• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH "

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat lamaran diajukan, calon mempelai wanita sepertinya tidak mengetahui secara pasti status ekonomi keluarga calon mempelai pria, namun saat keluarga pihak wanita mengetahui status secara detail.

Rumusan Masalah

Bagaimana praktek batalnya tahapan perkawinan karena status keuangan keluarga di Desa Lando Kecamatan Satarmese Kabupaten Manggarai. Bagaimana tinjauan hukum keluarga Islam terhadap praktik batal nikah di Desa Lando Kecamatan Satarmese Kabupaten Manggarai.

Tujuan dan manfaat penelitian

Kami berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi masyarakat yang secara langsung berkaitan dengan batalnya perkawinan tahap adat/adat pada masyarakat desa Londo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan di tingkat desa dalam pembangunan dan pengaturan adat dan tradisi masyarakat setempat, khususnya bagi warga desa Lando.

Ruang lingkup dan setting penelitian

Perkawinan yang normal biasanya mendahului masa pertunangan/perbudakan antara suami dan istri. Praktek batalnya tahapan perkawinan akibat ekonomi keluarga di Desa Lando Kecamatan Satarmese Barat Kabupaten Manggarai. Proses pembatalan pernikahan dimulai pada tahun 2018 dimana terdapat dua kasus pembatalan perkawinan tahap yang dilakukan oleh keluarga pihak perempuan dengan alasan terlalu lama memberikan sengpongo (uang jaminan) dan alasan kasus kedua adalah seng belis. (upah keringat orang tua perempuan) sangat mahal. yang harus diberikan sebagai imbalan oleh laki-laki) dan laki-laki tidak.

Penelitian ini mendeskripsikan praktik batal nikah tahap karena ekonomi yang terjadi di Desa Lando Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai. Mengirimkan Tua Tongka (juru bicara) dari pihak perempuan ke pihak laki-laki, yaitu membicarakan rencana batalnya tahapan perkawinan yang akan dilakukan oleh keluarga perempuan kepada pihak keluarga laki-laki. Keluarga pihak laki-laki juga berkenan menerima kedatangan pihak keluarga pihak perempuan pada tempat dan waktu tahapan perkawinan yang telah ditentukan oleh pihak keluarga pihak perempuan.

Pertemuan antara keluarga laki-laki dan perempuan bertujuan untuk membahas pembatalan tahapan perkawinan yang akan dihadiri oleh kerabat dekat seperti orang tua, saudara, paman, Tua Tongka (juru bicara), lurah, lurah dan tokoh masyarakat terkait. Acara pembatalan tahapan perkawinan di Desa Lando akan dipimpin oleh seorang Tua tongka (juru bicara) dimana juru bicara bertindak sebagai perantara antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan yang bertujuan untuk proses pembatalan tahapan perkawinan yang telah dilakukan. dipakai, berjalan lancar. keluar. Sebelum batalnya tahapan perkawinan, pihak istri harus membayar denda sesuai kesepakatan antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan.

Jika salah satu pihak merasa tersinggung, pihak wanita harus mengembalikan apa yang telah diberikan oleh pihak pria sebelum terjadinya pembubaran perkawinan. Keluarga si wanita juga mengutus salah satu kerabatnya untuk menjemput si pria. Musyawarah keluarga perempuan, pengiriman Tua Tongka (juru bicara) dari pihak perempuan ke pihak laki-laki, silaturahmi keluarga laki-laki dan perempuan, hingga pembatalan resmi tahapan pernikahan.

Teaah Pustaka

Kerangka teoritik

Jika barang yang disumbangkan atau dihibahkan oleh laki-laki tersebut masih utuh, ia dapat memintanya kembali. Jika pemutusan dari pihak laki-laki, maka ia tidak berhak untuk menarik kembali hadiah tersebut meskipun barang tersebut masih utuh.

Metode penelitian

Selesainya pembatalan tahapan perkawinan disaksikan bukan oleh calon mempelai wanita, melainkan oleh beberapa keluarga, termasuk kepala desa dan tokoh adat Desa Lando. Silaturahmi keluarga perempuan merupakan suatu tindakan yang tujuannya untuk membicarakan lebih detail tentang kepastian tahapan berlangsungnya perkawinan yang akan dilaksanakan oleh calon pengantin. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peraturan desa tentang pembatalan tahapan perkawinan di Desa Lando melakukan penyelesaian pembatalan secara musyawarah.

Pada bab ini peneliti membahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan hukum Islam tentang batalnya tahapan perkawinan yang terjadi di Desa Lando Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai. Akan terjadi batalnya tahapan perkawinan karena pencegahan yang telah dilakukan, ada beberapa sebab yaitu ada syarat yang belum terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti uraikan pada bab sebelumnya, serta pemaparan data dan temuan praktik batal nikah tahap karena ekonomi di Desa Lando Kecamatan Seatar Mese Kabupaten Manggarai.

Masyarakat Desa Lando, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai telah menyelesaikan masalah batalnya tahapan perkawinan melalui musyawarah keluarga atau musyawarah. Analisis tinjauan hukum keluarga Islam terhadap praktik batal nikah di Desa Lando Kecamatan Satar Mesa Kabupaten Manggarai. Seperti yang dibahas oleh peneliti tentang dampak batalnya tahapan perkawinan, yaitu pihak keluarga pihak perempuan.

Sekalipun batalnya tahapan perkawinan karena alasan ekonomi, dalam pelaksanaannya tetap melalui proses yang sesuai dengan adat atau tradisi masyarakat desa Lando yang berlandaskan asas musyawarah.

Sistematika penulisan

Gambaran Umum Lokasi Peneliti

  • Letak Geografis Lokasi Peneliti
  • Sejarah Singkat Desa Lando
  • Karakteristik Desa
  • Luas Wilayah
  • Keadaan Agama dan Kepercayaan
  • Kondisi Ekonomi
  • Keadaan Penduduk

Desa Lando atau dikenal juga dengan sebutan Pulau Mules merupakan desa terpencil di Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa Lando merupakan desa pulau tersendiri yang terletak di tengah Laut Sawu dan semua penduduknya beragama Islam. Desa Lando terletak di bagian selatan Pulau Flores tepatnya Kabupaten Manggarai Pulau Flores, sehingga Desa Lando merupakan bagian dari kecamatan pusat dengan Kecamatan Kota Satar Mese Kabupaten Manggarai.

Jadi untuk menuju desa Lando dari daratan di Kabupaten Manggarai Tengah dengan menggunakan kapal atau perahu memakan waktu sekitar 25 menit dari pantai. Desa Lando terdiri dari tiga desa, yang pertama Desa Labuan Ta'ur yang berada di sebelah barat Desa Londo, yang kedua Desa Peji yang berada di tengah Desa Lando dan yang terakhir adalah Kamp Konggang yang berada di sebelah timur Desa Lando. Desa Lando memiliki dua lembaga pendidikan yang pertama terdiri dari Sekolah Dasar (SDN) Lando dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) kedua.

Kondisi perekonomian Desa Lando dapat dilihat dari perusahaan yang melakukan sensus pertanian/pertanian dimana hanya 3,39% rumah tangga yang bekerja di bidang pertanian dengan rincian sebagai berikut. Di Desa Lando Masi, penangkapan ikan secara tradisional masih dilakukan oleh kurang dari 223 kepala keluarga dengan menggunakan jaring trawl yang hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan dapat menghidupi anggota keluarganya.

Tahapan Prosesi Perkawinan Masyarakat desa Lando Kecamatan

Dalam pelaksanaan tuke rei terdapat proses dimana keluarga laki-laki dan tokoh adat bermusyawarah dengan keluarga perempuan untuk mengetahui siapa yang akan dinikahi oleh laki-laki tersebut. Agar ikatan itu kuat dan resmi menurut adat, pihak keluarga laki-laki menyerahkan seng pongo (uang ikatan). Pada pelaksanaan akad nikah, masyarakat Desa Lando mengundang seluruh keluarga besar mempelai pria dengan tujuan mengantar calon mempelai pria menuju tempat yang telah disediakan oleh keluarga pihak wanita (tenda/panggung). pentas sambil diiringi musik rebana.

Sehingga pihak pihak perempuan mengambil tindakan agar perkawinan tidak dapat dilanjutkan lagi karena ekonomi keluarga laki-laki sangat lemah dan pembatalan tahapan perkawinan yang dilakukan oleh keluarga pihak perempuan dari pihak laki-laki dapat diselesaikan di secara musyawarah dengan mengunjungi rumah mertua calon mempelai wanita. Dalam proses pembatalan pernikahan, calon pengantin pria dan wanita, kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat dan keluarga yang terlibat akan hadir untuk bermusyawarah untuk mencari solusi agar tidak ada konflik antara keluarga pihak perempuan dan pihak keluarga. keluarga laki-laki 36. Tua tongka (juru bicara) akan kembali ke rumah keluarga perempuan untuk menyampaikan jawaban keluarga laki-laki disetujui kedatangan keluarga perempuan untuk musyawarah pelaksanaan keluarga perempuan mengusulkan pembatalan tahapan pernikahan.

Setelah semuanya selesai, Tua Tongka menutup acara dan pada saat upacara penutupan untuk membatalkan tahap pernikahan, perdamaian antara pihak wanita dan pria dilakukan terlebih dahulu dengan bersalaman/salaman dan berpelukan sementara acara diakhiri untuk membatalkan pernikahan. tahapan. Saya kemudian segera membicarakan hal ini dengan pihak keluarga yang akan membatalkan tahapan pernikahan agar pihak keluarga secepatnya membatalkan pernikahan anaknya agar dapat memberikan informasi tentang pembatalan pernikahan tersebut dan membicarakan pengaturan yang telah disepakati. hari pertemuan tatap muka antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan.

PEMBAHASAN

Analisis Praktik Pembatalan Tahapan Perkawinan Karena Ekonomi

Tinjauan Hukum Keluarga Islam Terhadap Praktik PembatalanTahapan

Kesimpulan

Perkawinan dalam tradisi masyarakat Desa Lando Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai dilalui melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut dimulai dari Tuke rei (keluarga laki-laki mendatangi rumah perempuan untuk meminang), Ngopongo (mengikat), Paluk Kila (tukar cincin), lonto leok (duduk untuk berdiskusi), Seng belis (meminta uang sesuai atas persetujuan istri), nikahg (perkawinan), dan prosesi pernikahan tahap terakhir adalah Podo Vienna (antar istri). Namun tidak semua calon mempelai yang telah sepakat untuk menikah sampai pada tahap terakhir dari semua prosesi tersebut di atas disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, seperti faktor ekonomi salah satu pihak, sehingga tahapan perkawinan tersebut harus dibatalkan.

Menurut KHI Pasal 13 perkawinan dapat dicegah apabila ada pihak yang tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan tersebut. Sebagaimana tercantum dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 60 tentang pencegahan perkawinan: 1) pencegahan perkawinan bertujuan untuk menghindari perkawinan yang dilarang oleh hukum Islam dan peraturan perundang-undangan; 2) pencegahan perkawinan dapat dilakukan apabila calon laki-laki atau perempuan yang akan dinikahi tidak memenuhi syarat untuk melangsungkan perkawinan menurut hukum Islam dan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam KHI dan Hukum Islam, pernikahan dapat dicegah jika tidak ada kecocokan antara pasangan yang akan menikah.

Ketidakcocokan ini dapat terjadi karena ketidakmampuan salah satu pihak untuk memenuhi kewajibannya, oleh karena itu dari sudut pandang hukum Islam, praktik pembatalan masa kawin warga desa Lando, kecamatan Satarmese, kabupaten Manggarai tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Saran-Saran

Wulandari, “Pengaruh status ekonomi keluarga terhadap motif pernikahan dini di pedesaan”. Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. Yulianti Maulidya, “Jurnal Hukum Adigama”, Akibat hukum batalnya perkawinan karena wali nikah yang tidak memiliki hak terhadap kedudukan anak dan harta bersama menurut hukum Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Based on an analysis of the data, it was determined that children proposing a request to an interlocutor who was classified as having an extremely close relationship used