Tafsir Ibnu Katsir 1, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, dari judul asli Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan singkat Tafsir Ibnu Katsir 2, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, dari judul asli Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan singkat Tafsir Ibnu Katsir 3, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, dari judul asli Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir.

Rahayu, Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Jual Beli Barang Serang Milik Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Riyadhlatul Ulum 39B Bumiharjo Batanghari Lampung Timur), Skripsi, Jurusan Hukum Ekonomi Islam, Fakultas Syari'ah IAIN Metro, 2017 .Siti Afifah, Kajian Hukum Islam Pendekatan Sosiologis Terhadap Praktek Jual Beli Cengkeh Ijon di Desa Getasblawong Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal, Skripsi, Jurusan Mu'amalah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang , 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam BMC tersebut menjelaskan tentang 9 pilar penting yang harus ada di dalam usaha Happy Petals Florist nantinya, 9 pilar ini harus saling berkaitan satu sama