• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN - eJournal UNIB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "JURNAL MANAJER PENDIDIKAN - eJournal UNIB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 48

PENGEMBANGAN MODEL BLOK EKSTRAKURIKULER PRAMUKA UNTUK MENINGKATKAN NILAI KEPEMIMPINAN SISWA

DI SMPN 7 LUBUKLINGGAU

1Yuniati

1SMPN 7 Lubuklinggau

e-mail : [email protected]

Abstrak: Masalah umum dari penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan model blok dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk meningkatkan nilai kepemimpinan siswa di SMP N 7 Lubuklinggau. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam meningkatkan nilai kepemimpinan siswa di SMP N 7 Lubuklinggau, dengan cara 1) Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam meningkatkan nilai kepemimpinan siswa, 2) Mendeskripsikan hal-hal yang dibutuhkan dalam pengembangan model blok dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk meningkatkan nilai kepemimpinan siswa, 3) Mengembangkan model hipotesis pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam meningkatkan nilai kepemimpinan siswa. Desain penelitian menggunakan metode Research and Development (R & D). Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, pembina pramuka dan siswa. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan block model pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk meningkatkan nilai kepemimpinan siswa di SMP N 7 Lubuklinggau. Hasil pengembangan yang dilakukan adalah model hipotetis.

Kata kunci: Ekstrakurikuler Pramuka, Kepemimpinan, Model blok

Abstract: The general problem of this research was how to develop a block model in scout extracurricular activities to increase the value of student leadership at SMP N 7 Lubuklinggau. This study aimed to develop a scout extracurricular management model in increasing the value of student leadership at SMP N 7 Lubuklinggau, by 1) Describing the implementation of scout extracurricular activities in increasing the value of student leadership, 2) Describe the things that are needed in the development of a block model in scout extracurricular activities to increase the value of student leadership, 3) Developing a hypothetical model of scout extracurricular management in increasing the value of student leadership. The research design used research and development (R & D) methods. The subjects in this study were school heads, scout coaches and students. Data collection carried out in this research is interview, observation and documentation techniques. The conclusion of this study was the need for the development of a block model on scout extracurricular activities to increase the value of student leadership at SMP N 7 Lubuklinggau. The result of the development carried out is a hypothetical model.

Keywords: Block Model, Leadership, Scout Extracurricular

(2)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 49 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi siswa, supaya dapat mengerti, memahami, dan menciptakan siswa yang berpotensi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, kepemimpinan dan sebagainya. Kepemimpinan menurut Aprilia (2019:108) merupakan sikap yang bertujuan untuk mempengaruhi para anggota kelompoknya dalam pencapaian tujuan bersama dan dapat memberi manfaat terhadap individu dan organisasi.

Untuk menjadikan siswa sebagai pemimpin terlebih dahulu di mulai dari lingkup yang terkecil yaitu pada lingkungan sekolah melalui organisasi – organisasi yang ada, setelah itu mengarah pada lingkup yang sedikit besar yaitu pada lingkup masyarakat. Karena itulah, proses pembelajaran kepemimpinan sejak dini setidaknya didapatkan dari bangku sekolah (Sabda,2019:4). Sekolah yang menjadi salah satu institusi penyelenggara proses pendidikan, yang bertujuan menciptakan manusia sesuai dengan pengertian dari pendidikan. Siswa yang telah melaksanakan proses pendidikan disekolah diharapkan memiliki kualitas untuk mengikuti perkembangan zaman, yang semakin maju dan kompetitif yang memerlukan peran kepemimpinan.

Menurut Syamsul dalam Reka (2020:200), kepemimpinan merupakan kemampuan atau kesiapan seorang pemimpin untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain supaya dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Siti (2015:200) menjelaskan, kepemimpinan merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting untuk membangun sikap kepemimpinan dalam diri siswa sehingga siswa mempunyai sifat yang bertanggung jawab.

