• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN ANEMIA

N/A
N/A
Muh Syahrul Mubarak

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN ANEMIA "

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM PENCEGAHAN ANEMIA

IRAWATI 202102065

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan taufiq-nya sehingga penulis dapat menyusun proposal ini yang judul "Gambaran Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dalam Pencegahan Anemia sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan di Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.

Pada kesempatan ini, penulis samapaikan banyak terimah kasih kepada pihak pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan proposal. Penyusun menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan proposal tugas akhir ini. Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya penyusun berharap agar proposal ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca sekalian.

Semoga Allah SWT membalas amal ibadah kita semua dan semoga proposal ini dapat bermanfaat, Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

Makassar, 20 November 2023

IRAWATI

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 3

C. Tujuan penelitian ... 3

D. Manfaat penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Tinjauan umum tentang pengetahuan ... 5

B. Tinajuan umum tentang sikap ... 7

C. Tinjauan umum tentang anemia ... 10

D. Kerangka teori... 22

E. Kerangka konsep ... 22

F. Definisi operasional ... 23

DAFTAR PUSTAKA... 24

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan hal yang harus diperhatikan, karena termasuk dalam 1.000 hari kehidupan. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan gizi. Asupan gizi ibu hamil sangat berpengaruh pada perkembangan janin. Status gizi yang baik pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya bayi lahir rendah (BBLR) dan stunting (Pendek) (Delviana, 2021).

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki laki dan perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100ml.

Anemia kehamilan merupakan peningkatan kadar cairan plasma selama kehamilan mengencerkan darah (Hemodilusi) yang dapat tercermin sebagai anemia (Lee &Okam, 2012).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka mempunya perilaku kesehatan yang baik harapan dapat terhindar dari berbagai akibat dan resiko dari terjadinya anemia kehamilan maka dari perilaku kesehatan yang demikian dapat

(5)

2

berpengaruh terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil.

(Amiruddin, 2014).

Penyabab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan anemia pada kunjungan pertama kehamilan bahwa jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya (Proverawaty, 2011).

Anemia pada kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin saat kehamilan sampai kelahiran, seperti abortus, terjadi kematian intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, retardasi pertumbuhan intrauterin, depresi perinatal, dan kematian perinatal (Khumaidi, 2009).

Oleh karena itu setiap ibu hamil harus terpenuhi zat besi agar terhindar dari anemia dan resiko seperti kematian maternal, angka prematuritas, berat bayi lahir rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riska angrainy (2017) dari dinas kesehatan kota pekanbaru 2017 puskesmas rungbai bukit merupakan puskesmas dengan anemia berat tertinggi yaitu sebesar 11,4%.

Penelitian yang dilakukan oleh Budi Iswanto, dkk (2012) diklateng menemukan bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu Hamil tentang anemia defisiensi zat besi terhadap kepatuhan mengkomsumsi tablet

(6)

3

zat besi. Dimana semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi zat besi maka semakin patuh ibu hamil minum tablet zat besi.

Berdasarkan data diatas peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat ‘’gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam pencegahan anemia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam pencegahan anemia.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penilitian yaitu Untuk mengetahui gambaran hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam pencegahan anemia.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang lebih baik dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang terjadi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya terkait gambaran hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam pencegahan anemia

(7)

4 3. Bagi Masyarakat

Adapun manfaat penilitian yaitu diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk di jadikan sebagai sumber informasi atau referensi terhadap gambaran hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam pencegahan anemia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dijadikan sebagai sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengembangkan atau ingin melanjutkan tentang penelitian yang terkait dengan topik judul yang sama.

(8)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh seseorang secara alami atau intervensi baik langsung maupun tidak langsung. Perkembangan teori pengetahuan telah berkembang sejak lama. Filsuf pengetahuan yaitu Plato menyatakan pengetahuan sebagai ‘’kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)’’ (justified true belief). Menurut Notoatmojo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajarini dipengaruhi berbagai factor dari dalam, seperti motivasi dan factor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan social budaya. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Budiman, 2013).

