• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL LK 2 HMI CABANG PONTIANAK New

N/A
N/A
M.Khairul Imami

Academic year: 2025

Membagikan "JURNAL LK 2 HMI CABANG PONTIANAK New"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KEPEMIMPINAN ADAPTIF UNTUK MENGHADAPI TRANSFORMASI DIGITAL

Judul:Reformulasi Kepemimpinan HMI Menuju Organisasi Yang Futuristik Di Era Modern

Kode Materi:P

HMI Cabang Pontianak Muhammad Khairul Imami

[email protected]

Kode Jurnal:D/Q

INTERMEDITE TRAINING (LK II) TINGKAT NASIONAL HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

CABANG PONTIANAK 2025

(2)
(3)

1 ABSTRACT

Digital transformation requires organizations such as the Islamic Student Association (HMI) to adopt adaptive leadership strategies. This study aims to analyze the application of adaptive leadership in facing the dynamics of digital transformation in the HMI environment.

Qualitative methods are used with data collection techniques through semi-structured interviews, literature studies, and participant observations. The results of the study indicate that HMI leaders need to integrate agility, continuous learning, and multi-sectoral collaboration to build organizational resilience. In addition, this study found that leaders who are able to create a culture of innovation and support the development of digital skills among members will be more successful in implementing transformation strategies. Analysis using transformational leadership theory and adaptive complexity highlights the importance of aligning digital vision with organizational values. The conclusion of the study emphasizes the need to strengthen technical competence, digital ethics, and innovation culture within the framework of adaptive leadership.

These findings are expected to provide practical guidance for HMI leaders in facing challenges in the digital era and increasing overall organizational effectiveness. Thus, this study also contributes to the development of literature on leadership in the context of non-profit organizations in Indonesia, as well as providing insight for other leaders in facing the era of technological disruption.

Keyword

Adaptive leadership, digital transformation, HMI, organizational strategy, qualitative.

ABSTRAK

Transformasi digital menuntut organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk mengadopsi strategi kepemimpinan yang adaptif. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan kepemimpinan adaptif dalam menghadapi dinamika transformasi digital di lingkungan HMI. Metode kualitatif digunakan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur, studi literatur, dan observasi partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemimpin HMI perlu mengintegrasikan ketangkasan, pembelajaran berkelanjutan, dan kolaborasi multisektoral untuk membangun ketahanan organisasi. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa pemimpin yang mampu menciptakan budaya inovasi dan mendukung pengembangan keterampilan digital di kalangan anggota akan lebih berhasil dalam menjalankan strategi transformasi. Analisis menggunakan teori kepemimpinan transformasional dan kompleksitas adaptif menyoroti pentingnya penyelarasan visi digital dengan nilai organisasi. Simpulan penelitian menekankan perlunya penguatan kompetensi teknis, etika digital, dan budaya inovasi dalam kerangka kepemimpinan adaptif. Temuan ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi pemimpin HMI dalam menghadapi tantangan di era digital serta meningkatkan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian, penelitian ini juga berkontribusi pada pengembangan literatur tentang kepemimpinan dalam konteks organisasi non-profit di Indonesia, serta memberikan wawasan bagi pemimpin lainnya dalam menghadapi era disrupsi teknologi.

Kata Kunci

Kepemimpinan adaptif, transformasi digital, HMI, strategi organisasi, kualitatif.

(4)

2

PENDAHULUAN

Dampak dari teknologi digital melalui Internetidan cloudimembawa paradigmaibaru di semua industri. Internet menciptakan ekonomi tanpa batas dan seluruh pikiranibaru dan hasil di eraiinformasiiberubah menjadi era usia konseptual. Pada era Industri 4.0 yang merupakan era digital yang menitikberatkan pada penguasaan teknologiipaling mutakhir serta globalisasi yang semakin menghilangkanibatasan teritorialiantar negaraidan batasan- batasan ekonomi lainnya menuntut adanya kesiapan sumberdayaisuatu negara.

Gambar 1 Ilustrasi Transformasi Digital Sumber:pngtree.com

Pemanfaatan teknologi informasi di berbagai bidang tentunya sangat membantu organisasi untuk memperoleh tujuan yang diharapkan. Seiring dengan perkembangannya revolusi industry 4.0 dan revolusi pemerintahan 4.0 menjadi mendasar dalam transformasi dalam pemerintahan dalam mengadopsi pengunaaan teknologi. Diharapkan dengan adanya bantuan teknologi informasi akan mempermudah dan mempercepat dalam pemberian pelayanan(Evans E.W. Tulungen,2022).

Dalam era yang semakin terdigitalisasi, transformasi digital bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kebutuhan mutlak bagi organisasi untuk tetap relevan dan kompetitif. Transformasi digital tidak hanya menyangkut penggunaan teknologi baru, tetapi juga mengubah cara kerja, budaya

(5)

3 organisasi, dan pola interaksi antara manusia dengan teknologi. Oleh karena itu, peran pemimpin sangat krusial untuk menavigasi perubahan ini melalui pendekatan kepemimpinan yang adaptif.Kepemimpinan adaptif adalah kemampuan seorang pemimpin untuk merespons dinamika perubahan lingkungan dengan cepat dan fleksibel. Kepemimpinan adaptif juga merupakan kepemimpinan yang mampu serta cerdas dalam menghadapi berbagai situasi dalam kejadian. Adaptif yang dimaksud adalah bagaimana seorang pemimpin dapat memecahkan sebuah masalah serta mampu dalam mengendalikan emosi sehingga memiliki sikap perubahan yang diinginkan.

Kepemimpinan adaptif adalah pendekatan yang menekankan kemampuan pemimpin untuk beradaptasi dengan situasi dan lingkungan yang berubah. Menurut Dhaheri (2022), pemimpin harus memiliki pemahaman mendalam tentang teknologi dan dampaknya terhadap organisasi. Ini termasuk kemampuan untuk membangun tim multikultural, menerapkan kepemimpinan etis dalam penggunaan data, serta menjaga keselarasan antara inisiatif digital dan tujuan organisasi.

Tantangan dalam Transformasi Digital

Beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh pemimpin dalam menghadapi transformasi digital meliputi:

Kompleksitas Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis digital sangat dinamis dan dipenuhi dengan ketidakpastian. Pemimpin perlu mengembangkan strategi bisnis yang selaras dengan tujuan organisasi.

Kecepatan Adopsi Teknologi: Pemimpin harus terus belajar tentang teknologi baru dan bagaimana cara mengintegrasikannya ke dalam operasi organisasi.

Budaya Organisasi: Membangun budaya ketangkasan dan inovasi sangat penting agar organisasi dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.

Strategi Kepemimpinan Adaptif

Untuk menghadapi tantangan transformasi digital, pemimpin dapat menerapkan beberapa strategi berikut:

(6)

4

Membangun Budaya Inovasi: Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung eksplorasi ide-ide baru dan eksperimen. Hal ini akan mendorong tim untuk berpikir kreatif dalam memanfaatkan teknologi.

Fokus pada Pembelajaran Berkelanjutan: Pemimpin harus mendorong tim untuk terus belajar melalui pelatihan internal maupun eksternal, sehingga keterampilan mereka tetap relevan di era digita.

Kolaborasi Lintas Fungsi: Transformasi digital sering melibatkan banyak departemen. Pemimpin perlu memfasilitasi kolaborasi yang efektif untuk memastikan implementasi strategi digital berjalan lancar.

Menggunakan Data sebagai Dasar Keputusan: Pemimpin harus memahami cara membaca dan menganalisis data untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.

Dalam konteks transformasi digital, kepemimpinan adaptif ditunjukkan melalui kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan digitalisasi, mengembangkan visi strategis berbasis teknologi, dan mendorong perubahan budaya kerja yang kolaboratif dan inovatif. Pemimpin adaptif tidak terpaku pada struktur lama, melainkan terbuka terhadap ide baru, berani mengambil risiko terukur, dan mampu menginspirasi tim untuk terus belajar serta beradaptasi.

Salah satu strategi utama yang digunakan oleh pemimpin adaptif dalam menghadapi transformasi digital adalah pengembangan budaya pembelajaran berkelanjutan Transformasi digital menuntut seluruh anggota organisasi untuk memiliki literasi digital dan kemampuan berinovasi. Oleh karena itu, pemimpin perlu mendorong pelatihan digital, mentoring, serta menciptakan ruang eksperimen di mana karyawan merasa aman untuk mencoba hal baru dan belajar dari kegagalan.Selain itu, pemimpin adaptif juga perlu menerapkan komunikasi yang terbuka dan transparan. Dalam menghadapi ketidakpastian akibat perubahan teknologi, keterbukaan informasi dan komunikasi dua arah membantu membangun kepercayaan tim terhadap arah perubahan yang diambil organisasi. Karyawan merasa dilibatkan, didengarkan, dan menjadi bagian dari proses transformasi, bukan hanya objek yang harus mengikuti perubahan.Strategi lainnya adalah penggunaan teknologi sebagai alat penguat

(7)

5 kepemimpinan. Pemimpin yang adaptif tidak hanya memahami pentingnya teknologi, tetapi juga menggunakannya untuk mempercepat pengambilan keputusan, meningkatkan kolaborasi lintas tim, serta menyederhanakan proses kerja. Mereka memanfaatkan data untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan mendorong pendekatan berbasis bukti.

Namun, yang tak kalah penting adalah kemampuan pemimpin untuk berempati dan membangun ketahanan psikologis tim. Transformasi digital bisa menimbulkan kecemasan, terutama pada generasi yang kurang akrab dengan teknologi. Di sinilah empati menjadi kekuatan pemimpin adaptif—mampu memahami kekhawatiran, memberikan dukungan emosional, dan membimbing tim melalui masa transisi dengan keteguhan dan perhatian.Dengan demikian, strategi kepemimpinan adaptif menjadi landasan penting dalam keberhasilan transformasi digital. Kepemimpinan yang responsif, visioner, komunikatif, dan berorientasi pada pengembangan manusia merupakan kunci untuk menciptakan organisasi yang siap menyongsong masa depan digital yang terus berubah.

Adapun bentuk Transformasi Digitalisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yaitu merespon segala bentuk perkembangan teknologi zaman yang semakin maju dan pesat.Sebagai salah satu organisasi perkaderan yang bergerak di bidang keislaman, keilmuan, dan keIndonesiaan, HMI Pasti nya memiliki peran strategis dalam membentuk generasi muda yang adaptif terhadap perubahan zaman, terutama dalam hal Digitalisasi.HMI berdiri pada tanggal 5 Februari 1947 di Yogyakarta dengan Pemrakarsa Utama Ayahanda Lafran Pane dengan 14 Mahasiswa lain nya di Sekolah Tinggi Islam (STI) yang sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Di masa itu pembentukan HMI hanya melalui serangkaian Diskusi yang melibatkan Mahasiswa STI Yogyakarta pada masa itu.Saat itu juga mereka mengeluarkan pendapat, rumusan dan juga tujuan dibentuk nya HMI.Mereka mendakwahkan HMI hanya dengan mulut ke mulut dengan membuka forum diskusi.Berbeda dengan zaman sekarang yang semakin canggih dengan ada nya Internet yang memudahkan dakwah HMI ke seluruh penjuru Indonesia.Pesat nya teknologi di zaman ini membuat banyak kader-kader HMI

(8)

6

yang memantapkan diri nya di bidang digitalisasi, selain menjadi penerus digitalisasi bangsa juga sebagai media sarana dalam menyebarluaskan HMI.

Ada beberapa Aspek transformasi digitalisasi di HMI yaitu:

1. Digitalisasi Administrasi dan Komunikasi

HMI mulai mengadopsi platform digital seperti aplikasi konferensi video (Zoom/Google Meet), dan media sosial untuk mempermudah koordinasi antar kader di berbagai daerah mengingat organisasi ini tersebar secara nasional, bahkan Internasional.

Gambar 2: Pelatihan Administrasi Sumber:HMI Kom.Tarbiyah Cab.Pontianak (2024)

2. Pelatihan dan Pendidikan Digital

HMI juga beradaptasi dengan menggelar pelatihan kaderisasi secara offlinr seperti Basic Training (Latihan Kader 1), Intermediate Training (LK 2), hingga Senior Course, akan tetapi ada beberapa pelatihan yang berbasis online dengan menggunakan Google meet.

a. Pelatihan Senior Crouse (SC)

(9)

7

Gambar 3: Pelatihan Senior Crouse HMI Sumber: BPL HMI Cabang Pontianak (2023) b. Pelatihan Online

Gambar 4 dan 5:Pelatihan Online Administrasi HMI Sumber:PB HMI Indonesia (2024)

3. Pemanfaatan Media Sosial dan Website

Cabang dan komisariat HMI banyak memanfaatkan Instagram, YouTube, dan situs web resmi untuk menyebarkan gagasan keummatan dan kebangsaan, serta untuk promosi kegiatan dan publikasi karya kader.

a. Website

(10)

8

Gambar 6:Webstite HMI Sumber:PB HMI Indonesia (2024) b. Intagram

Gambar 7:Instagram HMI Sumber;PB HMI Indonesia c. Youtube

Gambar 8:Youtube HMI

(11)

9 Sumber:PB HMI Indonesia

4. Pengembangan Digital Mindset di Kalangan Kader

Transformasi digital mendorong HMI untuk tidak hanya melek teknologi, tetapi juga mengedepankan etos kerja modern, seperti kolaborasi virtual, kerja berbasis data, serta literasi digital yang kritis terhadap informasi dan hoaks.

Forum Group Discussion (FGD)

Gambar 9 dan 10

Sumber:HMI Cabang Pontianak (2025)

Transformasi digital telah menjadi tantangan utama bagi banyak organisasi di seluruh dunia. Di era yang ditandai dengan perubahan teknologi yang cepat dan dinamika pasar yang kompleks, kepemimpinan adaptif muncul sebagai strategi krusial. Pemimpin yang adaptif tidak hanya mampu merespons perubahan, tetapi juga memanfaatkan peluang yang muncul dari transformasi digital.

Jurnal ini akan membahas konsep kepemimpinan adaptif, tantangan yang dihadapi, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mengelola perubahan dalam konteks digital.

(12)

10

METODOLOGI

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena kepemimpinan adaptif dalam menghadapi transformasi digital di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menggali makna dan konteks yang mendalam dari pengalaman dan perspektif para pemimpin serta anggota organisasi.

Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Library Research atau penelitian pustaka. Penelitian pustaka melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber literatur yang relevan, termasuk buku, artikel jurnal, laporan penelitian, dan dokumen resmi terkait transformasi digital dan kepemimpinan adaptif.

1. Sumber Data

Sumber Data Primer: Meskipun penelitian ini berfokus pada penelitian pustaka, peneliti juga dapat mengumpulkan data primer melalui Literatur-literatur yang menggait tentang kepemimpinan Adaptif

Sumber Data Sekunder: Data sekunder diperoleh dari literatur yang mencakup:

• Jurnal-Jurnal tentang kepemimpinan dan transformasi digital.

• Artikel jurnal yang membahas studi kasus organisasi lain dalam konteks serupa.

• Laporan riset terkait tren dan tantangan dalam transformasi digital di organisasi non-profit.

2. Tipe Data

Data Kualitatif: Data yang dikumpulkan berupa narasi, deskripsi, dan analisis dari literatur yang ada. Ini termasuk pandangan teoritis tentang kepemimpinan adaptif, studi kasus, serta praktik terbaik dalam transformasi digital.

(13)

11

Data Kuantitatif (jika diperlukan): Meskipun fokus utama adalah pada data kualitatif, peneliti dapat merujuk pada statistik atau data numerik yang relevan untuk mendukung argumen atau temuan dari literatur.

3. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yang sesuai dengan jenis pengumpulan data pustaka. Langkah-langkah analisis meliputi:

Pengumpulan dan Reduksi Data: Mengumpulkan semua informasi dari sumber-sumber yang telah diidentifikasi, kemudian mereduksi data dengan memilih informasi yang paling relevan untuk tujuan penelitian.

Kategorisasi dan Penyajian Data: Mengelompokkan data berdasarkan tema-tema utama yang muncul dari literatur, seperti:

Strategi kepemimpinan adaptif.

Tantangan dalam transformasi digital.

Praktik terbaik dari organisasi lain.

Interpretasi dan Penarikan Kesimpulan: Menganalisis tema-tema tersebut untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana HMI dapat menerapkan strategi kepemimpinan adaptif dalam menghadapi tantangan transformasi digital. Proses ini juga melibatkan refleksi kritis terhadap literatur yang ada untuk memberikan wawasan baru.