Jenis layanan ekstrakurikuler, dapat menanamkan rasa kepemimpinan pada siswa melalui pembentukkan kepribadian seorang pemimpin. Peranan kegiatan ekstrakurikuler dalam pembentukkan sikap kepemimpinan anak sangat besar, karena melalui kegiatan ekstrakurikuler anak akan diajarkan bagaimana sikap mandiri, tanggung jawab, disiplin, dan berani (Taufik, 2018:42). Melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa dilatih dan memiliki kesempatan untuk menuangkan kemampuan yang mereka miliki untuk menjadi pemimpim dalam mengelola organisasi.

Salah satu model yang digunakan dalam pelaksanaan pramuka adalah Model Blok.

Dimana, pelaksanaan model ini dilakukan pada awal tahun pembelajaran dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan seluruh siswa yang sedang dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah mengikuti kegiatan. Selain itu, ada beberapa guru kelas yang ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

Pelaksanaan Model Blok pada ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 7 Lubuklinggau masih belum maksimal. Hal ini terlihat pada: 1) tahapan penyusunan model pelaksanaan (Model Blok): silabus kegiatan dibuat sendiri oleh pembina pramuka, guru kelas/guru mata pelajaran tidak bermusyawarah untuk menyusun silabus kegiatan kepramukaan, tidak ada tujuan khusus yang menjadi target tiap – tiap kelas, seperti meningkatkan nilai kepemimpinan siswa, 2) tahapan pelaksanaan model: tidak semua guru kelas/mata pelajaran ikut serta dalam kegiatan, kegiatan kepramukaan belum dilaksanakan selama 36 jam, 3) tidak diikuti oleh seluruh siswa.

Masalah ini di dapatkan oleh peneliti ketika survey beberapa hari sebelum mengambil masalah ini untuk menjadi masalah dalam penelitian.

(3)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 50 Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan model blok pada ekstrakulikuler pramuka untuk meningkatkan nilai kepemimpinan siswa di SMP N 7 Lubuklinggau.

Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pengelolaan ekstrakulikuler pramuka dalam meningkatkan nilai kepemimpinan siswa di SMP N 7 Lubuklinggau.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian dan pengembangan, peneliti melaksanakan penelitian terhadap model pengelolaan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 7 Lubuklinggau. Penelitian dilakukan terhadap: a) pelaksanaan ekstrakulikuler pramuka dalam meningkatkan nilai kepemimpinan siswa, b) hal – hal apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan model pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam meningkatkan nilai kepemimpinan siswa, c) Pengembangan dilakukan terhadap: model hipotetik pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam meningkatkan nilai kepemimpinan siswa, yaitu model blok.

Model pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan model ADDIE, yaitu (1) analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation, (5) evaluation.

Peneliti tidak memakai langkah 4 dan 5 (implementation, evaluation). Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu penelitian dan tenaga. Pada bagian analisis, digunakan analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunity Treat) untuk menganalisis. Menurut Hadi (2013:145), analisis SWOT adalah suatu analisa keadaan yang dilihat dari empat sudut pandang, yaitu: strength (kekuatan) menganalisis keunggulan/kekuatan yang dijadikan sumber daya dasar, weakness (kelemahan) menganalisis keterikatan sumber daya yang ada sehingga dapat memperlambat pencapaian tujuan pendidikan, opportunity (peluang) menganalisis keadaan – keadaan pokok yang mengahsilkan bagi organisasi/lembaga pendidikan, dan threat (tantangan) menganalisis keadaan – keadaan pokok yang tidak menghasilkan bagi situasi pendidikan.

Arikunto (2006:116) menjelaskan, subjek penelitian adalah benda, sesuatu hal, pelaku lokasi data untuk penelitian berada, dan yang dijadikan masalah. Subjek penelitian tidak harus berupa orang, tetapi bisa juga benda, orang, kegiatan, lokasi. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah, pembina pramuka, dan siswa. metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Sedangkan ungtuk menganalisis data digunakan metode deskriptif yang bersifat induktif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Meningkatkan Nilai Kepemimpinan Siswa