(9)

6 2. Jenis Pengetahuan

a. Pengetahuan Implisit.

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor- faktor yang idak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

b. Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan (Budiman, 2013).

3. Tahapan Pengetahuan

Tahapan pengetahuan menurut Benjamin S. Bloom (1956) ada 6 tahapan, yaitu sebagai berikut.

a. Tahu (know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

(10)

7 c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi tersebut secara benar.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Budiman, 2013).

B. Tinjauan Umum Tentang Sikap 1. Pengertian Sikap

Sikap yang ada pada seseorang memerlukan unsur respons dan stimulus. Misalnya sikap yang berhubungan dengan kepuasan pelayanan kesehatan. Seseorang akan merasa puas jika pelayanan kesehatan yang diterima berkualitas. Kepuasan merupakan respons dari stimulus yang diterima yaitu pelayanan kesehatan. Ouput sikap

(11)

8

pada seseorang dapat berbeda, jika suka maka seseorang akan mendekat, mencari tahu, dan bergabung, sebaliknya jika tidak suka maka seseorang akan menghindar atau menjauh (Budiman, 2013).

Sikap dikategorikan menjadi tiga orientasi pemikiran yaitu berorientasi pada respons, berorientasi pada kesiapan respons, dan berorientasi pada skema triadik. Sikap berorientasi pada respons adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable) atau tidak memihak (unfavourable) pada suatu objek. Sikap berorientasi pada kesiapan respons adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.

Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespons secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang (Budiman, 2013).

2. Komponen Sikap

Menurut Breckler (1984), komponen utama sikap adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran Dengan adanya kesadaran, maka seseorang akan lebih peka terhadap sesuatu untuk bagaimana menyikapinya.

b. Perasaan Perasaan adalah segmen emosional atau perasaaan dari sebuah sikap, yang menimbukan hasil akhir perilaku.

c. Perilaku Merupakan sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap sesuatu atau seseorang.

(12)

9 3. Pengukuran Sikap

Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak di ungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap, pernyataan ini disebut dengan pernyataan favourable. Sebaliknya pernyataan sikap negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendung maupun kontra terhadap obyek sikap pernyataan ini disebut pernyataan tidak favourable.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan begaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu obyek. Misalnya, bagaimana pendapat responden tentang kegiatan posyandu, atau juga dapat dilakukan dengan memberikan pendapat dengan menggunakan setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan- pernyataan objek tertentu dengan menggunakan skala likert (Notoatmodjo, 2012).

Skala likert merupakan metode yang sederhana dibandingkan dengan skala Thustone dimana masing-masing responden diminta untuk melakukan tanggapan agreement dan disagreement untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua item yang favourable kemudian diubah nilainya dalam rangka, yaitu

(13)

10

untuk setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya untuk item unfavourable nilai sangat setuju adalah 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5 (Wawan, 2014).

C. Tinjauan Umum Tentang Anemia 1. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke jaringan tubuh (Proverawati, 2011).

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang dan pada kelompok sosioekonomi rendah.

Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada waktu usia reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka yang banyak mengalami defesiensi Fe. Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju. Sementara presentase dari wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan (8% anemia trimester I, 12% anemia di trimester II dan 29% anemia di trimester III (Sediaoetama, 2009).

2. Tanda Dan Gejala Anemia a. Anemia ringan

Berdasarkan WHO, anemia ringan merupakan kondisi dimana kadar Hb dalamdarah diantara Hb 8 g/dl – 9,9 g/dl.

