• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1Tinjauan Teoretis

2.1.1 Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan keuangan, oleh karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan didalam mengambil keputusan (Sutrisno, 2009:9)

Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, memahami latar belakang penyusun dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri. Pemakaian laporan keuangan meliputi para investor dan calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, pemerintah yang lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan shareholders para pemegang saham (Prastowo dan Rifka Juliaty, 2008:3).

(2)

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan (Munawir, 2002:2).

2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik menurut (Munawir, 2002:8).

Tujuan laporan keuangan menurut (Prastowo dan Rafika Juliaty, 2008:5) adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan.

Tujuan laporan keuangan menurut (Harahap, 2004:133) dibagi menjadi dua antara lain :

a. Tujuan umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

(3)

b. Tujuan khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relefan.

3. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Rafika Juliaty (2008:9) laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan berbagai perubahan dalam neraca. Didalam neraca dan laporan laba rugi, penyajian berbagai unsur tersebut memerlukan :

a. Unsur Posisi Keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas (yang disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca). Dalam menilai apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau ekuitas tersebut, perhatian perlu ditunjukan pada substansidan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumannya. Neraca juga

(4)

dapat meliputi pos yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban dan tidak disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

Masing –masing unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan tersebut didefinisikan sebagai berikut :

1) Aktiva

Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan.

2) Kewajiban

Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3) Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih), di dalam neraca ekuitas dapat disubklasifikasikan.

b. Unsur Kinerja Perusahaan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghsailan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya, misalnya return on investment atau

(5)

earning per share. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense). Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban ini bergantung pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan.

Masing-masing unsur yang berkaitan dengan kinerja perusahaan tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1) Penghasilan (Income)

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam betuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanaman modal. Penghasilan meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuantungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (normal), seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen royalty dan sewa. Sedangkan keuantungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi antara lain pos yang timbul dalam pengalihan aktiva tak lancar.

2) Beban (Expense)

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau

(6)

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban mencakup baik kerugian (loss) maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktiva perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas biasa ini meliputi antara lain beban pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (setara kas), persediaan dan aktiva tetap.

4. Isi Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004:4), isi dari laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Daftar Neraca

Daftar yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu.

b. Perhitungan Laba Rugi

Perhitungan yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya.

(7)

c. Laporan dan sumber penggunaan dana

Sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. Dan bisa diartikan kas biasa juga modal kerja.

d. Laporan Arus Kas

Laporan ini merupakan iktisar Arus Kas masuk dan Arus Kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembayaran.

5. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat 8 karakteristik kualitatif menurut (Djarwanto, 2004:14) yaitu :

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

(8)

relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. c. Materialitas

Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.

d. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, daan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

e. Penyajian Jujur

Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan atau disajikan.

(9)

f. Substansi Mengungguli Bentuk

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

g. Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batas materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

h. Dapat Dibandingkan

Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

6. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah (Harahap, 2004:74)

a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai

(10)

satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk pajak, bank.

c. Proses penyusutan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materil.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu

peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya.

g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

(11)

7. Pemakaiaan Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Julianty (2008:3-4), para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda dan ada beberapa pengguna (baik intern maupun ekstern) yang berkepentingan dengan data-data akutansi maupun sajian laporan keuangan perusahaan. Pemakai laporan keuangan adalah:

a. Pimpinan

Pimpinan perusahaan sangat bergantung dan paling banyak memerlukan informasi akuntansi, sebagai alat perencana informasi perusahaan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai atas perusahaan yang dipimpin dan menjadi tanggung jawab. Dengan informasi akuntansi yang ada, manajemen dapat mengadakan berbagai koreksi, dapat menentukan beberapa persediaan kas yang harus ada, beberapa jumlah bahan baku atau barang jadi yang harus disediakan serta bentuk dan jenis peralatan (mesin) apa yang harus dibeli. b. Pemilik (owner)