Model blok yang dilaksanakan di SMP N 7 Lubuklinggau: Langkah – Langkah Kegiatan : 1) Tahapan Penyusunan Model blok: a) menyusun silabus kegiatan Blok (ada pada program kerja), b) menyusun struktur materi kegiatan, c) menyusun jadwal kegiatan model blok, d) menyusun perangkat evaluasi kegiatan blok, tahap ini dilakukan oleh pembina pramuka tanpa diskusi dengan guru mata pelajaran lain,, 2) Pelaksanaan Model Blok: a) seluruh siswa yang mengikuti MPLS mengikuti kegiatan, b) dilaksanakan setiap awal tahun pembelajaran dalam

(4)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 51 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), c) penanggung jawab adalah kepala sekolah, d) pembina kegiatan adalah pembina pramuka, 3) Proses Pelaksanaan Model Blok: a) peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang didampingi oleh pembina pramuka/pembantu pembina pramuka, b) pembina pramuka melaksanakan orientasi kegiatan pendidikan kepramukaan dalam bentuk pembelajaran dikelas dan dilapangan. Untuk evaluasi, proses penilaian Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan pada kegaitan dan hasilnya di tuliskan pada Raport siswa dan nilai diberikan oleh pembina pramuka tanpa diskusi dengan guru mata pelajaran lain.

2. Hal – hal yang Di butuhkan dalam Pengembangan Model Blok pada Ekstrakurikuler Pramuka untuk Meningkatkan Nilai Kepemimpinan Siswa

Hal – hal yang perlu dikembangkan oleh peneliti pada langkah – langkah kegiatan yaitu 1) pada tahap penyusunan model blok, pembuatan program kerja yang di dalamnya ada silabus, program tahunan, program semester dalam penyusunannya mengikutsertakan guru mata pelajaran, menyusun kepeanitian dalam setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang sudah direncanakan 2) pada tahap pelaksanaan model blok, mengikutsertakan semua siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan mengikutsertakan guru dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka 3) proses pelaksanaan model blok, dilaksanakan selama 36 jam dan dalam menentukan hasil evaluasi di diskusikan dengan guru mata pelajaran lain misalnya guru agama.

Penenanaman karakter kepemimpinan melalui kegiatan pramuka adalah dengan cara berkemah, kegiatan PBB dan formasi barisan, praktik Morse dan Semaphore, siswa dilatih dan ditunjuk untuk menjadi pemimpin regu dan wakil pemimpin regu, praktik persandian, dan praktik out bond (Nunik, 2013:7)

Kerangka/design pengembangan model yang akan dikembangkan yaitu: 1) Nama Model, 2) Latar Belakang, 3) Nama Kegiatan, 4) Tujuan, 5) Manfaat, 6) Langkah – langkah, 7) Evaluasi.

3. Model Hipotetik Pengelolaan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Meningkatkan Nilai Kepemimpinan Siswa

Dalam buku panduan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan jenjang SMP (2020:18) tahapan menyusun model blok, yaitu: 1) menyusun silabus kegiatan Blok, 2) menyusun struktur materi kegiatan, 3) menyusun jadwal kegiatan model blok, 4) menyusun kepanitiaan pelaksana kegiatan model blok, dan 5) menyusun perangkat evaluasi kegiatan blok.

Dari hasil analisis, desain diperoleh hasil dari pengembangan model blok yag dilakukan oleh peneliti, yaitu:

Pengembangan model Blok yang dihasilkan oleh peneliti:

A. Nama Model : Model Blok

B. Latar Belakang : Pelaksanaan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah menjadikan model blok sebagai salah satu kegiatan awal dalam penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukan

C. Nama Kegiatan : Ekstrakurikuler Pramuka untuk Meningkatkan Nilai Kepemimpinan Siswa

(5)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 52 D. Tujuan : Meningkatkan nilai kepemimpinan siswa

E. Manfaat : Menciptakan siswa yang memiliki nilai nilai Kepemimpinan dengan memiliki karakter yang bersemangat, jujur, terampil, disiplin, peduli sosial, bekerjasama, dan tanggung jawab

F. Langkah – Langkah Kegiatan :

1. Tahapan Penyusunan Model blok: a) menyusun silabus kegiatan Blok, b) menyusun struktur materi kegiatan, c) menyusun jadwal kegiatan model blok, d) menyusun kepanitiaan pelaksana kegiatan model blok, e) menyusun perangkat evaluasi kegiatan blok.

2. Pelaksanaan Model Blok, a) seluruh siswa mengikuti kegiatan, b) dilaksanakan setiap awal tahun pembelajaran dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), c) dilaksanakan selama 36 jam, d) penanggung jawab adalah kepala sekolah, e) pembina kegiatan adalah guru kelas/mata pelajaran selaku pembina pramuka dan dapat dibantu oleh instruktur pramuka.

3. Proses Pelaksanaan Model Blok: a) peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang didampingi oleh pembina pramuka/pembantu pembina pramuka, b) pembina pramuka melaksanakan orientasi kegiatan pendidikan kepramukaan dalam bentuk berkemah, c) guru yang bukan pramuka membantu pelaksanaan kegiatan orientasi pendidikan kepramukaan.

G. Jenis Kegiatan yang Dilaksanakan: 1) keterampilan tali temali, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, dan tanggung jawab, 2) keterampilan pertolongan pertama gawat darurat, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: a) mencari dan memberi obat diharapkan dapat membentuk:

karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial, b) membalut luka, menggunakan bidai dan mitela diharapkan dapat membentuk karakter ketelitian, kesabaran, kerjasama, tanggung jawab, dan peduli sosial, 3) ketangkasan pioneering, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: keberanian, ketelitian, percaya diri, ketekunan, dan kesabaran, 4) keterampilan morse dan semaphore, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: kecermatan, ketelitian, tanggung jawab, dan kesabaran, 5) keterampilan membaca sandi pramuka, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: kreatif, ketelitian, kerjasama, dan tanggung jawab, 6) penjelajahan dengan tanda jejak, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk:

religius, toleransi, cinta tanah air, peduli lingkungan, kerjasama, dan tanggung jawab, 7) kegiatan pengembaraan, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: karakter mandiri, peduli lingkungan, tangguh, tanggung jawab, kepemimpinan, kerjasama, peduli sosial, ketelitian, dan religius, 8) keterampilan baris – berbaris (KBB), implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: kedisiplinan, kreatif, kerja sama, dan tanggung jawab, 9) keterampilan menentukan arah, implementasi nilai karakter yang dapat terbentuk: kreatif, kerja keras, rasa ingin tahu, dan kerjasama.

(6)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 53 H. Evaluasi

1. Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik. Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi keterampilannya.

2. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 menjadi nilai ekstrakurikuler diraport, sedangkan nilai keterampilan diakumulasikan dengan penilaian guru di dalam kelas atau guru mata pelajaran.

Hasil penilaian kegiatan blok diakumulasi dengan penilaian latihan kepramukaan aktualisasi

PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Meningkatkan Nilai Kepemimpinan Siswa

Dari hasil penelitian dengan wawancara dengan kepala sekolah, pembina pramuka menyusun silabus untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada awal tahun pelajaran, guru tidak ikut membantu merancang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan yaitu persami dan hiking, kepanitiaan tidak dibentuk untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dirancang, guru kelas/mata pelajaran tidak semua membantu pelaksanaan kegiatan orientasi pendidikan kepramukaan, seluruh siswa tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka hanya siswa yang memiliki rasa antusias terhadap ekstrakurikuler pramuka yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan siswa yg sedang mengikuti MPLS yang mengikuti kegiatan pramuka, pada masa MPLS diisi dengan kegiatan pramuka, penilaian terhadap siswa pada setiap akhir semester dan dimasukkan ke dalam Raport siswa dan nilai diberikan oleh pembina pramuka.

