• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia

N/A
N/A
A Fani Anugrah T

Academic year: 2024

Membagikan "Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A.Fani Anugrah T¹*, Ir.Alfian Nawir, S. Si,.M.T.,IPP¹, Ir.Habibie Anwar, S.T., M.T.,IPP²

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia

*Email: [email protected]

SARI

Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alami maupun buatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah dan jenis longsoran dan mengetahui nilai faktor keamanan (FK). Untuk mengetahui arah dan jenis longsoran analisis ini menggunakan software Slide. Sedangkan studi analisis faktor keamanan lereng ini menggunakan program komputer Slope/W dengan memasukkan data geometri lereng dan parameter yang telah didapatkan dari hasil pengujian laboratorium. Dari hasil analisis software dips maka diperoleh arah N 199° E/5°.

Sedangkan untuk analisis faktor keamanan (FK) dengan kemiringan lereng 82°

menghasilkan nilai faktor keamanan 0.944. Berdasarkan dari hasil studi analisis faktor keamanan (FK) lereng tersebut, maka lereng tersebut dianggan rawan terjadi longsor.

Kata Kunci : Lereng batuan, geometri lereng, faktor keamanan, software Dips, program Slope/W.

ABSTRACT

The slope is the surface of the earth that forms a certain angle of inclination with a horizontal plane. Slopes can be formed naturally as well as man-made. This study aims to know the direction and type of avalanche and know the value of safety factors (FK). To find out the direction and type of avalanche this analysis uses Slide software. Meanwhile, the study of slope safety factor analysis uses Slope/W computer program by entering slope geometry data and parameters that have been obtained from laboratory test results. From the results of the analysis of dips software, the direction of N 199° E/5°. As for the analysis of safety factors (FK) with a slope of 82° produces a safety factor value of 0.944. Based on the results of the study analysis of safety factors (FK) of the slope, the slope is considered prone to landslides.

Keywords : Rock slope, slope geometry, safety factor, software Dips Slope/W program.

PENDAHULUAN

Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alami maupun buatan manusia.

Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan.

Kemiringan lereng terjadi akibat perubahan permukaan bumi di berbagai tempat yang disebabkan oleh gaya eksogen dan gaya endogen.

Lereng merupakan suatu permukaan

(2)

batuan atau tanah yang menyambungkan dua permukaan material tersebutsehingga membentuk sudut tertentu terhadap bidang datar yang menurut proses terbentuknya dibedakan menjadi dua yaitu lereng alami dan lereng buatan.

Informasi geologi dan karakteristik geoteknik batuan bidang diskontinuitas merupakan input yang

sangat dibutuhkan dalam

menganalisis kestabilan daripada suatu lereng. Pengumpulan data geologi secara lengkap dan pengambilan sampel geoteknik dapat menginformasikan karakteristik dari material longsoran untuk selanjutnya dilakukan analisis laboratorium (sifat fisik dan uji mekanik), Ketersediaan data ini sangat menunjang penelitian terutama yang berkaitan dengan analisis kestabilan lereng.

Kestabilan suatu lereng tergantung pada besarnya gaya penahan dan gaya penggerak yang terdapat pada suatu bidang gelincir.

Gaya penahan merupakan gaya yang menahan terjadinya suatu longsoran,

sedangkan gaya penggerak

merupakan gaya yang menyebabkan terjadinya suatu longsoran. Kestabilan lereng dinyatakan dengan nilai faktor keamanan (FK) yang merupakan perbandingan antara gaya penahan dan gaya penggerak. Apabila gaya penggerak lebih besar daripada gaya

penahannya maka lereng akan mengalami kelongsoran.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan peneltian tentang kestabilan lereng di kelurahan bonto lerung kec.tinggimoncong kab.gowa dengan menggunakan metode Bishop untuk mengatahui nilai faktor keamanan serta penanganan yang sesuai dengan daerah penelitian. Hasil dari penelitian ini sendiri dapat dijadikan acuan dalam kajian lebih lanjut mengenai kestabilan lereng pada daerah penelitian.

METODE PENGAMBILAN DATA 1. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan 2 tahap yaitu:

Pengambilan data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sampel atau lapangan serta data dokumentasi hasil penelitian. Data yang diambil umumnya berupa geometri lereng, kondisi kekar, bidang diskontinu, kondisi air tanah dan titik koordinat.

Data sekunder adalah data yang telah ada sebelumnya. Adapun data sekunder yaitu:

a. Pengujian sifat fisik batuan 1. Unit weight (γ) merupakan

berat sampel dalam setiap

volumenya yang

dipengaruhi oleh gravitasi

(3)

dan keadaan sampel sendiri :

Unit weight (γ) = Bobot isi x Gravitasi

2. Derajat kejenuhan

merupakan perbandingan volume air dengan volume batuan

Derajat kejenuhan (S) =

WnWo

WwWo x 100

3. Void Ratio merupakan perbandingan anatara volume rongga dalam batuan dengan volume butiran batuan :

Void Ratio (e) =

n 1−n

4. Prositas yaitu

perbandingan volume pori- pori sampel terhadap volume pada total sampel.

