KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2026
PROGRAM : PROGRAM PENUNJANG URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
KEGIATAN : Peningkatan Pelayanan BLUD
SUB KEGIATAN : Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD PAGU SUB KEGITAN : 608.579.934,-
A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pengelolaan BLU sebagai bagian dari perbendaharaan negara telah disebutkan dalam UndangUndang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 1 angka 1 mendefinisikan Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Perbendaharaan negara juga meliputi pengelolaan Badan Layanan Umum.
Pembentukan BLU diatur pula dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. PP Nomor 12 Tahun 2019 pada Pasal 205 menentukan bahwa Pemerintah daerah dapat membentuk BLUD dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BLUD memiliki fleksibilitas (keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan Dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal 1 angka 2 Permendagri 79 Tahun 2018) dalam pengelolaan keuangan meliputi pengelolaan
pendapatan, pengelolaan belanja, dan pembiayaan. Badan Layanan Umum (BLU) merupakan salah satu produk dari reformasi keuangan. Adanya reformasi keuangan berdampak pada kegiatan pelayanan BLU/BLUD kepada masyarakat.
Salah satunya terkait pengelolaan keuangan BLU/BLUD yang kini lebih mengedepankan efisiensi maupun efektivitas dan produktivitas pelayanan masyarakat, alih-alih mencari keuntungan.
Anggaran BLUD dimanfaatkan untuk jasa pelayanan dan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan, sedangkan biaya operasional pelayanan kesehatan digunakan untuk obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, serta kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya. Pemanfaatan dana kapitasi tersebut harus direncanakan dalam bentuk program dan kegiatan pada RKA-DPA SKPD Dinas Kesehatan dan dianggarkan dalam APBD. Dalam hal dana BLUD tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenan, dana BLUD tersebut digunakan untuk tahun anggaran berikutnya.
2. Dasar Hukum
Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
Surat Edaran Wali Kota Sawahlunto Nomor : 900.1.1.2/387/
BPKAD-SWL/2024 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dalam rangka Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2025
Keputusan Wali Kota Sawahlunto Nomor 100.3.3.3-234-2024 tentang Standar Harga Satuan Barang dan Jasa Tahun 2025 sebagai pedoman dalam penyusunan RKA-SKPD TA 2025
3. Alasan Sub kegiatan ini dilaksanakan
Alasan sub kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Kepala Daerah menetapkan kebijakan fleksibilitas BLUD dalam Perkada yang dilaksanakan oleh pejabat pengelola BLUD. Pejabat pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan fleksibilitas BLUD dalam pemberian kegiatan pelayanan umum terutama pada aspek manfaat dan pelayanan yang dihasilkan.
B. Kegiatan Yang akan dilaksanakan
1. BLUD diperbolehkan untuk menggunakan seluruh pendapatannya untuk membiayai belanja BLUD. Hal inilah yang menjadi poin penting terkait dengan fleksibilitas untuk menunjang pelayanan masyarakat yang lebih efektif dan efisien. Ketentuan terkait dengan pendapatan BLUD, diatur sebagai berikut:
Seluruh pendapatan BLUD dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLUD yang bersangkutan.
Pendapatan BLUD meliputi pendapatan yang diperoleh dari aktivitas peningkatan kualitas pelayanan BLUD sesuai kebutuhan
Pendapatan BLUD bersumber dari :
jasa layanan, berupa imbalan vang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain.
Pendapatan hibah digunakan sesuai dengan tujuan pemberian hibah, sesuai dengan peruntukannya yang selaras dengan tujuan BLUD sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah, hasil kerja sama dengan pihak lain, dapat berupa hasil yang diperoleh dari kerja sama BLUD, APBD, berupa pendapatan yang herasal dari DPA APBD, lain-lain pendapatan BLUD yang sah, meliputi : jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD, investasi dan pengembangan usaha.
2. Belanja BLUD terdiri atas:
Belanja operasi Belanja operasi mencakup seluruh belanja BLUD untuk menjalankan tugas dan fungsi, meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga dan belanja lain.
Belanja Modal Belanja modal mencakup seluruh belanja BLUD untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan BLUD, meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.
3. Pembiayaan BLUD merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan BLUD, terdiri atas:
Penerimaan pembiayaan, meliputi:
1) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya 2) Divestasi
3) Penerimaan utang/pinjaman
Pengeluaran pembiayaan, meliputi:
1) Investasi;
2) Pembayaran pokok utang/pinjaman
C. Tujuan
Pelaksanaan anggaran BLUD bertujuan untuk
Meningkatkan efisiensi, kemandirian keuangan, dan kualitas pelayanan.
Terlaksanaan operasional pelayanan puskesmas
Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan di Puskesmas
Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Puskesmas
D. OUTPUT DAN OUTCOME
No. Rincian Kegiatan
Jumlah pelaksanaan
kegiatan
Target
Output Target Outcome 1. Belanja Barang dan Jasa
BLUD
12 Kali 1 Unit Kerja
KBK 100%
2. Belanja Modal BLUD 1 Kali 1 Unit Kerja
100%
E. PENERIMA MANFAAT
No Nama Kegiatan Jumlah Penerima
Manfaat
1 Belanja Barang dan Jasa BLUD 1 Unit Kerja
Puskesmas Kampung Teleng 2 Belanja Barang dan Jasa BLUD 87700 Orang peserta
BPJS wilayah kerja Puskesmas
Kampung Teleng
3 Belanja Modal BLUD 1 Unit Kerja
Puskesmas Kampung Teleng
F. INDIKASI KEBUTUHAN DANA DAN LOKASI KEGIATAN
No. Rincian Kegiatan Usulan Output
Satuan SSH/SBU/
ASB/HSPK
Usulan Kebutuhan Dana (Rp.)
Sumber Dana
Belanja Operasi 608.579.934,-
Belanja Barang dan Jasa BLUD
Belanja Barang dan Jasa BLUD
1 Tahun 1 Kali 557.757.534, -
557.757.534,- DAU
Belanja Modal BLUD Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
1 Tahun 1 Kali 50.822.400,- 50.822.400,- DAU
Total Kebutuhan 608.579.934,-
E. RENCANA ANGGARAN KEGIATAN
NO URAIAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Belanja Barang dan Jasa BLUD 2 Belanja Modal BLUD
F. UNIT KERJA PELAKSANA
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Kampung Teleng Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Sawahlunto.
G. METODE PELAKSANAAN
Swakelola/Pengadaan Langsung/ e-katalog atau purchasing / kontraktual).
Sawahlunto, 24 Mei 2025 Kepala Puskesmas Kampung Teleng
drg. Widiawati Pembina TK 1/ IV.b NIP. 197208212003122001