Pemilik perusahaan berkepentingan atas dana yang telah digunakan untuk keperluan perusahaannya, ini akan mengharapkan keberhasilan atas hasil kinerja perusahaannya. Keberhasilan itu diantaranya ditandai dengan diterima sejumlah keuntungan bagi pemilik. Informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Apakah ia tetap mempertahankan kepemilikannya dalam perusahaan atau menjualnya dan menanamkan

(12)

modalnya keperusahaan lain atau merelokasikan perusahaannya ketempat lain.

c. Pemegang saham

Pemegang saham disebut shareholder atau investor melakukan penanaman modal dalam perusahaan dengan jalan memilki atau membeli saham perusahaan. Dengan memiliki atau membeli saham, investor berharap memperoleh hasil sesuai dengan harapannya apakah berbentuk deviden yaiti penghasilan (berwujut laba perusahaan) sahamnya dimilikinya atau laba atas saham yang dijualnya (capital gain) kalau ia menjual sahamnya dipasar modal.

d. Kreditur

Adalah orang atau bank yang meminjamkan dana kepada perusahaan. Ia ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Kreditur juga memberikan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan mengembalikan piutang berserta bungannya pada saat jatuh tempo. Dengan menganalisis informasi akuntansi, kreditur dapat memutuskan apakah dapat menambah pinjaman atau menarik piutang yang telah diberikan. Bagi calon kreditur dengan informasi akuntansi yang ada, dapat menilai seberapa jauh resiko yang akan terjadi sebelum piutang diputus untuk diberikan pada perusahaan (debitur).

(13)

e. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai instansi yang terkaitnya seperti BPS, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), sangat berkepentingan dengan informasi akuntasi perusahaan. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) perlu laporan keuangan perusahaan untuk menentukan pajak dan peraturan-peraturan pajak yang mungkin perlu diperbaruharui. BAPEPAM membutuhkan informasi akuntansi yang berbentuk laporan keuangan. BPS perlu informasi akuntansi untuk mengetahui perkembangan perusahaan baik secara vertikal Maupun secara horizontal. Pemerintah juga memerlukan informasi akuntansi untuk mengaturaktivitas perusahaan, menetapkan kebijaksanaan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional.

f. Karyawan

Karyawan (employe) melalui serikat pekerjanya juga memerlukan informasi akuntansi. Mereka berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas perusahaan dimana karyawan menggantungkan hidup untuk keluarganya. Dengan informasi akauntansi yang ada, mereka dapat mentukan tetap bekerja atau harus keluar dan bekerja pada perusahaan lain yang dapat memberikan kesejahteraan hidup keluargannya. Karyawan juga membutuhkan informasi akntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempata kerja.

(14)

g. Masyarakat

Masyarakat sebagai warga Negara juga berminat terhadap informasi akuntansi secara individu. Mereka akan memperhatikan catatan-catatan atau laporan mutasi keuangan atau banknya, sebagai dasar pengembalian keputusan ekonominya.

h. Para professional

Para profesional seperti ahli hokum (lawyer), notaries (notary), insinyur (enginer), dokter (phisican) didalam melaksanakan profesinya juga memerlukan informasi akuntansi. Lawyer dan notary sebagai buktu sahnya suatu transaksi yang ada kaitannya dengan kontrak dan hak milik. Enginer sebagai patokan untuk membuat anggaran dalam memilih jumlah produksi harus mengetahui akuntansi biaya. Dokter sebagai dasar untuk menentukan jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar ke kantor pajak.

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004:190), Analisis Laporan Keuangan mengurai pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan

(15)

tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Analisis laporan keuangan adalah penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. (Djarwanto, 2004:59).

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada didalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (Harahap, 2004:197).

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari spada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan.

c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat yang tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik kaitannya dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitan dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

(16)

e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.

f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil keputusan. g. Dapat menentukan peningkatan perusahaan menurut criteria tertentu yang

sudah dikenal dalam dunia bisnis.

h. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. i. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik

posisi keuangan, hasil usaha , struktur, keuangan, dan sebagainya.

j. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya. (Munawir, 2002:36-39).