(14)

11

Sedangkan berdasarkan Depkes RI, anemia ringan yaitu ketika kadar Hb diantara Hb 8 g/dl - < 11 g/dl. Jumlah sel darah yang rendah dapat menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan seluruh tubuh sehingga muncul tanda dan gejala serta dapat memperburuk kondisi medis lainnya. Pada anemia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala karena anemia berlanjut terus-menerus secara perlahan sehingga tubuh beradaptasi dan mengimbangi perubahan. Gejala akan muncul bila anemia berlanjut menjadi lebih berat. Gejala anemia yang mungkin muncul :

1) Kelelahan

2) Penurunan energi 3) Kelemahan

4) Sesak nafas ringan 5) Palpitasi

6) Tampak pucat (Damayanti, 2017) b. Anemia berat

Menurut WHO anemia berat merupakan kondisi dimana kadar Hb dalam darah dibawah < 6 g/dl. Sedangkan berdasarkan Depkes RI, anemia berat yaitu ketika kadar Hb dibawah < 5 g/dl.

Beberapa tanda yang mungkin muncul pada penderita anemia berat yaitu:

(15)

12

1) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk, berwarna merah marun, atau tampak berdarah jika anemia karena kehilangan darah melalui saluran pencernaan.

2) Denyut jantung cepat 3) Tekanan darah rendah 4) Frekuensi pernapasan cepat 5) Pucat atau kulit dingin

6) Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah

7) Murmur jantung

8) Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu (Rukiyah, 2011)

3. Macam-macam Anemia

a. Anemia defisiensi besi yaitu kekurangan asupan besi pada saat makan atau kehilangan darah secara lambat atau kronis. Zat besi adalah komponen esensial hemoglobin yang menutupi sebagaian besar sel darah merah. (Mayer, 2016)

b. Anemia megaloblastik Anemia yang terjadi karena kelainan proses pembentukan DNA sel darah merah yang disebabkan kekurangan (defisiensi) vitamin B12 dan asam folat.

(16)

13

c. Anemia hipoplastik Anemia yang terjadi karena kelainan sumsung tulang yang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

d. Anemia Aplastik Penderita mengalami pansitopenia, yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.Anemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan bahan kimia.Akan tetapi, kebanyakan pasien penyebabnya adalah idiopatik, yang berarti penyebabnya tidak diketahui. Anemia aplastik dapat juga terkait dengan infeksi virus dan dengan penyakit lain.

4. Cara pemeriksaan untuk kadar hemoglobin

Pengecekan anemia dapat dilakukan dengan memeriksa kadar hemoglobin merupakan hal yang sering dilakukan oleh setiap laboratorium. Pemeriksaan hemoglobin dapat dilakukan melalui beberapa metode(Norsiah, 2015).

a. Metode cyanmethemoglobin. Metode yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin.Pada metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk sian- methemoglobin yang berwarna merah.Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar.Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih

(17)

14

objektif.Namun, fotometer saat ini masih cukup mahal, sehingga semua laboratorium memilikinya.

b. Metode Sahli Metode Sahli sudah tidak dianjurkan belakangan ini disebabkan karena memiliki rasio kesalahan yang cukup besar, metode Sahli adalah hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam hemometer dan dibaca pada tabung sahli. Cara ini juga kurang baik karena tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin asam.

c. Metode mikrokuvet Reaksi di mikrokuvet adalah reaksi azide- methemoglobin yang dimodifikasi. Erittrosit terhemolisa dan mengeluarkan hemoglobin. Hemoglobin ini dikonversi menjadi methemoglobin dan kemudian digabungkan dengan azida duntuk membentuk azide-methemoglobin. Pengukuran berlangsur di analyzer di mana transmitasi diukur dan absorbsi kadar hemoglobin diukur. Absorban ini berbanding lurus dengan kadar hemoglobin.

5. Hemoglobin dan kriteria anemia

Hemoglobin adalah suatu protein yang kompleks, tersusun dari protein globin, protofirin dan besi.Protofirin dibentuk disekitar mitokondria, globin itu sendiri dibentuk di sekitar ribosom dan besi berasal dari transferin (Dodik, 2014).