Pengujian dilakukan dengan cara sampel di rendam air hingga jenuh, kemudian ditimbang, lalu dikeringkan dalam oven sehingga diperoleh selisih

berat kemudian

dibandingkan dengan berat jenis air :

Porositas (n) =

WwWo WwWs x 100

Keterangan :

γ = Unit weight (gr/cm2) S = Derajat Kejenuhan (%)

e = Porositas (%) n = Void Ratio Wn = Berat Asli (gr) Ww = Berat Jenuh (gr)

Ws = Berat Tergantung (gr) Wo = Berat Kering (gr)

2. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan dan hasil pengujian laboratorium dikumpulkan dan diolah untuk memperoleh arah dan jenis longsoran menggunakan proyeksi stereografis dan menggunakan metode Bishop untuk mendapatkan nilai faktor keamanan (FK). Pada analisis data dilakukan kajian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng serta penanganan yang dapat dilakukan apa bila terjadi longsoran.

HASIL DAN PENELITIAN

1. Pengolahan data menggunakan Software Dips

Pada orientasi kekar ini, mengacu pada orientasi strike dan dip kekar, maka dari itu di lokasi penelitian dengan strike dan dip lereng N 165o E/83o. Berdasarkan hasil proyeksi streografis diperoleh jenis longsoran yang bisa terjadi yaitu longsoran bidang dengan arah N 198 E/ 5o. Hal ini disebabkan oleh adanya struktur geologi yang berkembang berupa kekar dan kedudukan bidang longsoran searah dengan kedudukan lereng.

2. Analisis Kestabilan Lereng

(4)

Keadaan Geometri Lereng memiliki panjang toe 7 m, panjang crest 10 m , tinggi lereng 7 m dan kemiringan lereng 82˚. Material propertis dari geometri lereng terdiri dari unit weight dengan nilai 21,4 kN/m3, kohesi 45,1 kPa, dan sudut geser dalam 33,86˚. Dari hasil komputasi menggunakan software diperoleh nilai FK sebesar 0,994.

Faktor keamanan pada lereng tersebut dipengaruhi oleh jenis batuan, porositas, angka pori batuan dimana semakin besar nilai sifat fisik maka semakin kecil nilai FK yang diperoleh sehingga berpengaruh pada kestabilan lereng. Selain itu adanya pengaruh dari gaya-gaya yang bekerja pada lereng menyebabkan keadaan lereng menjadi dinamis atau tidak stabil. Ketidakstabilan lereng dipengaruhi oleh lebih besarnya gaya penggerak dibanding gaya penahan sehingga dapat berpotensi terjadinya longsor.

Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa lereng daerah penelitian rawan karena nilai faktor keamanan <1. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai pengaruh bidang diskontinu terhadap lereng tersebut dikarenakan adanya struktur geologi yang berkembang berupa kekar dan kedudukan bidang longsoran searah dengan kedudukan lereng.

Gambar 1 Lereng Aktual

Keadaan Geometri Lereng (gambar 4.5) memiliki panjang toe 7 m, panjang crest 9 m , tinggi lereng 7 m dan kemiringan lereng 82˚. Material propertis dari geometri lereng terdiri dari unit weight dengan nilai 21,4 kN/m3, kohesi 45,1 kPa, dan sudut geser dalam 33,86˚. Dari hasil komputasi menggunakan software diperoleh nilai FK sebesar 1,249.

Faktor keamanan pada lereng tersebut dipengaruhi oleh jenis batuan, porositas, angka pori batuan dimana semakin besar nilai sifat fisik maka semakin kecil nilai FK yang diperoleh sehingga berpengaruh pada kestabilan lereng. Selain itu adanya pengaruh dari gaya-gaya yang bekerja pada lereng menyebabkan keadaan lereng menjadi dinamis atau tidak stabil. Ketidakstabilan lereng dipengaruhi oleh lebih besarnya gaya penggerak dibanding gaya penahan sehingga dapat berpotensi terjadinya longsor.

(5)

Gambar 2 Lereng Redesain KESIMPULAN

Berdasarkan hasil proyeksi streografis diperoleh jenis longsoran yang bisa terjadi yaitu longsoran bidang dengan arah N 198 E/ 5o. Setelah dilakukan perhitungan komputasi dengan menggunakan program Slope/W dari data-data yang ada, maka telah didapatkan faktor keamanan yaitu sebesar 0.994. Dari faktor keamanan yang didapatkan, sudah dipastikan bahwa keadaan lereng pada kondisi awal berada dalam kondisi yang kritis. Oleh karena itu, diperlukan variasi desain lereng atau redesain lereng yang tepat agar didapat faktor keamanan yang lebih besar dari 1,00 (> 1). Sedangkan berdasarkan dari hasil pengujian laboratorium untuk menentukan nilai faktor keamanan pada pengujian uji sifat fisik cenderung bervariasi, dimana nilai pada sampel RF2T lebih besar daripada nilai dari hasil pengujian pada sampel RF2A dan RF2B. Hal ini disebabkan tingkat

kelapukan batuan, jenis batuan, Human error, dan faktor lingkungan.

Tingkat pelapukan suatu batuan dipengaruhi oleh cuaca, aktifitas tektonik, aktifitas manusia, dan diferensiasi mineral dari batuan.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Ir. Alfian Nawir, S. Si., MT.,IPP., selaku Pembimbing Satu.

2. Ir. Habibie Anwar, ST., MT.,IPP., selaku Pembimbing Dua.

3. Ir. Habibi Anwar, ST., MT.,IPP.,

selaku Dosen Penasehat

Akademik (PA) yang selalu memberikan masukan dan arahan.

4. Seluruh staf pengajar yang telah

banyak membekali ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu.

5. Seluruh staf administrasi Jurusan Teknik Pertambangan yang telah banyak membantu.

6. Teman-teman mahasiswa Teknik Pertambangan angkatan 2017

atas dukungan dan

kebersamaannya selama ini.

7. Kedua orang tua yang tak pernah berhenti memberikan dukungan

(6)

baik dari segi moral maupun materi.

PUSTAKA

Abdul Salam Munir, A. S. M. (2018)

‘Kestabilan Lereng Menggunakan Program Slope/W Pada Pit Gn-10 Pulau Gag Kabupaten Raja Ampat Papua Barat’, Jurnal Geomine, 6(3), p. 157.

Aprilia, J. et al. (no date) ‘EVALUASI KESTABILAN LERENG TAMBANG BATUBARA PIT “ XY ”

MENGGUNAKAN METODE

KESETIMBANGAN BATAS PT . BUKIT ASAM Tbk’, pp. 175–181.

Asam, P. T. B., Enim, T. B. K. T. and Sumatra, S. (2019) ‘Volume 10 No. 01 Juli 2019’, 10(01), pp. 58–

76.

Bima (2005) ‘Bab Ii Tinjauan Pustaka Aplikasi’, Hilos Tensados, 1, pp.

1–476.

Energi, M. (2019) ‘SLOPE STABILITY OF SOUTH SERELO DISPOSAL PT . BUMI MERAPI’, 3(4).

Ichsani, D. (2013) ‘Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Temperatur dan Kecepatan Udara Pengering Terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara Pada Coal Dryer Dengan Tube Heater Tersusun Staggered’, 2(3), pp.

373–378.

Indera, R., Mina, E. and Sevenuary (2015) ‘ANALISIS STABILITAS LERENG DAN PERENCANAAN

SOILNAILING DENGAN

SOFTWARE GEOSTUDIO 2007 ( Studi Kasus Kampus Untirta Sindangsari )’, Fondasi, 4(1), pp.

1–12.

Kelurahan, D. I. et al. (2020) ‘METODE KINEMATIKA PADA TAMBANG BATU PASIR JANAN ILIR , KOTA SAMARINDA , KALIMANTAN TIMUR ( The Study of Slope Stabilty Using Kinematic Method on Sand Stone Mining at Rapak

Dalam Sub District , Loa Janan District , Samarinda City , Kalimantan Timur )’, 8(1), pp.

22–27.

Slope Stabilty Using Kinematic Method on Sand Stone Mining at Rapak Dalam Sub District , Loa Janan District , Samarinda City , Kalimantan Timur )’, 8(1), pp.

22–27.s

WorldAcademy of Science,

Engineering and Technology, Taiwan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis secara manual dengan metode Fellenius didapatkan angka keamanan (SF) lereng terhadap kelongsoran yaitu sebesar 0,95085, sedangkan dengan menggunakan program

Berdasarkan hasil studi kestabilan lereng pada Pit GN-10 menggunakan program Slope/W, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil perhitungan faktor keamanan dengan

Setelah mengetahui karakteristik dari massa batuan maka dapat dirancang sebuah geometri lereng dengan mempertimbangkan nilai faktor keamanan (lihat tabel 1),

Pengujian jaringan diskless kedua metode tersebut dilakukan menggunakan komputer server dan client dengan spesifikasi yang sama untuk menjaga akurasi data.. Komputer client

Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis feed pasir besi, menganalisis faktor yang mempengaruhi variable debit air, frekuensi pukulan, dan panjang pukulan pada

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul “Analisa Faktor Keamanan (Safety Factor) Stabilitas Lereng Menggunakan Geo Slope/ W 2012, (Studi Kasus

Penelitian yang berjudul “Analisis Anomali Suhu Permukaan dan Kerapatan Vegetasi Berdasarkan Citra Satelit Landsat 8 untuk Pemetaan Potensi Panas Bumi di Wilayah Kerja Panas

Penelitian yang sederhana ini bisa bermak- na bila dilakukan tidak pada satu lereng saja, tetapi dengan menghitung Faktor Keamanan beberapa lereng di daerah X