Hasil wawancara dengan pembina ekstrakurikuler pramuka, pembina pramuka menyusun silabus untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada awal tahun pelajaran, jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan yaitu persami, hiking, perlombaan – perlombaan seperti semaphore, kolonel stick, pionering, dan LKBB (Latihan Keterampilan Baris Berbaris), kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih siswa agar bersemangat yaitu semaphore dan hiking, kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih siswa agar jujur yaitu LKBB (Latihan Keterampilan Baris Berbaris), kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih siswa agar terampil yaitu pioneering, kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih siswa agar peduli sosial yaitu kerja bakti, kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih siswa agar bekerjasama, yaitu hiking dan pionering, kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih siswa agar disiplin dan tanggung jawab yaitu hiking dan kemah, penilaian yang diberikan kepada siswa sebagai kriteria keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilakukan dengan cara memperhatikan keaktifan siswa pada saat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, ini dilakukan pada setiap kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Tetapi, dalam setiap tahun ajaran tidak semua kegiatan pramuka dapat terlaksana. Pembina pramuka melakukan penilaian terhadap siswa.

Hasil wawancara dengan siswa, diberikan jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu hari Rabu, hanya sebagian siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

(7)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 54 pramuka dan dibagi berkelompok, jenis kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan semaphore dan hiking, jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih agar saya bersemangat yaitu games, jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih agar saya jujur yaitu hiking, jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih agar saya terampil yaitu masak – memasak, jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih agar saya peduli sosial yaitu gotong – royong dan kerja bakti di sekolah, jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih agar saya berkerjasama yaitu LKBB dan semaphore, jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk melatih agar saya disiplin dan tanggung jawab yaitu hiking dan berkemah, tetapi dari tidak seluruh keguatan pramuka dilaksanakan seperti berkemah dan hiking tidak dilaksanakan, pembina pramuka melaksanakan penilaian untuk setiap kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang telah dilaksanakan dan nilai pramuka dapat dilihat pada setiap raport semester.

Menurut Zulbina (2015:42) penerapan kurikulum sekarang yang mengikutsertakan pramuka merupakan salah satu wadah pembentukkan karakter siswa (efektif), sebagai kegiatan kepramukaan, seperti kepemimpinan, kerja sama solidaritas, mandiri, dan keberanian dianggap mampu membekali siswa dari berbagai pengaruh negatif. Menurut Rio dkk (2020:2), Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan adalah penerapan pendidikan kepramukaan dalam pembelajaran sehari – hari.

Langkah – langkah pelaksanaan model blok menurut Rio dkk (2020:19): 1) guru kelas, guru agama, guru olahraga, dan pembina pramuka bermusyawarah untuk mengidentifikasi materi yang akan disajikan dalam kegiatan blok. Hasil musyawarah berupa struktur materi kegiatan blok dengan konten orientasi kepramukaan, muatan mata pelajaran, dan penumbuhan budi pekerti sesuai jenjang kelas siswa, 2) menyusun struktur materi kegiatan, 3) berdasarkan silabus yang telah dibuat bersama melalui musyawarah, selanjutnya disusun jadwal kegiatan blok selama 36 jam. Kegiatan blok pada masing – masing kelas mempunyai tujuan khusus yang menjadi target tiap – tiap kelas. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya dilakukan secara kolaboratif antarkelas sesuai dengan jadwal yang dirancang, 4) dalam menjalankan kegiatan blok, satuan pendidikan dalam komando kepala sekolah dapat membentuk kepanitiaan untuk mengelola kegiatan perkemahan dengan unsur guru, pembina pramuka, dan pihak lain yang dapat menunjang keberhasilan program blok yang telah dirancang, 5) penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Tahapan penyusunan model blok menurut Rio dkk (2020:18), yaitu: 1) menyusun silabus kegiatan blok, 2) menyusun materi kegiatan, 3) menyusun jadwal kegiatan model blok, 4) menyusun kepanitian pelaksana kegiatan model blok, 5) menyusun perangkat evaluasi kegiatan blok. Pelaksanaan model blok menurut Rio dkk ( 2020: 23), yaitu: 1) peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang didampingi oleh Pembina pramuka/pembantu Pembina pramuka, 2) Pembina pramuka melakukan orientasi pelaksanaan aktivitas kegiatan pendidikan kepramukaan dalam bentuk berkemah, 3) guru yang tidak berperan menjadi pembina pramuka membantu pelaksanaan kegiatan orientasi pendidikan kepramukaan.

2) Hal – hal yang Di butuhkan dalam Pengembangan Model Blok pada Ekstrakurikuler Pramuka untuk Meningkatkan Nilai Kepemimpinan Siswa

Dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi, hal – hal yang perlu dikembangkan oleh peneliti pada langkah – langkah kegiatan yaitu 1) pada tahap penyusunan model blok,

(8)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 55 pembuatan program kerja yang di dalamnya ada silabus, program tahunan, program semester dalam penyusunannya mengikutsertakan guru mata pelajaran, 2) pada tahap pelaksanaan model blok, mengikutsertakan semua siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan mengikutsertakan guru dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka 3) proses peaksanaan model blok, dilaksanakan selama 36 jam dan dalam menentukan hasil evaluasi di diskusikan dengan guru maata pelajaran lain misalnya guru agama. Untuk jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam ekstrakurikuler pramuka, yaitu: LKBB, games, masak – memasak, gotong royong, dan semaphore. Berkemah dan hiking tidak dilaksanakan pada pelaksaan ekstrakurikuler pramuka, meskipun kegiatan ini disebutkan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 7 Lubuklinggau.

Dalam Ali Umar (2014:31), terdapat beberapa indikator terbentuknya sikap kepemimpinan yaitu: (1) jujur atau dapat dipercaya, (2) disiplin, (3) Terampil, (4) tanggung jawab, dan (5) kerjasama. Menurut Nunik (2013:7) penenanaman karakter kepemimpinan melalui kegiatan pramuka adalah dengan cara berkemah, kegiatan PBB dan formasi barisan, praktik Morse dan Semaphore, siswa dilatih dan ditunjuk untuk menjadi pemimpin regu dan wakil pemimpin regu, praktik persandian, dan praktik out bond.

3) Model Hipotetik Pengelolaan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Meningkatkan Nilai Kepemimpinan Siswa

Dari hasil penelitian wawancara, dokumentasi dan observasi, pelaksanaan model blok pada ekstrakurikuler pramuka untuk meningkatkan nilai kepemimpinan siswa di SMP N 7 Lubuklinggau: model blok diterapkan pada masa orientasi anggota baru selama 3 hari yang pelaksanaannya dilakukan pada awal semester ganjil dengan sasaran siswa kelas VII. Untuk perencanaan kegiatan ada pada program kerja ekstrakurikuler pramuka, dimana program ini hanya dirancang oleh pembina pramuka saja tanpa bantuan guru mata pelajaran lain. Ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang meningkatkan nilai kepemimpinan siswa belum terlaksana pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka, seperti hiking dan berkemah.

Prosedur pelaksanaan model blok Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan sebaga ekstrakurikuler wajib: 1) peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok didampingi oleh seorang pembina pramuka dan atau pembantu pembina, 2) pembina pramuka melaksanakan kegiatan orientasi pendidikan kepramukaan, 3) guru kelas/guru mata pelajaran yang tidak berperan sebagai pembina pramuka membantu pelaksanaan kegiatan orientasi pendidikan kepramukaan (Permendikbud RI No.63 Tahun 2014 ). Menurut Nunik (2013:7) penenanaman karakter kepemimpinan melalui kegiatan pramuka adalah dengan cara berkemah, kegiatan PBB dan formasi barisan, praktik Morse dan Semaphore. Dalam hal ini, siswa dilatih dan ditunjuk untuk menjadi pemimpin regu dan wakil pemimpin regu, praktik persandian, dan praktik out bond.

PENUTUP KESIMPULAN

Simpulan yang diperoleh pada penelitian, yaitu: Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk meningkatkan nilai kepemiminan siswa dilakukan dengan: a) peserta didik dibagi

(9)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 56 dalam beberapa kelompok, setiap kelompok didampingi oleh seorang Pembina Pramuka dan atau Pembantu Pembina, b) Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan, c)Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka membantu pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan. Jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang dapat meningkatkan nilai kepemimpinan siswa.

Hal – hal yang dibutuhkan dalam pengembangan model blok pada ekstrakurikuler pramuka untuk meningkatkan nilai kepemimpinan siswa di SMP Negeri 7 Lubuklinggau, yaitu perencanaan program, pengelola ramuka, sarana dan Prasarana (sesuai kebutuhan kegiatan apa yang dilaksanakan), jadwal Kegiatan, sudah disusun pada saat perencanaan program, evaluasi.