(18)

15

Kadar hemoglobin berdasarkan usia menurut (WHO, 2014) kaitannya dengan anemia pada populasi wanita tidak hamil usia 15 tahun keatas di kategorikan sebagai berikut : Normal (>12 mg/dl), ringan (11,0-11,9 mg/dl), sedang( 8,0-10,9 mg/dl), , berat ( <8,0 mg/dl).

6. Penyebab anemia

Penyebab umum dari anemia antara lain:kekurangan zat besi, pendarahan, genetik, kekurangan asam folat, gangguan sumsum tulang.

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena:

a. Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, talasemia.

b. Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.

c. Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, trauma.

Penyebab anemia dapat di bagi menjadi dua yaitu penyebab secara langsung maupun tidak langsung:

a. Penyebab secara langsung

Penyebab langsung ini merupakan faktor-faktor yang langsung mempengaruhi kadar hemoglobin pada seseorang meliputi :

(19)

16

1) Menstruasi pada remaja putri Menstruasi yang dialami oleh remaja putri setiapbulannya merupakan sala satu penyebab dari anemia. Keluarnya darah dari tubuh remaja pada saat menstruasi mengakibatkan hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah juga ikut terbuang, sehingga cadangan zat besi dalam tubuh juga akan berkurang dan itu akan menyebabkan terjadinya anemia (Dodik, 2014).

2) Intake makanan yang tidak cukup bagi tubuh. Faktor ini berkaitan dengan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.Seperti anemia defiensi besi yaitu kekurangan asupan besi pada saat makan atau kehilangan darah secara lambat atau kronis.Zat besi adalah komponen esensial hemoglobin yang menutupi sebagaian besar sel darah merah.Tidak cukupnya suplai zat besi dalam tubuh yang mengakibatkan hemoglobinnya menurun. Kekurangan asam folat dalam tubuh dapat ditandai dengan adanya peningkatan ukuran eritrosit yang disebabkan oleh abnormalitas pada proses hematopoeisis (Hasdianah & Suprapto, 2016)

3) Gaya hidup seperti sarapan pagi. Sarapan pagi sangatlah penting bagi seorang remaja karena dengan sarapan tenaga dan pola berfikir seorang remaja menjadi tidak terganggu.Ketidak seimbangan antara gizi dan aktifitas yang dilakukan. Remaja dengan status gizi yang baik bila

(20)

17

beraktifitas berat tidak akan ada keluhan, dan bila status gizi seorang remaja itu kurang dan selalu melakukan aktifitas berat maka akan menyebabkan seorang remaja itu lemah, pucat, pusing kepala, karena asupan gizi yang di makan tidak seimbang dengan aktifitasnya (Yanti, 2017).

4) Infeksi dan parasit Infeksi dan parasit yang berkontribusi dalam peningkatan anemia adalah malaria, infeksi HIV, dan infeksi cacing.Di daerah tropis, infeksi parasit terutama cacing tambang dapat menyebabkan kehilangan darah yang banyak, karena cacing tambang menghisap darah.Defisiensi zat gizi spesifik seperti vitamin A, B6, B12, riboflavin dan asam folat, penyakit infeksi umum dan kronis termasuk HIV/AIDS juga dapat menyebabkan anemia.Malaria khususnya Plasmodium falciparum juga dapat menyebabkan pecahnya sel darah merah. Cacing seperti jenis Trichuris trichiura dan Schistosoma haematobium dapat menyebabkan kehilangan darah (Nestel,2012).

b. Penyebab tidak langsung

Penyebab tidak langsung ini merupakan faktor-faktor yang tidak langsung mempengaruhi kadar hemoglobin pada seseorang meliputi:

(21)

18 1) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan membuat pemahaman seseorang tentang penyakit anemia beserta penyebab dan pencegahannya menjadi semakin baik. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik akan berupaya mencegah terjadinya anemia seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi guna menjaga kadar hemoglobin dalam kondisi normal.

