• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL UMKM SELESAI

N/A
N/A
Nadia Maulia Nadia

Academic year: 2025

Membagikan "JURNAL UMKM SELESAI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TEMPLATE JURNAL KONTAK RAFAEL +62 882-1513-7076 e-ISSN: XXXX-XXX; p-ISSN: XXXX-XXX, Hal 00-00 DOI: ...

Analisa Keuangan UMKM

(Studi Kasus UMKM Pangsit Chili Oil Ibu Nur)

Syifa Risky Agustin

Universitas Bina Sarana Informatika Sabrina Octaviani

Universitas Bina Sarana Informatika Haliza Nur Ramadina Universitas Bina Sarana Informatika

Sharla Salvadinita Soleh Universitas Bina Sarana Informatika

Nadia Maulia Abidin Universitas Bina Sarana Informatika

Alamat: Jl. Margonda Raya No. 8, Depok Korespondensi penulis: syifariskyagustin04gmail.com

Abstract. Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) play an essential role in the national economy, particularly in employment and GDP contribution. However, many MSMEs still face challenges in managing their finances according to proper standards. This study aims to analyze the financial aspects of the MSME “Pangsit Chili Oil Ibu Nur” in Surabaya. It uses a qualitative descriptive method with a case study approach. Data were collected through observation, interviews, and documentation, then analyzed using indicators such as initial capital, cost of goods sold, break-even point, and estimated profit. The results show the business is feasible due to affordable capital, fast turnover, and promising net profit. This study highlights the importance of financial recording and analysis in supporting MSME sustainability.

Keywords: financial analysis, financial report, SAK EMKM, MSMEs, case study

Abstrak. UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga kerja dan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, banyak pelaku UMKM masih menghadapi kendala dalam pengelolaan keuangan yang sesuai dengan standar. Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek keuangan UMKM “Pangsit Chili Oil Ibu Nur” di Surabaya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, lalu dianalisis menggunakan indikator keuangan seperti modal awal, HPP (Harga Pokok Penjualan), BEP (Break Even Point), dan estimasi laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan karena memiliki modal awal yang terjangkau, perputaran modal yang cepat, serta laba bersih yang menjanjikan. Penelitian ini memberikan gambaran pentingnya pencatatan dan analisis keuangan dalam mendukung keberlanjutan UMKM.

Kata kunci: analisis keuangan, laporan keuangan, SAK EMKM, UMKM, studi kasus.

Received: August 29, 2023; Accepted: November 22, 2023; Published: February 28, 2024

*Corresponding author, e-mail address

(2)

LATAR BELAKANG

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang dijalankan oleh individu maupun badan usaha yang memenuhi kriteria sebagai usaha mikro sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Klasifikasi ini umumnya didasarkan pada jumlah kekayaan atau aset, jumlah tenaga kerja, serta omzet tahunan. Jika suatu usaha tidak lagi memenuhi batasan-batasan tersebut, maka usaha tersebut dikategorikan sebagai usaha besar (Erdawati, 2023).

UMKM memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, jumlah unit UMKM meningkat dari 61,6 juta pada tahun 2016 menjadi 62,9 juta unit pada 2017, atau naik sebesar 2,06%. Peningkatan ini turut berdampak pada penyerapan tenaga kerja, dari 112,8 juta menjadi 116,6 juta orang, meningkat sebesar 3,41%. Kontribusi UMKM tidak hanya terlihat dari jumlah unit dan tenaga kerja, tetapi juga dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai lebih dari 60% serta peran strategisnya dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat (Al Farisi et al., 2022).

Meskipun memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, UMKM di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan dan administrasi. Sebagian besar pelaku UMKM belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Hal ini menyebabkan banyak UMKM kesulitan dalam memantau kondisi keuangan usaha secara akurat, yang berdampak pada pengambilan keputusan bisnis yang tidak optimal (Hamongsina et al., 2022, pp. 376–386). Padahal, laporan keuangan berfungsi sebagai alat penting untuk mengevaluasi kinerja usaha, menghitung keuntungan, serta menilai kekuatan dan kelemahan finansial yang dimiliki.