Model hipotetik baru yang telah dikembangkan.

SARAN

Saran yang diberikan oleh peneliti, yaitu: hasil penelitian diharapkan secara nyata mampu memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 7 Lubuklinggau, yang paling utama untuk meningkatkan nilai kepemimpinan siswa. Mengingat pentingnya jiwa kepemimpinan dan peranannya yang cukup besar bagi siswa sebagai generasi penenrus bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. (2015). Manajemen Ekstrakurikuler Pramuka. Manajer Pendidikan , 65-74.

Arikunto. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Hadi, A. (2013). Konsep Analisis SWOT Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Madrasah . Ilmiah Didaktika , 143-158.

Imron, A., Ratnawati, I., & Benty, D. D. (2018). Manajemen Pendidikan Karakter Peserta Didik Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka. Administrasi dan Manajemen Pendidikan , 284-292.

Rencana Strategis Gerakan Pramuka 2019 - 2024. (2019). Jakarta: Kwartir

Sabda, M. (2019). Hubungan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan Kecerdasan Emosional Siswa Terhadap Kepemimpinan Siswa Pramuka pada Siswa Kelas IX MAN 2 Kota Serang.

Safitri, N. D. (2013). Penanaman Karakter Kepemimpinan Melalui Kegiatan Pramuka.

Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sasongko, R. N., & Dkk. (2019). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Penulisan Makalah, Referensi, dan Tesis). Bengkulu: Prodi MAP PPs FKIP Universitas Bengkulu.

Susanti, S. A., Nurmalisa, Y., & Pitoewas, B. (2015). Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Pembentukkan Sikap Kepemimpinan Siswa. Kultur Demokrasi , 195-206.

Taufik. (2015). Peningkatan Kedisiplinan Siswa Melalui Gerakan Pramuka Pada SMA Muhamadiyah Kalosi Kec. Alla Kabupaten Enrekang. Tomalebbi , 40-46.

Umar, A. (2014). Pembinaan Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. 31.

(10)

JURNAL MANAJER PENDIDIKAN

E-ISSN 2623-0208 P-ISSN 1979-732X

Volume 16, Nomor 01, April 2022

Journal Homepage: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpedidikan 57 Watkins, A. (2020). Owning Honors: Outcames for a Student Leadership Culture . The National

Collegiate Honors , 103-124.

Welby, K. A. (2018). Decades of Succes in educational leadership. Creighton Journal of Interdisciplinary Leadreship , 59-63.

Wijayanti, R., Burhanuddin, & Sunandar, A. (2020). Pembinaan Potensi Kepemimpinan Siswa Melalui Layanan Ekstrakurikuler. Administrasi dan Manajemen Pendidikan , 199-207.

Referensi

Dokumen terkait

(2) peran kepala sekolah sebagai manajer sudah dilaksanakan dengan baik dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler

Bima yaitu guru didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah yang selalu menerapkan yakni meningkatkan kedisplinan, kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

Data diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan peserta didik didukung dari observasi pada kegiatan ekstrakurikuler, proses pembelajaran di kelas dan keseharian

Penelitian yang dilakukan peneliti pada 28 september 2018 melalui wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap kepala sekolah, pembina pramuka, dan siswa mengenai

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Tuban juga melibatkan beberapa pihak diantaranya kepala sekolah, waka kesiswaan, pembina ekstrakurikuler baik

1) Kepada Pemerintah Daerah Dinas Pendidikan agar meningkatkan koordinasi dengan Pengawas dan Kepala Sekolah, untuk mensosialisasikan konsep dan tujuan dari pelaksanaan

Penelitian yang dilakukan peneliti pada 28 september 2018 melalui wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap kepala sekolah, pembina pramuka, dan siswa mengenai

Melaksanakan administrasi kepegawaian Bapak Wadini, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 205 Bengkulu Utara mengatakan bahwa penugasan guru sebagai ketenagaan