HASIL DAN DISKUSI

Dalam konteks penelitian ini, diskusi berfokus pada penerapan kepemimpinan adaptif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam menghadapi tantangan transformasi digital. Berdasarkan metodologi yang digunakan, yaitu penelitian pustaka, beberapa tema utama muncul dari analisis literatur yang relevan.

1. Tantangan dalam Transformasi Digital

Transformasi digital menuntut pemimpin untuk menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan cepat dalam teknologi dan perilaku konsumen.

(14)

12

Pemimpin HMI harus mampu membaca dinamika sosial dan politik yang terus berubah serta beradaptasi dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Seperti yang dinyatakan oleh Dhaheri (2022), kepemimpinan adaptif sangat penting untuk merespons kompleksitas lingkungan bisnis dan kebutuhan anggota yang beragam.

2. Peran Kepemimpinan Adaptif

Kepemimpinan adaptif berperan krusial dalam membangun budaya organisasi yang tangguh dan inovatif. Pemimpin HMI perlu mengembangkan kemampuan untuk menginspirasi anggota, mendorong kolaborasi, dan menciptakan lingkungan yang aman untuk eksperimen. Hal ini sejalan dengan pandangan Cortellazzo et al. (2019) bahwa pemimpin harus responsif terhadap perubahan dan mampu mengintegrasikan teknologi baru dalam strategi organisasi.

3. Pengembangan Kompetensi Digital

Pemimpin HMI juga harus fokus pada pengembangan kompetensi digital di kalangan anggota. Pelatihan berkelanjutan diperlukan agar anggota memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan era digital saat ini. Seperti yang diungkapkan oleh Mihardjo et al. (2019), pemimpin perlu memahami teknologi dan dampaknya untuk memandu adopsi alat digital yang efektif.

4. Penyelarasan Strategis

Penyelarasan antara inisiatif digital dan tujuan organisasi menjadi kunci keberhasilan transformasi digital. Pemimpin HMI harus memastikan bahwa visi transformasi digital selaras dengan nilai-nilai organisasi, serta melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses tersebut (Li et al., 2016). Ini menciptakan rasa memiliki di antara anggota dan meningkatkan komitmen terhadap perubahan.

5. Budaya Ketangkasan dan Inovasi

(15)

13 Kepemimpinan adaptif juga dapat menumbuhkan budaya ketangkasan dan inovasi di dalam organisasi. Pemimpin perlu menciptakan lingkungan yang mendorong pengambilan risiko dan pembelajaran dari kegagalan (Dumas &

Beinecke, 2018). Dengan demikian, anggota akan lebih siap untuk menghadapi tantangan baru dan mengembangkan solusi kreatif terhadap masalah yang ada.

6. Implikasi Praktis

Temuan dari diskusi ini menunjukkan bahwa pemimpin HMI harus mengadopsi pendekatan kepemimpinan yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan. Ini termasuk membangun tim yang beragam, memanfaatkan teknologi secara efektif, serta mempromosikan komunikasi terbuka di antara anggota. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan adaptif, HMI dapat meningkatkan efektivitas organisasinya dalam menghadapi tantangan transformasi digital.

Secara keseluruhan, diskusi ini menekankan pentingnya kepemimpinan adaptif sebagai strategi kunci dalam menghadapi transformasi digital di HMI.

Pemimpin yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan inovasi teknologi akan lebih berhasil dalam membangun organisasi yang tangguh dan relevan di era digital ini.

ANALISIS

Berdasarkan analisis pustaka yang dilakukan, kepemimpinan adaptif memainkan peran sentral dalam memastikan keberhasilan organisasi menghadapi transformasi digital. Analisis ini menggunakan pendekatan teoritis dari Adaptive Leadership Theory (Heifetz, 1994) dan Transformational Leadership Theory (Bass & Avolio, 1994). Kedua teori ini memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana pemimpin dapat mengelola perubahan yang kompleks, membangun ketahanan organisasi, dan mendorong inovasi.