2) Sosial ekonomi

Sosial ekonomi berkaitan dengan kemampuan suatu keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi akan mudah memberikan pemenuhan kebutuhan asupan makanan bagi keluarganya dengan makanan yang memenuhi gizi seimbang, namun hal berbeda jika permasalahan tersebut dialami oleh keluarga dengan ekonomi rendah, sehingga seringkali jumlah makanan yang dipentingkan sementara kualitas dengan pemenuhan kebutuhan gizi seimbang kurang mendapat perhatian.

7. Pencegahan anemia

Adapun upaya pencegahan anemia yaitu:

a. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dengan melakukan upaya kepatuhan mengonsumsi TTD

(22)

19

Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukawati I dengan melakukan upaya kepatuhan mengonsumsi TTD, dari 41 responden sebagian besar dengan kategori cukup yaitu sebanyak 20 orang (48,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menemukan hasil bahwa mayoritas tingkat kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD adalah kepatuhan menengah yang artinya masih dalam kategori cukup patuh mengonsumsi TTD yaitu sebanyak 43 orang (78,2%)(20).

Responden yang tidak teratur mengonsumsi TTD tidak mengetahui manfaat TTD bagi dirinya maupun janinnya, dan selama kehamilan TTD yang diberikan jarang di konsumsi, karena ketidaktahuan responden akan manfaat, efek samping, cara dan waktu mengkonsumsi sehingga responden mengalami anemia.

Pada penelitian ini banyak ibu hamil yang belum mengonsumsi 90 tablet tambah darah atau lebih dari 90 tablet dan tidak mengonsunsi TTD setiap hari, hal ini disebabkan karena responden tidak hanya mengonsumsi TTD yang diberikan oleh puskesmas saja tetapi juga ada yang mengonsumsi vitamin yang didapatkan dari dokter yang sudah mengandung zat besi dan juga meminum susu sebagai pengganti TTD. Selain itu di Puskesmas Sukawati 1 itu sendiri 90 TTD baru diberikan pada trimester 2 jika ibu hamil sudah tidak emesis dan sampel yang

(23)

20

peneliti gunakan adalah ibu hamil trimester 3 sehingga masih ada waktu untuk mencapai konsumsi 90 TTD selama kehamilan.

(Yeyeh., dkk, 2014).

b. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan HB

Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukawati I dengan melakukan upaya kepatuhan mengonsumsi TTD, dari 41 responden sebagian besar dengan kategori cukup yaitu sebanyak 20 orang (48,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menemukan hasil bahwa mayoritas tingkat kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD adalah kepatuhan menengah yang artinya masih dalam kategori cukup patuh mengonsumsi TTD yaitu sebanyak 43 orang (78,2%)(20).

Responden yang tidak teratur mengonsumsi TTD tidak mengetahui manfaat TTD bagi dirinya maupun janinnya, dan selama kehamilan TTD yang diberikan jarang di konsumsi, karena ketidaktahuan responden akan manfaat, efek samping, cara dan waktu mengkonsumsi sehingga responden mengalami anemia.

Pada penelitian ini banyak ibu hamil yang belum mengonsumsi 90 tablet tambah darah atau lebih dari 90 tablet dan tidak mengonsunsi TTD setiap hari, hal ini disebabkan karena responden tidak hanya mengonsumsi TTD yang diberikan

(24)

21

oleh puskesmas saja tetapi juga ada yang mengonsumsi vitamin yang didapatkan dari dokter yang sudah mengandung zat besi dan juga meminum susu sebagai pengganti TTD. Selain itu di Puskesmas Sukawati 1 itu sendiri 90 TTD baru diberikan pada trimester 2 jika ibu hamil sudah tidak emesis dan sampel yang peneliti gunakan adalah ibu hamil trimester 3 sehingga masih ada waktu untuk mencapai konsumsi 90 TTD selama kehamilan.

(Suratiah, 2022).

c. Upaya pencegahan anemia pada ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan antenatal care

Menunjukkan bahwa upaya pencegahan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sukawati I dengan melakukan pemeriksaan antenatal care, dari 41 responden sebagian besar dengan kategori baik yaitu sebanyak 31 orang (75,6%) Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, tentang determinan kepatuhan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, sebanyak 39 orang (84,4%) ibu hamil yang patuh melakukan pemeriksaan kehamilan(23). Kunjungan ANC secara teratur merupakan salah satu perwujudan dari pelayanan antenatal yang baik dan benar (bermutu). Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat mendeteksi secara dini masalah-masalah kehamilan yang akan terjadi, seperti terjadinya anemia pada ibu hamil, sehingga anemia pada ibu hamil dapat segera diatasi.

(25)

22

Pada penelitian ini sebagian besar ibu hamil sudah melakukan kunjungan antenatal care lebih dari empat kali karena selain melakukan kunjungan ke puskesmas ibu juga melakukan kunjungan ANC ke dokter spesialis secara rutin setiap bulannya.

(Suratiah, 2022).

D. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Sikap ibu Hamil

Anemia Pada Ibu Hamil Pengetahuan

ibu Hamil

Pengetahuan ibu hamil dalam pencegahan anemia

Sikap ibu hamil dalam pencegahan

anemia

Upaya pencegahan anemia:

- Mengkomsumsi TTD

- Melakukan Pemeriksaan Hb

- Melakukan pemeriksaan antenatal care

(26)

23 F. Definisi Operasional

1. Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal, yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah keseluruh tubuh.

2. Pengetahuan merupakan fakta dari suatu kenyataan yang sedang di pelajari pengalaman maupun lingkungannya serta sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reoganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

3. Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang.

4. Serum adalah suatu produk kosmetik yang formulasinya sering dikembangkan salah satunya menformulasikan sari buah naga merah menjadi serum yang di harapkan dapat membuat kulit wajah bersih, bebas dari jerawat dan flek hitam serta kulit menjadi lebih sehat.

(27)

24

DAFTAR PUSTAKA

Allen, N. J. and Meyer J. P. (2016). The Measurement and Antecendents of Affective, Continuance and Normative Commitment to The Organization, Journal of Occupational Psychology. Vol.63.

Amiruddin, R. (2014). Determinan Kesehatan Ibu dan Anak.

Budiman, Agus Riyanto, kapita selekta kuesioner pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan, Jakarta: Salemba Medika, 2013.

Delviana Devi, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dalam Pencegahan Anemia Pada Kehamilan Di Indonesia. E- Clinic:2021.

Dodik. 2014. Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita, Jakarta: EGC Hasdianah, & Suprapto, S. I. (2016). Patologi & Patofisiologi Penyakit.

Yogyakarta.

Iswanto, Budi, dkk. 2012. Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Karangdowo Klaten vol. 5.

Khumaidi. 2009. Faktor yang Melatarbelakangi Anemia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Lee, A. I., & Okam, M. M. (2011). Anemia in Pregnancy.

Hematology/Oncology Clinis of North America.

(28)

25

Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (edisi revisi 2012). Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Proverawaty, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukiyah, A. Y. (2011). Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan (Ist ed). Jakarta:

Trans info media.

Sediaoetama, A. D. (2009). Ilmu gizi. Jakarta: Dian Rakyat

Wawan, dkk. 2014. Teori & PengukuranPengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Yanti. 2017. Panduan Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:EGC.

Yeyeh, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Dalam Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media.

Referensi

Dokumen terkait

Si, Scopus ID = 7006069131; h-Index: 4 Department of Physics, State University of Malang, Indonesia Layout Jurnal Rahmad Verdianto A.Md, Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim

Akibat Tidak mengkonsumsi TTD gangguan perkembangan pada janin zat besi ibu hamil tidak tercukupi Beresiko BBLR Berat Badan Lahir Rendah perdarahan hebat saat