• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGEMBANGKAN SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ELIDA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGEMBANGKAN SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ELIDA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENGEMBANGKAN SOSIAL ANAK MELALUI

METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6

TAHUN DI TK ELIDA KECAMATAN

MEDAN TUNTUNGAN

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

SABTIKA JULIASTI

NIM 1104313009

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan rahmat dan karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

yang berjudul “Upaya Mengembangkan Sosial Anak melalui Metode

Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Elida Kecamatan Medan

Tuntungan ”.

Tulisan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan. Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat kesulitan berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis, menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Dekan FIP UNIMED Bapak Drs. Nasrun, M.S

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S dan Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S,

selaku Pembantu Dekan FIP UNIMED.

3. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd, selaku Ketua Prodi PAUD FIP UNIMED dan

sekaligus selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan,

motivasi dan saran hingga selesainya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd, dan Ibu Dra Ratna Uli Gultom,

(7)

telah banyak memberikan masukan dan motivasi demi kesempurnaan

skripsi ini.

5. Seluruh civitas akademika FIP UNIMED, dosen dan pegawai yang tidak

disebutkan namanya dalam tulisan ini.

6. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua penulis M. BR.

Ginting yang memberikan dana, motivasi dan doa kepada penulis,

demikian juga buat saudara penulis semua yang telah memotivasi penulis

selama ini.

7. Teman-teman PAUD Transfer khususnya buat Haendryani Munthe dan

Martha Lena yang telah memberikan semangat buat penulis.

8. Teman-teman rekan guru di TK Elida khususnya buat Ibu Lyen Elvina Br.

Barus dan Nurhayati.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Akhirnya penulis mengucapkan

terima kasih. Kritik dan saran adalah masukan buat penulis. Semoga Skripsi ini

berguna bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.

Medan , Agustus 2012

Penulis,

Sabtika Juliasti

(8)

i

ABSTRAK

SABTIKA

JULIASTI,

NIM

:

1104313009,

UPAYA

MENGEMBANGKAN SOSIAL ANAK MELALUI METODE

BERCERITA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ELIDA

KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN.”

Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan pokok Upaya Mengembangkan Sosial Anak melalui Metode Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Elida Kecamatan Medan Tuntungan. Tujuan ini untuk mengetahui apakah dengan Metode Bercerita dapat menngembangkan sosial anak TK Elida Kecamatan Medan Tuntungan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas ( PTK). Subjek penelitian ini berjumlah 16 orang. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Indicator pengembangan sosial anak secara umum, yaitu: 1. Menyesuaikan diri dengan teman sejawat,2. Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar,3. Memahami perasaan orang lain,4. Bekerja sama dengan teman,5. Keterampilan komunikasi yang efektif.

(9)

v A.Latar Belakang Masalah……… 1

B.Identifikasi Masalah... 6

C.Batasan Masalah ... 6

1.2 Proses Perkembangan Sosial... 9

(10)

vi

1.4 Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial ...12

1.5 Tahapan Penerimaan Sosial... 13 1.6 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak... 14

1.7 Langkah-langkah Perkembangan Sosial………... 16 2. Metode Bercerita……… 18 2.1 Pengertian Metode Bercerita……… 18

2.2 Tujuan dan Manfaat Bercerita……….. 20

2.3 Teknik-teknik Bercerita……… 22

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita………. 24

B. Kerangka Konseptual………... 25

C. Hipotesis Tindakan………. 26

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian……….. 27

B.Subjek dan Objek Penelitian………... 27

C.Operasionalisasi variable Penelitian………... 27

D.Prosedur Penelitian………... 27

(11)

vii

F.Teknik Analisis Data………. 32

DAFTAR PUSTAKA……….. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 34

4.1 Hasil Penelitian ... ……… 31

4.1.1. Kondisi Awal……….. 34

4.1.2. Siklus I ... ……….. 35

4.1.3. Siklus II……… 39

4.2 . Pembahasan Hasil Penelitian……… 43

BABV KESIMPULAN DAN SARAN ………… 46

5.1.Kesimpulan ... 45

5.2. Saran………. 46

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1:Tabel Kriteria Penilaian ... ……….31

Tabel 3.2: Tabel Jadwal Peanelitian ... ………33

Tabel 3.3: Deskripsi Perkembangan Sosial anak Siklus I Per.I..………36

Tabel 3.4: Deskripsi Perkembangan Sosial anak Siklus I Per.2………..37

Tabel 3.5: Deskripsi Perkembangan Sosial anak Siklus II Per.1………41

Tabel 3.6: Deskripsi Perkembangan Sosial anak Siklus II Per.2………42

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

dipercayakan pada setiap keluarga. Mengasuh dan mendidik mereka agar memiliki ahlak

mulia. Karena anak merupakan generasi penerus dari setiap keluarga. Keluarga

merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama khususnya dalam

pembentukan kepribadian anak pada usia balita.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah “suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.”

Pendidikan anak usia dini ( PAUD) adalah suatu proses pembinaan tumbuh

kembang anak sejak lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencangkup

aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani,

rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikiran, emosional, dan sosial yang tepat dan

benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun upaya yang

dilakukan mencakup stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan pemberian nutrisi, dan

penyediaan kesempatan-kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dan belajar secara

(14)

2

Usia dini merupakan usia emas untuk menyerap berbagai materi termasuk

membaca dan berhitung. Kegiatan PAUD yang dilakukan di kelompok bermain, taman

penitipan anak (TPA), atau satuan PAUD lainnya yang sejenis seharusnya dapat dijalani

anak dengan rasa senang dan tanpa paksaan.

Pendidikan didalam lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang paling

dasar, karena lingkungan itulah pertama kali dikenal oleh anak. Akan tetapi pada saat

usia 4 tahun anak mulai kurang puas hanya bergaul dengan keluarga dan ingin

memperluas pergaulan dengan anggota masyarakat terdekat. Hal inilah yang mengacu

orang tua untuk memberikan kebebasan bergaul dengan masyarakat, akan tetapi yang

mempunyai nilai pendidikan, yaitu dengan cara memasukkan anak pada lembaga

pendidikan yang dikenal dengan nama Taman Kanak-kanak.

Karena pola perilaku sosial atau perilaku yang tidak sosial dibina pada masa

kanak-kanak awal atau masa pembentukan karakter, pengalaman sosial awal sangat

menentukan kepribadian setelah anak menjadi orang dewasa. Banyaknya pengalaman

kebahagiaan mendorong anak untuk mencari pengalaman semacam itu lagi dan untuk

menjadi orang yang mempunyai sifat sosial. Banyaknya pengalaman yang tidak

menyenangkan mungkin menimbulkan sikap yang tidak sehat terhadap pengalaman

sosial dan terhadap orang pada umumnya. Pengalaman yang tidak menyenangkan yang

terlalu banyak juga mendorong anak tidak sosial dan anti sosial.

Pengalaman sosial awal dapat berupa hubungan dengan anggota keluarga atau

orang-orang di luar lingkungan rumah. Sebagai pedoman umum, pengalaman di dalam

rumah lebih penting pada masa prasekolah sedangkan pengalaman di luar rumah menjadi

(15)

3

keinginan akan status dalam kelompok ,sikap dan perilaku anak dipengaruhi oleh tekanan

anggota kelompok.

Apabila anak dihadapkan pada pengalaman sosial awal yang tidak

menyenangkan, bahkan merasa tertekan maka pada perkembangan selanjutnya ia akan

menghindari partisipasi, bahkan akan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal ini

perlu diwaspadai oleh guru maupun orang tua, juga perlu mengevaluasi serta

memperbaiki atau mencari kegiatan/ lingkungan pengganti secepatnya sehingga hal-hal

yang lebih buruk terhadap perilaku sosial anak dapat dihindari.

Implikasi dari kondisi tersebut adalah betapa pentingnya para guru menampilkan

metode yang menyenangkan bagi anak dalam memperkenalkan sikap dan perilaku sosial

yang positif. Perkenalkanlah sikap dan perilaku sosial melalui berbagai metode yang

diketahui guru yaitu dengan metode bercerita.

Metode merupakan cara yang dipergunakan pendidik pada saat menciptakan

proses belajar –mengajar. Dalam pembelajaran pada anak usia dini dapat dilaksanakan

dengan menggunakan beberapa metode diantaranya: Metode bercerita, Metode

bernyanyi, Metode bermain peran, Metode karyawisata. Dari beberapa metode tersebut

maka penulis lebih memfokuskan pada Metode bercerita.

Ahamad Tafsir ( http://www.foxitsoftware.com For evaluation only) memberikan

pengertian metode adalah “cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.

“Sedangkan menurut Sukanto “ Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

kepada murid-muridnya,ayah kepada anak-anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya.

Solehuddin dan Hidayat (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004:8.17)

(16)

4

hubungan yang erat dengan anak. Melalui bercerita,para pendidik dapat berinteraksi

secara hangat dan akrab, terlebih lagi jika mereka dapat menyelingi atau melengkapi

cerita-cerita itu dengan unsur humor.

Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di Taman

Kanak-kanak. Sebagai suatu metode bercerita mengundang perhatian anak terhadap

pendidik sesuai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia

kehidupan anak di Taman Kanak-kanak, maka mereka dapat memahami isi cerita itu,

mereka akan mendengarkan dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat

menangkap isi cerita.

Moeslichatoen (1999: 157) berpendapat bahwa metode bercerita merupakan salah

satu pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak

secara lisan. Melalui metode bercerita inilah para pengasuh mampu menularkan

pengetahuan dan menanamkan nilai budi pekerti luhur secara efektif, dan anak-anak

menerima dengan senang hati.

Bercerita bagi seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui cerita

anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apapun yang dia inginkan.Dalam

cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses

pembelajaran dan perkembangannya, termasuk didalamnya perkembangan emosi dan

sosialnya.

Muhibin (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004:1.18) mengatakan bahwa

perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam

(17)

5

Pada usia 4 tahun anak mulai belajar mengenal lingkungan. Walaupun masih

memiliki sudut pandang egosentris, mereka mulai menunjukkan aktivitas yang

kooperatif. Mereka dapat melakukan kegiatan bersama melalui cara-cara yang lebih dapat

diterima daripada sebelumnya. Perkembangan sosial menurut Monks (dalam Musfiroh

2005:11) dimulai pada usia dini ini. Anak-anak mulai mendekatkan diri pada orang lain

di samping anggota keluarga.

Meluasnya lingkungan sosial anak menyebabkan mereka berhadapan dengan

pengaruh-pengaruh dari luar. Di samping bergaul dengan teman sebaya, anak juga

menemukan guru sebagai sosok yang berpengaruh. Perkembangan pengertian norma atau

seperti apa yang disebut Piaget moralitas, justru dalam periode ini mendapatkan

kemajuan yang esensisial Monks, (dalam Musfiroh 2005:11).

Salah satu “pelajaran” penting bagi anak-anak TK adalah nilai –nilai budaya

seperti sikap sopan santun. Penelitian yang dilakukan Haditono (dalam Musfiroh, 2005:

12) menunjukkan bahwa anak-anak TK di Jawa mempunyai sikap yang cukup terkontrol

pada usia yang seharusya masih apa adanya. Meskipun demikian, anak-anak tersebut

cukup mampu melakukan penyesuaian. Dalam hal ini Haditono mampu menyimpulkan

bahwa persepsi anak terhadap perintah dan larangan nya sendiri. Melalui Cerita perintah

dan larangan memperoleh kemasan yang sangat halus dan menarik, sehingga tanpa terasa

anak mematuhinya.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di TK Elida kecamatan

Medan Tuntungan kelas B dan juga hasil wawancara awal dengan guru kelas bahwa

rendahnya sikap sosial anak di TK Elida dan pengembangan sosial anak kurang

(18)

6

untuk mengembangkan sosial anak. Hal ini disebabkan oleh tuntutan orang tua yang

beranggapan bahwa kemampuan akademik lebih penting serta kurangnya kemampuan

guru dan terbatasnya alat peraga dalam menerapkan metode bercerita kepada anak.

Guru seharusnya mengembangkan sosial anak dengan metode bercerita karena

dengan metode bercerita anak tersebut dapat bersosialisasi dengan mudah terhadap teman

sebayanya serta dapat meningkatkan daya imajinasi anak.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis berkeiginan mengambil dan

mengembangkan judul “ Upaya Mengembangkan Sosial Anak Melalui Metode

Bercerita Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Elida Kecamatan Medan Tuntungan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasikan berapa

masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam menerapkan metode bercerita

kepada anak usia dini.

2. Kurang dan terbatasnya alat peraga dalam menerapkan metode bercerita .

3. Kurangnya penghayatan dan mimik guru pada waktu bercerita kepada anak.

4. Kurangnya sikap sosial anak dalam hal berbagi sesuatu terhadap temannya.

5. Kurangnya kemampuan dan kesempatan anak untuk bersosialisasi dengan

lingkungannya (teman sebaya).

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih efektif ,efisien,terarah dan dapat dikaji lebih mendalam

maka diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam

(19)

7

1. Mengembangkan sikap sosial anak.

2. Metode bercerita.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ,maka penulis dapat merumuskan masalahnya,

yaitu sebagai berikut :

1. Apakah dengan metode bercerita dapat mengembangkan sikap sosial anak usia dini?

2. Bagaimana cara menumbuhkan sikap sosial pada anak usia dini ?

3. Bagaimana penerapan metode bercerita kepada anak usia dini ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengembangkan sosial anak melalui metode bercerita.

(20)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa

dengan mengunakan metode bercerita dapat mengembangkan sosial anak TK Elida kecamatan

Medan Tuntungan. Hal ini terbukti dari :

1. Pada siklus I pertemuan pertama sosial anak yang kurang sebanyak 31,2%, cukup

sebanyak 62,5%, bagus sebanyak 6,3%, sedngkan bagus sekali 0,0%. Pada siklus II sosial

anak berkembang, sikap sosial anak yang kurang menjadi 0,0%, cukup 6,2%, bagus

37,5%, bagus sekali menjadi 56,3%.

2. Sebelum dilaksanakan tindakan, sosial anak masih kurang. Setelah dilakukan tindakan

pada siklus I dan II sosial anak semakin berkembang.

3. Penggunaan metode bercerita dapat mengembangkan sosial anak bila dilengkapi dengan

alat peraga dan tehnik yang baik.

4. Dengan metode bercerita kepada anak dapat mengembangkan sosial anak TK Elida

Kecamatan Medan Tuntungan.

B. Saran

Berdasasarkan kesimpulan dan pembahasan penelitian berikut ini diuraikan saran peneliti

(21)

50

1. Hendaknya guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya dalam pengembangan sosial

anak menggunakan metode bercerita yang dilengkapi dengan alat peraga.

2. Pada saat bercerita guru hendaknya dapat menggunakan tehnik-tehnik bercerita yang menarik

bagi anak supaya isi cerita itu dapat dipahami dan dilakukan anak.

3. Hendaknya dalam melaksanakan metode bercerita anak ikut berperan agar pengembangan

(22)

47

DAFTAR PUSTAKA

Azzet, Akhmad ,Muhaimin. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Jakarta:

Katahati.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2010. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung:

Nuansa Aulia

Bachri, Bachtiar S. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-kanak, Teknik

danprosedurnya. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Hurlock, Elizabeth.1978. Perkembangan Anak,Jilid1, Edisi6. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Hadits, Ulumul. 2010. Makalah Psikologi Tentang Perkembangan Sosial Anak. Kosmaext

Moeslichaton. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka cipta.

Nasution, Fadilah. 2010. Penerapan Metode Bercerita Tutor dalam Pengembangan Kemampuan

Bahasa pada Anak Usia Dini di PAUD Novia. Skripsi. Medan: FIP Universitas Negeri Medan.

Nugraha, Ali, Rachmawati, Yeni. Sosial Metode Pengembangan. Universitas Terbuka.

Nurjanah, Dewi. 2010. Penggunaan Metode Bercerita Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa

pada Anak Didik KelompokB di TK Aisyiyah 1 Dibalngemplak Boyolali

Romawati, Novi. 2007. Metode Bercerita sebagai Penanaman Agama Islam Pada Anak Usia

Prasekolah di Taman Kanak-anak Bait Al-Fallah Pondok Ranji. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membandingkan rataan bobot komponen karkas atau potongan komersial karkas terhadap bobot total komponen karkas dan bobot karkas dingin yang sama pada masing-masing bangsa

Harapan siswa tunanetra dalam kegiatan belajar mengajar matematika yaitu guru yang sabar, tersedianya alat peraga yang memadai, adanya buku sumber untuk siswa,

Penulis juga membuat aplikasi web-nya dengan Macromedia MX yang digunakan untuk mengatur tata letak tampilan dan desain dari web agar lebih atraktif dan indah.Walaupun begitu

Tema yang diangkat untuk judul proyek ini adalah Arsitektur Eklektik, melihat bagaimana melekatnya kebudayaan yang ada di Desa Tongging, yang nantinya akan dipadukan dengan gaya

4.4 Pengaruh Customer Service Experience terhadap Behavior Intentions Tamu Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa. 4.4.1 Hasil Pengujian Uji Klasik dan Regresi

Rubrik Seleb merupakan kumpulan berita yang berisi mengenai dunia. selebritis baik yang dirangkum dari selebritis internasional

Nilai-nilai karakter bangsa itu berkaitan erat dengan hajat hidup dan kehidupan manusia Indonesia yang tidak hanya mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi juga berkaitan

Tidak ada pelamar dari Formasi Cumlaude/Lulusan Terbaik, akan diisi dari pelamar lain yang mendaftar pada jabatan ini dan memenuhi nilai ambang batas (Passing Grade)