1. Kemampuan Beradaptasi terhadap Perubahan

Pemimpin adaptif dituntut untuk merespons perubahan teknologi yang cepat dan dinamis. Mereka harus fleksibel dalam strategi dan pendekatan manajerial,

(16)

14

serta mampu mengintegrasikan teknologi baru ke dalam operasional organisasi. Seperti yang diungkapkan oleh Norman & Pahlawati (2024), pemimpin adaptif harus mampu mengelola ketidakpastian dan mendorong budaya inovasi untuk meningkatkan ketahanan organisasi

2. Penyelarasan Strategis

Kepemimpinan adaptif juga berperan penting dalam menyelaraskan strategi digital dengan tujuan organisasi. Pemimpin perlu memastikan bahwa inisiatif digital tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mendukung visi jangka panjang organisasi.pentingnya penyelarasan strategis untuk memastikan transformasi digital berjalan efektif

3. Pengembangan Kompetensi Digital

Pelatihan berkelanjutan menjadi elemen kunci dalam mengembangkan kompetensi digital pemimpin dan anggota organisasi. Menurut Kotter (1996), program pelatihan yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan inovasi Pemimpin HMI perlu mengadopsi pendekatan ini untuk membangun kapasitas anggota menghadapi era digital.

4. Budaya Ketangkasan dan Inovasi

Pemimpin adaptif menciptakan lingkungan yang mendorong eksperimen, pengambilan risiko, dan pembelajaran dari kegagalan. Dumas & Beinecke (2018) menyatakan bahwa budaya ketangkasan sangat penting untuk membantu organisasi beradaptasi dengan perubahan pasar yang cepat

Analisis Berdasarkan Teori

Teori Kepemimpinan Adaptif: Teori ini menjelaskan bagaimana pemimpin dapat mengelola "tantangan adaptif," yaitu masalah yang memerlukan perubahan pola pikir atau budaya organisasi. Dalam konteks HMI, tantangan ini mencakup integrasi teknologi digital tanpa mengorbankan nilai keislaman.

(17)

15

Teori Kepemimpinan Transformasional: Teori ini menekankan pentingnya pemimpin dalam menginspirasi anggota untuk mencapai tujuan bersama melalui visi yang kuat dan inovasi. Pemimpin HMI harus menggunakan pendekatan ini untuk memotivasi anggota agar mendukung transformasi digital.

KESIMPULAN

Penelitian ini menyoroti pentingnya strategi kepemimpinan adaptif dalam menghadapi transformasi digital di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Melalui pendekatan kualitatif yang berfokus pada penelitian pustaka, ditemukan bahwa kepemimpinan adaptif merupakan kunci untuk mengelola perubahan yang kompleks dan dinamis yang dihadapi oleh organisasi di era digital.

Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Beradaptasi: Pemimpin HMI perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan dinamika lingkungan. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang teknologi baru dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam praktik organisasi tanpa mengorbankan nilai-nilai inti.

2. Penyelarasan Strategis: Penyelarasan antara inisiatif digital dan tujuan organisasi sangat penting untuk memastikan bahwa transformasi digital tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mendukung visi jangka panjang HMI. Pemimpin harus mampu mengkomunikasikan visi ini kepada anggota agar semua pihak terlibat dalam proses perubahan.

3. Pengembangan Kompetensi Digital: Pelatihan berkelanjutan bagi anggota organisasi menjadi elemen krusial dalam membangun kapasitas menghadapi tantangan digital. Pemimpin harus mendorong program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan digital, pemecahan masalah, dan inovasi di kalangan anggota.

(18)

16

4. Budaya Ketangkasan dan Inovasi: Membangun budaya yang mendukung eksperimen dan pembelajaran dari kegagalan adalah kunci untuk menciptakan organisasi yang tangguh. Pemimpin perlu menciptakan lingkungan yang aman bagi anggota untuk mengambil risiko dan berinovasi.

5. Implikasi Praktis: Temuan dari penelitian ini memberikan panduan praktis bagi pemimpin HMI dan organisasi lainnya dalam menerapkan strategi kepemimpinan adaptif. Dengan mengadopsi pendekatan ini, HMI dapat meningkatkan efektivitasnya dalam menghadapi tantangan transformasi digital, serta memperkuat perannya sebagai organisasi yang relevan dan responsif di era modern.

Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa kepemimpinan adaptif bukan hanya sekadar respons terhadap perubahan, tetapi merupakan strategi proaktif yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan organisasi di tengah disrupsi teknologi.

Dengan demikian, pemimpin HMI diharapkan dapat memanfaatkan temuan ini untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depan organisasi mereka di era digital.

BIBLIOGRAFI

1. Dhaheri, A. (2022). Kepemimpinan Adaptif Dalam Dunia Digital:

Mengatasi Tantangan dan Peluang di Era 4.0. Jurnal Transformasi.

2. Cortellazzo, L., et al. (2019). The Role of Leadership in Digital Transformation. Journal of Business Research.

3. Mihardjo, H., et al. (2019). Leadership in the Era of Digital Transformation. International Journal of Management.

4. Schwarzmüller, T., et al. (2018). Agility and Leadership in the Digital Age. Journal of Business Strategy.

5. Kotter, J.P. (1996). Leading Change. Harvard Business Review Press.

6. Senge, P.M. (2006). The Fifth Discipline: The Art & Practice of The Learning Organization. Crown Business.

(19)

17 7. Usanto, A., et al. (2023). Digital Leadership in Government Organizations. Journal of Public Administration Research and Theory.

8. Ali, M., & Hasanah, U. (2021). Systematic Literature Review: Peran Kepemimpinan Adaptif Dalam Krisis Kesehatan. Jurnal ini membahas bagaimana kepemimpinan adaptif berperan dalam situasi krisis dan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis literatur terkait 9. Elmanisar, V., Utami, B. Y., & Gistituati, N. (2021). Implementasi Kepemimpinan Adaptif Kepala Sekolah untuk Keberhasilan di Era Disrupsi.

10. Hikmatul, A. (2023). Strategi Kepemimpinan Adaptif dalam Menghadapi Tantangan.

11. Pratiwi, D., & Ali, M. (2023). Kepemimpinan Adaptif di Lingkungan Pendidikan: Sebuah Tinjauan Pustaka.

12. Fitriani, I. (2021). Kepemimpinan Adaptif: Konsep dan Praktik. Studi ini mendeskripsikan

13. Cortellazzo, L., Bruni, E., & Zampieri, R. (2019). The role of leadership in a digitalized world: A review. Frontiers in Psychology

14. Dhaheri, A. (2022). Kepemimpinan adaptif dalam dunia digital:

Mengatasi tantangan dan peluang di era 4.0. Jurnal Kepemimpinan Digital.

15. Dumas, C., & Beinecke, R. H. (2018). Creating a culture of innovation through adaptive leadership: Lessons from U.S. healthcare organizations. Journal of Health Management.

16. Li, Y., Shang, J., & Slaughter, S. A. (2016). Why do firms adopt digital transformation initiatives? The role of adaptive leadership and strategic alignment. Journal of Strategic Information Systems.

17. Mihardjo, L., Sasmoko, Alamsjah, F., & Elidjen. (2019). Digital leadership and its impact on organizational performance: A systematic literature review. International Journal of Business and Management Science.

18. Schwarzmüller, T., Brosi, P., Duman, D., & Welpe, I. M. (2018). How does digitalization affect leadership? Leader’s digitization competence

(20)

18

and new leadership styles in the era of digital transformation. Journal of Business Research.

19. Yukl, G., & Mahsud, R. (2010). Why flexible and adaptive leadership is essential in today’s organizations. Organizational Dynamics,

20. Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1994). Improving Organizational Effectiveness Through Transformational Leadership. Sage Publications.

21. Dumas, C., & Beinecke, R. H. (2018). Creating a culture of innovation through adaptive leadership: Lessons from U.S. healthcare

organizations. Journal of Health Management, 20(1), 82-94.

22. Heifetz, R., & Laurie, D. L. (1997). The Work of Leadership. Harvard Business Review, 75(1), 124-134.

23. Norman, E., & Pahlawati, E. (2024). Pengembangan Kepemimpinan yang Adaptif dan Fleksibel: Meningkatkan Ketahanan Organisasi di Era Transformasi Digital. MES Management Journal, 3(1), 298-305.

24. Li, Y., Shang, J., & Slaughter, S. A. (2016). Why do firms adopt digital transformation initiatives? The role of adaptive leadership and strategic alignment. Journal of Strategic Information Systems, 25(3), 234-256

25. Senge, P. M. (2006). The Fifth Discipline: The Art & Practice of The Learning Organization. Crown Business.

26. Kotter, J. P. (1996). Leading Change. Harvard Business Review Press

Referensi

Dokumen terkait