• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik tanah gambut provinsi Riau

N/A
N/A
M. Farhan Munif

Academic year: 2023

Membagikan "Karakteristik tanah gambut provinsi Riau"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

M. Farhan Munif 2007125625

Teknik Lingkungan/A

KARAKTERISTIK TANAH GAMBUT PROVINSI RIAU

UTS MEKANIKA TANAH

(2)

03 01 02 04 05

DEFINISI TANAH GAMBUT

PEMBENTUKANTANAH GAMBUT

KARAKTERISTIK TANAH GAMBUT

KARAKTERISTIK TANAH GAMBUT DI RIAU

PESEBARAN GAMBUT DI RIAU

T A B E L PE M B A H A SA N K A R A K T E R IST IK G A M B UT D I PR O V IN S I R IA U

(3)

Gambut merupakan sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan diuraikan oleh bakteri aerobik dan anaerobik. Lingkungan pengendapan gambut merupakan daerah yang jenuh air (> 90 %)

DEFINISI TANAH GAMBUT

01

(4)

Sebagian besar lahan gambut di Indonesia tersebar di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan. Pemanfaatan

gambut di Indonesia saat ini masih sebatas untuk lahan pertanian dan perkebunan, sedangkan pemanfaatan gambut sebagai sumber energi masih belum dilakukan.

DEFINISI TANAH GAMBUT

01

(5)

Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya yang

menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai.

Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik yaitu pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses deposisi dan tranportasi, berbeda dengan proses pembentukan tanah mineral yang pada umumnya merupakan proses pedogenik.

PEMBENTUKAN TANAH GAMBUT

02

(6)

PE M B E N T U K A N T A N A H G A M B UT

Merupakan gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi oleh air hujan, sehingga miskin mineral dan unsur hara

gambut yang terbentuk pada daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air sungai atau laut, sehingga kaya akan mineral dan unsur hara lainnya.

OMBROGENUS

TOPOGENUS

Gambut dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan lingkungan pembentuknya, yaitu:

02

(7)

K A R A K T E R IST IK T A N A H G A M B UT

Rendahnya kandungan hara kimia dan kesuburannya (nutrient)

Rendahnya daya dukung (bearing capacity) lahan terhadap tekanan Mudah mengalami

kering tak balik (irreversible drying)

Mudah ambles (subsidence)

Terbatasnya jumlah mikroorganisme

( Karakterisitik spesifik dari tanah gambut yang membedakan dengan tanah mineral umumnya)

Rendahnya pH

Tingginya kandungan bahan organik dan karbon

03

(8)

K A R A K T E R IST IK T A N A H G A M B UT

Berdasarkan tingkat kesuburannya, gambut terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Eutropik (subur), mesotropik (sedang), danoligotropik (tidak subur).

Gambut topogen yang dangkal dan dipengaruhi oleh air tanah dan sungai pada umumnya masuk katagori mesotropik sampai eutropik, sedangkan gambut ombrogen yang hanya dipengaruhi oleh air hujan masuk katagori oligotropik.

03

(9)

T A N A H G A M B UT D I PR O V IN S I R IA U

Lahan gambut di Indonesia diperkirakan sekitar 14,95 juta hektar tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua serta sebagian kecil di Sulawesi.

Luas lahan gambut di Provinsi Riau diperkirakan 4.827.972 Ha, merupakan 51,06% dari luas lahan Provinsi Riau. Lahan gambut tersebut dijumpai diseluruh vvilayah Kabupaten/Kotamadya di Riau, termasuk di Kotamadya Pekanbaru. Namun lahan gambut yang terluas dijumpai di kabupaten Bengkalis dan Indragiri Hilir

04

(10)

K A R A K T E R IST IK T A N A H G A M B UT D I PR O V IN S I R IA U

Riau mempunyai lapisan gambut terdalam di dunia, yaitu mencapai 16 meter terutama di wilayah Kuala Kampar.

Gambut sebagai lahan budidaya terletak pada gambut dangkal, sedang, dan dalam. Sedangkan gambut yang terletak sangat dalam difungsikan sebagai lahan konsevasi.

Lahan budidaya tersebar pada tepian dan kaki kubah gambut, sedangkan lahan konsevasi tersebar pada pucak kubah gambut atau di tengah-tengah antara sungai besar

KARAKTERISTIK BERDASARKAN GEOGRAFIS

04

(11)

warna endapan gambut yang terdapat di daerah Riua, sering dijumpai berwarna cokelat muda sampai kehitaman.

Warna hitam diperkirakan karena pengaruh dari terbakarnya material pembentuk gambut di permukaan, derajat pembusukan, dan kandungan zat organik.

Gambut yang lebih dalam mempunyai pH yang lebih rendah.

Tanah gambut di Indonesia sebagian besar bereaksi masam hingga sangat masam dengan pH <4,0.

Kebakaran lahan gambut akan mempercepat munculnya lapisan tanah mineral yang miskin pada bagian bawah permukaan tanah gambut dan bereaksi lebih masam serta ketersediaan Pnya lebih rendah.

KEMASAMAN TANAH WARNA

K A R A K T E R IST IK T A N A H G A M B UT D I PR O V IN S I R IA U

04

(12)

Kadar abu dalam gambut di Indonesia umumnya kurang dari 1%, kecuali pada tanah- tanah gambut yang mengalami kebakaran.

Umumnya terjadi

kebakaran di daerah Riau mebuat kadar abu menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Menurut laporan, kadar abu tanah gambut dari

Sumatera antara 1 sampai 15%

Penurunan kemampuan menyimpan air menyebabkan lahan gambut rentan terhadap kebakaran pada musim kemarau dan mudah mengalami kebanjiran pada musim hujan.

Kebakaran lahan gambut menyebabkan koloid-koloid penyusun gambut yang bersifat hidrofilik mengalami penurunan konsentrasi, sehingga daya simpan air menjadi berkurang

KAPASITAS SIMPAN AIR KADAR

ABU

K A R A K T E R IST IK T A N A H G A M B UT D I PR O V IN S I R IA U

04

(13)

Gambut di Riau umumnya merupakan gambut ombrogen, terutama gambut pedalaman yang terdiri atas gambut tebal dan miskin unsur hara, digolongkan ke dalam tingkat oligotrofik1 sampai 15%

Berat isi (BD) tanah gambut lapisan atas bervariasi antara 0,1-0,2 g cm-3

tergantung pada tingkat dekomposisinya.

Volume gambut akan menyusut bila lahan gambut didrainase, sehingga terjadi penurunan permukaan tanah 52 (subsiden).Selain karena pemadatan gambut, subsiden juga terjadi karena adanya proses

dekomposisi dan erosi.

BERAT ISI STATUS

HARA

K A R A K T E R IST IK T A N A H G A M B UT D I PR O V IN S I R IA U

04

(14)

Provinsi Riau salah satu dari banyak provinsi di Indonesia yang

mengalami ketimpangan akses dan penguasaan lahan, terlebih di lahan gambut. Sebagaimana diketahui bahwa luas lahan gambut di Provinsi Riau sejumlah kurang lebih 50% dari total luasan Provinsi Riau yang tersebar di hampir seluruh wilayah kabupaten. Sehingga dari total luasan Provinsi Riau ±9 juta hektar, lebih dari 4 juta hektarnya

merupakan gambut dengan kedalaman yang bervariasi. Invansi dan ekspansi industri di Riau

mengakibatkan menurunnya kualitas gambut, yang juga berkontribusi terhadap perubahan iklim.

PESEBARAN GAMBUT DI PROVINSI RIAU

Gambar 1.1 Peta sebaran gambut berdasarkan kedalamannya di Provinsi Riau

05

(15)

Kabupaten

Kedalaman Gambut (cm)

Total

<100 100-200 200-300 >300

Indragiri Hilir 377.714,2 5.356,1 433.675,7 181.864,4 998.610,4 Indragiri Hulu 12.247,8 4.788,9 133.191,1 71.976,3 222.204,1 Pelalawan 41.559,9 21.636,4 418.308,7 275.428,1 756.933,1

Kuantan Sengingi 4.820,6 0,0 0,0 0,0 4.820,6

Meranti 137.888,0 0,0 114.245,3 84.114,9 336.248,2

Siak & Pekanbaru 62.781,3 20.222,7 158.247,4 258.231,9 499.483,3

Kampar 40.185,5 11.976,6 19.750,4 18.419,7 90.332,2

Bengkalis & Dumai 132.166,6 42.442,8 158.296,2 470.985,5 803.891,1 Rokan Hilir 140.635,3 21.336,0 127.119,9 303.639,0 592.730,2

Rokan Hulu 4.657,0 2.904,7 19.426,0 28.499,3 55.487,0

Provinsi Riau 954.656,2 130.664,1 1.582.260,7 1.693.159,0 4.360.740,2

PESEBARAN GAMBUT DI PROVINSI RIAU

Dalam Tabel, hasil menunjukkan total penyebaran gambut berdasarkan kedalaman di Riau mencapai luasan 4.360.740 hektar dan terlihat bahwa wilayah Kabupaten utama yang mempunyai penyebaran lahan gambut yang luas adalah

Kabupaten Indragiri Hilir, Bengkalis dan Dumai, Palalawan, Rokan Hilir, Siak dan Pekanbaru, dan Meranti.

05

(16)

Dari total 4.360.740 hektar luas gambut di Provinsi Riau, dapat dibagi menjadi 2 katagori, yaitu lahan budidaya seluas 2.667.581 hektar dan lahan konservasi seluas 1.693.159 hektar. Lahan budidaya terdiri dari gambut dangkal, gambut sedang, dan gambut dalam, sedangkan lahan konservasi berupa lahan gambut sangat dalam

PESEBARAN GAMBUT DI PROVINSI RIAU

Berdasarkan pemanfaatan kawasan lahan gambut

05

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Fahmuddin., dkk. (2014). Pembentukan, Karakteristik, dan Potensi Mendukung Ketahanan Pangan (Edisi Revisi). Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan pertanian kementerian pertanian.

Dariah, Ali., dkk. Karakteristik Lahan Gambut. Panduan Pengelolaan Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegradasi.16-29.

Hartatik, Wiwik. (2004). Sifat Kimia dan Fisik Tanah Gambut. Jurnal Wiwik Hartatik, I.GM.Subiksa, dan Ai Dariah. 45-56.

Masganti., dkk. (2014). Karakteristik dan Potensi Pemanfaatan Lahan Gambut Terdegradasi di Provinsi Riau.Jurnal Sumberdaya Lahan, 8.59-66.

Mubekti. (2011). Studi Pewilayahan Dalam Rangka Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan Di Provinsi Riau. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 8.88-94.

Wibisono, Sigit dan Priyono. (2018). Karakteristik Gambut Berdasarkan Analisis Geokimia dan Petrografi Organik di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.Jurnal Buletin Sumber Daya Geologi, 13.124-140.

(18)

Sekian dari pembahasan karakteristik tanah gambut di Provinsi Riau

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya pemerintah harus lebih sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan, terutama pada kawasan gambut dan lahan gambut yang rawan akan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan gambut di kecamatan Lintong Nihuta di areal tertinggi memiliki tingkat kematangan fibrik dengan kadar C-organik, nilai KTK dan rasio

Perubahan dari kelas kemampuan lahan ini berarti lahan gambut yang awalnya tidak baik untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena tingkat

Pemanfaatan tanah gambut untuk budidaya padi sawah dihadapkan pada. beberapa masalah seperti tingkat kemasaman, status dan keseimbangan

Menurut Masganti (2013), pemilihan lahan gambut sebagai pemasok bahan pangan pada masa mendatang didasarkan atas pertimbangan (1) produktivitas masih rendah, (2)

Dari regresi linier yang diberikan kedalam grafik hubungan antara konsentrasi CO2 dan tingkat kematangan gambut, didapatkan hasil bahwa tingkat kematangan

Model pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan pada lahan gambut di Provinsi Riau membutuhkan data-data tentang lahan dan sosial-ekonomi yang terpadu. Penelitian

Hasil seleksi secara kualitatif diperoleh 5 isolat aktinomisetes dari tanah gambut Desa Langkai, Siak Riau yang mampu menghasilkan enzim protease yang ditandai dengan