Laporan keuangan memiliki peran krusial dalam menilai kondisi usaha secara objektif. Melalui laporan keuangan, pelaku UMKM dapat mengevaluasi kinerja, menghitung keuntungan, dan mengetahui posisi keuangan mereka. Penyusunan laporan keuangan yang baik juga memudahkan UMKM dalam mengakses pembiayaan eksternal, seperti pinjaman bank. Untuk mendukung hal ini, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) telah dikembangkan agar UMKM dapat

(3)

menyusun laporan keuangan secara sederhana namun tetap informatif (Clalorin &

Riswan, 2023).

Selain penggunaan standar yang sesuai, pemanfaatan teknologi digital juga menjadi kunci penting dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan keuangan UMKM. Penerapan teknologi digital telah menjadi faktor penting dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan keuangan UMKM. Melalui digitalisasi, UMKM dapat mencatat transaksi secara real-time, mengoptimalkan pengelolaan keuangan, dan memperluas jangkauan pasar melalui platform pembayaran digital. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga membuka akses terhadap layanan keuangan formal. Menurut laporan dari JIC Nusantara (2022), digitalisasi keuangan memainkan peran penting dalam meningkatkan keberlanjutan UMKM di Indonesia dengan meningkatkan efisiensi operasional, transparansi keuangan, serta akses terhadap layanan keuangan formal (Afrizal & Megananda, 2025).

Melihat peran strategis UMKM dalam perekonomian Indonesia, diiringi dengan berbagai tantangan yang dihadapi terutama dalam hal pengelolaan keuangan, maka dibutuhkan pendekatan yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga aplikatif dan mudah diterapkan. Meskipun telah tersedia standar seperti SAK EMKM dan didukung oleh perkembangan teknologi digital, pada praktiknya masih banyak pelaku UMKM yang belum mampu menerapkannya secara maksimal. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara potensi UMKM dan kemampuan aktual mereka dalam mengelola keuangan usaha.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis aspek keuangan pada UMKM “Pangsit Chili Oil Ibu Nur” sebagai studi kasus, guna mengevaluasi kelayakan finansial usaha berdasarkan data keuangan aktual di lapangan.

KAJIAN TEORITIS

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan dokumen yang mencerminkan posisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu entitas. Dalam konteks Pelatihan Menyusun Laporan Keuangan Berbasis SAK ETAP dan Analisis, laporan ini disusun dengan tujuan untuk

(4)

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan guna mendukung pengambilan keputusan ekonomi oleh para pengguna laporan. Mengacu pada SAK ETAP, perusahaan wajib menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas secara lengkap. Laporan keuangan juga harus memuat pernyataan eksplisit dan menyeluruh mengenai kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan atas laporan keuangan.

Selain itu, laporan keuangan disusun setidaknya sekali dalam satu tahun, dengan penyajian dan klasifikasi pos-pos yang dilakukan secara konsisten. Informasi yang disajikan harus mencakup perbandingan dengan periode sebelumnya (kecuali terdapat ketentuan lain dari SAK ETAP), serta pos-pos yang bersifat material harus disajikan secara terpisah. Sementara itu, pos-pos yang tidak material dapat digabungkan dengan item lain yang memiliki sifat dan jenis serupa (Arsjah et al., 2022).

Laporan keuangan dikatakan memiliki integritas apabila memenuhi kualitas reliability (keandalan) dan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Keandalan atau integritas laporan keuangan dapat dinilai melalui penerapan prinsip konservatisme dan pengelolaan laba (earning management). Informasi dalam laporan keuangan akan dianggap lebih andal jika disusun secara konservatif dan tidak melebih-lebihkan (overstate) nilai-nilai yang ada. Hal ini penting agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan.(Cahyo et al., 2022.).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SAK EMKM (2018:42), suatu entitas dapat dikategorikan memenuhi kriteria dan karakteristik tertentu apabila:

1. Entitas tersebut tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum yang ditujukan bagi pihak eksternal.

2. Entitas tersebut bukan merupakan anak perusahaan, cabang, atau bagian (baik secara langsung maupun tidak langsung) dari usaha menengah atau usaha besar, serta tidak dimiliki atau dikendalikan oleh entitas tersebut. Hal ini sejalan dengan definisi yang dijelaskan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 (Widiastoeti & Agustin Endah Sari, 2020.).

(5)

Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan secara seksama dengan menggunakan metode dan teknik yang sesuai, agar dapat menghasilkan keputusan yang akurat. Informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders), seperti investor, kreditur, analis keuangan, konsultan, pialang saham, pemerintah, maupun manajemen perusahaan itu sendiri (Aprilia Sari & Imam Hidayat, 2022.).

Beberapa definisi mengenai analisis laporan keuangan menurut para ahli di antaranya:

1. Harjito dan Martono (2011:51) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu kegiatan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan melalui data yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi.

2. Harahap (2011:190) menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan adalah proses penguraian elemen-elemen dalam laporan keuangan ke dalam unit informasi yang lebih rinci, serta melihat keterkaitan yang memiliki makna baik antara data kuantitatif maupun non-kuantitatif, dengan tujuan memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai kondisi keuangan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat.

Analisis laporan keuangan memiliki berbagai tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Secara umum, tujuan dan manfaat tersebut antara lain:

(Miftahul Jannah et al., 2021.)

1. Mengetahui posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu, mencakup aset, kewajiban, ekuitas, serta kinerja usaha yang telah dicapai dalam beberapa periode.

2. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dapat menjadi hambatan dalam operasional maupun pengembangan usaha.

3. Mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai dasar dalam mempertahankan dan mengembangkan strategi bisnis.

4. Menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan ke depan untuk memperkuat posisi keuangan dan operasional perusahaan.

(6)

5. Mengevaluasi kinerja manajemen, apakah perlu dilakukan penyegaran atau perubahan struktur karena dinilai berhasil atau kurang optimal.

Dalam menganalisis laporan keuangan, terdapat ukuran-ukuran dasar yang sering digunakan, salah satunya adalah rasio keuangan. Rasio keuangan umum digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dan terdiri dari beberapa jenis, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. (Ramadhiani Soleha, 2022) masing-masing jenis rasio ini memiliki tujuan yang berbeda, diantaranya:

1. Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang jatuh tempo.

2. Rasio solvabilitas digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, jika perusahaan harus dilikuidasi.

3. Rasio aktivitas bertujuan mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset atau aktiva yang dimilikinya.

4. Rasio profitabilitas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.

Pengertian UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

UMKM merupakan kategori perusahaan terbesar dalam perekonomian Indonesia dan menunjukkan ketahanan dalam menghadapi berbagai guncangan yang terkait dengan krisis ekonomi. Seperangkat peraturan perundang-undangan mengatur persyaratan usaha yang harus dipenuhi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pengertian dan standar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 didasarkan pada beberapa faktor. (Qadisyah et al., 2023)

UMKM juga memiliki beberapa karakteristik, berikut beberapa karakteristik diantaranya: (Sufiani Zahra et al.,2022.)

1. Kualitas Belum Seragam

Sebagian besar UMKM masih menggunakan teknologi sederhana dan produksi secara manual (handmade), sehingga standar kualitas produk bervariasi.

(7)

2. Desain Produk Terbatas

Kurangnya pengetahuan dan pengalaman membuat UMKM cenderung hanya mengikuti pesanan tanpa banyak inovasi desain.

3. Jenis Produk Terbatas

UMKM biasanya hanya memproduksi sedikit variasi produk. Permintaan model baru sulit dipenuhi atau membutuhkan waktu produksi yang lama.

4. Kapasitas dan Harga Tidak Konsisten

Ketidakpastian dalam menetapkan kapasitas produksi dan harga sering kali menyulitkan konsumen.

Namun, pesatnya pertumbuhan UMKM di Indonesia masih diiringi dengan berbagai tantangan, khususnya dalam aspek pengelolaan administrasi. Pengelolaan administrasi yang baik tentunya memerlukan keterampilan yang memadai dari pelaku UMKM. Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan UMKM adalah kemampuan dalam melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan yang baik.(Danila Hamongsina et al., 2022)

Menanggapi hal tersebut, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tahun 2016 mengembangkan Standar Akuntansi Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM. Standar ini mulai diberlakukan secara efektif pada tanggal 1 Januari 2018 sebagai bentuk dukungan dalam memajukan sektor UMKM di Indonesia. SAK EMKM memuat penyusunan laporan keuangan yang sederhana, yaitu terdiri dari tiga elemen utama: laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, serta catatan atas laporan keuangan.

Kriteria dan Pembagian Jenis UMKM Menurut UU No. 20 Tahun 2008

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, UMKM dibagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu: (Alfi Nur et al., 2021)

1. Usaha Mikro

Merupakan usaha yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagai usaha mikro sesuai ketentuan perundang-undangan.

2. Usaha Kecil

Usaha ini dimiliki secara perseorangan atau oleh suatu badan usaha, di mana

(8)

kegiatan produksi dan distribusinya tidak didominasi atau dimiliki oleh entitas usaha yang lebih besar, serta telah memenuhi kriteria sebagai usaha kecil.

3. Usaha Menengah

Merupakan usaha milik perorangan atau badan usaha yang mandiri, tidak dimiliki atau dikuasai oleh usaha besar, dan telah memenuhi kriteria sebagai usaha menengah baik dari segi aset maupun omzet.

Peran UMKM dalam Penguatan Ekonomi Indonesia

Perkembangan ekonomi suatu negara umumnya disertai dengan berbagai perubahan di sektor lainnya, yang dikenal sebagai proses pembangunan ekonomi.

Perubahan ini mencakup tumbuhnya lembaga pendidikan, peningkatan keterampilan tenaga kerja, kemajuan teknologi, serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur kesejahteraan tersebut adalah pendapatan per kapita nominal, yaitu hasil pembagian Produk Domestik Bruto (PDB) dengan jumlah penduduk. Dalam konteks ini, pertumbuhan aktivitas ekonomi perlu terus didorong melalui penciptaan berbagai lembaga yang mampu mendukung berkembangnya kegiatan ekonomi di masyarakat.(Ismail et al., 2023)

Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan bentuk usaha dengan kriteria kekayaan bersih tidak melebihi Rp200.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), serta memiliki penjualan tahunan tidak lebih dari Rp1.000.000.000. Sementara itu, usaha menengah adalah usaha milik warga negara Indonesia dengan kekayaan bersih antara Rp200.000.000 hingga Rp10.000.000.000. Dalam praktiknya, UMKM memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pertumbuhan dan kemajuan sektor UMKM menjadi kunci penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lebih merata di seluruh wilayah tanah air.

(Laras Wati et al., 2024)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus, yang difokuskan pada UMKM “Pangsit Chili Oil Ibu Nur” di Surabaya. Teknik

(9)

pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, wawancara dengan pemilik usaha, serta dokumentasi yang mencakup data aset, biaya produksi, dan hasil penjualan.

Analisis data dilakukan dengan menghitung indikator keuangan seperti modal awal, harga pokok penjualan (HPP), break even point (BEP), dan estimasi keuntungan bersih. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan finansial usaha sekaligus mengidentifikasi peluang pengembangan bisnis berdasarkan kondisi keuangan yang nyata di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ibu Nur selaku pemilik usaha “Pangsit Chili Oil” dapat diketahui jumlah modal dan pendapatan pada bulan Maret 2025 akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Aset Tetap Pangsit Chili Oil

No Nama Jumlah Harga Total

1. Kompor Portable 1 Rp 100.000 Rp 100.000

2. Panci 2 Rp 150.000 Rp 300.000

3. Centong 1 Rp 12.000 Rp 12.000

Total Rp 412.000

2. Biaya Bahan Baku Langsung

No Keterangan Jumlah Total

1. Dada Ayam Filet 1000g Rp 60.000

2. Kulit Pangsit 3 pack Rp 30.000

3. Tepung Tapioka 500gr Rp 13.000

4. Garam 100gr Rp 5.000

5. Daun Bawang 500ml Rp 10.000

6. Minyak Goreng 3 sch Rp 10.000

(10)

7. Kaldu Jamur 1 pouch Rp 3.000

8. Kecap 3 pack Rp 30.000

9. Saus Sambal Belibis 1 bks Rp 25.000

10. Garam 1 bks Rp 3.000

11. Lada Bubuk 1 sch Rp 1.000

12. Masako 1 sch Rp 1.000

13. Cabai Kering 250 gr Rp 7.000

14. Bawang Putih 50 gr Rp 5.000

15. Paper Bowl 650 ml 50 pcs Rp 23.000

16. Sendok Garpu Plastik 50 pcs Rp 4.000

17. Gas 3 kg 1 tabung Rp 22.000

Total Rp 252.000

3. Biaya Listrik dan Air

No Nama Harga

1 .

Biaya Listrik dan Air Rp 100.000

Total Rp 100.000

Sumber Data : Diolah 2025

Biaya Total: Aset Tetap + Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Listrik dan Air

= Rp 412.000 + Rp 252.000 + Rp 100.000

= Rp 764.000

Harga Pokok Penjualan Pangsit Chili Oil

= Rp 252.000/50 porsi

(11)

= Rp 2.520

Break Even Point Pangsit Chili Oil

= Produksi : 250 pcs

= Harga Pokok Penjualan : biaya variable = Rp 252.000 = Rp 1.008

Jumlah produksi 250

: Rp 1.008 x 5 = Rp 5.040 Harga Jual/Porsi : Rp. 10.000

Keuntungan : Rp 4.960

Jumlah Penjualan : Rp 10.000 x 50 porsi = Rp 500.000 Aset Tetap/ porsi : Rp 412.000 = Rp 8.240

50 porsi

BEP Unit

Rp

412 .000 = 234 unit Rp 10.000 – Rp 8.240

Jadi, bisa balik modal ketika sudah dapat menjual sebanyak 234 unit produk.

Profit

Rp 4.960 x 50 porsi = Rp 248.000

Jika dalam sebulan diperkirakan Ibu Nur bisa mengantongi pendapatan bersih dari usaha “Pangsit Chili Oil” nya sebesar Rp 7.440.000

KESIMPULAN DAN SARAN

Makanan ringan ini menawarkan cita rasa yang khas dengan perpaduan gurihnya pangsit dan pedasnya chili oil sebagai ciri khas utama, memberikan sensasi baru yang menarik bagi para penikmat kuliner. Berdasarkan Analisa Keuangan UMKM, usaha ini dinilai layak untuk dijalankan karena menunjukkan perputaran modal yang cepat, serta margin keuntungan yang cukup menjanjikan. Selain itu, kebutuhan modal awal relatif

(12)

terjangkau dan dapat disesuaikan dengan skala usaha, sehingga memberikan peluang besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang secara berkelanjutan.

Sebagai rekomendasi, pengelola Pangsit Chili Oil disarankan untuk terus berinovasi dalam pengembangan produk dan strategi pemasaran guna mempertahankan daya saing di pasar yang kompetitif.

DAFTAR REFERENSI

Afrizal, S. H., & Megananda, T. B. (2025). TRANSFORMASI DIGITAL : MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN UMKM MELALUI DIGITALISASI KEUANGAN DIGITAL TRANSFORMATION : ENHANCING MSME SUSTAINABILITY THROUGH FINANCIAL DIGITALIZATION. 2914–2922.

Al Farisi, S., Iqbal Fasa, M., & Suharto. (2022). Peran Umkm (Usaha Mikro Kecil Menengah) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah, 9(1), 73–84. https://doi.org/10.53429/jdes.v9ino.1.307

Clalorin, C., & Riswan, R. (2023). Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Dan Menengah (Sak Emkm) Pada Laporan Keuangan UMKM Kemplang Shally Di Kota Bandar Lampung. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(2), 2805–2812. https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/635 Erdawati, E. (2023). Pengantar Ilmu Manajemen: Organisasi dan Perkembangannya.

https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Ilmu_Manajemen_Organisasi_

dan/TU7cEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Hamongsina, K., Sumual, F. M., & Tala, O. Y. (2022). Analisis Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus Pada KM.Sirene). Jurnal Akuntansi Manado (JAIM), 3(3), 376–386.

https://doi.org/10.53682/jaim.vi.3401

Aprilia Sari, P., & Imam Hidayat, Ma. (2020.). ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PENERBIT CV.EUREKA MEDIA AKSARA.

Arsjah, R. J., Banjarnahor, E., Pohan, H. T., & Nugroho, H. A. (2022). PELATIHAN MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK ETAP DAN ANALISIS

(13)

LAPORAN KEUANGAN BAGI UMKM. JURNAL ABDIKARYASAKTI, 2(1), 61–74.

https://doi.org/10.25105/ja.v2i1.13596

Bisnis, J. M., Alfi, N., & Ilmi, N. (2021). Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran Masyarakat dan Strategi UMKM Ditengah Pandemi Covid-19. 18(1).

http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/96

Cahyo, R. D., Murni, Y., & Azizah, W. (2022.). DETERMINAN INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN. In AKRUAL: Jurnal Akuntansi dan Keuangan (Vol. 4, Issue 1).

Danila Hamongsina, K., MSumual, F., & Yodiawati Tala, O. (2022). ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UMKM BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO KECIL MENENGAH ( STUDI KASUS PADA KAPAL MOTOR SIRENE ). JAIM: Jurnal Akuntansi Manado, 3.

Disusun, M. I., Tugas, M., Mata, P., Kewirausahaan, K., & Jannah, M. (2021.). ANALISIS LAPORAN KEUANGAN.

Ekonomi Bisnis, J., dan Akuntansi, M., Laras Wati, D., Septianingsih, V., Khoeruddin, W., &

Quraish Al-Qorni, Z. (2024). Peranan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia. 3(1).

Ismail, K., Rohmah, M., & Ayu Pratama Putri, D. (2023). Peranan UMKM dalam Penguatan Ekonomi Indonesia. Jurnal Neraca: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Ekonomi Akuntansi, 7(

2), 208–217. https://doi.org/10.31851/neraca.v7i2.14344

Sufiani Zahra, Mata, P., Koperasi, K., & Umkm, D. (2022). “DEFENISI, KRITERIA DAN KONSEP UMKM” Makalah Ini Disusun guna Memenuhi Tugas Kelompok.

Qadisyah, M., Hasanah, A., Hanum, H., & Harahap, N. (2023). Peran UMKM Dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang. 1(2).

https://doi.org/10.37832/manivest.v1i2.58

Ramadhiani Soleha, A. (2022). Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Kimia Farma, Tbk. 6(2). http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

(14)

Widiastoeti, H., & Agustin Endah Sari, C. (2020). PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-EMKM TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA

UMKM KAMPUNG KUE DI RUNGKUT SURABAYA.

https://doi.org/10.30736/ekbis.v17i1  

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2008 : 190) dalam Tan (2009) adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

Menurut Harahap (2004:190), Analisis Laporan Keuangan mengurai pos- pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat

Analisis laporan keuangan menurut (Harahap, 2006:190) adalah “menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi suatu informasi dan melihat hubungannya yang bersifat

Syafri (2011:190) mengungkapkan analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya

Menurut Harahap (2002 :190), analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos- pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya

Menurut Harahap 2015:190, Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan financial statement menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang

Menurut Harahap 2002:190, analisis laporan keua- ngan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat

Menurut Harahap 2002 :190, analisis laporan keua- ngan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat