• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran Bandung, 28 Mei 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran Bandung, 28 Mei 2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran

Bandung, 28 Mei 2016

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan ”

(2)

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran

Bandung, 28 Mei 2016

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan ”

Sambutan ketua panitia

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Segala puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada kita semua sehingga hari ini kita dapat dipertemukan untuk mengikuti acara Seminar Nasional ke-3 yang diadakaan oleh Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran. Kami mengucapkan selamat datang pada peserta seminar dimana kita memiliki kesempatan untuk berbagi informasi tentang berbagai strategi untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian serta penerapan hasil-hasil penelitian dalam bidang ilmu geologi.

Pada Seminar Nasional ini, tema yang kami angkat adalah “Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Kebencanaan”. Berkaitan dengan tema tersebut kami menghadirkan 2 orang pembicara utama yang menyampaikan materi berkaitan dengan tema kegiatan hari ini. Peserta seminar nasional adalah para peneliti dosen dan mahasiswa dari berbagai Institusi Pendidikan, Intitusi Pemerintah, Konsultan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Publikasi hasil penelitian dilakukan melalui presentasi oral dan penyajian poster. Penyampaian melalui presentasi oral dilaksanakan secara parallel terbagi dalam 9 sesi pada 3 ruangan presentasi, sedangkan untuk penyajian Poster dilaksanakan pada saat istirahat sesuai dengan tema yang di presentasikan. Seminar Nasional ini dapat terselenggara berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini ijinkan kami megucapkan terima kasih kepada Civitas Akedemika Universitas Padjadjaran beserta Jajarannya, Dekan Fakultas Teknik Geologi beserta Jajarannya, para penelaah, para peserta seminar atas partisipasinya, serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada segenap panitia yang telah bekerja keras demi suksesnya kegiatan ini.

Akhir kata semoga peserta seminar mendapatkan manfaat yang besar dari kegiatan ini sehingga mampu mewujudkan atmosfer riset yang baik dan budaya riset yang kokoh, berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan perkembangan Ilmu dan Teknologi Kebumian khususnya bidang Ilmu Geologi dalam pengembangan pengelolaan sumber daya alam dan kebencanaan.

GEOLOGI…. GEOLOGI…. GEOLOGI…… Terima kasih

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bandung. 28 Mei 2016 M. Nursiyam Barkah, S.T., M.T.

(3)

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran

Bandung, 28 Mei 2016

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan ”

Sambutan Dekan Fakultas Teknik Geologi

Universitas Padjadjaran

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Salam sejahtera untuk kita semua

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya Seminar Nasional Geologi tahunan yang ketiga ini dapat diselenggarakan. Mengingat pentingnya peran geologi dalam pengembangan pengelolaan sumber daya alam dan kebencanaan, seminar yang digagas oleh Fakultas Teknik Geologi, menyoroti topik-topik yang relevan dengan perkembangan ilmu dan teknologi geologi dewasa ini, terutama:

a. Pengembangan Kawasan Geopark Nasional,

b. Pengembangan Sumberdaya Energi Baru dan Terbarukan, c. Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Air,

d. Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Migas, dan e. Kebencanaan Geologi.

Seminar Nasional Geologi ketiga terlaksana berkat dukungan Universitas Padjadjaran dan bantuan institusi-institusi pendidikan, instansi pemerintahan khususnya di bidang kebumian, Bappeda Tingkat I Jawa Barat, serta Pemerintah-pemerintah Daerah. Seminar diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai institusi diantaranya adalah Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, Universitas Trisakti, Universitas Islam Riau, Politeknik Geologi dan Pertambangan AGP Bandung, STTMI Bandung, AKPRIND Yogyakarta, UPN “Veteran” Yogyakarta, STTNAS Yogyakarta, Institut Sains dan Teknologi TD Pardede Medan, USTJ Jayapura, Puslit Geoteknologi LIPI, UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana LIPI, P3GL, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan ESDM, Puslit Pengembangan Sumber Daya Air ESDM, Museum Geologi Badan Geologi, Pemkab Bojonegoro Jawa Timur, PT. Pertamina Geothermal Energy dan LSM Conservation Indonesia Bali.

Seminar Nasional Geologi akan menjadi wahana bagi para peneliti, dosen, profesional, praktisi dan mahasiswa untuk mempublikasikan, menyebarkan hasil penelitian dan saling bertukar pikiran. Harapan kami, pertemuan ilmiah ini dapat ditindaklanjuti dalam kerjasama penelitian, penyelenggaraan seminar, forum diskusi dan kegiatan ilmiah lainnya

Selamat berseminar, semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari pelaksanaan pertemuan ilmiah ini.

Bandung, 28 Mei 2016 Dr. Ir. Vijaya Isnaniawardhani, MT

(4)

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran

Bandung, 28 Mei 2016

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan ”

Panitia Penyelenggara

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi Ke-3

Penanggung Jawab Dr. Ir. Vijaya Isnaniawardhani, M.T. Pembina Dr. Sc. Yoga A. Sendjaja, S.T., M.Sc.

Dr. Teuku Yan W. M. I., S.T., M.T. Dr. Ir. Emi Sukiyah, M.T.

Raden Irvan Sophian, S.T., M.T. Penelaah dan Editor Dr. Ir. Ildrem Syafri, DEA

Dr. Ir. lyan Haryanto, M.T. Dr. Ir. Zufialdi Zakaria, M.T.

Euis Tintin Yuningsih, S.T., M.T., Ph.D.

Dr. Eng. H. Boy Yoseph C.S.S.S.A., S.T., M.T. Dr. Eng. Budi Muljana, S.T., M.T.

Dr. Mohammad Sapari Dwi Hadian, S.T., M.T. Ketua Pelaksana Mochamad Nursiyam Barkah, S.T., M.T. Sekretaris Nanda Natasia, S.T., M.T.

Berdahara Nisa Nurul Ilmi, S.Si., M.Sc. Leny Tresnaeny

Anggota Adi Hardiyono, S.T., M.T. Febriwan Mohamad, S.Si., M.Si. Faizal Muhamadsyah, Ir., M.T. Faisal Helmi, S.T., M.T.

Reza Mohamad Ganjar G., S.T., M.T. Yusi Firmansyah, S.Si., M.T.

Muhammad Kurniawan Alfadli, S.T., M.T. Yunitha Rosa Indah Putri

Kurnia Arfiansyah Fachrudin Usep Sahrudin,M.M.

Rikrik Sri Tresna, S.Sos., M.Si. Kusna Dwipayana, Drs.

Asep Rahayu, S. Ap. Pipih, A.Md.

Dadi Kusmayadi Agus Saepudin Atep Suhendra Santi P.

(5)

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran

Bandung, 28 Mei 2016

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan ”

DAFTAR ISI

Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat ... 2.1 Potensi Migas pada Fore Arc Basin Sunda : Kesempatan dan Tantangan ... 2.2 Potensi Tanah Mengembang Wilayah Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ... 2.3 Deliniasi Wilayah Amblesan Semburan Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Data Penginderaan Jauh dan Korelasi Geokimia pada Sistem Vulkanik Kuarter Sekitarnya ... 2.4 Prospek Endapan Mineral Titanium Magnetit Pada Selat Bali, Indonesia ... 2.5 Shallow Marine Seismic 2D as Basis for Geological Hazard Assessment on Bali Strait, Indonesia ... 2.6 Pengembangan Gunung Batu Lembang Sebagai Kawasan Geopark Nasional ... 2.7 Dampak Reklamasi Lingkungan Perairan : Studi Kasus Teluk Benoa, Bali, Indonesia... 2.8 Analisis Tingkat Kerentanan Tsunami Di Wilayah Pesisir Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia ... 2.9 Studi Kebencanaan Geologi dan Kawasan Geowisata Desa Siki, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ... 2.10 Oil Shale Potential Resource and Production Prospect in Padang Lawas... 2.11 Karakteristik Geologi dan Analisis Resiko di Kelurahan Babakan Jawa Kecamatan Majalengka dan Sekitarnya Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Longsor ... 2.12 Penelitian Potensi Gerakan Tanah di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Beserta Penanggulangannya2.13 POTENSI BATUPASIR KARBONATAN SEBAGAI BAHAN GALIAN C DAERAH KAMPUNG SULITAIR,KABUPATEN SOLOK, PROPINSI SUMATERA BARAT ... 2.14 Manajemen Air Tanah Di Cekungan Air Tanah Dki Jakarta... 2.15 Alterasi Hidrotermal Dan Mineralisasi Logam Berharga Di Cekungan Yogyakarta :... 2.16 Upaya Pemanfaatan Persebaran Produktifitas Akuifer Untuk Konservasi Air Tanah di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Jawabarat ... 2.17 Kompleks Struktur Geologi di Daerah Desa Kolok Mudik, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat Sebagai Potensi Geowisata ... 2.18 Studi Geologi dan Geofisika Daerah Sungai Riam Manangar untuk Ketersediaan Listrik Di Desa Merayuh Kalimantan Barat ... 2.19 Analisis Aliran Rembesan (Seepage) Menggunakan Pemodelan 3D Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner Studi Kasus Bendung Alam Wae Ela, Ambon ... 2.20 Karakteristik Endapan Debrite Formasi Totogan Pada Prisma Akresi Subduksi Kapur Awal dan Implikasinya Terhadap Eksplorasi Migas ... 2.21 Analisa Kontrol Struktur Geologi Terhadap Morfologi dan Pengaruhnya Dengan Kerentanan Lahan Daerah Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka Dan Sekitarnya ... 2.22 Analisis Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Menggunakan Modifikasi Metode Storie Di Wilayah Cisompet dan Sekitarnya, Kabupaten Garut ... 2.23 Analisa Kontrol Struktur Terhadap Kerentanan Lahan Daerah Sekitar Gunung Cikuray, Kabupaten Garut .. 2.24 Zonasi Tingkatan Kerentanan Lahan Berdasarkan Analisis Kemiringan Lereng dan Analisis Kelurusan Sungai di Daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya ... 2.25

(6)

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi ke-3 Universitas Padjadjaran

Bandung, 28 Mei 2016

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan ”

Analisis Morfotektonik Daerah Garut Selatan dan Sekitarnya Berdasarkan Metode Geomorfologi Kuantitatif ... 2.26 Zonasi Daerah Rawan dan Kritis Kontaminasi Air Tanah Dangkal di Daerah Jatinangor dan Sekitarnya ... 2.27 Rencana Penataan Dan Pengembangan Kawasan Aspiring Geopark Di Cikotok, Banten, Indonesia... 2.28 Tatanan Stratigrafi Daerah Cilangkap dan Sekitarnya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi ... 2.29 Tekstur Sedimen, Kelimpahan dan Keanekaragaman Foraminifera Bentik di Perairan Teluk Jakarta ... 2.30 Analisis Struktur Geologi Jalur Kali Watupuru Dan Kali Songgo Daerah Degan Kulonprogo, Dan Implikasinya Terhadap Penyebaran Batupasir Kuarsa Formasi Nanggulan Yang Berpotensi Sebagai Reservoar ... 2.31 Mikrofasies dan Diagenesa Batugamping Formasi Klapanunggal Daerah Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ... 2.32 Fasies Batugamping Formasi Kalibeng Berdasarkan Kumpulan Fosil Foraminifera Besar ... 2.33 Potensi Gas Metana Batubara Formasi Muara Enim di Lapangan YF, Cekungan Sumatera Selatan ... 2.34 Karakteristik Batuan Induk Sub-Cekungan Aman Utara, Cekungan Sumatra Tengah Dengan Parameter Tipe Material Asal, Kekayaan Dan Kematangan ... 2.35 Evaluasi Geokimia Dan Karakterisasi Batuan Lempung Sebagai Sumber Potensi Shale Gas Di Daerah Bohorok, Sumatera Utara. ... 2.36 Perspektif Hidrologis Dan Struktur Bawah Tanah Dalam Mitigasi Bencana Mata Air Rekahan ... 2.37 Beberapa Model Penelitian Kestabilan Lereng untuk Mahasiswa Program Sarjana ... 2.38 Potensi Geopark Gunung Batu dan Curug Cibengang Kabupaten Jonggol, Jawa Barat ... 2.39 Analisa Resiko Gerakan Tanah di Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ... 2.40

(7)

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Beberapa Model Penelitian Kestabilan Lereng

untuk Mahasiswa Program Sarjana

Zufialdi Zakaria

Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang KM-21, Jatinangor-45363 Email : zufialdi.zakaria@unpad.ac.id

Abstrak

Penelitian analisis kestabilan lereng sangat diperlukan untuk keperluan mitigasi kebencanaan geologi dan untuk menunjang pengembangan tata ruang dan kewilayahan secara umum, terutama di wilayah yang rawan longsor atau di wilayah dengan kemiringan beragam. Hubungan yang signifikan antara kemiringan lereng () dan Faktor Keamanan lereng (FS), telah memberikan model penelitian berupa hubungan antara kemiringan dan Faktor Keamanan lereng dengan hasil FS = f (). Hasil didapatkan berupa persamaan hubungan, besar koefisien korelasi, dan nilai stabil, kritis, dan labil. Untuk stabilisasi lereng, pekerjaan terasering dapat

dilakukan sehingga didapatkan desain lereng stabil.

Hubungan yang signifikan antara kedalaman Muka Air Tanah (MAT) dan Faktor Keamanan lereng (FS), telah memberikan model penelitian berupa hubungan antara Muka Air Tanah dan Faktor Keamanan lereng dengan hasil FS = f (MAT). Hasil didapatkan berupa persamaan hubungan, besar koefisien korelasi, dan nilai stabil, kritis, dan labil. Untuk

stabilisasi lereng, pekerjaan dewatering (dan terasering) dapat dilakukan agar didapatkan desain lereng stabil.

Hubungan yang signifikan peran gempa yang menurunkan Faktor Keamanan lereng (FS), memberikan model penelitian hubungan antara percepatan gempa horizontal dengan Faktor Keamanan lereng dengan hasil FS = f (h). Hasil didapatkan berupa persamaan hubungan,

besar koefisien korelasi, dan nilai (h)stabil, (h)kritis, dan (h)labil. Untuk mitigasi bencana

longsor, lereng-lereng dengan nilai percepatan gempa horizontal yang sudah diketahui, dapat dijadikan wilayah limitasi.

Model penelitian ini dapat dikembangkan di berbagai daerah dengan harapan akan didapatkannya hasil dari para peneliti mahasiswa program sarjana khususnya mengenai analisis kestabilan lereng di berbagai daerah.

Kata Kunci : kestabilan lereng, lereng, Muka Air Tanah

Pendahuluan

Masalah kestabilan lereng merupakan masalah yang seringkali muncul di Indonesia, kejadian longsor sering muncul terutama pada saat musim hujan tiba. Beberapa kasus kesta-biln lereng lainnya terjadi dengan pemicu dari gempa tektonik, atau getaran kendaraan.

Me-ngingat hal-hal tersebut, maka kajian ilmiah mengenai kestabilan lereng selalu diperlukan sebagai upaya mitigasi kejadian gerakan tanah atau longsor.

Beberapa kajian ilmiah mengenai kesta-bilan lereng pada umumnya diperlukan untuk keperluan mitigasi kebencanaan geologi dan

(8)

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” untuk menunjang pengembangan tata ruang

dan kewilayahan secara umum, terutama di wilayah yang rawan longsor atau di wilayah dengan kemiringan beragam. Aplikasi dari model penelitian kestabilan lereng dapat di-manfaatkan di dunia pertambangan (terutama di tambang terbuka), di teknik sipil, dan di pertanian (terutama pada pencetakan sawah di lahan-lahan miring).

Artikel ini akan dibatasi dalam pemba-hasannya hanya hal-hal yang berkaitan kesta-bilan lereng tanah saja. Untuk kestakesta-bilan lereng batuan akan digunakan metode lain yang berbeda dengan lereng tanah.

Kerangka pekerjaan

Sehubungan dengan hal di atas, maka penelitian kestabilan lereng sangat beragam, karena dapat ditinjau dari beberapa aspek: 1. Berdasarkan keperluan (yang berhubungan

dengan tambang, pertanian, atau sipil), untuk pengembangan wilayah pertambang-an (tambpertambang-ang terbuka), wilayah pertpertambang-anipertambang-an (pembukaan lahan pertanian di daerah berkemiringan lereng), atau wilayah tata guna lahan yang umum bagi pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.

2. Berdasarkan kajian pemicu gerakan tanah oleh peningkatan curah hujan, percepatan horisontal (a) getaran gempa tektonik,

atau getaran kendaraan di daerah rawan longsor

3. Berdasarkan dampak lingkungan, seperti peningkatan Muka Air Tanah akibat curah hujan tinggi, pemotongan lereng untuk berbagai keperluan, dan pembangunan fisik di tubuh lereng atau puncak lereng.

Beberapa perguruan tinggi yang terse-bar diberbagai provinsi di Indonesia telah me-nyelenggarakan program studi yang berhu-bungan dengan studi kestabilan lereng sesuai keperluannya, misalnya: Program studi teknik tambang, teknik geologi, teknik sipil, fisika, geofisika, teknologi pertanian, planologi, dan

lain-lainnya. Mahasiswa dari berbagai program studi tersebut sangat berpotensi untuk melaksanakan studi kestabilan lereng di dae-rah masing-masing untuk tugas akhirnya, se-hingga penelitian mengenai kestabilan lereng di berbagai daerah dengan kondisi geologi masing-masing, dapat diketahui oleh banyak orang. Kasus-kasus kestabilan lereng di tiap daerah dapat menjadi artikel ilmiah yang khas dan bisa sama-sama dipelajari, sehingga akan ada interaksi antar penulis artikel.

Metodologi

Penelitian mengenai kestabilan lereng bisa dibagi menjadi dua bagian: 1) Analisis lereng alami; 2) Analisis lereng desain; 3) Membandingkan tingkat kemananan lereng pada kondisi alami dan kondisi lereng desain. Hal di atas akan melibatkan perhitungan Faktor Keamanan lereng. Yang pertama adalah menghitung Faktor Keamanan pada kondisi semula, atau pada kondisi alami. Yang kedua adalah menghitung Faktor Keamanan lereng untuk rancangbangun lereng stabil. Yang ketiga adalah membandingan kondisi alami dengan kondisi lereng rancang bangun.

Kini, berbagai software analisis lereng sudah banyak beredar, mulai dari versi untuk student, versi trial, dan versi untuk profesio-nal. Dengan bantuan perangkat lunak, perhi-tungan Faktor Keamanan lereng dalam anali-sis lereng menjadi lebih mudah.

Analisis lereng alami biasanya menjadi bagian dari analisis lereng desain. Analisis lereng alami dilakukan dengan menggunakan kondisi lereng alami saat itu, sedangkan ana-lisis lereng desain dilakukan pada berbagai kondisi yang mempengaruhi lereng. Kondisi tersebut dapat disimulasikan, misalnya: kemi-ringan lereng, kedalaman Muka Air Tanah, dan percepatan maksimum gempa. Untuk de-sain lereng stabil, bisa digunakan cara simu-lasi (Zakaria, 2010). Diagram alir pekerjaan simulasi dapat dilihat pada Gambar 1.

(9)

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Gambar 1. Diagram alir simulasi lereng stabil (Zakaria, 2010)

a) Prinsip Dasar

Prinsip dasar perhitungan Faktor Ke-amanan (simbol FS, Safety Factor, atau cukup F saja) adalah perbandingan antara gaya-gaya pendorong () dan gaya-gaya penahan (S) di dalam tubuh lereng, atau digambarkan dengan rumus: F =  / S. Secara teoritis adalah:

Jika F > 1, maka lereng stabil. Jika F = 1, maka lereng kritis. Jika F < 1 maka lereng labil.

Namun dari pengalaman dalam kajian analisis lereng, Bowles (1989, dalam Zakaria, 2010) memberikan nilai F dengan makna lerengnya sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai F dan maknanya (modifikasi dari Bowles, 1989, dalam Zakaria, 2010)

Nilai Faktor Keamanan Kejadian pada lereng Makna lereng F > 1,25 1,25 < F < 1,07 F < 1,07 Jarang longsor Pernah longsor Sering longsor Relatif stabil Kritis Labil

Untuk analisis lereng alami, bisa di-bandingkan antara hasil perhitungan faktor keamanan lereng alami dengan tabel di atas. Pada beberapa skripsi program sarjana bebe-rapa dekade yang lalu, analisis lereng hanya sampai pada tahap ini. Hal tersebut terjadi karena pada waktu itu, komputer personal belum banyak digunakan. Menghitung faktor keamanan lereng dan menilai makna lereng, sudah cukup untuk saat itu, kemudian ditam-bahkan sedikit perkiraan perkuatan lerengnya. Untuk tahap sekarang, perhitungan fak-tor keamanan lereng alami perlu dibanding-kan dengan faktor keamanan desain, sehingga besar faktor keamanan kondisi awal dan kon-disi desain dapat diukur. Lereng desain dapat dilakukan dengan simulasi perhitungan faktor keamanan lereng pada kondisi lereng:

1) Dibuat terasering (dua – tiga undak atau sesuai keperluan)

2) Dibuat berkemiringan landai

3) Dibuat simulasi kenaikan dan penurunan muka air tanah.

4) Dibuat simulasi perkiraan gempa

Untuk empat hal di atas saja, maka akan ada beberapa judul skripsi S1 untuk lereng rancangbangun yang melibatkan nilai Faktor Keamanan, kemiringan lereng, muka air ta-nah, faktor percepatan gempa horizontal. Jika memungkinkan, perhitungan lereng desain yang melibatkan muka air tanah dapat diper-dalam dengan dewatering (air dibuang atau disedot atau dipompa) untuk menurunkan muka air tanah. Hal yang terakhir ini akan melibatkan kajian hidrogeologi yaitu diper-lukan data arah aliran air tanah, dan debit air di bawah permukaan tanah, sehingga dalam

(10)

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” kajian dewatering, banyaknya air yang harus

dikeluarkan dapat dihitung dan terukur agar muka air tanah (MAT) bisa diturunkan.

Satu hal yang sering terlupakan oleh para mahasiswa dalam penelitian analisis kestabilan lereng adalah informasi mengenai kondisi geologi teknik daerah setempat, yaitu Peta Geologi Tenik (Jihadi et al., 2015). Peta geologi teknik yang sudah terbit, bisa dijadikan referensi awal. Pemetaan geologi teknik barangkali menjadi suatu pekerjaan khusus, yaitu memetakan kondisi geologi daerah studi ditinjau dari aspek geologi teknik dengan cakupan studi yang beragam sesuai dengan keperluan. Biasanya mengacu kepada skala peta dan tingkat detail peta, sehingga dapat dibagi menjadi beberapa jenis peta geologi teknik berdasarkan skala (Dearman, 1991)

b) Thema Penelitian

Berikut ini contoh beberapa thema pe-nelitian yang dapat disesuaikan dengan kon-disi daerah baik dalam pertambangan maupun dalam pengembangan kewilayahan secara umum:

1) Kestabilan lereng tunggal di daerah X dengan menilai Faktor Keamanan suatu lereng di daerah X dan menguraikan pe-nanganannya secara kualitatif jika lereng akan diperkuat. Penelitian ini sederhana, yaitu menghitung FS suatu lereng (Gambar 2).

Gambar 2. Perhitungan Faktor Keamanan lereng tunggal (Zakaria, 2011)

Penelitian yang sederhana ini bisa bermak-na bila dilakukan tidak pada satu lereng saja, tetapi dengan menghitung Faktor Keamanan beberapa lereng di daerah X kemudian memberikan ulasan mengenai cara kualitatif perkuatan lereng, misalnya menambah dinding penahan di kaki lereng, memperlandai lereng, memotong lereng bagian atas melalui terasering, dan se-bagainya.

2) Kestabilan lereng-lereng desain di daerah X dengan membuat terasering dua-tiga undak sesuai dengan keperluan agar le-reng aman (Zakaria, 2009). Thema ini adalah salah satu cara rancangbangun le-reng stabil melalui terasering. Bisa dilaku-kan di tempat yang sama dengan thema pertama di atas, dengan pelaksanakan pe-nelitiannya adalah orang yang berbeda, yaitu membandingkan keamanan lereng pada kondisi lereng tunggal dan lereng desain melalui terasering.

3) Kestabilan lereng tunggal di daerah X dan dihubungkan dengan besar sudut kemi-ringan lereng sehingga didapat kondisi besar sudut kemiringan lereng stabil, kritis, dan labil (Zakaria, 2010). Thema ini merupakan stabilisasi lereng dengan cara simulasi lereng stabil. Peningkatan faktor keamanan lereng ditinjau dari kemiringan lerengnya saja.

Tabel 2. Contoh hubungan Faktor Keamanan dengan Kemiringan Lereng Tanah (modifikasi dari Zakaria, 2010)

Nilai Faktor Keamanan (F) dan maknanya (Bowles, 1989) Kemiringan lereng F < 1,07 Longsor sering terjadi, lereng labil α > 44,28o 1,07 < F < 1,25 Longsor pernah terjadi, lereng relatif labil 44,28o < α < 26,29o F > 1,25 Longsor jarang terjadi, lereng relatif stabil α< 26,29o

(11)

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” 4) Kestabilan lereng tunggal maupun lereng

terasering yang dihubungkan dengan pe-ningkatan / penurunan muka air. Faktor keamanan lereng akan meningkat jika MAT diturunkan (Gambar 3). Pada pe-nelitian ini, kondisi lereng stabil, kritis dan labil, dihubungkan dengan tinggi muka air tanah, maka akan ditemukan pada kondisi muka airtanah seberapa dalam kestabilan lereng akan berubah.

Gambar 3. Nilai faktor keamanan meningkat pada kondisi muka air tanah diturunkan (Zakaria, 2012)

5) Stabilisasi lereng melalui penurunan MAT dengan dewatering. Untuk daerah yang sama, maka kajian di atas bisa digabung dengan penelitian hidrogeologi mengenai dewatering. Setelah mendapatkan keda-laman MAT pada kondisi stabil, kritis, dan labil, maka dewatering bisa dirancang melalui serangkaian kajian hidrogeologi (pumping test, dsb.) untuk mengetahui debit air bawah permukaan dan arah aliran bawah permukaan, sehingga arah aliran airtanah dan banyaknya air yang harus dikeluarkan agar muka air tanah turun pada kedalaman tertentu dapat diketahui.

Ke-mudian, kekuatan pompa dapat disarankan berdasarkan besar debit untuk menurunkan muka air tanah tersebut.

6) Kestabilan lereng di daerah X yang dihu-bungkan dengan beban gempa yang diper-hitungkan dari nilai percepatan gempa ho-risontal, h (Zakaria et al., 2015), sehingga

didapatkan hubungan faktor keamanan dengan percepatan gempa (Gambar 4).

Gambar 4. Pengurangan nilai Faktor Keamanan yang disebabkan oleh peningkatan percepatan gempa horisontal (horisontal) pada musim

hujan dan kemarau (Hirnawan, 1993, dalam Zakaria et al., 2015)

Cukup membandingkan kedua kondisi ter-sebut di suatu daerah X, maka sudah menjadi suatu karya skripsi. Untuk lebih bermakna, penelitian dapat ditingkatkan dengan menganalisis besar signifikansi perbedaan pada kedua musim dengan analisis statistik uji beda beserta nilai signifikansinya. Pekerjaan ini barangkali akan memerlukan waktu. Pada saat pengambilan sampel sedikitnya dilakukan dalam dua musim.

7) Thema di atas bisa juga dibagi pada dua skripsi, yaitu thema penelitian pada kondisi kemarau dan thema penelitian pada kondisi hujan. Hasil yang akan didapatkan adalah percepatan gempa horizontal pada kondisi

(12)

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” lereng stabil, kritis, atau labil di musim

hujan (1) dan di musim kemarau (2). 8) Penelitian di atas bisa dikondisikan dengan

cara lain jika tidak mau menunggu dua mu-sim, yaitu pada kondisi sampel alami saat itu dibandingkan dengan pada kondisi sampel jenuh. Untuk cara penelitian ini, se-baiknya pengambilan sampel tanah dilak-sanakan pada musim kering (kemarau), se-hingga akan didapatkan sampel pada kon-disi natural. Penelitian akan membedakan kestabilan lereng pada kondisi natural dan kondisi jenuh, maka sampel tanah dibagi dua: sampel natural dan sampel yang diren-dam terlebih dahulu (untuk mendapatkan kondisi jenuh.

9) Thema penelitian kestabilan lereng yang jarang dilakukan adalah penelitian kesta-bilan lereng pada musim hujan, karena pengambilan sampel dilakukan saat musim hujan. Penelitian ini menghubungkan curah hujan dengan nilai faktor kemanan lereng di suatu daerah, maka perlu me-ngetahui besarnya nilai curah hujan pada saat hujan dan membandingkannya dengan nilai faktor keamanan pada kondisi curah hujan saat itu. Cara simulasi dapat di-lakukan dalam penelitian ini (Zakaria et al., 2015) berdasarkan hubungan-hubung-an seperti ada Gambar 5.

Gambar 2. Hubungan curah hujan dengan nilai Faktor Keamanan (Zakaria et al., 2015)

Diskusi

Dalam penelitian kestabilan lereng, semua faktor penyebab longsor dan faktor pemicu longsor dapat diinventarisir. Anomali yang muncul saat inventarisir faktor-faktor tersebut, bisa digali lebih jauh untuk penelitian yang lebih komprehensif sehingga perilaku longsor atau gerakan tanah secara umum dapat diketahui.

Jika hasil penelitian kestabilan lereng di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dapat dihimpun, maka akan dapat diketahui karakteristik lereng tanah dari lapukan batuan dasar setempat atau lereng tanah pada Formasi yang bebeda-beda sesuai lokasi penelitian.

Secara sederhana, contoh thema peneli-tian akan menampilkan kasus-kasus pada le-reng tunggal maupun lele-reng majemuk dengan berbagai kondisi sebagai berikut:

a) FS versus kemiringan lereng b) FS versus MAT

c) FS versus h

c) FS versus curah hujan

Kesimpulan

Analisis kestabilan lereng merupakan studi yang masih menarik dan masih dibutuh-kan sesuai kebutuhan, baik di dunia pertam-bangan, sipil, pertanian, atau pengembangan wilayah secara umum. Model penelitian perlu dikembangkan di berbagai daerah agar hasil penelitian mahasiswa mengenai analisis ke-stabilan lereng dapat dihimpun, dan dipelajari lebih jauh untuk kepentingan yang lebih luas.

Pustaka

Dearman, W.R., 1991, Engineering geological mapping,Butterworth-Heinemann, Oxford, 387 p.

Jihadi, L.H., Azzy, F.N., Anural, M.B., & Zakaria, Z., 2015, Engineering Geological Mapping as a part of Landslide Mitigation at Surface Mining Site, in Engineering

(13)

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan” Geology for Society and Teritory, Volume

2, Chapter: 319, pp. 1805-1808

Zakaria, Z. (2009) Analisis kestabilan lereng tanah. Laboratorium Geologi Teknik, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjajaran, 37 halaman, diakses dari situs: http://blogs.unpad.ac.id/zufialdizakaria/fil es/2009/11/zufialdi-zakaria-2009-analisis-kestabilan-lereng-tanah.pdf, 2 April 2016. Zakaria, Z. (2010) Model Starlet, suatu usulan untuk mitigasi bencana longsor dengan pendekatan genetika wilayah (Studi kasus: Longsoran Citatah, Padalarang, Jawa), Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 2 Juni 2010: 93-112, dapat diakses melalui situs: http://www.bgl.esdm.go.id/publication/ind ex.php/dir/article_download/267, diakses tanggal 2 April 2016.

Zakaria, Z., 2011, Analisis Kestabilan Lereng Tanah, Laboratorium Geologi Teknik, Pro-gram Studi Teknik Geologi, Fakultas Tek-nik Geologi, Unpad, 37 hal. diakses dari http://blogs.unpad.ac.id/zufialdizakaria/fil es/2009/11/zufialdi-zakaria-Analisis-Kestabilan-Lereng-20111.pdf, diakses tanggal 2 April 2016, pukul 12.20

Zakaria, Z., Modul Analisis Kestabilan Lereng, FTG, Universitas Padjadjaran, unpublished, 220 hal.

Zakaria, Z., Hirnawan, F., Widayati., S., 2015. Rain and Earthquake-induced Landslides in West Java, Indonesia, Case Study in Subang Area near the Baribis Fault, with Implications for an Early Warning System, in: Engineering Geology for Society and Territory - Volume 2, Chapter: 106, pp 637-640

Zakaria, Z., Jihadi, L.H., Syahida, Z., & Oscar, A.W., 2015, Simulation of Slope Stability in the Dry and Rainy Seasons at Jatinangor, District Of Sumedang, West Java,

Proceeding HANOIGEO 2015, Inter-national Conference on "Engineering Geology in Respon to Cimate Change and Suistainable Development of Infra-structure", Publishing House for Science

and Technology, Hanoi, Vietnam,

Gambar

Gambar 1. Diagram alir simulasi lereng stabil (Zakaria,  2010)
Gambar 2. Perhitungan Faktor Keamanan lereng tunggal                   (Zakaria, 2011)
Gambar 3.  Nilai faktor keamanan meningkat pada  kondisi muka air tanah diturunkan  (Zakaria, 2012)
Gambar  2.  Hubungan  curah  hujan  dengan  nilai  Faktor                          Keamanan   (Zakaria et al., 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Hasi lpenguj i an diat as membukt i kan bahwa adanya pengar uh i nt er aksisosi alt er hadapsi kappr ososi alsi swadiMadr aahAl i yahNeger i1 Kabupat en Del iSer dang memi l i kikai

7 Juni 2017 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru,Terbarukan, dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) 1. Metode penentuan beda tinggi

Berdasarkan hasil pengujian gelombang singkat terhadap prosentase rasio kompresi untuk citra sekuensial intraframe pada Tabel 1, Gambar 9, dan Gambar 10 terlihat

Dalam kaitan asam hyaluronat dan degradasi kolagen, pada kulit manusia MMP-1 adalah tipe yang paling terpengaruh oleh induksi sinar UV matahari dan bertanggung-jawab

Dari hasil analisis uji paired t-tes bahwa nilai p &lt; α yang artinya varian pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

Kejahatan dunia maya adalah ancaman yang berkembang bagi mayarakat, yang disebabkan oleh penjahat atau tindakan yang tidak bertanggung jawab dari para individual

Michael Zwell (dalam Wibowo, 2007, hal. 102) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, yaitu sebagai

Dalam rangka meningkatkan kinerja perguruan tinggi swasta dan inengoptimalkan tugas dan fungsi Kopertis Wilayah IV, kaini bekerjasama dengan BAN-PT, ABPTSI dan APTISI Jawa Barat