Cerita Tumbuhnya Rasa Percaya Diri Pada Anak Usia Dini Kelompok B TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon.” Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui rasa percaya diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung, Kabupaten Cirebon sebelum menerapkan metode bercerita.
Latar Belakang Masalah
Oleh karena itu diharapkan metode bercerita dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak kelompok B TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon. “Efektivitas penerapan metode bercerita untuk menerapkan rasa percaya diri pada anak usia dini di kelompok B TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon”.
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rasa percaya diri merupakan tujuan yang ingin kami capai dalam penelitian ini dengan menggunakan metode bercerita dalam kegiatan belajar mengajar.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui harga diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon setelah diterapkan metode bercerita. Untuk mengetahui perbedaan harga diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon antara sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita.
Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis 1.Kegunaan Teoretis
Kegunaan Praktis
Metode Bercerita
Metode bercerita merupakan suatu cara untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak dengan cara menyajikan cerita secara lisan kepada anak. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode bercerita adalah metode pengajaran yang menggunakan cara bercerita untuk menyampaikan materi ajar.
Rasa Percaya Diri
Kepercayaan diri dimulai dengan tekad diri, untuk melakukan segala sesuatu yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Rasa percaya diri dibangun dari rasa percaya diri, sehingga kita mampu menghadapi segala tantangan hidup dengan melakukan sesuatu. Kepercayaan diri erat kaitannya dengan integritas diri, wawasan pengetahuan, keberanian, wawasan yang luas dan harga diri yang positif.
Rasa percaya diri seorang anak dapat dilihat berdasarkan indikator rasa percaya diri yang muncul pada diri setiap anak. Tanda rasa percaya diri seseorang adalah kemampuannya dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Menurut juri, beberapa ciri atau ciri-ciri individu yang memiliki rasa percaya diri proporsional adalah sebagai berikut.
Manakala Fatimah mengemukakan beberapa ciri atau ciri orang yang mempunyai rasa keyakinan diri yang proporsional seperti berikut.
Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa: a) Rasa percaya diri anak sebelum diberikan terapi bercerita dan bermain sebesar 56,3%. Dewi Ratih Nogotirto Anak PAUD, Gamping Sleman Yogyakarta. Penelitian terdahulu ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu pembahasan dan variabel yang digunakan untuk permasalahan yang sama yaitu bercerita dan rasa percaya diri anak. Pada penelitian sebelumnya metode bercerita digunakan sebagai terapi pada anak, sedangkan pada penelitian ini metode bercerita digunakan sebagai upaya untuk melatih rasa percaya diri anak.
Penelitian terdahulu ini menyimpulkan bahwa hasil penelitian pada siklus I rasa percaya diri anak sebesar 40%, belum sesuai dengan kriteria pencapaian tingkat perkembangan anak, oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Hasil penelitian pada siklus II rasa percaya diri anak sebesar 76%, hal ini sesuai dengan kriteria tercapainya tingkat perkembangan anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada siklus I kepercayaan diri anak sebesar 40% dan pada siklus II tingkat kinerja sebesar 76.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah topik pembahasannya adalah tentang metode bercerita untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dan sama-sama menggunakan media visual saat bercerita.
Kerangka Berpikir
Oleh karena itu, selama proses pembelajaran peneliti menghabiskan waktu yang cukup banyak pada proses observasi karena setiap anak harus mendapatkan porsi yang sama dalam penilaian dan observasi. Metode bercerita diterapkan secara inovatif, dimana setiap anak mendapat kesempatan untuk menceritakan kembali cerita yang disampaikan oleh guru. Setiap anak akan berani tampil di depan kelas, membangun mental dan rasa percaya diri sejak dini.
Cerita yang mampu menarik perhatian pendengarnya adalah cerita yang terstruktur dengan baik sehingga setiap alurnya disampaikan secara berurutan dan mudah dipahami oleh pendengarnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keberanian anak bercerita di depan kelas mempengaruhi rasa percaya dirinya. Indikator rasa percaya diri tersebut di atas akan terwujud dan dapat muncul dalam diri setiap anak apabila dilaksanakan proses pelatihan dan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya.
Salah satu metode yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anak adalah metode cerita yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Hipotesis Penelitian
Menurut Ahmad Tanzeh, “Penelitian eksperimental adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya konsekuensi. Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, “Jenis penelitian ini hampir mirip dengan penelitian klasik, namun membantu peneliti melihat hubungan sebab akibat dalam situasi yang berbeda. yang sudah ada, disebut kuasi karena merupakan varian dari penelitian eksperimen klasik.” 2 Sedangkan berdasarkan pendapat Best dalam buku Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah bahwa, “Penelitian ini mempunyai kontrol yang lebih baik.
2 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Penerapan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. Desain penelitian adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian sehingga hasil penelitian dapat divalidasi. Menurut Suharsimi Arikunto, “Pre-test post-test design of a group adalah penelitian yang dilakukan dua kali, yaitu sebelum percobaan (pre-test) dan sesudah percobaan (post-test) dengan sekelompok subjek.”4 Penulis menggunakan penelitian ini. desain karena dirasa sesuai dengan judul penelitian yang diambil.
Paradigma desain penelitian ini mencakup pre-test sebelum pengobatan sehingga hasil pengobatan dapat diketahui lebih tepat karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum pengobatan.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian 1.Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian 1.Populasi Penelitian
Sampel Penelitian
Banyaknya sampel dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto yaitu, “Sekadar anekdot, jika subjeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semuanya sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih sesuai dengan kemampuan peneliti". 8. Berdasarkan pendapat di atas maka sampel untuk penelitian ini ditentukan seluruh populasi yaitu 25 anak Kelompok B TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Menurut Sugiyono, observasi adalah : “Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri-ciri khusus yang berkaitan dengan tingkah laku manusia, proses kerja, fenomena alam, dan jumlah responden yang diamati tidak terlalu banyak.” Dalam proses observasi ini, peneliti dapat mengamati situasi di lapangan dengan mencatat apa saja yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian.
Teknik Analisis Data
- Analisis Statistik Deskriptif
- Analisis Skor Ideal
- Uji Normalitas Data
- Uji T-Test 𝑡 0 =
- Gambaran Variabel X1 (Rasa Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon Sebelum
- Gambaran Variabel X2 (Rasa Percaya Diri Anak Kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon Sesudah
Kepercayaan anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon sebelum penerapan metode bercerita. Kepercayaan anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon sebelum diberikan metode bercerita. Hal ini menunjukkan bahwa rasa percaya diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon sebelum penerapan metode bercerita berada pada kategori rendah.
Kepercayaan diri anak kelompok B TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon setelah diperkenalkan metode bercerita. Berdasarkan pengkategorian di atas maka gambaran variabel harga diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon setelah diperkenalkan metode bercerita adalah sebagai berikut. Kategorisasi Harga Diri Anak Kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon dengan Metode Bercerita.
Hal ini menunjukkan bahwa rasa percaya diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon setelah diterapkan metode bercerita berada pada kategori tinggi.
Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Normalitas Distribusi Variabel X1
Untuk mengetahui apakah variabel Berdasarkan tabel diatas maka harga Chi-Square hitung adalah 4,28, sedangkan harga Chi-Square pada tabel pada α = 5% dengan dk = 4-1 = 3 adalah 7,81. Dengan demikian χ2hitung < χ2tabel masing-masing 4,28 < 7,81 maka hasil ini dapat disimpulkan bahwa hasil untuk variabel X1 berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Untuk mengetahui apakah variabelnya
Pengujian Hipotesis (Test “t”)
SDD = Simpangan baku selisih skor variabel X1 dengan skor variabel X2 yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus. Perbedaan harga diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon antara sebelum dan sesudah. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rasa percaya diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon antara sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita.
Perbedaan yang besar adalah perbedaan persentase rasa percaya diri anak setelah dan sebelum penerapan metode bercerita yaitu. Oleh karena itu, dapat diambil suatu kesimpulan berdasarkan besarnya perbedaan rasa percaya diri anak sebelum dan sesudahnya. Hasil tersebut juga membuktikan bahwa penerapan metode bercerita lebih efektif dalam menumbuhkan rasa percaya diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon.
Pembahasan Hasil Penelitian
Meningkatnya rasa percaya diri anak setelah penerapan metode bercerita sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurbiana Dhienie dkk yang mengemukakan bahwa salah satu manfaat mendongeng bagi anak adalah,. Apalagi rasa percaya diri, tanpa rasa percaya diri terhadap kemampuannya, mustahil seorang anak berani berkomunikasi dengan anak lain. Oleh karena itu, komunikasi juga bermula dari rasa percaya terhadap kemampuan dan potensi diri.
14,687 > 1,714) yang berarti H0 (hipotesis nol) ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada rasa percaya diri anak kelompok B. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan tingkat keberhasilan peningkatan rasa percaya diri anak pada kelompok B. rasa percaya diri sebelum dan sesudah menggunakan metode bercerita, hal ini dilakukan dengan cara membedakan persentase anak yang memiliki rasa percaya diri setelah dan sebelum penerapan metode bercerita, yang berarti rasa percaya diri anak lebih baik dan meningkat ketika menggunakan metode bercerita. metode bercerita sehubungan dengan sebelumnya. Hasil tersebut juga menegaskan bahwa terdapat efektivitas penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, dan metode bercerita dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri anak di sekolah.
Meningkatnya rasa percaya diri dalam penggunaan metode bercerita disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya sangat penting karena guru terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan yang telah dijelaskan dalam perencanaan, agar metode bercerita yang diterapkan dapat dipahami dengan baik dan benar. dewasa.
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. Kepercayaan diri anak kelompok B TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon sebelum menerapkan metode bercerita berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai mean sebesar 7,44. Rasa percaya diri anak kelompok B di TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon setelah diterapkan metode bercerita berdasarkan hasil analisis data memperoleh skor rata-rata sebesar 17,3.
Perbedaan rasa percaya diri anak kelompok B TK Al-Aqsho Tuk Karangsuwung Kabupaten Cirebon antara sebelum dan sesudah penerapan metode bercerita dibuktikan dengan nilai tscore = 14,687.
Saran-saran
2. Menyortir rangkaian gambar cara mengunjungi tempat rekreasi 2.1.4 Menjaga kesehatan 3. Ingin bermain bersama teman 2.5.6 Bercerita tentang. 22. Berdiskusi dengan orang-orang yang ada di pantai 23. Mengelompokkan benda-benda yang ada di tempat rekreasi.
KEGIATAN PEMBUKA 1. Penerapan SOP pembukaan
RENCANA PENILAIAN 1. Sikap