• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN RISIKO BENCANA KOTA BLITAR 2019-2024

N/A
N/A
nabil eko

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN RISIKO BENCANA KOTA BLITAR 2019-2024"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

TUJUAN

RUANG LINGKUP

LANDASAN HUKUM

PENGERTIAN ISTILAH

SISTEMATIKA PENULISAN

METODE

  • Metode Penyusunan Dokumen Kajian dan Peta Risiko Bencana
  • Korelasi Penyusunan Dokumen Kajian dan Peta Risiko Bencana

GAMBARAN UMUM

  • Gambaran Umum Kota Blitar
  • Topografi dan Geologi
  • Hidrologi
  • Klimatologi
  • Penggunaan Lahan
  • Potensi Pengembangan Wilayah
  • Demografi dan Sanitasi
  • Penataan Ruang
  • KONDISI KEBENCANAAN
    • Kondisi Umum Kebencanaan

Kedalaman tanah efektif di Kota Blitar rata-rata di atas 90 cm sehingga cocok untuk ditanami dengan mengoptimalkan pertumbuhan akar. Hal ini menunjukkan perubahan hari hujan dan curah hujan akibat perubahan iklim mulai terasa di Kota Blitar. Angka kelahiran di Kota Blitar mengalami peningkatan sebesar 6,67 persen pada tahun 2017 dibandingkan tahun lalu yaitu sebesar 5,45 persen.

Kondisi sanitasi di Kota Blitar pada masing-masing kecamatan ditunjukkan pada Peta Risiko Sanitasi Kota (Gambar 2.6). Yang terjadi adalah penurunan muka air tanah dan kolam di beberapa lokasi di Kota Blitar. Kawasan rawan bencana di kota Blitar tidak lepas dari keberadaan Gunung Kelud yang merupakan salah satu gunung berapi di Jawa Timur.

Yang kedua adalah indeks bahaya gempa bumi, cuaca ekstrim, dan kebakaran bangunan serta pemukiman dengan karakteristik paparan di seluruh wilayah administrasi Kota Blitar. Hasil penilaian risiko per kecamatan di Kota Blitar yang diperoleh dengan menggunakan parameter bahaya, kerentanan dan kapasitas ditunjukkan pada tabel 3.17 di bawah ini.

KAJIAN RISIKO BENCANA

Indeks Ancaman Bencana / Bahaya dan Indeks Penduduk Terpapar

Untuk menentukan indeks bahaya banjir lahar hujan digunakan parameter letusan gunung berapi (VEP) yang dipadukan dengan parameter banjir bandang. Penilaian terhadap ancaman bencana di suatu daerah harus memperhitungkan kepadatan penduduk yang terpapar di daerah rawan bencana. Karena ancaman hujan lahar ada faktor pemicunya yaitu hujan, sehingga tidak hanya terjadi saat gunung berapi meletus.

Berdasarkan peta Kawasan Rentan Bahaya Vulkanik (KRB) Kelud yang dirilis PVMBG, salah satu ancamannya adalah melalui aliran Sungai Lava yang membelah kota Blitar. Berdasarkan analisis derajat bahaya banjir lahar hujan yang disusun berdasarkan beberapa parameter yaitu; Daerah rawan bencana Gunung Kelud, geomorfologi, hidrologi, tata guna lahan, dan intensitas curah hujan tahunan menunjukkan bahwa kelas atau tingkat bahaya banjir lahar hujan di Kota Blitar berada pada tingkat bahaya tinggi, dengan luas wilayah terancam sebesar 40,72 hektar meliputi 9 sub. -Kecamatan di 2 wilayah kecamatan berada di Kecamatan Kepanjen Kidul yang melewati kecamatan Bendo, Sentul, Tulis, Kepanjen Lor, Ngadirejo dan Kauman. Cuaca ekstrim yang juga dapat muncul dalam bentuk angin puting beliung adalah angin kencang dan berbahaya yang bergerak berputar-putar hingga menyentuh permukaan bumi dan awan kumulonimbus atau dalam beberapa kasus awan kumulus.

Tornado adalah fenomena atmosfer yang paling dahsyat dan hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, biasanya berupa massa berbentuk corong yang menyentuh permukaan bumi dengan ujungnya, sering kali disertai puing-puing dan debu. Kebanyakan tornado memiliki kecepatan antara 64 km/jam dan 177 km/jam, menempuh jarak beberapa kilometer dan akhirnya menghilang. Yang paling ekstrim bisa mencapai kecepatan lebih dari 480 km/jam, membentang lebih dari 1,6 km dan menyentuh permukaan bumi lebih dari 100 km.

Berdasarkan analisis tingkat bahaya cuaca ekstrim yang disusun berdasarkan beberapa parameter yaitu; bukaan tanah, kemiringan lereng dan curah hujan tahunan dapat diketahui bahwa kelas atau tingkat bahaya cuaca ekstrim di Kota Blitar berada pada tingkat bahaya tinggi, dengan luas wilayah terancam sebesar 3394,07 hektar yang meliputi 21 kecamatan di 3 kecamatan. . wilayah kabupaten (seluruh wilayah Kota Blitar). Wilayah Kota Blitar dan sekitarnya terletak pada jalur subduksi lempeng yaitu Lempeng Indo-Australia yang terendam di bawah Lempeng Eurasia. Berdasarkan analisis tingkat bahaya gempa bumi yang disusun berdasarkan beberapa parameter yaitu; Peta Gempa SNI, Jarak Sesar Aktif, Peta MMI 10 Tahun, Kepadatan Sesar, Geomorfologi dan Geologi terlihat kelas atau tingkat bahaya gempa bumi di Kota Blitar berada pada tingkat bahaya sedang, dengan wilayah yang luas.

Kebakaran gedung dan pemukiman disebabkan oleh tiga penyebab utama kebakaran, yaitu gedung yang terbakar, material bangunan yang rusak, dan kesalahan manusia. Berdasarkan analisa tingkat bahaya kebakaran bangunan-perumahan yang telah disusun berdasarkan beberapa parameter yaitu; Frekuensi kejadian, kerugian ekonomi dan korban jiwa terlihat kelas atau tingkat bahaya gempa bumi di Kota Blitar berada pada tingkat bahaya sedang, dengan luas wilayah terancam 1698,9 hektar, meliputi 21 kecamatan di 3 wilayah kecamatan. (seluruh wilayah Kota Blitar). Indeks kependudukan terpapar bahaya cuaca ekstrem, gempa bumi, dan kebakaran bangunan tempat tinggal pada tingkat tinggi.

Kerentanan Sosial

Berdasarkan hasil analisis kerentanan sosial, baik banjir, lahar, hujan, cuaca ekstrem, gempa bumi, kebakaran bangunan dan pemukiman, semuanya berada pada kategori sedang dengan indeks sebesar 0,499. Dapat dipahami bahwa rasio gender, rasio kemiskinan, rasio penyandang disabilitas, dan rasio kelompok umur rentan, jika diakumulasikan pada kelas menengah dengan persentase 20-49.

Indeks Kerugian

Akumulasi kerugian yang mungkin timbul akibat risiko cuaca ekstrim dan gempa bumi pada sektor PPBB bisa mencapai Rp. Indikator kerentanan fisik yang digunakan adalah kepadatan perumahan, ketersediaan bangunan/fasilitas umum dan ketersediaan fasilitas kritikal. Kerugian dari komponen infrastruktur kemudian diubah menjadi 3 kelas skor indeks kerugian infrastruktur per ancaman, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Aliran lahar yang melanda 9 kecamatan praktis menerjang 297 rumah, kerugian yang dialami bisa mencapai Rp. Tabel 3.14 Hilangnya aspek infrastruktur Ancaman banjir lahar hujan. Kerugian pada aspek infrastruktur akibat bahaya cuaca ekstrim, gempa bumi dan kebakaran pada gedung dan rumah berada pada sebaran dan wilayah yang sama. Sedangkan di bidang perumahan, total kerugian rumah mencapai Rp. Sedangkan kerugian sarana pendidikan mencapai Rp.

Dengan demikian, total kerugian infrastruktur mencapai Rp. Tabel 3.15 Kerugian infrastruktur Aspek Ancaman cuaca ekstrim, gempa bumi dan kebakaran pada bangunan – kawasan pemukiman. Karena wilayah kota Blitar tidak memiliki parameter tersebut, maka indeks kerugian lingkungan tidak dapat dihitung dalam skala wilayah kota. Namun kedepannya parameter lingkungan dapat diubah pada skala yang lebih kecil, misalnya pada skala kecamatan dengan memasukkan parameter kawasan terbuka hijau, dan lain-lain.

Indeks Ketangguhan / Kapasitas Daerah

Namun kedepannya parameter lingkungan dapat diubah pada skala yang lebih kecil, misalnya pada skala kecamatan dengan memasukkan parameter kawasan terbuka hijau, dan lain-lain. aliansi di tingkat lokal. Menetapkan anggaran terpadu pengurangan risiko bencana dan memberikan insentif bagi pemilik rumah, rumah tangga berpendapatan rendah, masyarakat, dunia usaha dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam mengurangi risiko yang mereka hadapi. Kumpulkan penilaian risiko dan gunakan sebagai dasar rencana dan keputusan pembangunan perkotaan, pastikan masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan terlibat sepenuhnya dengan informasi ini dan perencanaan ketahanan kota Anda.

Berinvestasi dan memelihara infrastruktur pengurangan risiko bencana yang penting, seperti drainase banjir, yang disesuaikan dengan perubahan iklim sesuai kebutuhan. e. Menerapkan dan menegakkan peraturan konstruksi bangunan dan prinsip perencanaan penggunaan ruang yang realistis dan berorientasi risiko. Identifikasi lahan yang aman bagi penduduk berpenghasilan rendah dan tingkatkan permukiman informal sebanyak mungkin. Tn.

Memastikan program pendidikan dan pelatihan pengurangan risiko bencana tersedia di sekolah dan masyarakat lokal. Melindungi ekosistem dan penyangga alam untuk mengurangi banjir, badai, dan ancaman bencana lainnya yang menjadikan kota rentan. Pasca bencana, pastikan bahwa kebutuhan dan partisipasi masyarakat yang terkena dampak bencana menjadi pusat upaya pemulihan, dengan mendukung mereka dan organisasi masyarakat untuk merancang dan membantu tanggap bencana, termasuk membangun kembali perumahan dan mata pencaharian.

Dari hasil pengukuran menggunakan 71 indikator, Kota Blitar secara umum memiliki indeks ketahanan pada tingkat rendah dengan nilai indeks ketahanan sebesar 0,29 dengan rincian masing-masing prioritas pada tabel berikut. Jika dilihat dari indeks ketahanan Kota Blitar dapat dijelaskan bahwa Kota Blitar mempunyai indeks yang berada pada kategori rendah, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, yang paling dominan diantaranya adalah belum adanya perencanaan terpadu dalam penanggulangan bencana akibat tidak adanya dari studi risiko bencana sebelumnya. Pengembangan sistem pemulihan bencana dan penguatan kebijakan dan kelembagaan penanggulangan bencana juga perlu mendapat perhatian serius, begitu pula pengembangan sistem informasi, pendidikan dan pelatihan.

Perlu adanya peraturan daerah mengenai penanggulangan bencana, pembentukan pusat pengendalian dan operasi (Pusdalops PB), pembentukan tim jitupasna, penguatan database faktual, dan lain-lain. Namun hal-hal lain seperti penanganan tematik daerah rawan bencana, peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana, serta penguatan kesiapsiagaan dan manajemen darurat harus terus digalakkan, meskipun sudah banyak program desa tangguh bencana (Keltana) yang dilaksanakan.

Indeks Risiko

MATRIKS KAJIAN RISIKO BENCANA

  • Matriks Tingkat Ancaman
  • Tingkat Kerugian
  • Tingkat Kapasitas
  • Tingkat Risiko

Matriks tersebut menunjukkan bahwa tingkat kerugian akibat bahaya banjir lahar termasuk dalam kategori sedang karena indeks kerugiannya rendah meskipun tingkat bahayanya tinggi. Sedangkan tingkat kerusakan akibat ancaman gempa bumi, cuaca ekstrem, dan kebakaran gedung-apartemen berada pada kategori tinggi, tingkat ancaman tinggi, dan indeks kerusakan sedang. Satu-satunya cara untuk membaca warna pada tingkat kinerja adalah dengan membalikkan (membalikkan) warna pada tingkat ancaman, tingkat kerugian, dan tingkat risiko.

Matriks tersebut menunjukkan bahwa tingkat kapasitas terhadap semua jenis ancaman bencana (banjir lahar, cuaca ekstrem, gempa bumi, dan kebakaran rumah) berada pada kategori rendah, karena tingkat ancamannya tinggi dan indeks kapasitasnya rendah. Matriks tersebut menunjukkan bahwa tingkat risiko banjir lahar hujan termasuk dalam kategori tinggi karena tingkat kerugian sedang dan tingkat kapasitas rendah. Sedangkan tingkat risiko cuaca ekstrem, gempa bumi, dan kebakaran rumah termasuk dalam kategori tinggi karena tingkat kerugian yang tinggi dan tingkat kapasitas yang rendah.

PETA KEBENCANAAN

  • Peta Ancaman Bencana Kota Blitar
  • Peta Kerentanan Kota Blitar
  • Peta Kapasitas Kota Blitar
  • Peta Risiko Bencana Kota Blitar

Hasil pengkajian risiko bencana Kota Blitar menunjukkan bahwa Kota Blitar mempunyai 4 jenis ancaman, hal ini sangat melekat pada karakter kawasan perkotaan. Prioritas tersebut dilihat berdasarkan tingkat risiko tinggi yaitu gempa bumi, cuaca ekstrem, kebakaran rumah, dan banjir lahar hujan. Berdasarkan kajian risiko bencana ini, rekomendasi sebagai langkah ke depan dalam mengurangi tingkat risiko bencana adalah dengan mengupayakan aspek penurunan tingkat kerentanan dan peningkatan kapasitas.

PENUTUP

REKOMENDASI

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ancaman, tingkat kerentanan, dan tingkat kapasitas masyarakat terhadap pengurangan risiko; serta mengetahui

Risiko sangat rendah berada pada wilayah Gunungapi Merapi yang dipengaruhi oleh tingkat bahaya yang relatif rendah, kerawanan rendah, dan kemampuan menghadapi bencana

Kajian ini bertujuan ingin mempelajari tingkat bahaya lahar hujan dan sebaran kerusakan bangunan pengendali sedimen, infrastruktur, permukiman dan lahan pertanian akibat banjir

Banjir pantai berlaku apabila ribut atau cuaca yang melampau digabung dengan air pasang yang tinggi menyebabkan paras air laut meningkat melebihi normal, memaksa

Kajian ini bertujuan ingin mempelajari tingkat bahaya lahar hujan dan sebaran kerusakan bangunan pengendali sedimen, infrastruktur, permukiman dan lahan pertanian akibat banjir

Desa Wanadri memiliki ancaman bencana tanah longsor pada tingkat sedang sampai tinggi. Seluruh permukiman di Desa Wanadri adalah memusat, menyebabkan tingginya

Hasil dari analisis antara ketinggian genangan banjir dan lama genangan banjir di query sehingga memperoleh karakteristik bahaya banjir rendah, sedang dan tinggi

Memetakan atau revisi peta daerah rawan bencana berikut zonasi larangannya di daerah potensi banjir, longsor, gempabumi, tsunami, angin puting beliung..