(17)

Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu :

a. Analisis Horizontal

Adalah analisis dengan mangadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.

b. Analisis Vertikal

Adalah analisis yang apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

Sedangkan teknik analisa yang bisa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1) Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan :

a) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. b) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase. d) Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio. e) Prosentase dari total.

(18)

2) Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend presentage analisis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, naik atau bahkan turun.

3) Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivannya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4) Analisis sumber dan penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement analysis), adalah

suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

6) Analisis Ratio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7) Analisis Perubahan Laba Kotor(gross profit analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari

(19)

periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tertentu.

8) Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuangan. Dengan analisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuantungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.1.3 Analisis Kinerja Keuangan

Menurut Moelyadi (2006:67), Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup pembanding kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Analisis kinerja keuangan dapat disajikan dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Analisis arus kas (cash flow analysis)

Manejer puncak harus mengetahui dengan pasti dari mana dana diperoleh dan kemana dana dialokasikan. Untuk mengetahuinya dapat diperoleh dari laporan sumber dan penggunaan dana (arus kas). Sumber dana harus sama besarnya dengan penggunaannya. Karena pada hakekatnya posisi keuangan adalah harta sama dengan (=) utang ditambah modal.

(20)

2. Analisis likuiditas (liquidity analysis or working capital analysis)

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya yang telah jatuh tempo yang terwujut bila jumlah aktiva lancar melebihi hutang lancarnya. Perusahaan dapat dikatakan likuid apabila mampu memenuhi semua kewajiban yang akan jatuh tempo.

3. Analisis leverage (laverage Analisis or debt manajemen analysis) Leverage artinya harta perusahaan yang diperoleh dari hutang/leverage. Leverage adalah kemampuan perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai investasi.

4. Analisis Profitabilitas (Profitability analysis)

Profitabilitas adalah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi, laba bersih. Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.

5. Analisis Aktiva (activity analysis)

Analisis aktivitas atau perputaran (turn over) adalah kemampuan manajemen mengoptimalkan harta untuk memperoleh pendapatan.

(21)

6. Analisis penilaian (valuation analysis)

Kinerja perusahaan dinilai oleh public calon investor. Dasar penilaian adalah kinerja keuangan pada laba bersih (earning alter tax).

7. Analisis pertumbuhan (growth analysis)

Perusahaan mengharapkan tingkat pertumbuhan yang terus-menerus secara konstan. Faktor penentunya antara lain adalah kondisi ekonomi dan kemampuan manajerial.

8. Analisis kesehatan (healty analysis)

Teori Altman analisis diskriminan menyatakan bahwa rasio keuangan sangat terbatas, karena rasio dihitung secara parsial. Agar sempurna seharusnya diuji dengan perhitungan statistik secara regresi. Teori Altman menyajikan index dari berbagai variable bebas untuk mengetahui apakah suatu perusahaan akan bangkrut (tidak sehat) tidak akan bangkrut (sehat). 9. Analisis system du pont

System analisis keuangan du pont banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan multinational (multinational corporation/MNC) yang memiliki cabang usaha dibanyak Negara diseluruh dunia. System du pont bertujuan untuk mempermudah pengendalian bisnis dalam mendapatkan hasil atas investasinya.

(22)

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2004:297), analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Analisis rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa ratio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan tertentu apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir, 2002:64)

Menurut Djarwanto (2004:59), analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau tren untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan.

2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya keunggulan tersebut adalah (Harahap, 2004:298)

(23)

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan .

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

e. Menstandarisir size perusahaan.

f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.

3. Keterbatasan Analisis Rasio keuangan

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Ada keterbatasan analisis rasio antara lain (Harahap, 2004:298-299)

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai.

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan yang menjadi keterbatasan teknik ini.

(24)

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama.

4. Metode perbandingan Rasio Keuangan

Metode perbandingan rasio pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio financial perusahaan yaitu : (Syamsudin, 2007:39).

a. Time series analysis.

Adalah suatu cara yang dilakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

b. Cross sectional approach.

Adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio-ratio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.

5. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Analisis terhadap rasio merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan, jenis-jenis rasio keuangan

(25)

yang digunakan dalam menganalisis data-data yang berhubungan dengan alat untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu sebagai berikut (Harahap, 2004:301) : a. Rasio Likuiditas.

Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo (Rafika Juliaty,2008:153) sedangkan menurut Munawir (2002:31) yang dimaksud likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

b. Rasio Aktivitas.

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukan tingkat aktivitas atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam neraca perusahaan (Rahardjo,2002:125).

c. Rasio rentabilitas atau Profitabilitas.

Rasio rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya (Rahardjo,2002:122) sedangkan menurut Menurut Harahap (2004:304), rasio rentabilitas atau disebut rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang.

(26)

d. Solvabilitas.

Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir,2002:32).

2.1.5 Go Public

1. Pengertian Go Publik

Definisi Go Publik menurut Sunariyah (2006:32), go public atau penawaran umum adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go publik) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.

2. Proses Go Public

Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari perusahaan, umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public. Untuk go public, perusahaan perlu melakukan

(27)

persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go public atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan Bapepam.

Suatu perusahaan yang melakukan penawaran umum saham dapat memperoleh manfaat-manfaat sebagai berikut :

a. Memperoleh dana murah dan berbasis pemodal yang sangat luas untuk keperluan penambahan modal, tentunya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk keperluan pengembangan usaha, membiayai berbagai rencana investasi termasuk proyek yang dimiliki risiko tinggi.

b. Memberikan likuiditas dan nilai pasar terhadap kekayaan perusahaan yang merupakan nilai ekonomis dari jeri payah para pendiri (founder). Melalui mekanisme pasar skunder, para pemegang saham pendiri setiap saaat bisa menjual sebagian atau seluruh sahamnya (likuiditas).

c. Mengangkat perdagangan masyarakat umum (image) terhadap perusahaan sehingga menjadi incaran para profesional sebagai tempat untuk bekerja. Daya tarik para profesional maupun manajer perusahaan public adalah kelangsungan hidup lebih terjamin dan evaluasi jenjang karir yang lebih obyektif. Di samping itu, proses suksesi manajemen perusahaan public akan berjalan lebih mudah dan lancar serta transparan. Apalagi ada perusahaan yang menawarkan program ESOP (Employee Stock Ownership Program) yaitu suatu program dalam bentuk pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan misalnya melalui bonus tahunan yang

(28)

dilakukan oleh perusahaan public piranti lunak computer (software) Microsoft Corporation di AS.

d. Pemegang saham, khususnya individu akan cenderung menjadi konsumen yang setia kepada produk perusahaan, karena adanya rasa ikut memiliki perusahaan.

e. Perusahaan public menikmati secara Cuma-Cuma promosi melalui media masa, terutama perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan, likuid dan pemilikan sahamnya tersebut luas serta kapitalisasi yang besar.

3. Persyaratan Go Public

Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek hal-hal yang harus dipersiapkan emiten dalam rangka go public adalah sebagai berikut (Sunariyah, 2006:33) yaitu :

a. Manajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go public. b. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para pemegang

saham dan perubahan anggaran.

c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen.

1). Penjamin emisi adalah pihak yang bertindak sebagai penjamin dan membantu emiten dalam proses emisi.

(29)

a). Akuntan public (auditor independen), untuk melakukan audit atas laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.

b). Notaris, untuk melakukan perubahan anggaran dasar, membuat akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.

c). Konsultan hokum, untuk memberi pendapat dari segi hukum.

d). Perusahaan penilai, untuk melakukan penilaian atas aktiva yang dimiliki emiten.

3). Lembaga penunjang :

a).Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi kepentingan pemegang obligasi (untuk emisi obligasi).

b). Penanggung.

c). Biro administrasi efek. d). Tempat penitipan harta.

d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi. e. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek. f. Public Expose, kepada masyarakat luas.

g. Penanda-tanganan berbagai perjanjian-perjanjian emisi.

h. Khusus penawaran obligasi atau efek lain yang bersifat hutang, terlebih dahulu harus memperoleh peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga peringkat efek.

(30)

i. Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada Bapepam.

2.2Penelitian Terdahulu 1. Laksamana (2009)

Dengan judul : Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan Telekomunikasi yang go public di bursa efek Indonesia.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu : a. Obyek penelitian terdahulu adalah Perusahaan Telekomunikasi sedangkan

penelitian saya sekarang adalah Perusahaan Semen.

b. Penelitian yang terdahulu menggunakan laporan keuangan tahun 2005-2008 dan penelitian saya menggunakan laporan keuangan tahun 2009-2011.

Persamaan pada penelitian terdahulu sama penelitian sekarang, yaitu :

a. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang sama-sama menggunakan analisis rasio keuangan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

b. Jenis penelitian keduanya sama, yaitu jenis penelitian deskriptif.

c. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang sama-sama tidak menggunakan sampel karena penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus.

(31)

2. Nurhadi (2012)

Dengan judul : Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan air mineral yang go public di bursa efek Indonesia.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang, yaitu : a. Obyek penelitian terdahulu adalah Perusahaan air mineral sedangkan

penelitian saya sekarang adalah Perusahaan semen.

b. Penelitian terdahulu menggunakan laporan keuangan mulai tahun 2005 sampai tahun 2009. Sedangkan penelitian saya sekarang menggunakan laporan keuangan mulai tahun 2009 sampai tahun 2011.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang, yaitu : a. Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang sama-sama menggunakan

analisis rasio keuangan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

b. Jenis penelitian keduanya sama yaitu jenis penelitian deskriptif.

c. Peneliti terdahulu dan penelitian sekarang sama-sama tidak menggunakan sampel karena penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus.

2.3Rerangka Pemikiran

Untuk rerangka berfikir dari penelitian ini menggunakan 2 konsep yaitu rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan kinerja keuangan. Dimana data laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi kedua perusahaan kemudian diolah kedalam analisis rasio keuangan (likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas), sehingga hasil

(32)

dari analisis laporan keuangan dapat mengetahui kinerja keuangan dari kedua perusahaan tersebut maka dapat dibandingkan perusahaan mana yg memiliki kinerja yang baik. Adapun gambar rerangka konseptual dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Rerangka Pemikiran

Sumber : Nurhadi (2012) 2.4Perumusan Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini tidak menggunakan hipotesis karena penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif.

Laporan Keuangan Perusahaan: - Neraca

- Laporan Laba Rugi

Analisis Rasio Keuangan : - Rasio Likuiditas - Rasio Solvabilitas - Rasio Aktivitas - Rasio Profitabilitas

Gambar

Gambar 1  Rerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kooperatif Jigsaw atau model tim ahli dengan mengacu Aronson (1978) pembelajar-an kooperatif Jigsaw dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: (a) mahasiswa dikelompokkan

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan

Sedangkan komunikasi bisnis secara sederhana dapat dikemukakan sebagai komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam komunikasi,

Pada saat pengakuan awal, aset atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

Pada pasal 2 UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan anak, telah diatur beberapa kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak anak yakni setiap anak

Dengan adanya sistem pakar semacam ini dapat memudahkan user untuk mengetahui dan menganalisa untuk mendiagnosa virus sistem pernapasan yang mencakup jenis

Manajemen sumber daya manusia adalah Suatu proses berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manager dan tenaga kerja lain nya untuk

Menurut Harahap, Soyan Syafri ( 2009:190), analisis laporan keuangan menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya